kata kunci: penelitian, pendidikan jasmani, karate, jasmani, ilmiah

Salah satu arahan ilmiah penting dan prioritas penelitian di bidang pendidikan jasmani anak sekolah adalah pencarian dan pembenaran teknologi dan metode inovatif yang dibangun di atas bentuk organisasi pendidikan jasmani dan olahraga yang berorientasi pada olahraga, perluasan penggunaan sarana non-tradisional budaya fisik dan olahraga dalam proses holistik perkembangan anak (V.K. Balsevich, 1995; A. N. Kondratiev, 2005; L. I. Lubysheva, 1995, 2005; V. I. Lyakh, V. Ya. Kopylov, 1998).

Penetrasi konversi unsur budaya olahraga menjadi budaya fisik sesuai konsep V.K. Balsevich (1995) menciptakan kondisi objektif untuk intensifikasi pelatihan psikofisik anak-anak dan remaja. Pada saat yang sama, instalasi pada pembentukan pendidikan jasmani sebagai kompleks nilai-nilai budaya jasmani yang diaktualisasikan, memadai untuk minat, kecenderungan, kebutuhan, peluang potensial untuk meningkatkan anak sekolah dalam satu atau lain bentuk olahraga atau pendidikan jasmani, memiliki arti metodologis khusus.

Menurut para ilmuwan dan praktisi, saat ini ada penurunan yang signifikan dalam minat anak-anak dalam latihan fisik, dan secara umum, ada penurunan aktivitas motorik pada siswa kelas satu (rata-rata sebesar 50% dibandingkan dengan anak-anak prasekolah). Poin negatif utama adalah: konservatisme dan otoritarianisme pelajaran budaya fisik, keseragaman latihan fisik yang digunakan, kepadatan motorik yang rendah dari pelajaran secara umum dalam kondisi menggunakan berbagai latihan fisik yang bertujuan untuk mengembangkan kualitas fisik dan kemampuan koordinasi motorik, kurangnya kebutuhan yang diperlukan efek pelatihan, klasifikasi anak-anak berdasarkan kelompok tipologis, dengan mempertimbangkan tingkat perkembangan kualitas fisik (V.K. Balsevich, L.I. Lubysheva, 2004).

Analisis hasil studi yang dilakukan pada tahun-tahun tersebut. Surgut dan Tchaikovsky, memungkinkan untuk memodernisasi pendidikan jasmani siswa kelas satu berdasarkan inklusi dalam isi pelajaran (dalam bagian variabel program) alat karate tradisional, yang dibedakan oleh gudang besar emosional, gerakan dan gerakan yang menarik dan dapat diakses untuk anak laki-laki dan perempuan. Ini tidak hanya akan secara signifikan meningkatkan pengalaman motorik secara keseluruhan, tetapi juga akan berdampak efektif pada kesehatan fisik dan mental, pada pengembangan kualitas kecepatan dan kekuatan kecepatan serta kemampuan koordinasi motorik.

Untuk tujuan ini, kami telah mengembangkan model konseptual teknologi pembentukan kesehatan pedagogis berdasarkan:penggunaan elemen karate tradisional dalam pelajaran budaya fisik anak sekolah yang lebih muda (Gbr. 1).

Beras. satu. Model inovatif teknologi pembentuk kesehatan pendidikan jasmani anak sekolah menengah pertama

Teknologi ini melibatkan pengembangan konten dan metode pengorganisasian kegiatan siswa yang lebih muda.

Menerapkan teknologi pendidikan jasmani pendidikan jasmani yang membentuk kesehatan pedagogis anak-anak sekolah yang lebih muda, kami melanjutkan dari asumsi metodologis berikut:

Teknologi inovatif dianggap oleh kami sebagai proses sistemik dan dinamis kualitatif berdasarkan perkembangan budaya umum siswa; sebagai faktor dalam mengoptimalkan modus hari sekolah; sebagai bagian integral dari seluruh proses pendidikan lembaga pendidikan, mendefinisikan ruang budayanya, melakukan fungsi pendidikan, pendidikan, dan pengembangan (kesehatan);

- Tujuan utama dari teknologi pembentuk kesehatan adalah pembentukan budaya fisik kepribadian anak sekolah menengah pertama.

Dalam program eksperimental, proses pemulihan, pendidikan, pengasuhan tidak dapat dipisahkan satu sama lain, karena teknologi yang digunakan didasarkan pada gagasan tidak hanya pendidikan, tetapi juga penguatan kesehatan psikofisik, pengembangan moral, estetika kesadaran anak, menanamkan keterampilan budaya perilaku, meningkatkan efektivitas interaksi sosial, melalui sosialisasi pemikiran, pembentukan kepribadian.

Analisis struktural-logis yang dilakukan oleh kami memungkinkan untuk menentukan konten fungsional komponen teknologi ini, penggunaan praktisnya berdasarkan lembaga pendidikan kota - sekolah menengah No. 8 dan No. 14 di Tula.

komponen organisasi. Langkah-langkah organisasi dari bagian eksperimental pekerjaan berisi serangkaian efek yang sesuai pada kondisi kegiatan pendidikan dan kegiatan di luar ruangan, yang memungkinkan untuk memecahkan masalah yang berkaitan dengan koordinasi kegiatan bersama guru dari berbagai mata pelajaran, yang bertujuan untuk mengoptimalkan proses pendidikan: memastikan rezim pendidikan yang memadai, merasionalisasi kegiatan pendidikan dan ekstrakurikuler, kegiatan rekreasi, dll.

Langkah-langkah organisasi dalam kerangka eksperimen pedagogis meliputi: menjadwalkan pelajaran dengan mempertimbangkan waktu akhir hari sekolah, merasionalisasi penggunaan waktu pelajaran untuk memasukkan komponen varian dalam volume, melakukan sesi pelatihan oleh seorang guru yang mengetahui metodologi karate tradisional; pembelian seragam khusus (kimono), kontrol kondisi higienis gym (permukaan lantai, pembersihan basah segera sebelum pelajaran, suhu udara yang tepat).

komponen metodologi. Langkah-langkah metodologis dari bagian eksperimental pekerjaan diwakili oleh serangkaian pengaruh yang relevan yang menentukan konten komponen variabel dari pelajaran pendidikan jasmani, sarana dan metode pengajaran karate tradisional dengan kombinasi optimal dari minimum pendidikan.

Langkah-langkah metodologis dalam kerangka eksperimen pedagogis meliputi: pengembangan kurikulum untuk pendidikan jasmani siswa yang lebih muda menggunakan elemen karate tradisional, membatasi volume dan intensitas beban pelatihan sesuai dengan usia dan kondisi fisik mata pelajaran, menentukan isi komponen variabel (pemilihan teknik karate tradisional yang dapat diterima untuk dipelajari dan dilatih pada usia sekolah dasar), pengembangan sistem untuk menilai kesiapan teknis.

Untuk menerapkan teknologi yang diusulkan, kami telah mengembangkan kurikulum berdasarkan ketentuan modern pedagogi sekolah, psikologi perkembangan dan fisiologi, teori dan praktik pendidikan jasmani, serta komponen utama (dasar dan variabel) dari program pendidikan jasmani saat ini untuk kelas 1-11 dengan pengembangan kemampuan motorik yang terarah (A.P. Matveev, T.V. Petrova, 2002).

Materi pendidikan program ini disusun dengan mempertimbangkan kekhasan perkembangan anak sekolah yang lebih muda, mobilitas mereka, kecepatan relatif proses pemulihan, ketidakcukupan pengembangan proses penghambatan dan ketidaklengkapan pembentukan organ, sistem dan keseluruhan organisme secara keseluruhan. Pada saat yang sama, ketika memilih metode untuk mengajar tindakan motorik, kami dipandu oleh ketentuan ilmiah V.K. Balsevich (1992) tentang prioritas pelatihan sebagai cara paling efektif untuk mengembangkan dan meningkatkan kualitas fisik. Ini sangat penting untuk peningkatan yang signifikan dalam efektivitas pendidikan jasmani anak-anak dan remaja, di mana hingga saat ini tempat terdepan hanya diberikan untuk mengajarkan keterampilan dan kemampuan motorik dalam pengembangan berbagai latihan fisik.

