The Art of War oleh Sun Tzu adalah salah satu risalah militer tertua tentang seni strategi.

Saat ini, dapat dikatakan bahwa seni ini dapat diterapkan di semua bidang kehidupan, apakah itu bekerja di perusahaan, perusahaan, bukan hubungan sederhana dengan orang-orang, dan banyak lagi. dll. Sangat menarik untuk mempertimbangkan The Art of War dari sudut pandang psikologis.

Komandan mewujudkan kebijaksanaan, kepercayaan, kemanusiaan, keberanian dan keparahan.

Perang adalah cara penipuan. Karena itu, meskipun Anda mampu, tunjukkan pada lawan ketidakmampuan Anda. Ketika Anda harus membawa pasukan Anda ke dalam pertempuran, berpura-pura tidak aktif. Ketika targetnya dekat, tunjukkan bahwa itu jauh; ketika dia benar-benar jauh, berikan kesan bahwa dia dekat.

Memalsukan keuntungan untuk memikatnya. Buat kekacauan sebaik mungkin dan gunakan itu.

Jika sudah penuh, bersiaplah; jika dia kuat, hindari dia.

Jika dia marah, ganggu dia; menghormati bahwa dia berpikir tentang dirinya sendiri.

Jika musuh diistirahatkan, buat dia saring kekuatannya.

Jika sudah bersatu, pisahkan.

Menyerang di mana dia tidak siap, atau maju di tempat yang tidak dia duga.

Strategi perang adalah sebagai berikut: jika kekuatannya sepuluh kali lebih besar dari musuh, kelilingi dia; jika lima kali lebih, serang dia; jika dua kali lebih banyak, bagilah kekuatan Anda. Jika kekuatannya sama, Anda bisa melawannya. Jika ada kurang kekuatan, mengakali dia. Jika Anda kalah jumlah, hindari dia. Oleh karena itu, dia yang bertahan dengan yang kecil akan menjadi tawanan dari yang besar.

Orang yang tahu kapan harus bertarung dan kapan tidak akan menang.

Dia yang mengerti bagaimana menggunakan kekuatan besar dan kecil akan menang.

Orang yang atasan dan bawahannya terbakar dengan keinginan yang sama akan menang.

Dia yang, sepenuhnya siap, menunggu yang tidak siap, akan menang.

Dia yang mengenal musuh dan mengenal dirinya sendiri tidak akan berada dalam bahaya bahkan dalam seratus pertempuran. Dia yang tidak mengenal musuh, tetapi mengenal dirinya sendiri, akan menang atau kalah. Dia yang tidak mengenal musuh maupun dirinya sendiri pasti akan dikalahkan dalam setiap pertempuran.

Tak terkalahkan terletak di dalam diri sendiri; kemungkinan kemenangan tergantung pada musuh.

Oleh karena itu, seseorang yang berhasil dalam perang dapat membuat dirinya tidak terkalahkan, tetapi tidak selalu dapat membuat musuh tunduk, oleh karena itu dikatakan bahwa strategi mengalahkan musuh dapat dipelajari, tetapi tidak selalu dapat diterapkan.

Orang yang tidak bisa menang berada dalam posisi bertahan; siapa yang bisa menang - serangan. Dalam keadaan ini, jika Anda mengambil pertahanan, maka akan ada lebih dari cukup kekuatan, sedangkan saat menyerang mereka akan kurang.

Mereka yang tahu bagaimana mempertahankan diri bersembunyi di kedalaman Bumi. Dia yang tahu bagaimana menyerang jatuh dari ketinggian Surga. Dengan demikian mereka dapat menyelamatkan diri dan mencapai kemenangan penuh.

Untuk berjalan seribu li dan tidak lelah, lintasi wilayah yang tidak berpenghuni. Untuk memastikan pencapaian tujuan saat menyerang, serang di posisi yang tidak dipertahankan. Untuk memastikan kekuatan pertahanan, perkuat posisi yang tidak dapat diserang musuh.

Oleh karena itu, ketika seseorang tahu cara menyerang, musuh tidak tahu di mana harus mengatur pertahanan; ketika seseorang tahu cara bertahan, musuh tidak tahu harus menyerang kemana.

Bentuk kekuatan tentara itu seperti air. Bentuk air adalah untuk menghindari ketinggian dan membidik ke bawah. Bentuk kekuatan tentara adalah untuk menghindari kepenuhan dan menyerang kekosongan. Air membentuk aliran sesuai dengan medan, tentara menuju kemenangan sesuai dengan musuh. Oleh karena itu, tentara tidak memiliki disposisi kekuatan strategis yang permanen; air tidak memiliki bentuk yang tetap.

Komandan memiliki lima bahaya:

Mereka yang ingin mati bisa dibunuh.

Dia yang berusaha untuk hidup dapat terpikat.

