Mady Salvatore. Teori kepribadian

Salvatore R. Maddi adalah profesor di School of Social Ecology di University of California.

Seorang mahasiswa Gordon Allport dan Henry Murray, ia menyerap pendekatan holistik mereka terhadap kepribadian, meminjam dari mereka konsep "personologi", yang tampaknya agak kuno hari ini. Secara paralel, ia diilhami dengan cara berpikir eksistensialis (yang diprediksi Allport sebagai masa depan yang hebat) dan pada 1970-an menjadi terkenal sebagai penulis konsep asli kebutuhan, keinginan akan makna, neurosis eksistensial, dan psikoterapi eksistensial.

Selama 15 tahun terakhir, arah utama karyanya adalah studi, diagnosis, dan fasilitasi ketahanan - karakteristik kepribadian inti yang mendasari "keberanian untuk menjadi" menurut P. Tillich dan sebagian besar bertanggung jawab atas keberhasilan individu dalam menghadapi situasi kehidupan yang merugikan.

Buku (1)

Teori kepribadian - analisis komparatif

Psikologi adalah ilmu yang aneh. Perlu memikirkan masalahnya, segera setelah semuanya menjadi tidak jelas.

Nah, sungguh, apakah seseorang tahu mengapa dia memikirkan sesuatu? Balzac secara akurat menulis dalam "Drama on the Seashore": "Pikiran tenggelam ke dalam hati atau kepala kita tanpa bertanya kepada kita." Seseorang dapat memberi dirinya penjelasan hanya tentang apa yang dia sadari. Tapi dia tidak bisa menjelaskan transisi dari salah satu pikirannya ke yang lain.

Kita tidak tahu bagaimana mewujudkan penciptaan pikiran. Pikiran selalu hadir dalam pikiran kita dalam bentuk yang sudah jadi. Karena itu, mungkin, secara umum, lebih tepat untuk mengatakan bukan "Saya pikir", tetapi "Saya pikir". Tetapi apakah "Aku" yang misterius ini, yang bahkan, tampaknya, tidak memikirkan dirinya sendiri?

Varian disonansi kognitif dari model konsistensi mempertimbangkan konsistensi atau inkonsistensi antara elemen kognitif, biasanya harapan dan persepsi peristiwa. Sebaliknya, varian model konsistensi, yang sekarang akan kita bahas di sini, menggambarkan konsistensi atau ketidakkonsistenan antara tingkat aktivasi atau ketegangan kebiasaan dan aktual. Seperti semua teori konsistensi, isinya relatif tidak penting. Teori Fiske dan Muddy secara praktis merupakan satu-satunya konsep aktivasi yang berkaitan dengan kepribadian. Seperti yang akan Anda lihat, ini lebih komprehensif daripada model disonansi kognitif.

POSISI FISCKE DAN MUDDI

Donald W. Fiske lahir di Massachusetts pada tahun 1916. Setelah belajar di Harvard, ia menerima gelar PhD dalam bidang psikologi dari University of Michigan pada tahun 1948. Saat mengajar dan meneliti di lingkungan universitas, ia menjadikan minat utamanya masalah pengukuran variabel kepribadian dan pemahaman kondisi di mana perilaku manusia menunjukkan variabilitas. Di Harvard dan Kantor Komunikasi Strategis selama Perang Dunia II, ia berada di bawah pengaruh Murray, Allport, dan White. Fiske adalah presiden Asosiasi Psikologi Midwestern dan sekarang menjadi ketua bersama Departemen Psikologi di Universitas Chicago.

Salvatore R. Maddi lahir di New York pada tahun 1933 dan menerima gelar PhD dalam bidang psikologi pada tahun 1960 dari Harvard. Ketika dia di Harvard, dia beruntung bisa belajar dengan Allport, Beykan, McClelland, Murray, dan White. Bekerja secara profesional di lingkungan universitas, menggabungkan pengajaran dan penelitian, Muddy terutama tertarik pada perlunya keragaman dan perubahan pribadi. Kolaborasi Muddy dengan Fiske dimulai pada tahun 1960 dan menghasilkan, setelah beberapa tahun, pada posisi yang disajikan di bawah ini. Muddy saat ini adalah Direktur Program Pelatihan Klinis Psikologi Sarjana di Departemen Psikologi di University of Chicago.

MODEL KONSISTENSI:
OPSI AKTIVASI

Varian disonansi kognitif dari model konsistensi mempertimbangkan konsistensi atau inkonsistensi antara elemen kognitif, biasanya harapan dan persepsi peristiwa. Sebaliknya, varian model konsistensi, yang sekarang akan kita bahas di sini, menggambarkan konsistensi atau ketidakkonsistenan antara tingkat aktivasi atau ketegangan kebiasaan dan aktual. Seperti semua teori konsistensi, isinya relatif tidak penting. Teori Fiske dan Muddy secara praktis merupakan satu-satunya konsep aktivasi yang berkaitan dengan kepribadian. Seperti yang akan Anda lihat, ini lebih komprehensif daripada model disonansi kognitif.

POSISI FISCKE DAN MUDDI

Donald W. Fiske lahir di Massachusetts pada tahun 1916. Setelah belajar di Harvard, ia menerima gelar PhD dalam bidang psikologi dari University of Michigan pada tahun 1948. Saat mengajar dan meneliti di lingkungan universitas, ia menjadikan minat utamanya masalah pengukuran variabel kepribadian dan pemahaman kondisi di mana perilaku manusia menunjukkan variabilitas. Di Harvard dan Kantor Komunikasi Strategis selama Perang Dunia II, ia berada di bawah pengaruh Murray, Allport, dan White. Fiske adalah presiden Asosiasi Psikologi Midwestern dan sekarang menjadi ketua bersama Departemen Psikologi di Universitas Chicago.

Salvatore R. Maddi lahir di New York pada tahun 1933 dan menerima gelar PhD dalam bidang psikologi pada tahun 1960 dari Harvard. Ketika dia di Harvard, dia beruntung bisa belajar dengan Allport, Beykan, McClelland, Murray, dan White. Bekerja secara profesional di lingkungan universitas, menggabungkan pengajaran dan penelitian, Muddy terutama tertarik pada perlunya keragaman dan perubahan pribadi. Kolaborasi Muddy dengan Fiske dimulai pada tahun 1960 dan menghasilkan, setelah beberapa tahun, pada posisi yang disajikan di bawah ini. Muddy saat ini adalah Direktur Program Pelatihan Klinis Psikologi Sarjana di Departemen Psikologi di University of Chicago.