Bentuk organisasi pendidikan jasmani tetap model pelajaran budaya fisik sebagai yang paling dikenal oleh siswa. Mempertimbangkan aspek metodologis penguasaan metodologi inovatif, perlu dicatat bahwa proses pelatihan dalam kondisi pelajaran selama tahun akademik ditentukan oleh tugas-tugas penguasaan materi program, dalam komponen variabel yang semua sarana prioritas dan metode karate tradisional dibangun sebagai siklus mikro, meso, dan makro yang lengkap.

Sebagai kriteria utama yang menentukan isi materi pendidikan dan pelatihan, target dipilih untuk pengembangan penuh kegiatan pendidikan jasmani oleh siswa, yang mencerminkan hubungan orientasi pendidikan, pendidikan dan proses pendidikan yang meningkatkan kesehatan.

Dengan demikian, logika penelitian memungkinkan untuk melakukan eksperimen pedagogis, yang tujuannya adalah untuk menguji efektivitas isi kelas pendidikan jasmani olahraga dengan siswa kelas 1 menggunakan karate tradisional.

Dalam percobaan, metode kelompok paralel digunakan, 118 siswa kelas 1 dipilih, yang, setelah kontrol dan tes pedagogis perkembangan fisik dan kebugaran fisik, dibagi menjadi kelompok yang relatif homogen - dua kelompok eksperimen (EG): anak laki-laki (n= 30) dan perempuan ( n= 30) dan dua kontrol (CG): laki-laki (n= 28) dan perempuan (n= 30). Di CG, pelajaran dilakukan sesuai dengan program saat ini yang direkomendasikan oleh Kementerian Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan Federasi Rusia untuk digunakan dalam pekerjaan lembaga pendidikan sekolah (A.P. Matveev, T.V. Petrova, 2002). Di EG pelajaran budaya fisik diadakan sesuai dengan program penulis yang dikembangkan (Tabel 1, 2).

Untuk pertama kalinya, sarana dan elemen gerakan karate tradisional diperkenalkan ke dalam program eksperimental (dalam komponen variabel), yang secara efektif mempengaruhi perkembangan kecepatan gerakan individu (lengan, kaki), kualitas kecepatan-kekuatan, berbagai manifestasi koordinasi motorik, dan perkembangan kepribadian anak yang harmonis.

Fitur dari teknologi pembentukan kesehatan yang diusulkan adalah kemungkinan penggunaan sarana karate tradisional bersama dengan pemenuhan persyaratan minimum pendidikan wajib tanpa menambah jumlah jam. Implementasi komponen-komponen ini dicapai dengan menggunakan kondisi berikut:

1. Dalam kurikulum dasar lembaga pendidikan umum Federasi Rusia, 2 jam per minggu dialokasikan untuk studi bidang pendidikan "Pendidikan Jasmani" di bagian invarian, di mana 10% untuk komponen regional.

2. Tujuan pengajaran bidang pendidikan “Budaya Jasmani” adalah pembentukan budaya jasmani kepribadian siswa dengan menguasai dasar-dasar isi aktivitas jasmani dengan fokus perkembangan umum.

Sesuai dengan tujuan bidang pendidikan "Budaya Jasmani", tujuan mata pelajaran dirumuskan, yang dalam banyak hal mirip dengan tujuan bagian variabel yang kami usulkan dan tercermin dalam isi program di atas:

Perluasan pengalaman motorik dengan memperumit gerakan yang telah dikuasai sebelumnya dan menguasai kompleksitas koordinasi baru yang meningkat;

Pembentukan keterampilan dan kemampuan dalam melakukan latihan fisik berbagai orientasi pedagogis terkait dengan pencegahan kesehatan, koreksi fisik, postur tubuh yang benar dan budaya gerakan;

Perluasan fungsionalitas sistem organisme, meningkatkan sifat adaptifnya karena pengembangan kualitas fisik dasar yang terarah;

Pembentukan keterampilan praktis yang diperlukan untuk mengatur latihan fisik independen dalam bentuk peningkatan kesehatan dan rekreasi mereka, interaksi kelompok melalui permainan luar ruangan dan elemen kompetisi;

Fokus pada penerapan prinsip variabilitas.

Tabel 1.Distribusi beban mengajar pada pelajaran budaya jasmani untuk siswa kelas satu menurut program eksperimen

Bagian dari pelajaran		Waktu, min	Detak jantung, denyut/mnt
babak pertama
persiapan			132-140
Utama	Pembentukan keterampilan yang disediakan oleh komponen dasar, permainan luar ruangan, pengajaran elemen individu karate tradisional, pengembangan fleksibilitas, kecepatan		144-156
Terakhir			130-135
Semester kedua
persiapan	Latihan tempur, ORU, latihan peregangan, latihan lari dan lompat		136-142
Utama	Pembentukan keterampilan yang diberikan oleh komponen dasar, permainan luar ruang, peningkatan elemen karate tradisional yang dipelajari, pelatihan teknik kombinasi, pertarungan formal, elemen aktivitas kompetitif, pengembangan fleksibilitas, kecepatan-kekuatan dan kemampuan koordinasi		160-185
Terakhir	Latihan jalan kaki, pernapasan dan relaksasi, tanya jawab, melaporkan isi pekerjaan rumah		135-140

3. Memperluas isi materi pendidikan melalui penggunaan unsur-unsur karate tradisional memungkinkan siswa untuk terlibat dalam pendidikan jasmani, sehingga meningkatkan efisiensi dan konsentrasi mereka dalam pelajaran. Keadaan ini memberikan kesempatan kepada guru untuk meningkatkan kepadatan pelajaran pendidikan jasmani sebesar 15%.

Meringkas hal di atas, kita dapat menarik kesimpulan berikut. Menggunakan waktu yang dialokasikan untuk komponen regional, kemungkinan untuk secara bersamaan memecahkan masalah serupa dari bagian dasar dan variabel pelajaran, serta meningkatkan kepadatannya, guru pendidikan jasmani menerima kondisi yang diperlukan untuk penerapan teknologi yang diusulkan. Dalam persentase, bagian dasar dari pelajaran adalah 60% dari total waktu, bagian variabel adalah 40%, yang dikonfirmasi oleh hasil waktu sesi pelatihan yang dilakukan dengan menggunakan teknologi inovatif. Unsur-unsur karate tradisional didistribusikan secara harmonis di semua bagian pelajaran dan tidak hanya tidak mengganggu pemenuhan minimum pendidikan, tetapi, sebaliknya, berkontribusi pada pemecahan masalah pedagogis umum.

Teknologi yang dikembangkan memungkinkan untuk meningkatkan aktivitas fisik anak-anak, sehingga secara aktif memotivasi mereka untuk terlibat dalam budaya fisik, dan untuk meningkatkan tingkat kesehatan anak-anak sekolah yang lebih muda.

Hasil utama penelitian dan pembahasannya. Setiap teknologi pedagogis memerlukan penargetan diagnostik dan kontrol kualitas objektif dari proses pedagogis, yang bertujuan untuk mengembangkan kepribadian siswa secara keseluruhan.

Sehubungan dengan ini, kriteria untuk mengevaluasi efektivitas teknologi pembentuk kesehatan eksperimental adalah perubahan dalam indikator perkembangan fisik, kebugaran fisik, psikomotorik, perkembangan proses mental dan lingkup motivasi anak sekolah yang lebih muda selama seluruh periode studi.

Kajian perkembangan fisik siswa kelas 1. Selama percobaan, pengukuran antropometrik anak sekolah yang lebih muda dilakukan (tinggi badan, berat badan, lingkar dada - CG). Nilai individu dan rata-rata dari tanda-tanda somatometrik yang dipelajari sebelum dan sesudah percobaan sesuai dengan data statistik rata-rata untuk Rusia. Selama percobaan, panjang tubuh anak perempuan dan laki-laki meningkat rata-rata 5 cm, berat badan - 3 kg, lingkar dada - 1 - 1,3 cm.

Namun demikian, ketika membandingkan indikator rata-rata aritmatika perkembangan fisik anak-anak dari CG dan EG, tidak ada perbedaan yang signifikan dalam berat badan dan panjang badan yang ditemukan baik sebelum maupun sesudah percobaan (p>0,05).