Mudah marah dan bertindak tanpa berpikir mungkin tersinggung.

Siapa pun yang ingin menjadi teliti dan murni dapat dipermalukan.

Seseorang yang mencintai orang mungkin dalam kesulitan.

· Dia yang tahu kapan dia bisa bertarung dan kapan dia tidak bisa akan menjadi pemenangnya.

·Pertama, jadilah seperti gadis lugu - dan musuh akan membuka pintunya. Kemudian, jadilah seperti kelinci yang melarikan diri - dan musuh tidak akan punya waktu untuk mengambil tindakan untuk melindungi.

Kesediaan untuk mengorbankan diri demi memenuhi kewajiban adalah dasar untuk mempertahankan hidup.

Ketika tentara berada dalam bahaya maut, mereka tidak takut pada apa pun; ketika mereka tidak memiliki jalan keluar, mereka berpegangan erat; ketika mereka pergi ke kedalaman tanah musuh, tidak ada yang menahan mereka; ketika tidak ada yang bisa dilakukan, mereka bertarung.

· Perang menyukai kemenangan dan tidak menyukai durasi.

Perang adalah cara penipuan. Jika Anda bisa melakukan apapun, tunjukkan pada lawan Anda bahwa Anda tidak bisa; jika Anda menggunakan sesuatu, tunjukkan padanya bahwa Anda tidak menggunakannya; meskipun Anda dekat, tunjukkan bahwa Anda jauh; meskipun kamu jauh, tunjukkan bahwa kamu dekat.

Kualitas dan perbuatan jahat seseorang tergantung pada dirinya sendiri.

·Jika Anda tidak tahu seperti apa anak-anak Anda, lihatlah teman-teman mereka.

· Jika Anda mengetahui bahwa Anda memiliki mata-mata musuh dan mengawasi Anda, pastikan untuk mempengaruhinya dengan keuntungan; bawa dan letakkan bersama Anda.

· Bertarung seratus kali dan menang seratus kali bukanlah yang terbaik dari yang terbaik; yang terbaik dari yang terbaik adalah menaklukkan tentara orang lain tanpa berperang.

· Mengelola banyak sama dengan mengelola sedikit. Ini tentang organisasi.

· Dalam pertempuran, keunggulan jumlah tidak dengan sendirinya memberikan keuntungan. Tidak perlu melakukan serangan, hanya mengandalkan kekuatan militer telanjang.

· Perang terbaik adalah menghancurkan rencana musuh; di tempat berikutnya - untuk memutuskan serikat pekerjanya; di tempat berikutnya - untuk menghancurkan pasukannya. Hal terburuk adalah mengepung benteng.

Musik adalah sumber kegembiraan bagi orang-orang bijak, ia mampu membangkitkan pikiran-pikiran baik dalam diri orang-orang, ia menembus jauh ke dalam kesadaran mereka dan dengan mudah mengubah adat istiadat dan kebiasaan.

Orang yang dengan benar menunjukkan kesalahan saya adalah guru saya; dia yang dengan benar menandai perbuatan setiaku adalah temanku; dia yang menyanjungku adalah musuhku.

Perang adalah penyebab besar negara, dasar hidup dan mati, jalan menuju kelangsungan hidup atau kematian. Ini perlu ditimbang dan dipertimbangkan dengan hati-hati.

Musik adalah sumber kegembiraan bagi orang bijak.

· Masalah datang ketika orang dalam kemalasannya lupa untuk mengurus dirinya sendiri.

The Art of War oleh Sun Tzu adalah manual tertua tentang peperangan yang telah turun ke zaman kita. Risalah "The Art of War" ditulis sekitar akhir abad ke-6 dan awal abad ke-5 SM oleh komandan terbesar saat itu, Sun Tzu, yang tinggal di kerajaan Qi. Masih belum jelas apakah Sun Tzu adalah tokoh sejarah yang nyata dan penulis The Art of War, berdasarkan penelitian terbaru, komandan Sun Bin bisa menjadi penulis yang mungkin. Terlepas dari kenyataan bahwa penulisnya tidak diketahui secara pasti, buku itu tercatat dalam sejarah sebagai - "Seni Perang" oleh Sun Tzu, ada juga nama: "perlakuan pada seni perang" oleh Sun Tzu, "Hukum perang (metode militer) yang terhormat (guru) Sun" .

Filosofi "Seni Perang"

Buku The Art of War sendiri terdiri dari 13 bab, yang menjelaskan tahapan-tahapan utama peperangan. Berikut adalah bab-babnya:

• perhitungan awal
• Berperang.
• Strategis.
• Bentuk pertempuran.
• Kekuatan.
• Kepenuhan dan kekosongan.
• Bertarung dalam perang.
• Sembilan perubahan.
• kenaikan.
• Bentuk medan.
• Sembilan lokasi.
• Serangan api.
• Penggunaan mata-mata.