Teori aktivasi adalah tren modern dalam psikologi, yang memiliki dampak signifikan pada banyak cabang disiplin ilmu ini. Dapat dimengerti bahwa bidang penelitian kepribadian, mengingat kompleksitasnya, telah dipengaruhi oleh teori aktivasi sampai batas terakhir dan sangat kecil. Tapi Fiske dan Maddi (1963; Maddi dan Propst, 1963) telah mengusulkan varian teori aktivasi yang tidak hanya melampaui kebanyakan orang lain dalam kelengkapan dan sistematisitas, tetapi juga cukup berlaku untuk masalah kepribadian. Dalam teori koherensi varian disonansi kognitif, penekanannya adalah pada ketidaksesuaian atau kebetulan antara dua elemen kognitif, biasanya harapan atau keyakinan di satu sisi, dan persepsi suatu peristiwa di sisi lain. Dalam teori aktivasi yang dikemukakan oleh Fiske dan Muddy, divergensi juga merupakan penentu perilaku yang paling penting. Namun, perbedaan tidak dianggap antara dua elemen kognitif, tetapi antara tingkat aktivasi yang digunakan seseorang dan tingkat yang dia alami saat ini. Perbedaan antara tingkat aktivasi kebiasaan dan aktual selalu menghasilkan perilaku yang ditujukan untuk mengurangi perbedaan. Oleh karena itu, posisi Fiske dan Muddy merupakan contoh model konsistensi dalam bentuknya yang paling murni.

Mari kita mulai membahas teori ini dengan segera merumuskan tren inti: seseorang akan berusaha untuk mempertahankan tingkat aktivasinya (karakteristik) yang biasa. Untuk mencoba menemukan dasar dalam pengalaman pribadi Anda untuk memahami arti dari kecenderungan inti ini, ingatlah bahwa aktivasi adalah kata untuk tingkat gairah, atau kelincahan, atau energi Anda. Cobalah untuk mengingat saat-saat ketika apa yang terjadi membuat Anda lebih atau kurang bersemangat dari biasanya, atau membutuhkan lebih atau kurang keaktifan dan energi dari biasanya. Jika menurut Anda situasinya terlalu menggairahkan Anda atau tidak cukup, dan Anda mencoba mengubahnya entah bagaimana, atau berpikir bahwa persyaratan untuk keaktifan dan energi terlalu besar atau tidak signifikan, dan mencoba untuk memperbaikinya, maka Anda menemukan dasar untuk pemahaman intuitif aspirasi inti, yang diusulkan oleh Fiske dan Muddy. Sangat mungkin bahwa beberapa dari Anda merasa sulit untuk memahami hubungan ini dengan pengalaman hidup Anda tanpa pertimbangan lebih lanjut dan lebih rinci dari posisi ini. Saya pikir ini karena konsepnya cukup baru dan asing, dan juga karena pinjaman psikologis dari konsep aktivasi tidak segera terlihat. Oleh karena itu, marilah kita bergegas ke studi yang lebih rinci tentang posisi tersebut.

Tingkat aktivasi kebiasaan dan aktual

Menurut Fiske dan Muddy (1961, p. 14), aktivasi adalah konsep neuropsikologis yang secara psikologis menggambarkan inti makna yang umum seperti keaktifan, perhatian, ketegangan, dan gairah subjektif; dari sisi neurologis - keadaan eksitasi pusat otak tertentu. Jelas, dari sisi psikologis, Fiske dan Muddy memikirkan tingkat aktivasi tubuh secara umum, mirip dengan apa yang disebut oleh banyak ilmuwan lain yang disebut ketegangan. Fiske dan Muddy mencoba membuat pandangan ini lebih masuk akal dan meyakinkan dengan memeriksa substratum saraf di belakangnya. Di sisi neurologis, mereka menyarankan bahwa formasi retikuler - wilayah subkortikal besar otak - adalah pusat aktivasi. Dalam hal ini mereka mengikuti banyak pendahulu (misalnya, Samuels, 1959; Jasper, 1958; O "Leary dan Coben, 1958) dan mencoba untuk menggabungkan tingkat psikologis dan fisiologis berteori.

Setelah menyusun definisi awal aktivasi, Fiske dan Muddy beralih ke masalah penentu keadaan eksitasi ini. Mereka mengidentifikasi tiga arah stimulasi dan tiga sumber stimulasi, menggabungkan semua karakteristik yang mempengaruhi aktivasi ini dalam satu konsep. dampak. Tiga dimensi stimulasi adalah intensitas, signifikansi dan keberagaman. Intensitas, yang didefinisikan dalam istilah energi fisik, adalah sifat eksplisit dari stimulasi. Ini menjelaskan jenis perbedaan antara suara keras dan suara lembut. Signifikansi membutuhkan penjelasan lebih lanjut. Dalam arti, segala sesuatu yang dapat disebut stimulus pasti memiliki makna. Jika tidak memiliki arti, Anda tidak akan mengenalinya. Dalam pengertian ini, signifikansi akan menjadi ciri umum rangsangan yang mendasari semua yang lain, termasuk intensitas dan variasi. Fiske dan Muddy menawarkan definisi signifikansi yang lebih terbatas. Mereka terutama memikirkan pentingnya stimulus bagi organisme di mana stimulus memiliki efek. Misalnya, kata "perpisahan" bagi kebanyakan orang kurang penting dibandingkan kata "api" atau "cinta". Melihat keragaman, Fiske dan Muddy membuat beberapa poin. Pertama-tama, keragaman menggambarkan keadaan di mana stimulus saat ini berbeda dari yang sebelumnya - berbeda dalam intensitas atau signifikansi, atau keduanya. Jadi, salah satu aspek keragaman adalah mengubah. Aspek lain dari variasi, kebaruan, yaitu, keadaan di mana stimulus saat ini tidak biasa, jarang terjadi dalam pengalaman hidup seluruh orang, apakah itu berbeda dari stimulus yang mendahuluinya atau tidak. Aspek terakhir dari keanekaragaman adalah kejutan, atau keadaan di mana stimulus saat ini menyimpang dari apa yang orang pikirkan seharusnya terjadi, apakah itu membawa perubahan, atau tidak biasa dalam arti yang lebih luas.

Berbicara tentang dimensi rangsangan yang dapat mempengaruhi aktivasi mendorong kita untuk membahas sumber-sumber rangsangan, jika hanya demi kelengkapan. Fiske dan Muddy membahas tiga jenis sumber: eksteroseptif, interoseptif dan kortikal. Stimulasi eksteroseptif meliputi eksitasi kimiawi, elektrik, mekanik dari organ-organ indera yang rentan terhadap kejadian-kejadian di dunia luar. Sebaliknya, stimulasi interoseptif mengacu pada eksitasi organ indera yang menerima peristiwa yang terjadi di dalam tubuh itu sendiri. Kedua sumber rangsangan ini sudah diketahui dengan baik dan tidak perlu dijelaskan lebih lanjut. Tapi itu tidak biasa untuk mempertimbangkan stimulasi kortikal. Kebanyakan psikolog yang mempelajari fenomena psikologis di korteks serebral cenderung memandangnya sebagai refleksi dari rangsangan yang datang dari bagian tubuh lain atau dari dunia luar. Fiske dan Muddy mengusulkan untuk mempertimbangkan korteks itu sendiri sebagai salah satu sumber rangsangan yang nyata. Sudut pandang mereka tampaknya dibenarkan secara logis, karena lokus aktivasi otak terletak di wilayah subkortikal. Kemungkinan alasan anatomis dan fisiologis dapat menjadi penemuan baru-baru ini bahwa korteks tidak hanya menerima, tetapi juga mengirimkan serabut saraf menuju formasi retikuler, yang, seperti yang Anda ingat, adalah pusat yang sangat subkortikal. Hebb (1955) menyarankan bahwa serabut saraf yang berjalan dari korteks ke formasi retikuler mungkin merupakan substrat fisiologis untuk memahami "kekuatan pendorong langsung yang dimiliki oleh proses kognitif."