Pada saat yang sama, perlu dicatat bahwa siswa dari EG dibandingkan dengan anak-anak dari CG memiliki dinamika indikator OGK yang lebih baik (Tabel 3, 4). Jadi, anak laki-laki dari EG, yang memilikisebelum percobaan, nilai-nilai yang secara signifikan lebih rendah dari sifat yang dipelajari, pada akhir percobaan, diratakan dalam indikator ini dengan rekan-rekan mereka dari CG (dari 59,78±0,06 menjadi 61,15±0,05). Nilai rata-rata OGK anak perempuan dari kedua kelompok tidak berbeda secara statistik sebelum percobaan. Namun, setelah percobaan, indikator yang sama untuk siswi yang belajar menggunakan teknologi eksperimental menjadi lebih tinggi secara signifikan sebesar 1,03 cm (p<0,001).

Meja 2.Isi bagian dari komponen dasar dan variabel dari pelajaran budaya fisik menggunakan elemen karate tradisional

Alat Komponen Dasar	Alat Komponen Variabel
Dasar-dasar Pengetahuan	Landasan Teori Karate Tradisional
Apa itu budaya fisik?	Karate tradisional sebagai semacam seni bela diri oriental
Aturan perilaku dalam pelajaran pendidikan jasmani	Tinjauan sejarah perkembangan karate tradisional
Bagaimana cara menjaga postur tubuh Anda?	Terminologi karate tradisional
Cara dan metode pengerasan	Aturan perilaku di kelas karate tradisional
Aturan kebersihan pribadi	Dasar-dasar Teknik Karate Tradisional
atletik	Kihon (teknik dasar)
Latihan lari	Dachi-waza (teknik berdiri)
latihan melompat	Te-waza (teknik tangan)
Pelemparan	Geri Waza (teknik kaki)
Permainan luar ruangan	Kata (kompleks teknis formal)
"Pemburu dan Bebek"	Heans (kata siswa)
"Salki"	Bunkai (menguraikan kata)
"Siang dan malam"	Kumite (pertandingan olahraga)
"Tembak-menembak"	Kihon-gohon kumite (pelatihan-diformalkanpertarungan lima gerakan)
"ikan mas dan tombak"	Kihon-sanbon kumite (duel tiga gerakan yang diformalkan latihan)
Senam dengan dasar-dasar akrobat
Latihan bor
Latihan perkembangan umum
Latihan akrobatik
Latihan Terapan
pelatihan ski
Ski jalan kaki
Ski meluncur
Melangkah bergantian
Turun di rak utama
Pendakian

Tabel 3

Hasil pengujian anak laki-laki pada parameter utama perkembangan fisik

diteliti	indikator	Kelompok	Sebelum percobaan			Setelah percobaan
			M±m			M±m
Tanda somatometrik	Tinggi (cm	MISALNYA	122,82±1,46	1,54		127,4±0,89	1,14
		KG	120.32±0.78			125,82 ± 1,06
	Berat, kg	MISALNYA	23,83±0,51	0,07		26,36 ± 0,54	0,64
		KG	23,92 ± 1,08			27.20±1.24
	WGC, cm	MISALNYA	59,78±0,06	2,32	0,05	61,15 ± 0,05	0,58
		KG	60.31±0.23			61,01±0,23
Tanda-tanda fisiometrik	VC, saya	MISALNYA	1199.33±5.7	0,05		1645.7±7.43	21,62	0,001
		KG	1198,89±7,8			1413,75±7,7
	Kekuatan sikat, kg	MISALNYA	9.1±0.08			10,19 ± 0,08	7,87	0,001
		KG	9.17±0.09			9.24±0.09

Tabel 4

Hasil pengujian anak perempuan pada parameter utama perkembangan fisik

Indikator yang diteliti		Kelompok	Sebelum percobaan			Setelah percobaan
			M±m			M±m
Tanda somatometrik	Tinggi (cm	MISALNYA	120.43±1.1	1,39		125,07 ± 1,08	1,49
		KG	122,67 ± 1,17			127.57 ± 1.29
	Berat, kg	MISALNYA	23.46±0.54	0,28		26,21±0,47
		KG	23,76 ± 0,9			26,7±1,13
	WGC, cm	MISALNYA	59,88±0,09	0,39		61.43±0.1	4,56	0,001
		KG	59,79±0,2			60.46±0.19
Tanda-tanda fisiometrik	VC, saya	MISALNYA	1229,83±7	0,59		1613,13±6,6	20,49	0,001
		KG	1223.2±8.65			1418,73±6,8
	Kekuatan sikat, kg	MISALNYA	8,48 ± 0,06	0,19		9,68 ± 0,08	8,71	0,001
		KG	8,5 ± 0,08			8.63±0.09

Dari indikator fisiometrik, kami mempelajari kekuatan tangan di tangan terdepan dan kapasitas vital paru-paru (VC). Sebelum percobaan, indikator ini pada anak-anak dari kedua kelompok tidak berbeda secara signifikan. Selama percobaan, pada anak perempuan dan laki-laki dari CG, mereka tidak berubah secara signifikan, sementara rekan-rekan mereka dari EG menunjukkan peningkatan yang nyata: VC - sebesar 446,37 ml pada anak laki-laki, sebesar 383,3 ml pada anak perempuan; kekuatan tangan - sebesar 1,09 kg untuk anak laki-laki, sebesar 1,20 kg untuk anak perempuan.

Menurut pendapat kami, peningkatan indikator WGC dan VC yang lebih tinggi pada anak sekolah dari EG dibandingkan dengan siswa dari CG disebabkan oleh penggunaan latihan pernapasan dalam proses pengajaran elemen karate tradisional.

Pengaruh teknologi pembentuk kesehatan terhadap kebugaran jasmani anak SMP. Perbandingan dinamika kemampuan motorik anak sekolah menengah pertama dari EG dan CG menunjukkan bahwa pada anak-anak yang belajar sesuai dengan program eksperimental, peningkatan hasil yang mencirikan pengembangan fleksibilitas, kecepatan-kekuatan, kemampuan koordinasi secara signifikan lebih tinggi (hal.< 0,05, p < 0,001).

Perubahan signifikan secara statistik pada anak laki-laki dan perempuan di EG dibandingkan dengan CG diamati dalam tes: "Melempar bola boneka", "Kekuatan otot perut", "Batang miring dari posisi berdiri", "Terbelah", "Menarik pada mistar gawang yang rendah", "Melangkahi tongkat senam", "Lompat jauh dari suatu tempat". Peningkatan terkecil dicatat dalam tes motorik: "Lari 30 m", "Lari ke bola bernomor" (p > 0,05).

Hal ini sesuai dengan data literatur bahwa usia sekolah dasar merupakan masa yang sensitif bagi perkembangan kelenturan, kualitas kecepatan-kekuatan, dan kemampuan koordinasi.

Selama pengukuran kontrol, sebaran yang signifikan dari indikator individu perkembangan kemampuan motorik, terutama koordinasi, dicatat, yang menunjukkan peran faktor genetik dalam perkembangan anak-anak usia sekolah dasar.

Hasil perubahan kebugaran jasmani anak usia sekolah dasar selama percobaan disajikan pada Tabel. 5 dan 6.

Dapat dilihat dari tabel bahwa peningkatan yang signifikan pada indikator anak sekolah dari EG dibandingkan dengan CG terjadi pada tujuh dari sembilan tes.

Tingkat pertumbuhan yang tinggi dari indikator fleksibilitas di EG, menurut pendapat kami, membuktikan dampak efektif dari teknik eksperimental. Pemilihan latihan yang bertujuan untuk fleksibilitas dalam setiap pelajaran karate memastikan pengembangan yang cukup dari kemampuan siswa yang lebih muda di atas.

Dalam latihan yang mencirikan kecepatan berlari dan kemampuan untuk mengorientasikan dalam ruang, tidak ada perbedaan yang signifikan dalam peningkatan hasil rata-rata di EG dan CG pada anak laki-laki dan perempuan. Namun, bahkan dalam tugas motorik ini di EG, hasil yang lebih tinggi diamati pada akhir tahun, yang, menurut pendapat kami, dapat dijelaskan oleh beban yang dipilih dan didistribusikan secara rasional dari sifat tertentu di EG.

Halaman saat ini: 1 (total buku memiliki 10 halaman) [kutipan bacaan yang dapat diakses: 7 halaman]

jenis huruf:

100% +

Evgeny Vasilyevich Golovikhin, Sergey Vladimirovich Stepanov
Organisasi dan metode pelatihan dalam seni bela diri

Tentang penulis

Stepanov Sergey Vladimirovich, Doktor Ilmu Pedagogis, Profesor, Pekerja Terhormat Budaya Fisik Federasi Rusia, Pelatih Terhormat Rusia, Kepala Departemen Olahraga Tempur, Dan Kinushin-Kun Karate ke-5.