Buku itu sendiri penuh dengan filosofi Konfusianisme, dan perlu dicatat bahwa inti dari The Art of War karya Sun Tzu adalah bahwa perang harus dihindari. Dan layak menggunakan operasi militer demi kemakmuran negara dan rakyat. Filosofi hidup yang dalam inilah yang membuat buku ini tidak hanya relevan bahkan ribuan tahun setelah ditulis, tetapi juga memungkinkan untuk diterapkan di bidang kehidupan lain, misalnya dalam bisnis.

Menerapkan Seni Perang

Seni Perang Sun Tzu paling tersebar luas di timur, dan, terlebih lagi, termasuk di luar Cina. Secara khusus, risalah tentang seni perang digunakan secara luas di Jepang. Di banyak negara, masih digunakan dalam pelatihan perwira, misalnya, di tentara AS dan Cina. Ada juga banyak cerita yang belum dikonfirmasi bahwa "Seni Perang" digunakan oleh para jenderal terkenal di masa lalu, khususnya Napoleon dan Nazi Jerman.

Karena sebagian besar buku ini ditulis tentang bagaimana berperang tanpa menggunakan kekuatan, buku ini telah banyak digunakan di bidang-bidang yang tidak berhubungan dengan tentara, terutama dalam olahraga, dan juga dalam olahraga. Banyak literatur bisnis modern telah ditulis tentang penggunaan praktis dari tip yang dijelaskan dalam The Art of War. Salah satu yang paling terkenal adalah kisah selir.

Kisah Selir

Suatu ketika pangeran meminta Sun Tzu untuk menunjukkan kemampuannya dalam latihan. Untuk ini, dia menawarkan haremnya untuknya. Itu adalah langkah yang licik, tetapi Sun Tzu tidak menolak, ia membagi harem menjadi dua detasemen, membagikan tombak kepada wanita dan menunjuk dua selir favorit sang pangeran sebagai kepala detasemen.

Detasemen mengambil formasi pertempuran. Ketika Sun Tzu mulai memerintahkan "kanan", "kiri", "maju" - para wanita mulai tertawa dan tidak mematuhi perintah. Sun Tzu berkata: "Detasemen tidak mengikuti perintah, sehingga perlu diulang," yang dia lakukan.

Tetapi para selir tidak mengikuti perintah itu lagi, kemudian Sun Tzu berkata “jika perintah itu tidak diulangi, itu adalah kesalahan komandan, karena komandan menjelaskan perintah itu dua kali.” Dan dia memerintahkan eksekusi dua selir tercinta.

Pangeran, menyadari keseriusan situasi, memutuskan untuk membatalkan perintah, yang Sun Tzu mengatakan bahwa tidak ada yang berhak membatalkan perintah komandan dalam perang dan selir dieksekusi. Setelah itu, para selir mulai mengikuti semua perintah pertama kali.

Kutipan dari buku "The Art of War"

Ada banyak kutipan terkenal dalam buku Sun Tzu The Art of War, kutipan tersebut telah digunakan selama berabad-abad di antara para jenderal. Namun di abad ke-21, kutipan ini juga sering digunakan di daerah yang damai. Kutipan paling terkenal dari buku "The Art of War" dapat Anda baca di bawah ini:

“Perang adalah hal yang hebat bagi negara, itu adalah tanah hidup dan mati, itu adalah jalan hidup dan mati. Perlu dipahami"

“Kekuasaan adalah kemampuan untuk menerapkan taktik sesuai dengan keuntungan”

“Belum pernah terjadi sebelumnya bahwa perang berlangsung lama dan ini akan bermanfaat bagi negara. Oleh karena itu, orang yang tidak sepenuhnya memahami semua kerugian dari perang tidak dapat sepenuhnya memahami semua manfaat perang.

"Perang menyukai kemenangan dan tidak menyukai durasi"

“Dengan tertib, harapkan kekacauan; berada dalam damai, menunggu kerusuhan; ini adalah kendali hati"

“Ada jalan yang tidak diikuti; ada tentara yang tidak diserang; ada benteng di mana tidak ada yang bertarung; ada tempat di mana tidak ada yang bertarung; ada perintah penguasa, yang tidak dilaksanakan"

“Inti dari perang adalah penipuan. Yang terampil harus berpura-pura tidak kompeten. Tunjukkan penyerahan saat siap menyerang. Ketika Anda dekat, berpura-puralah jauh, tetapi ketika Anda sangat jauh, berpura-puralah dekat.

“Memenangkan seratus kemenangan dalam seratus pertempuran bukanlah puncak seni bela diri. Mengalahkan musuh tanpa perlawanan adalah puncaknya"

“Saya berani bertanya: jika musuh muncul dalam jumlah besar dan dalam urutan yang sempurna, bagaimana cara menemuinya? Saya jawab: rebut dulu apa yang dia sayangi. Jika Anda menangkap, dia akan patuh kepada Anda."