Untuk Fiske dan Muddy, tingkat aktivasi adalah fungsi langsung dari eksposur. Dampaknya, pada gilirannya, adalah fungsi langsung tertentu dari intensitas, signifikansi, dan variasi rangsangan yang berasal dari sumber interoseptif, eksteroseptif, dan kortikal. Aktivasi, pengaruh, arah, dan sumber pengaruh adalah umum bagi semua orang dan oleh karena itu merupakan karakteristik inti kepribadian. Sejauh ini, teori Fiske dan Muddy mungkin tampak terlalu kompleks dan terpisah dari fenomena psikologis yang penting untuk banyak digunakan oleh ahli personologi. Tapi bersabarlah, dan signifikansi psikologis dari posisi ini akan segera terlihat. Dalam hal kompleksitas, Anda harus menyadari kemungkinan bahwa integritas yang Fiske dan Muddy tuju tidak hanya membutuhkan tingkat kerumitan ini, tetapi juga dapat sangat membantu dalam mencapai pemahaman. Anda mungkin telah memperhatikan, misalnya, bahwa perbedaan antara harapan dan kenyataan, yang ditekankan oleh McClelland dan Kelly, dalam Fiske and Muddy hanya mewakili satu aspek keragaman. Sarjana lain membuat kejutan sebagai penentu dasar ketegangan dan kecemasan, istilah yang sedikit berbeda artinya dari apa yang didefinisikan Fiske dan Muddy sebagai "aktivasi". Tetapi ketika Anda melihat definisi luas Fiske dan Muddy tentang karakteristik rangsangan yang menghasilkan efek, Anda mulai bertanya-tanya apakah ilmuwan lain terlalu menyederhanakan pandangan mereka tentang faktor-faktor penentu stres.

Setelah mempertimbangkan tingkat aktivasi aktual, yang ditetapkan pada titik waktu tertentu oleh efek total stimulasi, kita dapat beralih ke tingkat aktivasi normal. Fiske dan Muddy percaya bahwa tingkat aktivasi yang dialami seseorang selama beberapa hari cenderung relatif sama satu sama lain. Bagaimanapun, pola dan urutan kehidupan harus diterjemahkan ke dalam kesamaan sehari-hari dalam intensitas, signifikansi, dan variasi rangsangan dari berbagai sumber. Seiring waktu, individu harus mulai mengalami tingkat aktivasi tertentu seperti biasa untuk jangka waktu tertentu dalam sehari. Tingkat aktivasi normal, kebiasaan, kebiasaan ini kira-kira dapat diukur dengan menghitung rata-rata kurva aktivasi aktual seseorang selama periode beberapa hari. Pengukuran seperti itu dilakukan oleh Kleitman (Kleitman, 1939), yang menemukan sebuah pola yang disebutnya siklus keberadaan. Siklus keberadaan ini dicirikan oleh satu pasang surut utama selama periode terjaga. Setelah bangun, organisme yang berevolusi tinggi biasanya menunjukkan tingkat kelincahan yang meningkat, kemudian peningkatan bertahap selama periode yang relatif lama, dan kemudian penurunan bertahap, dan akhirnya penurunan tajam menuju keadaan istirahat dan kembali ke keadaan tidur. Beberapa indikator fisiologis, seperti detak jantung dan suhu tubuh, berperilaku dengan cara yang sama (Kleitman dan Ramsaroop, 1948; Sidis, 1908). Fiske dan Muddy percaya bahwa kurva yang digambarkan sebagai siklus keberadaan adalah kurva tingkat aktivasi kebiasaan. Karena setiap orang memiliki tingkat aktivasi kebiasaan, meskipun kurva mungkin mengambil bentuk yang berbeda untuk orang yang berbeda, ini adalah karakteristik dari inti kepribadian, serta, tentu saja, tingkat aktivasi aktual yang telah kita bahas sebelumnya.

Karena Anda mendalilkan tingkat aktivasi aktual dan kebiasaan, hampir wajar untuk mempertimbangkan kebetulan atau non-kebetulan mereka sebagai karakteristik penting. Inilah yang dilakukan Fiske dan Muddy. Kecenderungan inti mereka menggambarkan keinginan seseorang untuk mempertahankan tingkat aktivasi yang akrab untuk waktu tertentu dalam sehari. Jika aktivasi yang sebenarnya menyimpang dari level biasanya, perilaku yang mengubah dampak. Ada dua jenis penyimpangan yang mungkin terjadi. Jika level aktivasi saat ini lebih tinggi dari biasanya, ada perilaku mengurangi dampak dan jika tingkat aktivasi saat ini lebih rendah dari biasanya - perilaku yang meningkatkan dampak. Perlu diperhatikan bahwa perilaku yang mengurangi dampak harus merupakan upaya untuk mengurangi intensitas, signifikansi, atau variasi rangsangan yang berasal dari sumber interoseptif, eksteroseptif, dan kortikal, dan definisi perilaku yang meningkatkan dampak adalah sebaliknya.

Fiske dan Muddy dianggap sebagai penganut teori konkordansi, karena mereka menganggap keinginan untuk mencocokkan antara tingkat aktivasi aktual dan kebiasaan sebagai arah umum kehidupan. Dalam menjelaskan mengapa orang menunjukkan perjuangan inti ini, Fiske dan Muddy (1961) mengakui bahwa kebetulan tingkat aktivasi aktual dan kebiasaan dialami sebagai keadaan sejahtera, sementara perbedaan di antara mereka menyebabkan emosi negatif, dan tingkat keparahannya meningkat dengan meningkatnya derajat ketidaksesuaian. . Dan, untuk menghindari pengalaman afek negatif yang tidak nyaman, orang mencoba mengurangi perbedaan antara tingkat aktivasi aktual dan kebiasaan, dan keberhasilan upaya ini dialami sebagai afek positif.