Golovikhin Evgeny Vasilyevich, Doktor Ilmu Pedagogis, Master Olahraga Kelas Internasional, Pelatih Terhormat Rusia, Dan Shidokan ke-4.

Peninjau:

Rapoport L.A., Doktor Pedagogi, Guru Besar, Kepala Departemen Kebudayaan Jasmani dan Olahraga Departemen Institut Kebudayaan Jasmani, Dinas Sosial dan Pariwisata, USTU-UPI.

Rosenfeld A.S. – Doktor Ilmu Biologi, Profesor

1. Catatan penjelasan

Pekerjaan ini dimaksudkan untuk mempersiapkan siswa IFC untuk kerja praktek sebagai guru-pelatih di kyokushin karate (bagian olahraga). Ini menyediakan studi oleh siswa spesialisasi seni bela diri dari kursus gulat di berbagai bidang: pedagogi umum dan khusus, psikologi umum dan olahraga, teori dan metodologi budaya fisik dan olahraga, kebersihan, fisiologi, pengembangan praktis umum dan khusus kualitas fisik, studi dan peningkatan teknik dan taktik karate kyokushinkai , partisipasi dalam kompetisi, organisasi proses pelatihan dan kompetisi, dll.

Disiplin ini dipelajari oleh mahasiswa selama 10 semester (1-5 mata kuliah) dengan total 456 jam kelas dan kelas praktik, 476 jam belajar mandiri.

Untuk siswa yang berspesialisasi dalam Karate Kyokushin;

Pada seminar, siswa diberikan informasi teoritis dasar pada bagian kursus. Dalam seminar, siswa belajar untuk mengekspresikan pengetahuan mereka tentang isu-isu tertentu. Di kelas metodis, siswa menguasai metodologi pengajaran dan menerapkan pengetahuan yang diperoleh dalam kegiatan praktis. Di kelas praktis, siswa menguasai dan meningkatkan keterampilan melakukan latihan dasar dan tambahan. Latihan latihan dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan keterampilan dan kemampuan profesional dan pedagogis yang diperlukan untuk aktivitas seorang pelatih Karate Kyokushin. Keterampilan dan kemampuan ini lebih ditingkatkan dalam proses praktek coaching di tahun ke-4.

Penyelesaian tugas-tugas pendidikan memberikan pendidikan kualitas yang melekat pada seorang pelatih-guru. Meningkatkan tugas memungkinkan Anda untuk mengontrol perkembangan bentuk dan fungsi tubuh, menjaga dan memperkuat kesehatan melalui penggunaan tindakan restoratif dan medis.

Pengendalian dan koreksi proses pendidikan dilakukan dalam bentuk tes pelajaran, pekerjaan mandiri, abstrak, penyusunan laporan, penyampaian standar kontrol, yang memungkinkan penilaian kualitas pekerjaan pendidikan, keberhasilan dan kekurangan dalam tingkat kesiapan spesialis masa depan.

Karya ilmiah - penelitian oleh siswa direncanakan di semua bidang teori dan metodologi, psikologi, sosiologi, fisiologi dan biomekanik dari olahraga yang dipilih.

Praktek kompetitif juga wajib sebagai metode peningkatan dan pengembangan siswa dalam kegiatan profesional mereka.

Partisipasi dalam kompetisi untuk siswa spesialisasi adalah prasyarat, terlepas dari kualifikasi atlet.

Pekerjaan diploma dilakukan dari kursus ke-2 hingga ke-5 sesuai dengan jam yang ditentukan untuk setiap kursus, dan dikendalikan menggunakan rencana individu.

2. Pendahuluan

Ketahanan nasional adalah untuk menjamin kelangsungan hidup fisik, ekonomi dan spiritual bangsa dengan tetap menjaga parameter perkembangannya secara optimal. (Bangsa dalam hal ini dipahami sebagai kumpulan kelompok etnis yang membentuk populasi negara tertentu.)

Pelatihan fisik massal adalah, pertama-tama, realisasi parameter penting pembangunan bangsa seperti keadaan kesehatan penduduk, dan kesehatan penduduk tidak diragukan lagi merupakan komponen penting dari keamanan nasional.

Kesehatan wanita usia reproduksi adalah dasar untuk memecahkan masalah demografis yang akut di Rusia modern. Dan ini bukan hanya tugas menghilangkan keseimbangan negatif antara kesuburan dan kematian. Hamparan dan kekayaan alam negara yang sangat luas membutuhkan potensi manusia yang memadai untuk pengembangannya. Perbedaan antara ukuran populasi dan wilayah yang didudukinya selalu menjadi pembenaran untuk perampasan paksa atau fragmentasi ruang fisik negara oleh lawan-lawannya.

Tidak cukup menguasai wilayah - Anda juga perlu melindunginya. Salah satu komponen kekuatan militer negara adalah tentara yang siap tempur. Pada gilirannya, efektivitas tempur tentara ditentukan baik oleh kesehatan fisik prajurit dan moral mereka yang tinggi. Kesehatan anak laki-laki dan pemuda, antara lain, keadaan kontingen tentara, kemampuannya untuk menahan tekanan fisik, psikologis dan intelektual. Dalam pengertian ini, seni bela diri sangat penting, karena mereka mengembangkan kualitas moral dan kehendak seperti kemampuan untuk mengatasi kesulitan, rasa kolektivisme, dan suasana hati untuk menang.

Sisi paradoks tetapi nyata dari perkembangan sistem politik sebagai struktur untuk menjamin keamanan nasional adalah kesehatan fisik tidak hanya penduduk, tetapi juga elit politik.

Meningkatnya kejadian gangguan somatik dan mental menjadi salah satu alasan pengetatan rezim politik. Orang-orang yang secara psikologis tidak stabil biasanya berjuang bukan untuk demokrasi, tetapi untuk bentuk pemerintahan yang otoriter. Situasi pilihan konstan, karakteristik perkembangan demokrasi, sulit bagi mereka, mereka menginginkan kejelasan. Ketidakjelasan dalam pasar politik biasanya hanya ditawarkan oleh partai ekstrim kiri atau ekstrim kanan.

Selain itu, dalam arti umum, semakin sehat suatu bangsa secara keseluruhan, semakin sehat bagiannya - elit politik. Penyakit serius pewaris tsar pada awal abad ke-20, gangguan kesehatan Lenin yang terus-menerus, paranoia Stalin yang dituduhkan oleh ilmuwan besar Bekhterev, "ketidakmampuan" mendiang Brezhnev, penyakit konstan Presiden Yeltsin - fenomena ini, setidaknya , menimbulkan berkembangnya apa yang disebut bentuk bayangan kekuasaan. Yang terakhir ini sudah merupakan transformasi nyata dari rezim politik tanpa perubahan hukumnya, dan transformasi ini diarahkan pada “melarikan diri dari kebebasan”, menuju menjauh dari cita-cita supremasi hukum dan demokrasi.

Seni bela diri, yang termasuk karate, memunculkan orientasi menuju kesuksesan dalam hidup, membentuk psikologi seorang pemenang. Dalam proses pendidikan dan pelatihan, generasi muda mengembangkan kualitas moral dan kemauan yang tinggi, yang berhubungan langsung dengan kemampuan psikologis untuk kelangsungan hidup dan pembangunan bangsa.

Olahraga, budaya fisik massa secara objektif membentuk proyek ide nasional yang alami, tidak dipaksakan, berdasarkan keinginan untuk menang, terutama karena Rusia benar-benar negara pemenang. Pada suatu waktu, hamparan luas Eurasia ditaklukkan dan disatukan ke dalam negara Rusia. Rusia tidak akan bertahan baik secara geografis maupun politik jika bukan karena kemenangan terus-menerus dari berbagai agresi yang bertujuan menaklukkan wilayah terkaya kita. Rusia memberikan kontribusi yang menentukan bagi kemenangan atas fasisme Hitler, yang bercita-cita untuk menguasai dunia. Rusia adalah yang pertama mengirim manusia ke luar angkasa, seorang warga Rusia untuk pertama kalinya dalam sejarah melakukan jalan keluar dari pesawat ruang angkasa ke luar angkasa. “Mengingat” pencapaian nasional yang nyata dari arti penting dunia ini membantu, antara lain, olahraga prestasi tinggi.