Dari semua "Tujuh Kanon Militer", "Strategi Militer" Sun Tzu, yang secara tradisional dikenal sebagai "Seni Perang", adalah yang paling tersebar luas di Barat. Pertama kali diterjemahkan oleh seorang misionaris Prancis sekitar dua abad yang lalu, itu terus dipelajari dan digunakan oleh Napoleon, dan mungkin oleh beberapa komando tinggi Nazi. Selama dua milenium terakhir, itu tetap menjadi risalah militer paling penting di Asia, di mana bahkan orang biasa tahu namanya. Para ahli teori militer Cina, Jepang, Korea dan tentara profesional telah mempelajarinya, dan banyak strategi telah memainkan peran penting dalam sejarah militer legendaris Jepang sejak abad ke-8. Selama lebih dari seribu tahun, konsep-konsep buku ini telah menghasilkan diskusi berkelanjutan dan perdebatan filosofis yang penuh gairah, menarik perhatian tokoh-tokoh yang sangat berpengaruh di berbagai bidang. Meskipun buku tersebut telah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris berkali-kali, dan terjemahan oleh L. Giles dan S. Griffith sejauh ini tidak kehilangan signifikansinya, yang baru terus muncul.

sun tzu dan teks

Sudah lama dianggap bahwa The Art of War adalah risalah militer tertua dan paling mendalam di China, dan semua buku lainnya adalah yang terbaik. Kaum tradisionalis mengaitkan buku itu dengan karakter sejarah Sun Wu, yang aktif pada akhir abad ke-6. SM, mulai dari 512. SM, direkam dalam "Shi Ji" dan dalam "Musim Semi dan Musim Gugur Wu dan Yue". Menurut mereka, buku itu harus berasal dari waktu itu dan berisi teori dan konsep militer Sun Wu sendiri.Namun, para sarjana lain pertama-tama mengidentifikasi banyak anakronisme sejarah dalam teks yang masih ada, seperti: istilah, peristiwa, teknologi, dan konsep filosofis; kedua, mereka menekankan tidak adanya bukti (yang seharusnya ada dalam "Zuo zhuan" - kronik klasik peristiwa politik pada waktu itu) yang menegaskan peran strategis Sun Wu dalam perang antara Wu dan Yue; dan, ketiga, mereka menarik perhatian pada perbedaan konsep perang skala besar yang dibahas dalam The Art of War, di satu sisi, dan, di sisi lain, hanya diingat sebagai atavisme pertempuran akhir abad ke-6. . SM.

Penafsiran tradisional melihat bukti yang signifikan dari kebenarannya dalam kenyataan bahwa banyak bagian dari Seni Perang dapat ditemukan di banyak risalah militer lainnya, yang, dan terbukti, tidak mungkin terjadi jika teksnya tidak lebih awal. . Bahkan diyakini bahwa imitasi grosir ini berarti bahwa The Art of War adalah risalah militer paling awal, dihargai di atas karya lain, lisan atau tulisan. Munculnya konsep-konsep analitis tertentu, seperti klasifikasi lokalitas, juga dikaitkan dengan Sun Tzu; lebih lanjut, penggunaannya oleh para penyusun Sima fa dianggap sebagai bukti yang tak terbantahkan tentang keunggulan historis Sunzi, dan kemungkinan bahwa Sunzi sendiri berasal dari karya lain tidak diperhitungkan.

Namun, bahkan mengabaikan kemungkinan pertambahan dan perubahan di kemudian hari, posisi tradisional masih mengabaikan fakta lebih dari dua ribu tahun peperangan dan taktik sebelum 500 SM. dan mengaitkan penciptaan strategi yang sebenarnya hanya pada Sun Tzu. Sifat ringkas dan sering abstrak dari bagian-bagiannya dikutip sebagai bukti bahwa buku itu disusun pada tahap awal dalam pengembangan tulisan Cina, tetapi argumen yang sama meyakinkan dapat dibuat bahwa gaya filosofis yang canggih hanya mungkin dengan pengalaman tempur dan tradisi studi militer yang serius. . Konsep-konsep dasar dan bagian-bagian umum lebih cenderung berbicara mendukung tradisi militer yang luas dan pengetahuan serta pengalaman progresif daripada mendukung "penciptaan dari ketiadaan".