Teori Fiske dan Muddy tidak diragukan lagi merupakan model konsistensi, karena keadaan ideal adalah tidak adanya perbedaan antara tingkat aktivasi aktual dan kebiasaan. Itu tidak mempertimbangkan, seperti dalam teori McClelland, bahwa tingkat kecil divergensi adalah fenomena positif. Tetapi McClelland berpendapat dengan tegas bahwa posisi seperti Kelly terbatas karena mereka gagal menangkap pentingnya kebosanan dari minat yang menyertai peristiwa-peristiwa tak terduga. Sudut pandang ini dimiliki oleh Fiske dan Muddy, yang diwujudkan dalam fakta bahwa, menurut mereka, aktivasi aktual tidak hanya dapat melebihi level biasa, tetapi juga gagal. Ketika tingkat aktivasi aktual terlalu rendah, orang tersebut akan secara aktif mencari rangsangan dengan lebih banyak variasi, signifikansi, atau intensitas. Secara khusus, ini berarti bahwa ia akan mencari kejadian tak terduga. Fitur posisi Fiske dan Muddy ini terkait dengan dua lainnya yang cukup penting untuk disebutkan. Pertama-tama, mereka tidak menganggap penghilangan stres sebagai tujuan dari semua aktivitas kehidupan, seperti yang dilakukan oleh para pendukung model konformitas murni lainnya. Meskipun sudut pandang mereka tidak diragukan lagi salah satu teori kongruensi, Fiske dan Muddy setuju dengan McClelland bahwa kadang-kadang seseorang mungkin ingin mengurangi ketegangan atau aktivasi, dan kadang-kadang untuk meningkatkannya. Ciri kedua yang disebutkan adalah bahwa Fiske dan Muddy percaya bahwa situasi kehidupan sehari-hari yang biasa membawa beberapa variasi (perubahan, kebaruan, kejutan) serta beberapa intensitas dan signifikansi. Dengan kata lain, tingkat keragaman sedikit di atas minimum dianggap normal. Asumsi ini tersirat dalam proposisi bahwa tingkat aktivasi kebiasaan cukup tinggi sepanjang hari sehingga tingkat aktivasi sebenarnya dapat menurunkannya. Bagi Fiske dan Muddy, asumsi teori konsistensi lain bahwa situasi ideal adalah tidak adanya kejutan terdengar agak konyol, karena jelas bertentangan dengan kehidupan biasa. Fiske dan Muddy setuju dengan McClelland bahwa manusia akan bosan dalam situasi kepastian dan prediktabilitas yang lengkap, dan situasi seperti itu akan menghasilkan dampak yang terlalu kecil, tidak cukup untuk meningkatkan aktivasi ke tingkat yang biasa.

Teori Fiske dan Muddy adalah contoh yang baik dari apa yang disebut posisi homeostatis. Dengan kata lain, setiap kali ada penyimpangan dari norma, dalam hal ini dari tingkat aktivasi biasa, upaya dilakukan untuk kembali ke keadaan normal, yang menjadi lebih kuat dengan meningkatnya tingkat penyimpangan. Ada kecenderungan umum dalam psikologi untuk melihat semua teori penghilang stres sebagai homeostatik di alam. Dengan demikian, konsep Freud, Sullivan, Angyal, Beykan, Rank, Kelly dan Festinger, dan mungkin beberapa lainnya, dapat disebut teori homeostatis. Apa yang mengejutkan saya adalah bahwa sebenarnya teori-teori ini hanya mewakili setengah dari model homeostatis, karena norma yang diadopsi di dalamnya adalah keadaan minimum. Artinya norma hanya boleh dilampaui, tetapi tidak boleh dilewatkan. Teori Fiske dan Muddy, dibandingkan dengan yang lain, benar-benar merupakan posisi homeostatis di mana norma adalah sesuatu yang lebih dari minimum dan kurang dari maksimum. Setelah berkenalan dengan teori seperti Fiske dan Muddy, ketidakkonsistenan sebagian teori lain dengan konsep homeostasis menjadi jelas. Banyak konsep telah disebutkan pada halaman sebelumnya, dan mungkin berguna untuk meringkasnya dalam terminologi inti kepribadian di akhir subbagian ini. Keinginan seseorang untuk mempertahankan tingkat aktivasi karakteristik atau kebiasaan baginya pada setiap saat adalah kecenderungan inti kepribadian. Kecenderungan ini tidak berbeda pada orang yang berbeda, ia meresapi seluruh keberadaan mereka. Sejumlah karakteristik inti kepribadian yang terkait dengan kecenderungan inti ini dipilih. Ini adalah tingkat aktivasi aktual, tingkat aktivasi kebiasaan, perbedaan di antara mereka, perilaku yang meningkatkan dampak dan perilaku yang mengurangi dampak. Untuk semua orang, konsep-konsep ini berada dalam hubungan yang sama. Lebih khusus, ada banyak sumber perbedaan individu, untuk menyebutkan beberapa saja: tingkat aktivasi kebiasaan mungkin berbeda, mungkin ada banyak cara untuk menambah atau mengurangi paparan, tetapi kita akan membahas semua masalah ini di bab 8 tentang periferal kepribadian.

Pembentukan kurva aktivasi karakteristik

Fiske dan Muddy tidak percaya bahwa seseorang dilahirkan dengan kurva aktivasi kebiasaan, mungkin itu terbentuk sebagai hasil dari pengalaman hidup. Lebih khusus, mereka menyarankan bahwa fitur genetik, yang belum dipahami dengan baik, dapat mempengaruhi kurva aktivasi kebiasaan seseorang pada ketinggian dan bentuk tertentu. Tetapi akumulasi pengalaman mengalami tingkat aktivasi tertentu pada saat-saat tertentu dalam sehari akan, seperti yang diharapkan, memiliki pengaruh yang menentukan pada pembentukan kurva aktivasi karakteristik. Jadi, pertama-tama, lingkungan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap orang tersebut sebagai penentu utama dari kurva aktivasi karakteristik. Tekad ini terjadi pada masa kanak-kanak, meskipun Fiske dan Muddy tidak mengatakan sesuatu yang pasti tentang hal ini. Dalam arti tertentu, ketidakjelasan mereka tidak terlalu mengejutkan, karena kita telah melihat bahwa model konsistensi kurang memperhatikan isi pengalaman hidup dan sifat bawaan. Bagi Kelly dan McClelland, perilaku dipengaruhi oleh fakta bahwa ada perbedaan antara harapan dan kenyataan, dan bukan oleh isi perbedaan. Bagi Fiske dan Muddy, dampak stimulasi dini, bukan isinya, adalah pengaruh formatif. Karena Anda tidak menekankan pentingnya konten stimulus dan sifat bawaan, Anda memiliki sedikit keinginan logis untuk mengembangkan teori rinci tentang tahap perkembangan di mana konten keinginan Anda dan konten reaksi orang lain yang sangat penting akan menjadi penting.

Tetapi Fiske dan Muddy percaya bahwa seiring dengan akumulasi pengalaman, hari demi hari berlalu, kurva aktivasi karakteristik mulai mengambil bentuk yang stabil. Setelah terbentuk, kurva ini tidak banyak berubah dalam keadaan normal. Hal ini disebabkan dampak pada kepribadian dan pengalaman keinginan untuk mempertahankan aktivasi pada tingkat karakteristik. Di sini penting untuk membedakan koreksi perbedaan antara tingkat aktual dan karakteristik aktivasi yang benar-benar terjadi, dan upaya antisipasi mencegah perbedaan tersebut (Maddi dan Propst, 1963). Kami sekarang akan mempertimbangkan aktivitas antisipatif, karena ini adalah dasar untuk memahami mengapa kurva aktivasi karakteristik tidak berubah setelah terbentuk, dan aktivitas korektif akan dipertimbangkan nanti. Dengan akumulasi pengalaman, seseorang mempelajari cara hidup kebiasaan tertentu, memungkinkan untuk mencegah munculnya perbedaan besar antara tingkat aktivasi aktual dan karakteristik. Cara-cara mempengaruhi intensitas, signifikansi, dan variasi rangsangan sekarang dan masa depan dari sumber interoseptif, eksteroseptif, dan kortikal membentuk sebagian besar pinggiran kepribadian. Jika pinggiran kepribadian berhasil mengekspresikan kecenderungan inti, maka kondisi di mana kurva aktivasi karakteristik akan berubah tidak terjadi. Spektrum pengalaman dan aktivitas seseorang dipilih dan dipertahankan sehingga sebagai hasilnya ia menerima dampak seperti itu pada saat-saat yang berbeda dalam sehari, sehingga tingkat aktivasi aktual sesuai dengan yang khas. Mungkin semakin lama seseorang hidup, semakin stabil kurva aktivasi karakteristiknya. Hanya jika dia harus terpapar pada tingkat paparan yang tidak biasa untuk waktu yang lama (contohnya adalah medan perang), akan tercipta kondisi stimulasi yang dapat mengubah kurva aktivasi karakteristik.