Dengan demikian, pengembangan olahraga, khususnya pelatihan karate, adalah salah satu aspek untuk memastikan keamanan nasional dan prestise Rusia modern.

3. Karate sebagai disiplin ilmu dan pendidikan

Gambar yang jelas dari para pejuang yang dengan terampil, kuat dan efektif menunjukkan teknik serangan dan pertahanan, menemukan jalan keluar dari situasi sulit, menghadapi banyak musuh, berjuang untuk keadilan - ini biasanya merupakan gambaran stereotip pertama ketika kata KARATE digunakan. Media secara khusus menyampaikan citra karateka kepada konsumen. Faktanya, karate adalah sistem tertua dari pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan khusus, yang sebagian besar terakumulasi secara empiris. Selama lebih dari lima abad, pengalaman aktivitas praktis dalam karate telah diperoleh dan digeneralisasikan. Yang terbaik dan paling efektif dipilih, dan meskipun kurangnya pembenaran teoretis dalam pelatihan master karate, hasil pelatihan pikiran dan tubuh sangat mengesankan.

Saat ini, karate adalah jenis kegiatan sosial paling populer yang menggabungkan gaya hidup sehat, olahraga, keterampilan yang diterapkan secara profesional, dan filosofi. Kemungkinan pengembangan pribadi melalui sistem kelas karate tidak terbatas. Dengan demikian, karate dapat dianggap sebagai disiplin ilmu dan pendidikan, yang mewakili cara mengatur pengetahuan tentang peran dan tempat karate pada berbagai tahap kehidupan seseorang, ciri-ciri dan pola umum perkembangan fungsionalnya.

obyek Kajian karate adalah kemampuan fisik, mental dan kemampuan individu, yang berubah dengan dampak sistematis dari sarana karate.

Subjek studi mendukung pola umum dari proses kelas karate. Dalam karate, ada tiga area di mana pola-pola ini muncul: diterapkan secara profesional, olahraga, peningkatan kesehatan.

Arahan profesional dan terapan meliputi pertanyaan tentang penyebab karate, peran dan tempatnya sebagai subsistem sosial dalam kehidupan seseorang dan masyarakat saat ini, hubungan karate dengan subsistem lain (pelatihan, pendidikan, pekerjaan), pengembangan prospek sehubungan dengan perubahan yang sedang berlangsung dalam kehidupan masyarakat modern, pencarian bentuk pelatihan yang disesuaikan sesuai dengan tujuan kelas karate. Menggunakan kemungkinan karate untuk membentuk budaya spiritual masyarakat. Terbentuknya aspek keselamatan jiwa. Aplikasi praktis dalam situasi ekstrim.

Di bidang olahraga, landasan umum pelatihan olahraga, pola pengelolaan dan pengembangan karate (motivasi pengembangan diri, olahraga, kegiatan profesional pelatih-guru, dampak kegiatan olahraga terhadap gaya hidup sehat, orientasi terapan, pribadi perkembangan) dipelajari.

Dalam arah kesehatan, pengaruh sarana karate pada proses aktivitas vital tubuh manusia dipelajari; pemilihan latihan yang optimal untuk pengembangan kualitas motorik dan koordinasi yang diperlukan; proses adaptasi terhadap stres fisik dan mental; pembinaan watak dan watak yang terarah; perkembangan fisik umum dari mereka yang terlibat; peningkatan kapasitas kerja, vitalitas dan tingkat kesehatan, program jangka panjang pemahaman kemungkinan pengembangan kepribadian dalam rencana spiritual dan fisik melalui pelajaran karate.

Tugas utama karate sebagai disiplin akademik adalah generalisasi pengalaman praktis, deskripsi didaktik tentang perkembangan subjek, memahami esensi sistem kelas, pengembangan metode optimal untuk mengelola dan mengatur proses pendidikan, dan pembentukan teknologi hemat kesehatan.

Pastikan untuk mencatat pengaruh spesifik pada kelas karate dari sejumlah ilmu: filsafat, psikologi, pedagogi, antropologi, akmeologi, sosiologi, fisiologi, biokimia, biomekanik. Hukum dan pola mereka secara langsung mempengaruhi perkembangan karate dalam semua manifestasinya.

4. Faktor penyebab munculnya dan perkembangan karate

Studi yang cermat tentang karate sebagai suatu kegiatan menimbulkan pertanyaan tentang apa yang menentukan penampilannya, memberikan minat dan fungsi yang tinggi pada saat ini dan akan berkontribusi pada pengembangan di masa depan.

Fenomena karate adalah fenomena yang sangat beragam, multi-kompleks dan multifungsi yang menempati tempat yang sangat istimewa dalam ruang budaya peradaban modern. Penilaian yang objektif dan tidak memihak terhadap potensi kreatifnya yang sangat besar, sejauh ini hanya sebagian dan paling sering diwujudkan secara spontan dalam kehidupan sebagian besar minoritas dan tidak digunakan oleh sebagian besar populasi planet kita, memungkinkan kita untuk mengidentifikasi fitur dan esensi utama dari fenomenalitas dan eksklusivitas ini.

Pertama, kelas karate dan (atau) aktivitas fisik yang dekat dengannya secara alami adalah cara yang tak tergantikan dan tak tergantikan untuk mengatur proses keseimbangan alami yang alami untuk mempertahankan homeostasis, sebagai kondisi vital untuk pembentukan, pelestarian, dan penguatan fisik, spiritual, dan moral. kesehatan seseorang.

Kedua, komunikasi manusia yang terbentuk selama kelas karate menjadi alami dan memadai untuk kebutuhan dan kemampuan individu sebagai insentif untuk sosialisasinya, pembentukan gaya perilakunya sendiri dalam masyarakat, yang diperlukan untuk mencapai kesuksesan dalam hidup. orientasi, keberanian, dan batasan.

Ketiga, dunia karate secara umum semakin menjadi faktor serius dan insentif yang terus meningkat untuk pembentukan nilai-nilai kemanusiaan universal dari budaya peradaban modern dalam komponennya yang paling beragam: dari budaya umum kehidupan hingga berbagai aspek kehidupan sosial, termasuk sains, seni, bisnis, politik. , informasi, emosi manusia, etika, hukum, dll.

Saat ini, karate merupakan bagian integral dari budaya umum dan termasuk dalam seni bela diri. Keutuhan dan keragaman kehidupan sosial ditentukan oleh interkoneksi subsistem, dimana salah satu subsistem tersebut adalah aktivitas dan latihan karate.

Sejarah seni bela diri kembali ribuan tahun. Karate, kemungkinan besar, tidak akan ada begitu lama jika bukan karena sesuatu yang lebih dari seperangkat teknik gulat. Vitalitas dan rasa hormat universal terhadapnya muncul dari perpaduan organik teknik formal dengan makna spiritual yang lebih dalam dari teknik sebagai sarana pengembangan diri dan penegasan diri dalam arti tertinggi, sebagai cara dan sarana untuk meningkatkan karakter dan mengembangkan karakter. kepribadian.

Sejak zaman kuno, ketika orang harus bertahan hidup dalam kondisi ekstrim, seni bela diri hanya memiliki nilai praktis. Aplikasi mereka yang sukses memastikan kemenangan dalam pertempuran yang mematikan. Dengan berkembangnya tenaga-tenaga produktif, dasar-dasar ekonomi masyarakat berubah. Perang telah mengambil karakter yang berbeda. Tetapi kebutuhan akan pelatihan para pejuang yang berkembang secara fisik, berani, berani, dan disiplin semakin meningkat. Dan dalam persiapan mereka, sistem seni bela diri memainkan peran besar. Mari kita ingat contoh perkembangan negara: Sparta, Roma, Bizantium, Inggris, Prancis, Cina, Mongolia, Jepang, dll.

Diketahui dari sejarah seni bela diri bahwa orang Yunani kuno adalah salah satu yang pertama memperkenalkan seni bela diri ke dalam olahraga dan menyebutnya pankration. Setelah diberi status sosial yang berarti bagi kemenangan dan pemenang dalam pencak silat pankrasi, mereka menjadi milik masyarakat dan dengan tegas memasukkan budayanya sebagai budaya bangsa.

Sejak itu, seni bela diri, termasuk karate, telah menjadi milik masyarakat dan bagian dari budayanya.