Dengan pengecualian posisi skeptis usang yang menganggap karya itu sebagai pemalsuan yang terlambat, ada tiga sudut pandang tentang waktu penciptaan "Seni Perang". Yang pertama menganggap buku itu sebagai tokoh sejarah Sun Wu, percaya bahwa edisi terakhir dibuat tak lama setelah kematiannya pada awal abad ke-5. SM. Yang kedua, berdasarkan teks itu sendiri, menganggapnya sebagai pertengahan paruh kedua periode Kerajaan Berperang; yaitu, pada abad IV atau III. SM Ketiga, juga berdasarkan teks itu sendiri, serta sumber-sumber yang ditemukan sebelumnya, menempatkannya di suatu tempat di paruh kedua abad ke-5. SM. Tidak mungkin tanggal yang sebenarnya akan pernah ditetapkan, karena tradisionalis sangat emosional dalam mempertahankan keaslian Sun Tzu. Namun, kemungkinan besar tokoh sejarah seperti itu ada, dan Sun Wu sendiri tidak hanya menjabat sebagai ahli strategi dan, mungkin, komandan, tetapi juga menyusun garis besar buku yang menyandang namanya. Kemudian, yang paling penting diturunkan dari generasi ke generasi di keluarga atau sekolah siswa terdekat, diperbaiki selama bertahun-tahun dan menjadi lebih luas. Teks paling awal kemungkinan diedit oleh keturunan Sun Tzu yang terkenal, Sun Bin, yang juga banyak menggunakan ajarannya dalam Metode Bela Diri.

"Shi Ji" berisi biografi banyak ahli strategi dan jenderal terkemuka, termasuk Sun Tzu. Namun, "Musim Semi dan Musim Gugur Wu dan Yue" menawarkan opsi yang lebih menarik:

"Pada tahun ketiga pemerintahan Helui-wang, para jenderal dari Wu ingin menyerang Chu, tetapi tidak ada tindakan yang dilakukan. Wu Zixu dan Bo Xi berkata satu sama lain: "Kami sedang mempersiapkan prajurit dan perhitungan atas nama penguasa. Strategi ini akan bermanfaat bagi negara dan oleh karena itu penguasa harus menyerang Chu. Tapi dia tidak memberi perintah dan tidak ingin membentuk pasukan. Apa yang harus kita lakukan?"

Beberapa waktu kemudian, Raja Wu bertanya kepada Wu Zixu dan Bo Xi, "Saya ingin mengirim pasukan. Apa pendapat Anda tentang ini?" Wu Zixu dan Bo Xi menjawab, "Kami ingin menerima pesanan." Lord Wu diam-diam percaya bahwa keduanya memendam kebencian yang mendalam untuk Chu. Dia sangat takut bahwa keduanya akan memimpin pasukan hanya untuk dihancurkan. Dia memanjat menara, memalingkan wajahnya ke arah angin selatan dan menghela nafas berat. Setelah beberapa saat, dia menghela nafas lagi. Tidak ada menteri yang mengerti pikiran penguasa. Wu Zixu menduga bahwa penguasa tidak akan membuat keputusan, dan kemudian merekomendasikan Sunzi kepadanya.

Sunzi, bernama Wu, berasal dari Wu. Dia unggul dalam strategi militer, tetapi tinggal jauh dari istana, sehingga orang biasa tidak tahu tentang kemampuannya. Wu Zixu, yang berpengetahuan luas, bijaksana dan berwawasan luas, tahu bahwa Sunzi dapat menyusup ke musuh dan menghancurkannya. Suatu pagi, ketika dia sedang mendiskusikan urusan militer, dia merekomendasikan Sunzi tujuh kali. Penguasa Wu berkata, "Karena Anda menemukan alasan untuk mencalonkan suami ini, saya ingin bertemu dengannya." Dia bertanya kepada Sun Tzu tentang strategi militer, dan setiap kali dia memposting satu atau lain bagian dari bukunya, dia tidak dapat menemukan cukup kata untuk dipuji.

Dengan sangat senang, penguasa bertanya, "Jika memungkinkan, saya ingin menguji strategi Anda." Sunzi berkata, "Itu mungkin. Kita bisa memeriksanya dengan para wanita dari istana bagian dalam." Penguasa berkata: "Saya setuju." Sunzi berkata, "Biarkan dua selir kesayangan Yang Mulia memimpin dua divisi, masing-masing memimpin satu." Dia memerintahkan ketiga ratus wanita untuk mengenakan helm dan baju besi, membawa pedang dan perisai, dan berbaris. Dia mengajari mereka aturan militer, yaitu, maju, mundur, belok kiri dan kanan, dan berputar sesuai dengan ketukan genderang. Dia mengumumkan larangan dan kemudian memerintahkan: "Pada pukulan pertama drum, Anda semua harus berkumpul, dengan pukulan kedua, maju dengan senjata di tangan Anda, dengan yang ketiga, berbaris dalam formasi pertempuran." Para wanita menutup mulut mereka dengan tangan dan tertawa.