Upaya antisipatif dan korektif untuk menjaga konsistensi

Tampaknya bagi Anda bahwa Fiske dan Muddy, seperti Freud, percaya bahwa kepribadian secara praktis tetap tidak berubah setelah masa kanak-kanak, tetapi kenyataannya tidak demikian. Meskipun kurva aktivasi kebiasaan dianggap tetap kurang lebih sama dalam keadaan normal, proses perilaku dan kepribadian yang mengekspresikan fungsi tendensi inti prediktif harus benar-benar berubah agar kurva ini tetap tidak berubah. Ini mungkin tampak paradoks, tetapi dalam kenyataannya semuanya sangat sederhana dan jelas. Salah satu fungsi dari proses antisipasi adalah untuk melindungi tingkat aktivasi masa depan agar tidak jatuh di bawah tingkat karakteristik. Tetapi pernyataan ini harus dipahami dalam hubungannya dengan fakta bahwa setiap rangsangan, terlepas dari efek awalnya, akan kehilangan efeknya seiring waktu. Kami beradaptasi dengan rangsangan jika berlangsung cukup lama. Kami berhenti memperhatikan suara yang awalnya tampak keras jika itu berlanjut cukup lama. Seiring waktu, sesuatu yang bermakna menjadi biasa. Keanekaragaman memiliki umur yang sangat pendek, karena setiap stimulus baru atau tak terduga mengurangi dampaknya sedemikian rupa sehingga bisa menjadi membosankan. Sejumlah besar bukti eksperimental mendukung kesimpulan bahwa efek awal stimulasi berkurang seiring waktu yang dialami berlangsung (lihat Fiske dan Maddi, 1961).

Ini berarti bahwa semakin lama seseorang hidup, semakin sering ia harus mengubah teknik antisipasinya, mencegah tingkat aktivasi di masa depan jatuh ke tingkat yang terlalu rendah dan tidak nyaman. Berkenaan dengan tindakan, ia harus terus-menerus memperluas jangkauan kegiatan dan minatnya. Sejauh menyangkut pikiran dan perasaan, itu harus menjadi lebih dan lebih halus dan berbeda, karena dengan begitu dapat dipastikan bahwa rangsangan di masa depan akan benar-benar menghasilkan efek yang lebih kuat daripada yang dirasakan saat ini. Jika Anda melihat lukisan Jackson Pollack sekarang, itu mungkin memiliki sedikit efek pada Anda, karena tampaknya tidak lebih dari setitik cat, paling-paling berulang. Tetapi dengan meningkatkan kehalusan proses kognitif dan afektif Anda, Anda akan menjadi jauh lebih sensitif terhadap gambaran yang sama ketika Anda melihatnya di masa depan. Kemudian, mungkin, itu akan membuat kesan yang besar, karena Anda akan dapat melihat banyak putaran cat yang diterapkan lapis demi lapis, dan perbedaan halus antara bagian-bagian kanvas. Apakah kita setuju atau tidak dengan penilaian Jackson Pollack, saya pikir Anda memahami apa artinya untuk terus meningkatkan diferensiasi kognitif dan emosional sebagai dasar untuk memastikan bahwa aktivasi tidak jatuh terlalu rendah di masa depan. Mencoba untuk lebih dekat ke titik di mana alam semesta dapat dilihat di sebutir pasir mengungkapkan penyempurnaan kognitif dan afektif dari pengalaman untuk mengimbangi kecenderungan alaminya untuk kehilangan dampak saat berlanjut atau berulang.

Tetapi untuk mempertahankan tingkat karakteristik aktivasi dengan benar, seseorang juga harus menguasai teknik antisipatif untuk melindungi paparan di masa depan agar tidak naik di atas tingkat karakteristik. Hal ini terutama diperlukan untuk mengimbangi kemungkinan, meskipun insidental, efek samping dari upaya antisipatif untuk menjaga aktivasi agar tidak jatuh di bawah tingkat karakteristik. Ketika Anda mencoba untuk memastikan hal ini dengan menjadi lebih terdiferensiasi secara kognitif, afektif dan aktivitas, Anda tidak dapat memprediksi dengan pasti bagaimana semuanya akan berakhir. Jika Anda terus-menerus meningkatkan pencarian Anda untuk pengalaman baru dan lebih bermakna dan intens, Anda meningkatkan kemungkinan datangnya krisis di mana kemampuan Anda untuk menjaga hal-hal dalam batas yang dapat diterima terancam. Anda dapat secara tidak sengaja berada di bawah pengaruh pengaruh yang begitu kuat sehingga hasilnya adalah tingkat aktivasi yang sangat tinggi. Untuk memperjelas: jika ini benar-benar terjadi, seseorang, menurut teori ini, akan sangat aktif memperbaiki tingkat aktivasi yang tinggi. Tetapi akan tidak efisien bagi seseorang untuk menunggu sampai aktivasi sudah sangat tinggi tanpa mengambil tindakan apa pun, sama seperti tidak efisiennya mengandalkan koreksi tingkat aktivasi yang telah turun terlalu rendah.

Diferensiasi kognitif, afektif, dan aktivitas progresif adalah teknik antisipatif untuk menjaga aktivasi tetap tinggi, tetapi bagaimana Anda bisa menjaga aktivasi cukup rendah? Muddy dan Propet (1963) menunjukkan bahwa cara untuk melindungi diri Anda dari menjadi terlalu tinggi di masa depan adalah dengan mengembangkan mekanisme dan teknik secara progresif untuk mengintegrasikan unsur-unsur kognisi, emosi, dan tindakan, dibedakan untuk memastikan bahwa aktivasi tidak menjadi terlalu tinggi. . Inti dari integrasi adalah pengorganisasian elemen-elemen yang berbeda ke dalam kategori fungsi atau kepentingan yang luas. Proses integrasi memungkinkan Anda untuk melihat bagaimana pengalaman individu serupa dalam arti dan intensitas dengan pengalaman lain, tidak peduli seberapa berbedanya mereka berdasarkan analisis yang lebih spesifik yang berfungsi sebagai manifestasi dari proses diferensiasi. Tidak ada konflik antara proses diferensiasi dan integrasi. Tidak peduli seberapa sensitif Anda terhadap kanvas Jackson Pollack kami melalui proses diferensiasi, Anda juga dapat memasukkan kanvas itu ke dalam skema keseluruhan karyanya, karya kontemporer, dan sejarah seni menggunakan proses integrasi. Fungsi proses integratif adalah untuk mencegah tingkat aktivasi di masa depan menjadi terlalu tinggi tanpa menghilangkan kapasitas individu untuk pengalaman sensitif yang diperlukan untuk menghindari tingkat aktivasi yang sangat rendah.