Sebagai pendiri karate-kyokushin, Masutatsu Oyama yang terkenal, menulis: "Karate adalah pertarungan tanpa senjata, dan kami telah maju cukup jauh dari perang itu, ketika orang-orang berperang tanpa senjata. Dalam pertempuran, karate adalah pengganti senjata yang lemah. , bahkan tongkat atau anak panah. Tujuan akhir karate lebih kepada pengembangan kualitas terbaik dari karakter manusia daripada hanya pengembangan kekuatan orang untuk melawan musuh fisik. Tapi karate, tentu saja, mengembangkan pengabdian, keberanian dan lainnya kualitas yang melekat pada prajurit.

Ketika menganalisis pengaruh kondisi kehidupan masyarakat terhadap karate, beberapa kelompok faktor muncul: kondisi budaya dan sosial ekonomi secara umum, faktor pribadi, nasional, kondisi geografis dan iklim daerah, anggaran waktu penduduk,

Faktor budaya umum. Nilai-nilai yang signifikan secara sosial dan mentalitas setiap bangsa dan orang meninggalkan jejak mereka pada karate sebagai semacam kegiatan budaya umum. Setiap gaya karate dipatenkan dan merupakan milik pribadi. Persyaratan internasional gaya Kyokushin ditentukan oleh persyaratan peraturan khusus. Bahasa gerakan gaya umum jelas bagi setiap karateka. Namun setiap negara memiliki sikap tersendiri terhadap karate. Ideologi dan politik dari berbagai negara meninggalkan jejaknya pada pengembangan aktivitas olahraga apa pun. Di Uni Soviet, ada periode larangan kelas karate dengan tanggung jawab administratif dan pidana. Budaya mempengaruhi kegiatan dan bagaimana mereka dirasakan oleh publik. Tingkat budaya menentukan nilai dan prioritas pengembangan olahraga tertentu. Di beberapa negara, karate dikembangkan dengan bantuan organisasi publik dan struktur swasta, tanpa dukungan negara.

Di Rusia, sejak 1991, karate telah dimasukkan ke dalam program negara pendidikan jasmani penduduk dan termasuk dalam klasifikasi All-Rusia terpadu sebagai olahraga.

Pada tahun 2005, untuk meningkatkan kualitas kerja dan memberikan dukungan negara, Persatuan Seni Bela Diri Rusia didirikan, yang menyatukan seni bela diri paling populer. Tujuan utama RSBI adalah penyatuan dan dukungan negara dari semua seni bela diri di Rusia. Mereka mencakup semua gaya karate yang dikenal. Yang sebelumnya dikembangkan secara khusus, dan disesuaikan secara independen untuk bertahan dalam kondisi ekonomi yang sulit, pada akuntansi biaya penuh dari kegiatan keuangan dan ekonomi setiap organisasi atau federasi.

Faktor sosial ekonomi. Tidak diragukan lagi, kondisi dan kualitas hidup mempengaruhi kehidupan individu. Saat ini, sebagian besar Federasi Karate Seluruh Rusia adalah organisasi publik dan beroperasi dengan swadaya penuh. Biasanya sistem dukungan keuangan seperti itu untuk organisasi publik, federasi karate berfungsi. Organisasi publik All-Rusia terdaftar oleh Kementerian Kehakiman Rusia jika memiliki lebih dari 40 wilayah Federasi Rusia. Setiap wilayah setiap tahun membayar biaya keanggotaan dan bentuk pembayaran lainnya untuk partisipasi dalam acara kalender federasi (kompetisi, kamp pelatihan, seminar). Peluang ekonomi wilayah Rusia berbeda, serta potensi olahraga mereka. Tingkat perkembangan daerah terlihat jelas dalam kompetisi.

Di Rusia, klasifikasi yang ada menyediakan keberadaan kategori dan gelar olahraga. Klasifikasi internasional menyediakan sistem sabuk perbedaan dan prestasi dalam karate. Konsep seperti sabuk hitam, dan pertama, sensei dapat dimengerti oleh kalangan sempit. Dan gelar master olahraga, pelatih terhormat, spesialis dengan pendidikan jasmani yang lebih tinggi diterima oleh semua struktur pendidikan negara bagian. Undang-undang tentang budaya fisik dan olahraga Federasi Rusia Seni. 28 menyatakan bahwa kegiatan olahraga dapat dilakukan oleh spesialis dengan pendidikan jasmani khusus pendidikan menengah atau tinggi. Dalam praktiknya, undang-undang ini hanya diterapkan di badan-badan negara, di organisasi olahraga swasta atau publik yang mengembangkan karate, orang yang tidak memiliki pendidikan jasmani khusus sering bekerja.

Karate sebagai olahraga tidak membutuhkan biaya material yang besar. Studi teknik dapat dipraktekkan di setiap ruang olahraga, taman bermain, area taman dan tempat umum lainnya. Terutama pada tahap awal belajar karate. Spesialisasi olahraga lebih lanjut, partisipasi dalam kompetisi, di kamp pelatihan membutuhkan biaya keuangan tambahan. Peralatan aula olahraga dengan peralatan dan peralatan berkualitas tinggi secara efektif berkontribusi pada pertumbuhan hasil olahraga.

Karate memiliki fitur positifnya sendiri yang berkontribusi pada pertumbuhan popularitas. Ini adalah tingkat teknis yang terlibat. Untuk meningkatkannya diperlukan upaya tenaga kerja pribadi dan waktu luang. Setiap orang dapat meningkatkan level teknisnya, tetapi tidak semua orang dapat berhasil bersaing dalam kompetisi. Salah satu bentuk peningkatan level teknis adalah penyerahan sabuk.

Perkembangan karate yang pesat di Rusia dijelaskan sebagai berikut:

Tindakan teknis dalam karate tidak biasa dan spektakuler;

Pelatihan atlet beragam, dalam arti fisik, semua kelompok otot berkembang;

Kemungkinan karate yang meningkatkan kesehatan bersifat multifungsi dan berkontribusi pada pencegahan berbagai penyakit;

Fitur proses pendidikan dalam karate memungkinkan untuk berhasil menguasai keterampilan teknis untuk berbagai kategori orang, tanpa memandang usia;

Prospek pertumbuhan pribadi melalui kelas karate tumbuh setiap tahun, karena seni berduel selalu dapat ditingkatkan. Jadi usia tidak masalah;

Kisaran gerakan dalam karate sangat besar, kebaruan dan variasi menjamin minat yang tinggi dari mereka yang terlibat;

Berbagai jenis (kata, kumite, temi-shiwari) memungkinkan orang dengan kemampuan fisik dan mental yang berbeda untuk berlatih karate;

Kemungkinan penerapan karate di bidang bela diri menjadi tersedia untuk berbagai kategori warga negara.

Sisi negatif dari gaya karate yang ada adalah tidak adanya kompetisi tunggal untuk semua orang. Prinsip sportivitas untuk semua orang yang ingin mencoba tangan mereka di kompetisi karate, seperti dalam olahraga lainnya, tidak ada. Setiap federasi memiliki rencana kalender sendiri. Meskipun aturan kompetisi serupa (semua federasi Kyokushin, Ashihara Karate, Oyama Karate, dll.), masih belum ada praktik olahraga umum di wilayah untuk seleksi kompetisi untuk semua orang, seperti dalam olahraga lainnya. Artinya, kompetisi diadakan dalam federasi tanpa prospek partisipasi lebih lanjut dalam kompetisi tingkat atas untuk atlet yang bukan bagian dari organisasi ini. Penggunaan latihan start terpadu untuk semua orang akan secara signifikan meningkatkan persaingan di antara para peserta dan, sebagai akibatnya, tingkat acara dan hasil olahraga.

Pengaruh faktor pribadi. Semua kegiatan dalam mempelajari karate bermuara pada mempengaruhi kepribadian. Telah terbukti bahwa aktivitas yang sukses penting bagi setiap orang, di mana ada dinamika positif dalam pengembangan semua kemampuan dan kemampuannya: anatomi, fisiologis, mental dan sosial.

Karate lebih dari sekadar olahraga. Sistem nilai dan tradisi memungkinkan untuk secara efektif mendidik dan mengembangkan tidak hanya kualitas fisik, tetapi juga isi batin setiap atlet.