Sun Tzu kemudian secara pribadi mengambil sumpit dan memukul genderang, memberi perintah tiga kali dan menjelaskannya lima kali. Mereka tertawa seperti sebelumnya. Sun Tzu menyadari bahwa wanita akan terus tertawa dan tidak akan berhenti.

Sun Tzu- seorang ahli strategi dan pemikir Cina yang luar biasa, yang hidup, mungkin, pada abad VI - V. SM e. Dia adalah penulis risalah terkenal tentang strategi militer. Informasi biografi tentang dia dicatat oleh Sima Qian dalam Catatan Sejarahnya. Diketahui bahwa Sun Tzu lahir di kerajaan Qi dan menjabat sebagai komandan sewaan Pangeran Heluyu di kerajaan Wu.

The Art of War adalah risalah Tiongkok kuno yang paling terkenal tentang strategi militer dan politik. Ini dipelajari di akademi militer dan sekolah bisnis di seluruh dunia, dan banyak pemimpin terkemuka telah terinspirasi oleh pekerjaan ini.

Kami memilih 10 kutipan darinya:

Aturan perang tidak bergantung pada musuh yang tidak datang, tetapi pada apa yang bisa saya temui dengannya; tidak mengandalkan dia untuk tidak menyerang, tetapi mengandalkan saya untuk membuatnya tidak mungkin menyerang diri saya sendiri.

Kekacauan lahir dari keteraturan, kepengecutan lahir dari keberanian, kelemahan lahir dari kekuatan. Keteraturan dan ketidakteraturan adalah sebuah angka; keberanian dan kepengecutan adalah kekuatan; kekuatan dan kelemahan adalah bentuk.

Jika tidak ada manfaatnya, jangan bergerak; jika Anda tidak dapat memperolehnya, jangan gunakan pasukan; jika tidak ada bahaya, jangan berkelahi. Penguasa tidak boleh mengangkat senjata karena kemarahannya; seorang jenderal tidak boleh terlibat dalam pertempuran karena kedengkiannya. Bergerak ketika sesuai dengan manfaatnya; jika ini tidak sesuai dengan manfaatnya, mereka tetap di tempatnya.

Ada jalan yang tidak pergi; ada tentara yang tidak diserang; ada benteng di mana tidak ada yang bertarung; ada tempat di mana tidak ada yang bertarung; ada perintah penguasa, yang tidak dilaksanakan.

Menghindari tabrakan dengan kekuatan besar bukanlah bukti kepengecutan, tetapi kebijaksanaan, karena mengorbankan diri sendiri tidak pernah dan tidak menguntungkan. Sun Tzu Untuk membeli buku Tambahkan ke favorit Tambahkan ke favorit

Penguasa tidak boleh mengangkat senjata karena kemarahannya; seorang jenderal tidak boleh terlibat dalam pertempuran karena kedengkiannya. Bergerak ketika sesuai dengan manfaatnya; jika ini tidak sesuai dengan manfaatnya, mereka tetap di tempatnya. Kemarahan bisa kembali berubah menjadi kegembiraan, kemarahan bisa kembali menjadi kegembiraan, tetapi keadaan yang hilang tidak akan dilahirkan kembali, orang mati tidak akan hidup kembali.

Keahlian seorang komandan dinilai dari ketekunan bawahannya.

Kemarahan membunuh musuh, keserakahan menangkap kekayaannya.

Memenangkan seratus kemenangan dalam seratus pertempuran bukanlah puncak seni bela diri. Mengalahkan musuh tanpa perlawanan adalah puncaknya.

Perang adalah cara penipuan.

Jangan kalah. Berlangganan dan terima tautan ke artikel di email Anda.

"Kerajinan Perang. The Laws of War of the Venerable Master Sun" adalah risalah Tiongkok kuno yang paling terkenal tentang strategi dan politik militer, teks pendirian "sekolah filsafat militer". Risalah ini digunakan dalam operasi militer oleh komandan seperti Vo Nguyen Giap dan Takeda Shingen, dan juga digunakan dalam pelatihan militer di Angkatan Darat AS, termasuk Angkatan Laut.

Penulis risalah adalah ahli strategi dan pemimpin militer Sun Tzu. Awalnya, risalah itu bertanggal akhir 6 - awal abad ke-5 SM, namun, setelah versi panjangnya ditemukan di pemakaman awal era Han pada tahun 1972, beberapa peneliti mulai percaya bahwa itu dibuat. pada paruh kedua abad ke-5 SM. Bagaimanapun, risalah ini adalah dokumen sejarah yang sangat penting, dan merupakan kebahagiaan besar bahwa hari ini setiap orang memiliki kesempatan untuk mengenalnya.