Faktanya, seperti yang Anda lihat, gambaran kepribadian yang diusulkan melibatkan perubahan konstan sepanjang hidup; perubahan ini berfungsi untuk mempertahankan perbedaan minimal antara tingkat aktivasi aktual dan kebiasaan. Perubahan melibatkan diferensiasi dan integrasi progresif, atau yang biasa kita sebut "pertumbuhan psikologis". Konsep ini hadir dalam varian aktualisasi dan kesempurnaan model realisasi diri, meskipun aksennya dapat ditempatkan dengan cara yang berbeda. Konsep ini bukan karakteristik teori konflik psikososial, meskipun memainkan peran tertentu dalam teori konflik intrapsikis. Fiske dan Muddy adalah satu-satunya perwakilan dari model konsistensi yang menggunakan gagasan pertumbuhan psikologis. Bahkan, pendekatan mereka tampaknya lebih bermanfaat daripada aktualisasi diri atau teori perbaikan karena Fiske dan Muddy menjelaskan pertumbuhan psikologis dalam hal ekspresi kecenderungan inti, daripada hanya melihatnya sebagai bagian integral dari tren itu sendiri.

Sekarang kita dapat kembali bukan ke antisipatif, tetapi ke proses korektif untuk memahami signifikansi khusus mereka. Pertama-tama, jelas bahwa koreksi perbedaan antara tingkat aktivasi aktual dan karakteristik diperlukan hanya ketika proses antisipasi telah gagal. Pada orang dewasa, upaya koreksi bersifat manuver darurat (Maddi dan Propst, 1963). Sederhananya, Muddy dan Propst menyarankan bahwa perilaku pengurang paparan, yang bertujuan untuk menurunkan tingkat aktivasi aktual yang sudah di atas tingkat karakteristik, mendistorsi kenyataan dalam arti mengaburkan efek rangsangan yang sebenarnya terjadi. Mereka percaya bahwa perilaku peningkatan eksposur yang bertujuan untuk meningkatkan tingkat aktivasi aktual yang sudah di bawah tingkat karakteristik juga mendistorsi kenyataan, tetapi distorsi ini menambahkan sesuatu pada rangsangan yang sebenarnya hilang. Aspek sensitisasi dan desensitisasi perilaku korektif ini mendekati salah satu aspek pemahaman tradisional istilah "perlindungan". Tetapi kita harus berhati-hati untuk memahami bahwa Muddy dan Propet tidak berbicara tentang pengucilan aktif dari kesadaran akan dorongan dan keinginan yang membentuk bagian yang ada tetapi berbahaya dari kepribadian itu sendiri. Mereka hanya berbicara tentang adanya mekanisme untuk membesar-besarkan atau meremehkan dampak nyata dari stimulasi. Dalam hal ini, mereka mendekati konsep perlindungan daripada semua perwakilan lain dari model konsistensi.

Secara umum, konsep Fiske dan Muddy adalah teori konsistensi yang berfokus pada perbedaan antara aktivasi aktual dan kebiasaan, daripada akurasi prediksi. Ini dirumuskan cukup luas untuk memasukkan teori korespondensi lain yang membuat penekanan yang sama. Dalam konsep Fiske dan Muddy, perilaku dan kepribadian sebagian difokuskan untuk mengurangi ketegangan, dan sebagian lagi untuk meningkatkannya. Dalam hal ini, pendekatan ini menyerupai teori McClelland, meskipun lebih dekat dengan model korespondensi tradisional daripada variannya. Fiske dan Muddy, seperti perwakilan lain dari model korespondensi, adalah eklektik dalam pendekatan mereka terhadap konten, ide-ide mereka tentang manusia dan masyarakat mengandung sedikit karakteristik yang tak terhindarkan dan tidak berubah. Mereka percaya bahwa ciri terpenting dari kepribadian inti tetap konstan, tetapi pinggiran kepribadian terus berubah sepanjang hidup untuk memenuhi tuntutan kecenderungan inti. Perubahan konstan terjadi ke arah peningkatan simultan dalam diferensiasi dan integrasi atau pertumbuhan psikologis.

Tampilan: 1917
Kategori: »

St. Petersburg: Rech Publishing House, 2002, 486 hal.
.
Salah satu karya terbaik tentang teori kepribadian.
Isi:
Artikel pengantar (V. M. Allahverdov).
Kepribadian: dari mitologi ke sains (D. A. Leontiev).
Kata pengantar.
1. Kepribadian dan personologi.
Apa yang dilakukan ahli kepribadian?
Apa itu kepribadian.
Tiga jenis pengetahuan personologis.
Inti dan pinggiran kepribadian.
Pemilihan teori kepribadian untuk dimasukkan dalam buku ini.
2. Inti kepribadian: model konflik.
Model konflik: pendekatan psikososial.
posisi Freud.
posisi Murray.
posisi Sullivan.

Posisi peringkat.
Posisi Angyal dan Beykan.
3. Inti kepribadian: model realisasi diri.
Model realisasi diri: aktualisasi.
posisi Roger.
posisi Maslow.
Model realisasi diri: kesempurnaan.
posisi Adler.
Posisi putih.
posisi Allport.
posisi Fromm.
4. Inti kepribadian: model konsistensi.

posisi Kelly.
posisi McClelland.