Jalan seorang siswa sekolah Kyokushinkai dimulai dengan disiplin tinggi, pelatihan intensif dan pendidikan kualitas moral dan spiritual. Semacam sumpah spiritual, yang dikembangkan oleh pusat Organisasi Kyokushinkai Internasional, mencakup tujuh perintah yang menentukan jalan untuk mencapai kesempurnaan fisik dan stamina spiritual.

Dalam program pelatihan untuk karateka pemula, perintah-perintah ini adalah sebagai berikut:

"satu. Kami akan melatih hati dan tubuh kami untuk mencapai semangat yang teguh dan teguh.

2. Kami akan teguh mengikuti arti sebenarnya dari jalan yang dipilih, agar perasaan kami selalu siap.

3. Dengan ketekunan yang sejati, kita akan berjuang untuk penegasan diri dalam seni karate.

4. Kami akan secara ketat mematuhi aturan etiket, menghormati orang yang lebih tua dan menahan diri dari kekerasan. Kami tidak akan pernah menyerang terlebih dahulu, tetapi kami selalu siap untuk bertahan melawan serangan dengan cara yang tersedia yang diizinkan oleh karateka.

5. Kami akan dengan ketat mengikuti perintah mentor tinggi kami dan tidak pernah melupakan kebajikan sejati - kerendahan hati.

6. Kami akan berjuang untuk kebijaksanaan dan kekuatan, tidak mengetahui keinginan kejahatan dan kekerasan.

7. Sepanjang hidup kita, melalui pemahaman karate, kita akan berusaha untuk memenuhi tujuan sejati dari jalan Kyokushin.

Dalam perintah-perintah ini, gagasan menahan diri dari kekerasan terus-menerus dilakukan. Dalam situasi membela diri, ketika serangan tak terduga melanggar keharmonisan pikiran dan tubuh seorang karateka, dia, melakukan pembalasan sesuai dengan tingkat gangguan kedamaiannya, bertindak tanpa motif egois. Karateka mengembalikan keharmonisan jiwa dan raga yang telah ditemukannya, yang dilanggar oleh campur tangan yang tidak beralasan dari luar.

Prinsip menahan diri dari kekerasan dikaitkan dengan etika perilaku sosial, kode moral yang ditetapkan dalam sistem karate. Ini adalah prinsip-prinsip perilaku sosial, yang dikembangkan oleh sistem pelatihan klasik yang kaku dan kehidupan master kelas atas dalam pelatihan awal karateka, yang tugas utamanya adalah peningkatan fisik dan spiritual sambil mempertahankan dan meningkatkan potensi cadangan kesehatan.

Karate secara keseluruhan, sebagai jenis seni bela diri, kini telah memantapkan dirinya sebagai salah satu sistem pertahanan diri yang paling dapat diandalkan. Menurut teknik dan fitur taktis yang berlaku, karate berkembang sebagai antipode dari salah satu jenis gulat tertua - jiu-jitsu (analog kami dari sistem ini adalah sambo tradisional). Umumnya, teknik menyerang lebih sederhana dan lebih mudah diakses daripada, misalnya, teknik ambil dan lempar, yang membutuhkan persiapan panjang untuk pelaksanaannya. Dalam penerapan teknik karate, keunggulan lawan kurang penting - berat badan, tinggi badan, yang, dengan kurangnya keterampilan dalam melakukan penangkapan, lemparan, dan penahanan, dapat menjadi hambatan serius bagi seorang petarung. Kecepatan pertempuran yang tinggi dalam karate, kecepatan gerakan, penarikan, perubahan jarak memungkinkan Anda untuk secara efektif menghadapi beberapa lawan, dengan cepat menghentikan tindakan berbahaya dan dengan tegas mengambil inisiatif. Penting juga bahwa, dengan melunakkan seluruh tubuh dan mengubahnya menjadi senjata, karate memungkinkan Anda untuk secara alami memperluas kemampuan seorang pejuang melalui penggunaan berbagai benda dan senjata bermata, seolah-olah melanjutkan dan memperkuat tubuh manusia.

Teknik pelindung goncangan yang dilakukan dengan tangan kosong saling berhubungan dengan teknik di mana berbagai benda digunakan.

Jelas dari psikologi bahwa perilaku seseorang ditentukan oleh kebutuhannya. Kebutuhan adalah rangsangan sadar atau tidak sadar untuk bertindak. Ketidakpuasan terhadap kebutuhan dalam kehidupan bermasyarakat dapat berujung pada terpenuhinya kebutuhan dalam bidang karate. Kebutuhan pribadi yang sadar (motif, aspirasi, tujuan) juga dapat bertindak sebagai insentif untuk kelas karate: promosi kesehatan, persiapan untuk pekerjaan dan dinas militer, komunikasi, perolehan keterampilan dan kemampuan khusus. Motif adalah alasan sadar untuk aktivitas seseorang, yang bertujuan untuk mencapai tujuan.

Kelas karate dipengaruhi oleh dua kelompok faktor: internal dan eksternal.

Faktor eksternal yang memengaruhi seseorang selama kelas karate dapat dibagi menjadi makro-sosial - sosial eksternal, lingkungan yang jauh (propaganda karate yang tidak memadai dari lembaga pemerintah; nilai-nilai anti-sosial yang ada dari lingkungan, dll.);

Mikrososial - lingkaran dalam keluarga (kurangnya kontak antara pelatih dan orang tua; kurangnya contoh positif dalam keluarga; kekurangan uang untuk kehidupan normal. Tidak ada uang untuk makanan normal, perjalanan, pakaian yang sesuai untuk musim; perbedaan hubungan antara tim olahraga dan keluarga, terutama selama masa adaptasi).

Faktor internal dibagi menjadi:

Bawaan individu (perkembangan fisik yang buruk; kesehatan yang buruk; tingkat aktivitas motorik yang rendah; tingkat perkembangan kualitas mental yang rendah; sumber daya aktivitas fisik yang terbatas dari mereka yang terlibat);

Diperoleh secara pribadi (kurangnya pengetahuan anak tentang perilaku yang benar dalam pelatihan atau kelas; sedikit pengetahuan di bidang budaya fisik; kurangnya kebiasaan kerja; kemungkinan kebiasaan buruk. Kemungkinan penggunaan obat-obatan, alkohol dan tembakau; kurangnya pengalaman positif dalam pendidikan jasmani atau kegiatan olahraga; kurangnya, tujuan hidup apa pun; kurangnya otoritas yang berguna secara sosial; kurangnya minat dalam studi, kesalahpahaman dan keengganan untuk meningkatkan kesehatan seseorang; kurangnya pengetahuan teoritis dasar dalam anatomi, kebersihan, gaya hidup sehat; tingkat rendah keterampilan pendidikan dasar Oleh karena itu takut disalahpahami atau diejek oleh kawan ; kemampuan untuk mengekspresikan diri, membangun hubungan dengan orang lain kurang berkembang atau cacat; stereotip berpikir tentang seni bela diri masa depan tidak sesuai dengan kenyataan).

Tidak seperti olahraga dan spesialisasi olahraga lainnya di mana alam memainkan peran penting, dalam karate ada tingkat kompensasi.

Tingkat kompensasi - penggunaan yang efektif dari kemampuan fisik dan intelektual seseorang dalam proses berlatih karate.

Misalnya: seorang atlet, di hadapan kualitas kekuatan, dapat menggunakan pukulan kuat untuk mengalahkan; di hadapan tingkat kecepatan tinggi, gunakan teknik tindakan menyerang dan serangan balik; di hadapan daya tahan khusus tingkat tinggi, bangun duel dengan tempo pukulan konstan. Konsep ini memiliki kesamaan dengan taktik melakukan duel.

Anggaran waktu sebagai faktor untuk latihan karate. Tingkat ekonomi suatu masyarakat menentukan pendapatan material para anggotanya. Teknologi canggih tinggi dari negara-negara maju dapat secara signifikan meningkatkan situasi keuangan warga negara. Kebijakan negara-negara maju ditujukan untuk meningkatkan kualitas dan keselamatan hidup semua anggotanya.

Di Rusia, kontingen utama yang terlibat adalah siswa sekolah umum dan siswa. Studi yang dilakukan oleh penulis mengungkapkan bahwa dari 100% dari mereka yang terlibat dalam karate, 62% adalah anak sekolah, 26% adalah siswa dan 12% adalah kategori warga negara lainnya.