Sun Tzu adalah seorang pemikir Cina, ahli strategi yang hidup, mungkin, pada abad ke-6 SM. Ia menjabat sebagai komandan tentara bayaran Pangeran Huo Lu yang memerintah di kerajaan Wu, berhasil mengalahkan kerajaan terkuat Chu dan merebut ibu kotanya Ying, serta mengalahkan kerajaan Jin dan Qi. Itu adalah jasa Sun Tzu yang membuat kerajaan Wu sangat kuat dan memungkinkannya menjadi bagian dari Tiongkok yang beradab.

Memenuhi permintaan Pangeran Ho Lui, Sun Tzu menulis risalah tentang seni perang “The Art of War. Hukum perang guru terhormat Sun”, setelah itu ia kembali ke kerajaan asalnya Qi, di mana ia menjalani sisa hari-harinya. Ngomong-ngomong, bertahun-tahun kemudian, anggota klan Suni, Sun Quan, Sun Ce dan Sun Jian, yang hidup di era Tiga Kerajaan, mengaku sebagai keturunan Sun Tzu.

Ringkasan risalah “The Art of War. Hukum Perang Tuan Sun Yang Mulia"

Risalah ini terdiri dari tiga belas bab, yang masing-masing dikhususkan untuk aspek tertentu dari perilaku permusuhan. Di bawah ini Anda dapat membaca beberapa ketentuan dari beberapa bagian risalah.

Perhitungan awal

Perang adalah proses yang sangat penting dalam kehidupan negara mana pun, dan untuk memahami prospeknya, perlu menyadari lima komponennya dan menjawab tujuh pertanyaan.

Lima komponen perang adalah:

• "Jalan" - sikap orang-orang terhadap penguasa mereka, kepercayaan padanya, kesiapan mati untuknya. Ini termasuk sumber daya manusia dan yang dimiliki penguasa
• "Surga" - waktu yang tersedia bagi pihak yang berperang
• "Bumi" - kerugian dan keuntungan yang diberikan medan kepada komandan
• "Komandan" - pasukan, keberaniannya, ketidakberpihakan, dan kecerdasannya
• "Hukum" - segala sesuatu yang berhubungan langsung dengan pasukan: pelatihan, tingkat perwira, dll.

Pertanyaan yang harus dijawab:

• Manakah dari penguasa yang ditandai dengan "Jalan" yang paling menonjol?
• Manakah dari komandan yang bisa disebut berbakat?
• Manakah dari komandan yang sudah memiliki pengalaman dalam menggunakan "Surga" dan "Bumi"?
• Tentara siapa yang paling disiplin?
• Pasukan siapa yang paling terlatih?
• Manakah dari komandan yang lebih memahami apa yang terjadi di pasukannya: siapa yang layak mendapat hadiah, dan siapa yang harus dihukum?

Berperang

Dalam proses berperang, diperlukan untuk melakukan yang paling teliti, baik yang jelas maupun transportasi, perbaikan, rumah tangga. Penting untuk memahami kerugian apa yang harus diharapkan dari perang agar dapat menilai manfaat yang akan dibawa perang.

Jika perang diseret keluar, maka semua pihak yang berperang akan menderita kerugian. Seorang komandan yang kompeten, yang mampu menghitung kebutuhan dengan benar, merekrut tentara hanya sekali dan menimbun perbekalan.

serangan strategis

Sebuah pertempuran dan kemenangan jauh dari yang terbaik yang dapat dilakukan seorang penguasa untuk negaranya, dan jauh lebih kompeten untuk memenangkan kemenangan dengan menghindari pertempuran sama sekali. Hal ini paling efektif untuk menjaga keadaan musuh dan angkatan bersenjatanya. Pemenang tanpa kehancuran, pengepungan, dan pertempuran dapat mengandalkan lebih dari yang dia miliki sebelumnya.

Penguasa, yang mengendalikan tentara, bisa menjadi masalah besar bagi seluruh negara bagian. Dan kemenangan dapat diraih jika panglima tahu bagaimana memilih momen untuk berperang dan saat yang harus dihindari, mampu bertarung dengan menggunakan pasukan besar dan kecil, tahu bagaimana menunggu dan menggunakan kelalaian musuh, mampu mengendalikan tentara secara mandiri.

Formulir

Penting untuk dapat membedakan antara kemenangan dan tak terkalahkan. Tak terkalahkan adalah kemampuan untuk mempertahankan diri sendiri, dan karena itu tergantung pada siapa yang berniat untuk menjadi tak terkalahkan. Kemampuan untuk menang dipengaruhi oleh musuh, berdasarkan itu, tidak ada jaminan kemenangan. Kemenangan terhubung dengan serangan, dan tak terkalahkan - dengan pertahanan.

Seorang pemimpin yang cerdas pada awalnya menghitung segalanya, dan hanya setelah itu ia memasuki keributan - ini adalah takdir kemenangannya. Seorang pemimpin yang buta huruf awalnya memasuki pertempuran, dan hanya setelah itu dia berbicara tentang apa yang perlu dilakukan untuk menang - ini adalah takdir kekalahan.