Posisi Fiske dan Berlumpur.
5. Analisis ide-ide teoritis dan empiris tentang inti kepribadian: fitur dari tiga model.
Fitur yang paling penting dari tiga model.
model konflik.
model realisasi diri.
Model konsistensi.
Beberapa pertanyaan muncul dari analisis ketiga model tersebut.
Pertanyaan pertama adalah: apakah konsep proteksi dapat diandalkan? .
Pertanyaan kedua adalah: apakah semua perilaku bersifat defensif? .
Pertanyaan ketiga: apakah bentuk kehidupan tertinggi melampaui atau beradaptasi? .
Pertanyaan keempat: Apakah disonansi kognitif selalu tidak menyenangkan dan dapat dihindari? .
Pertanyaan kelima: Apakah semua perilaku ditujukan untuk mengurangi stres? .
Pertanyaan keenam: Apakah kepribadian berubah secara radikal setelah akhir masa kanak-kanak?
bukannya kesimpulan.
6. Pinggiran kepribadian: model konflik.
Model konflik: pendekatan psikoanalitik.
posisi Freud.
posisi Murray.
posisi Erikson.
posisi Sullivan.
Model konflik: pendekatan intrapsikis.
Posisi peringkat.
posisi Angyal.
posisi Beykan.
7. Personalitas pinggiran: model realisasi diri.
Model realisasi diri: varian aktualisasi.
posisi Roger.
posisi Maslow.
Model realisasi diri: varian perbaikan.
posisi Adler.
Posisi putih.
posisi Allport.
posisi Fromm.
8. Pinggiran kepribadian: model konsistensi.
Model konsistensi: Sebuah varian dari disonansi kognitif.
posisi Kelly.
posisi McClelland.
Model Konsistensi: Opsi Aktivasi.
posisi Mady.
9. Analisis teoritis pendekatan ke pinggiran kepribadian.
Berbagai macam karakteristik periferal tertentu.
Motif dan sifat.
Dalam mempertahankan konsep motivasi.
Masalah ketidaksadaran.
Skema.
Konsep tipe periferal.
Masalah individualitas.
Isi pinggiran kepribadian.
model konflik.
model realisasi diri.
Model konsistensi.
10. Analisis empiris dari pendekatan teoretis ke pinggiran kepribadian.
Strategi yang sempurna.
Langkah satu: pengukuran karakteristik perifer tertentu.
Langkah kedua: hubungan antar indikator.
Langkah ketiga: membangun validitas proposisi teoretis mengenai pinggiran kepribadian.
Catatan praktis.
Penelitian menggunakan analisis faktor.
Cattell, Guildford dan Eysenck.
Jumlah faktor.
Jenis faktor.
Kandungan faktor.
Studi lain tentang pinggiran kepribadian.
posisi Freud.
posisi Murray.
posisi Erikson.
posisi Sullivan.
Posisi peringkat.
Posisi Angyal dan Beykan.
posisi Roger.
posisi Maslow.
posisi Adler.
Posisi putih.
posisi Allport.
posisi Fromm.
posisi Kelly.
posisi McClelland.
posisi Mady.
Catatan akhir.
11. Ciri-ciri formal dan isi dari teori kepribadian yang baik.
Karakteristik formal.
Komponen teori kepribadian.
Kriteria umum kecukupan formal.
karakteristik konten.
Catatan akhir.
Lampiran.
teori Freud.
teori Murray.
teori Erikson.
teori Sullivan.
teori peringkat.
teori Angyal.
teori Beykan.
teori Roger.
teori Maslow.
teori Adler.
teori White.
teori Allport.
teori Fromm.
teori Kelly.
teori McClelland.
Teori Fiske dan Muddy.
Membaca Berlumpur. (A. Yu. Agafonov).
Bibliografi.
Daftar literatur tambahan dalam bahasa Rusia.

Salvatore R. Maddi adalah profesor di School of Social Ecology di University of California.

Seorang mahasiswa Gordon Allport dan Henry Murray, ia menyerap pendekatan holistik mereka terhadap kepribadian, meminjam dari mereka konsep "personologi", yang tampaknya agak kuno hari ini. Secara paralel, ia diilhami dengan cara berpikir eksistensialis (yang diprediksi Allport sebagai masa depan yang hebat) dan pada 1970-an menjadi terkenal sebagai penulis konsep asli kebutuhan, keinginan akan makna, neurosis eksistensial, dan psikoterapi eksistensial.

Selama 15 tahun terakhir, arah utama karyanya adalah studi, diagnosis, dan fasilitasi ketahanan - karakteristik kepribadian inti yang mendasari "keberanian untuk menjadi" menurut P. Tillich dan sebagian besar bertanggung jawab atas keberhasilan individu dalam menghadapi situasi kehidupan yang merugikan.

Salvatore Maddi

Teori kepribadian

ANALISIS PERBANDINGAN

Diterjemahkan oleh I. Avidon, A. Batustin dan P. Rumyantseva

S.R.Madi. Teori kepribadian: analisis komparatif Homewood, Ill: Dorsey Press, 1968

Artikel pengantar (V.M. Allahverdov)

Kepribadian: dari mitologi ke sains (D.A.Leontiev)

Kata pengantar

1. Kepribadian dan personologi

Apa yang dilakukan ahli kepribadian?

Apa itu kepribadian?

Tiga jenis pengetahuan personologis

Inti dan pinggiran kepribadian

Pemilihan teori kepribadian untuk dimasukkan dalam buku ini

2. Inti dari kepribadian: model konflik

Model Konflik: Pendekatan Psikososial

Posisi Freud

Posisi Murray

Posisi Sullivan

Posisi peringkat

Posisi Angyal dan Beikan

3. Inti kepribadian: model realisasi diri

Model realisasi diri: aktualisasi

Posisi Rogers

Posisi Maslow

Model Realisasi Diri: Peningkatan

Posisi Adler

Posisi putih

Posisi Allport

Posisi Fromm

4. Inti Kepribadian: Model Konsistensi

Posisi Kelly

Posisi McClelland

Posisi Fiske dan Muddy

5. Analisis ide-ide teoritis dan empiris tentang inti kepribadian: fitur dari tiga model

Fitur terpenting dari ketiga model

Model Konflik

Model realisasi diri

Model Konsistensi

Beberapa pertanyaan yang muncul dari analisis ketiga model

Pertanyaan pertama adalah: apakah konsep proteksi dapat diandalkan?

Pertanyaan kedua adalah: apakah semua perilaku bersifat defensif?

Pertanyaan ketiga: apakah bentuk kehidupan tertinggi melampaui atau beradaptasi?

Pertanyaan keempat: Apakah disonansi kognitif selalu tidak menyenangkan dan dapat dihindari?

Pertanyaan kelima: Apakah semua perilaku ditujukan untuk mengurangi stres?

Pertanyaan keenam: Apakah kepribadian berubah secara radikal setelah akhir masa kanak-kanak?

Alih-alih sebuah kesimpulan

6. Pinggiran kepribadian: model konflik

Model Konflik: Pendekatan Psikoanalitik

Posisi Freud

Posisi Murray

Posisi Erikson

Posisi Sullivan

Model Konflik: Pendekatan Intrapsikis

Posisi peringkat

Posisi Angyal

Posisi Beikan

7. Pinggiran kepribadian: model realisasi diri

Model realisasi diri: opsi pembaruan

Posisi Rogers

Posisi Maslow

Model realisasi diri: opsi peningkatan

Posisi Adler

Posisi putih

Posisi Allport

Posisi Fromm

8. Pinggiran Kepribadian: Model Konsistensi

Model konsistensi: varian disonansi kognitif

Posisi Kelly

Posisi McClelland

Model Konsistensi: Opsi Aktivasi

Posisi berlumpur

9. Analisis teoritis pendekatan ke pinggiran kepribadian

Berbagai Jenis Karakteristik Periferal Spesifik

Motif dan Sifat

Untuk mempertahankan konsep motivasi

Masalah ketidaksadaran

Konsep tipe periferal

Masalah individualitas

Model Konflik

Model realisasi diri

Model Konsistensi

10. Analisis empiris dari pendekatan teoretis ke pinggiran kepribadian

Strategi Ideal

Langkah Satu: Mengukur Karakteristik Periferal Spesifik

Langkah kedua: hubungan antar indikator

Langkah Tiga: Membangun Validitas Proposisi Teoretis Mengenai Pinggiran Kepribadian

Catatan praktis

Penelitian menggunakan analisis faktor

Cattell, Guildford dan Eysenck

Jumlah faktor

Jenis faktor

Studi lain tentang pinggiran kepribadian

Posisi Freud

Posisi Murray

Posisi Erikson

Posisi Sullivan

Posisi peringkat

Posisi Angyal dan Beikan

Posisi Rogers

Posisi Maslow

Posisi Adler

Posisi putih

Posisi Allport

Posisi Fromm

Posisi Kelly

Posisi McClelland

Posisi berlumpur

Catatan akhir

11. Karakteristik formal dan isi dari teori kepribadian yang baik

Karakteristik formal

Komponen teori kepribadian

Kriteria umum kecukupan formal

Catatan akhir

Lampiran

teori freud

teori Murray

Teori Erikson

teori Sullivan

teori peringkat

teori Angyal

Teori Beykan

teori Rogers

teori maslow

teori adler

teori putih

teori Allport

teori Fromm

teori Kelly

Teori McClelland

Teori Fiske dan Muddy

Membaca Muddi... (A.Yu.Agafonov)

Bibliografi

Daftar literatur tambahan dalam bahasa Rusia

artikel pengantar

Psikologi adalah ilmu yang aneh. Perlu memikirkan masalahnya, segera setelah semuanya menjadi tidak jelas. Nah, sungguh, apakah seseorang tahu mengapa dia memikirkan sesuatu? Balzac secara akurat menulis dalam "Drama on the Seashore": "Pikiran tenggelam ke dalam hati atau kepala kita tanpa bertanya kepada kita." Seseorang dapat memberi dirinya penjelasan hanya tentang apa yang dia sadari. Tapi dia tidak bisa menjelaskan transisi dari salah satu pikirannya ke yang lain. Kita tidak tahu bagaimana mewujudkan penciptaan pikiran. Pikiran selalu hadir dalam pikiran kita dalam bentuk yang sudah jadi. Karena itu, mungkin, secara umum, lebih tepat untuk mengatakan bukan "Saya pikir", tetapi "Saya pikir". Tetapi apakah "Aku" yang misterius ini, yang bahkan, tampaknya, bahkan tidak memikirkan dirinya sendiri?

Namun demikian, setiap orang memikirkan sesuatu tentang dirinya sendiri. Tetapi bagaimana dia bisa yakin akan kebenaran pemikirannya tentang dirinya sendiri? Mungkin dia harus membandingkan idenya tentang dirinya dengan dirinya sendiri. Tapi seorang pria hanya tahu pikirannya, dan bukan dia dengan sendirinya. Dengan apa yang harus dibandingkan? Mungkin Anda harus bertanya kepada orang lain dan membandingkan pemikiran Anda sendiri dengan jawaban mereka? Tapi ide ini tidak mengungkap teka-teki. Lagi pula, jika saya tidak cukup mengenal diri saya sendiri, mengapa orang lain lebih mengenal saya? Jika seorang pemuda tidak dapat mengetahui apakah dia benar-benar mencintai kekasihnya atau hanya berpikir bahwa dia mencintai, lalu bagaimana orang lain akan membantunya? Apakah ada orang yang lebih baik dari saya yang dapat memutuskan apa yang saya pikirkan? faktanya, Apa yang saya inginkan, apa yang saya suka atau tidak benar? Namun orang-orang entah bagaimana dapat memperbaiki gagasan mereka tentang diri mereka sendiri. Mereka entah bagaimana berhasil. Bagaimana?

Saya harap ini sudah cukup untuk memahami teka-teki rumit yang harus dipecahkan oleh psikolog teoretis. Terutama para ahli teori yang membangun gagasan tentang kepribadian. Bagaimanapun, kepribadian adalah formasi agung yang mencakup semua yang paling berharga dalam diri kita. Tapi tidak jelas apa sebenarnya yang dia lakukan. Pikirkanlah: seseorang membuat beberapa keputusan. Tapi atas dasar apa? Jika keputusan ini ditentukan sebelumnya oleh sesuatu (genetik, lingkungan, pendidikan, situasi, pengalaman masa lalu, dll.), maka orang tersebut tidak dapat bertindak murni atas kebijaksanaannya sendiri. Jika keputusan individu tidak ditentukan sebelumnya oleh apa pun, lalu bagaimana dia bisa membuatnya? Hampir tidak mengherankan bahwa ada lusinan teori kepribadian, yang masing-masing menjelaskan sesuatu yang sangat penting, tetapi pada saat yang sama meninggalkan beberapa hal lain yang sama pentingnya tanpa perhatian.

Anda memiliki buku yang indah di depan Anda. Benar, dia terlambat untuk pembaca Rusia selama beberapa dekade. Tempat suci tidak pernah kosong. Selama waktu ini, banyak ulasan modern tentang teori kepribadian, yang diusulkan oleh berbagai psikolog Amerika, muncul di toko buku. Namun, sebagian besar ulasan dibuat dengan gaya, sebagaimana penulis kami dengan tepat menyebutnya, "eklektisisme yang baik hati." Di dalamnya, satu bab berbicara tentang satu teori, yang berikutnya tentang yang lain. Dan pembaca yang malang tidak akan pernah bisa menghubungkan yang tidak terhubung di kepalanya. Selain itu, para penulis—khususnya buku-buku teks Amerika—sering kali bertujuan menyederhanakan secara berlebihan dan oleh karena itu menghindari diskusi serius tentang masalah tersebut.

S.Maddy memilih cara penyampaian materi yang secara fundamental berbeda. Dia menemukan klasifikasi yang kurang lebih berhasil dari pendekatan yang berbeda (ini sudah merupakan kebajikan langka dalam buku-buku semacam itu). Tapi yang paling penting, dia terus-menerus membandingkan pendekatan yang berbeda dan membahas bagaimana setiap teori dibuktikan secara eksperimental. Itulah sebabnya bukunya tidak hanya tidak menjadi usang, tetapi, sebaliknya, melalui prisma beberapa dekade mulai terlihat seperti klasik. Bahkan seorang ahli buku yang baik tentang teori kepribadian akan menemukan banyak hal yang tak terduga dan menarik dalam karya ini.

Buku S. Maddy lebih ditujukan untuk para spesialis daripada untuk masyarakat umum. Ini akan sangat berguna bagi mahasiswa psikologi, yang sayangnya, tidak selalu tertarik pada hasil studi eksperimental, dan jika mereka berkenalan dengan apa pun dari eksperimen, mereka menerima data yang diperoleh tanpa kritik, sebagai kebenaran tertinggi. S. Maddi akan mengajari mereka untuk bersikap penuh perhatian dan kritis. Namun, buku ini juga akan bermanfaat bagi kalangan pembaca terbesar, yang masalah kepribadiannya tidak akan acuh tak acuh.

Tentu saja, S. Maddy, sebagaimana layaknya seorang psikolog Amerika, bahkan ketika ia mengatasi lingkungan positivis-behavioristik dan deterministik-psikoanalitiknya, menghindari membahas masalah yang paling mendasar. Namun buku ini mendorong pembaca untuk berpikir dan ragu. Dan hari ini tidak ada yang akan memberikan jawaban yang meyakinkan untuk semua pertanyaan. Tapi inilah kehebatan Ilmu Psikologi yang cemerlang saat ini, bahwa setiap orang diberi kesempatan untuk mencari ide-ide orisinal baru. Namun, sebelum memulai pencarian, ada baiknya mengetahui ide-ide apa saja yang telah dikembangkan oleh para pencari kebenaran lainnya. Ide-ide inilah yang menjadi fokus buku ini.

V.M. Allakhverdov, Doktor Psikologi, Profesor Fakultas Psikologi, Universitas Negeri St. Petersburg