Kekuatan

Tidak terlalu penting apakah pemimpin mengendalikan detasemen kecil atau banyak pasukan, perilaku pertempuran yang benar dan efektivitas manuver jauh lebih penting. Jika pertempuran dilakukan dengan benar, manuver yang efektif akan diberikan untuk memastikan kemenangan, karena. Ada berbagai pilihan pertempuran yang tersedia.

Penting juga untuk memperhitungkan kekuatan dan tingkat perhitungan serangan. Keperkasaan adalah pengumpulan dan pengelolaan kekuatan, dan perhitungan adalah tujuannya. Selama pertarungan, kekuatan harus sesuai dengan situasi yang berubah, dan perhitungan menjamin pelaksanaan serangan kilat.

Kepenuhan dan kekosongan

Berada di medan perang sebelum musuh menghemat sejumlah besar kekuatan, dan pemimpin yang mengirim pasukan ke medan perang segera setelah akhir perjalanan harus mengelola pasukan yang lelah, bahkan jika sebelumnya pasukan itu lebih kuat dari pasukan musuh.

Yang kuat harus dilemahkan, yang punya makanan, yang kuat harus dipaksa pindah. Untuk membingungkan musuh, pertama-tama perlu bergerak ke arah yang dia harapkan, dan kemudian mengubah arah dan pergi ke arah lain. Bahkan jika tidak ada penyergapan di jalan yang panjang, tentara akan datang ke medan perang dengan penuh kekuatan.

Sebuah serangan yang efektif membutuhkan menyerang tempat yang tidak terlindungi. Pertahanan yang efektif membutuhkan mempertahankan tempat yang tidak diserang. Ketika musuh tidak tahu ke mana harus menyerang dan di mana harus bertahan, dia akan membubarkan pasukannya.

Bertarung dalam perang

Bertarung dalam perang itu sulit, dan hal yang paling sulit tentang itu adalah kemampuan untuk memastikan bahwa Anda mengambil keuntungan dari bencana, dan mengubah jalan memutar menjadi langsung. Saat bergerak di sepanjang jalan memutar, diperlukan untuk mengalihkan perhatian musuh, memikatnya dengan keuntungan, sehingga memaksanya untuk melambat. Bertarung di masa perang itu berbahaya, karena dalam upaya mencari untung, kerugian bisa terjadi, dan pasukan yang tidak memiliki persediaan kemungkinan besar akan mati.

Pentingnya informasi tidak dapat ditaksir terlalu tinggi. Jika Anda tidak mengetahui niat sekutu potensial, Anda tidak boleh membuat perjanjian dengan mereka. Jika Anda tidak mengetahui situasi dan medan, tidak mungkin mengirim pasukan dan mendapatkan keuntungan di darat.

lima bahaya

Fitur medan harus selalu diperhitungkan. Tidak perlu mendirikan camp di tengah off-road, tidak perlu berdiri lama di tempat yang tidak ada air, hutan, dan shelter alami. Di tempat-tempat di mana banyak jalur bergabung, aliansi harus dibuat dengan tetangga untuk mencegah serangan tak terduga di salah satu jalur.

Lima bahaya seorang jenderal adalah:

• Keinginan untuk mati dengan cara apa pun - komandan dapat dibunuh
• Keinginan untuk bertahan hidup dengan segala cara - komandan dapat ditangkap
• - komandan bisa mulai membenci
• Kepekaan berlebihan - komandan dapat tersinggung oleh terlalu banyak hal
• Filantropi yang berlebihan - komandan dapat dengan cepat dibiarkan tanpa kekuatan

Bahaya ini bukan hanya kekurangan komandan, tetapi juga bencana bagi seluruh pasukan.

Alih-alih sebuah kesimpulan

Tentu saja, kami hanya menyebutkan beberapa ide, yang dia bicarakan dalam risalahnya “The Art of War. Hukum perang guru terhormat Sun" oleh Sun Tzu. Tetapi ini memiliki kelebihannya sendiri - keinginan untuk mempelajari karya unik ini menjadi lebih kuat, dan ini jauh dari kebetulan.

Dua setengah ribu tahun adalah periode yang sangat besar untuk buku apa pun. Dan buku yang digunakan berbagai orang sebagai buku teks selama ini benar-benar kasus yang unik, kecuali, tentu saja, kita mempertimbangkan berbagai kitab suci. Tetapi bahkan dengan mereka, The Art of War dapat bersaing dalam popularitas - setiap paragraf buku ini menyembunyikan pengalaman tak ternilai dari seorang filsuf dan komandan yang luar biasa, yang dapat berguna tidak hanya dalam perang, tetapi juga dalam kehidupan sipil biasa.