Kategori warga dewasa Rusia tidak memiliki anggaran yang cukup untuk pelatihan karate aktif, karena sejumlah masalah yang muncul: dukungan materi untuk keluarga, upah rendah, sejumlah kecil pangkalan dan tempat olahraga khusus, sumber daya administrasi yang tidak memadai untuk dipromosikan perkembangan pencak silat.

Kondisi geografis, iklim, dan nasional. Jutaan orang di seluruh dunia berlatih karate. Banyak dari mereka adalah pemegang sabuk hitam dan mengikuti berbagai kompetisi. Kejuaraan Karate paling bergengsi adalah Kejuaraan Dunia Kyokushin. Sejarah Kejuaraan Dunia Karate Kyokushin dimulai pada tahun 1975. Hal ini diadakan setiap empat tahun dan disebut "Olimpiade" di karate. Geografi peserta Kejuaraan Karate Dunia sangat luas. Kejuaraan Dunia Kyokushin menyatukan lebih dari 120 negara. Statistik hasil olahraga yang ditunjukkan oleh atlet mengungkapkan negara-negara terkemuka. Di dunia - ini adalah Jepang (tempat kelahiran gaya dan olahraga Kyokushin), Brasil, Kanada, Inggris, Rusia, Amerika, Belanda. Di Eropa, Rusia, Belanda, Inggris.

Apakah anak Anda tahu bagaimana mencapai kesuksesan dalam hidup? Bagaimana cara meningkatkan prestasi sekolah? Bagaimana cara melindungi diri dari narkoba? Bagaimana mengembangkan jasmani dan rohani untuk memaksimalkan kemampuan Anda?

Anak-anak yang menghadiri kelas kami hanya ditakdirkan untuk mencapai kesuksesan dalam hidup, karena sejak usia dini kami mengajarkan mereka konsep-konsep seperti TUJUAN, TEKAD, DISIPLIN, RESPECT, PERSISTENCE dan KUAT. Dan yang paling penting, karakter yang akan diperoleh anak-anak Anda sebagai hasil dari kelas kami akan membantu mereka selama sisa hidup mereka!

Yang terhormat orang tua:

Orang tua selalu menginginkan yang terbaik untuk anak-anak mereka, tetapi bagaimana Anda mempersiapkan mereka untuk tantangan yang mereka hadapi di dunia saat ini? Apa yang Anda lakukan untuk memotivasi anak, membiasakannya dengan disiplin dan sikap yang tepat untuk bisnis apa pun? Tapi ini adalah hal yang paling diperlukan untuk mencapai kesuksesan dalam hidup. Tidak mudah mengajarkan semua ini kepada seorang anak, karena pendidikan semacam ini tidak diberikan di sekolah kita. Jalanan tidak akan memberikan pengetahuan seperti itu. Dan yang memalukan kita, yang lama telah dihancurkan, tetapi organisasi publik baru belum muncul, yang dipanggil untuk menyatukan anak-anak kita dan mempersiapkan mereka untuk kehidupan masa depan. Sebenarnya, ini hanyalah kejahatan, karena mengajari anak-anak sejak usia dini keterampilan seperti kemampuan untuk menetapkan tujuan dan kemudian berusaha untuk mencapainya, mengembangkan sifat-sifat karakter seperti kepercayaan diri dan harga diri sejak usia muda, akan sangat membantu. memiliki dampak terbesar pada prestasi anak di kemudian hari.

Selama bertahun-tahun, kami telah melihat ratusan anak yang telah pulih
manfaat dari kegiatan kami.

• Anak-anak yang kelebihan berat badan yang telah kehilangan beberapa kilogram dengan disiplin diri dan olahraga, dan sebagai imbalannya telah memperoleh kepercayaan diri dan harga diri.
• Anak-anak pintar yang tidak bosan di sekolah, tetapi kami mengajari mereka untuk menetapkan tujuan baru dan mencapai lebih banyak lagi.
• Anak-anak yang tidak terkendali yang telah belajar untuk fokus dan mengarahkan energi mereka ke arah yang benar.
• Dan anak-anak introvert dan pemalu kami berhasil keluar dari cangkangnya.

Semua anak-anak ini dan ratusan lainnya yang menghadiri sekolah kami melalui program unik kami telah meletakkan dasar bagi kesuksesan masa depan dalam hidup. Sama seperti mustahil untuk melupakan cara berenang dan mengendarai sepeda, keterampilan untuk mencapai kesuksesan yang pernah ditanamkan pada seorang anak akan tetap bersamanya selamanya. Dan buah dari pengetahuan ini akan mereka tuai seumur hidup mereka. Kehidupan yang penuh dengan kegembiraan dan kebanggaan atas pencapaian Anda, didukung oleh kesehatan dan kesejahteraan yang baik. Di mana anak-anak Anda akan diajari hal-hal yang begitu indah?

Jawaban atas pertanyaan ini adalah program khusus kami yang disebut "Menuju Kepemimpinan Dan Kecakapan Hidup Melalui Karate" yang diajarkan di sekolah Karate kami. Sebagai ayah dari seorang anak sendiri, saya merasa bahwa saya memiliki tanggung jawab besar untuk memastikan bahwa anak saya menjadi percaya diri, gigih dan disiplin, yang akan membawanya ke kesuksesan di sekolah, dalam olahraga dan dalam kehidupan.

Melalui program Sekolah Karate kami yang unik, yang mencakup pengembangan tubuh dan pikiran, kesehatan dan banyak kesenangan, anak Anda akan memperoleh semua karakter kunci yang diperlukan untuk berhasil dalam hidup. Dan sementara aspek seni bela diri yang lebih tradisional, seperti bela diri dan bela diri, tentu saja penting di dunia saat ini, mungkin aspek terpenting dari program kami bukanlah bagian fisiknya melainkan spiritualnya.

Program Menuju Kepemimpinan & Kecakapan Hidup Melalui Karate akan mengembangkan sifat dasar yang diperlukan anak Anda untuk sukses dan bahagia di masa depan, yaitu:

• Kepercayaan diri dan harga diri untuk mengangkat tangan Anda di kelas dan mengajukan pertanyaan dan dengan demikian belajar ketika orang lain malu.
• Kami akan mengajari anak Anda bagaimana berusaha dan gigih dalam mencapai suatu tujuan. Siswa kami mengatakan "SAYA BISA" ketika menghadapi masalah atau kesulitan baru alih-alih mengatakan "SAYA TIDAK BISA"
• Kami mengajari anak-anak pentingnya mengejar pengetahuan dan mengajari mereka keterampilan paling penting yang mereka butuhkan untuk menjadi sukses: penetapan tujuan.
• Belajar bersama kami, anak Anda akan belajar untuk fokus, berkonsentrasi, dia akan menjadi lebih disiplin, yang akan membantunya meningkatkan nilainya di sekolah.
• Kelas di sekolah Karate akan membantu anak Anda berkembang secara fisik. Program kami mengembangkan mobilitas, daya tahan dan kekuatan pada anak-anak. Mereka meningkatkan koordinasi, keseimbangan dan reaksi, dan sebagai hasilnya, anak memanifestasikan dirinya lebih baik dalam berbagai kegiatan.
• Sebagai kesimpulan, saya akan mengatakan bahwa kita mencoba menarik minat anak, mengembangkan keinginan dalam dirinya, mengajarinya untuk fokus pada tujuan, dan ini adalah hal terpenting untuk sukses tidak hanya di sekolah, tetapi juga di luarnya.

Mungkin masalah yang paling menakutkan bagi orang tua saat ini adalah pemikiran bahwa anak mereka mungkin terpengaruh oleh narkoba. Anak-anak mulai mengonsumsi narkoba pada usia yang semakin muda. Anak-anak ini kebanyakan dari keluarga kaya. Dan jumlah anak seperti itu luar biasa. Di sekolah karate kami, program dirancang untuk mengembangkan rasa percaya diri dan harga diri anak, yang akan memberinya keberanian untuk mengatakan TIDAK pada semua saran buruk dan menolak tekanan teman sebaya. Studi terbaru menunjukkan bahwa aktivitas yang berfokus pada pencapaian pribadi, seperti seni bela diri, jauh lebih efektif dalam mengatasi masalah ini daripada aktivitas lainnya.

Kelas kami akan mengajarkan anak Anda untuk memperhatikan dan menghindari bahaya.

Ada alasan lain untuk menghadiri sekolah kami… Sayangnya, kami hidup di dunia yang penuh dengan orang jahat. Sekolah Karate akan mengajari anak Anda cara melihat dan menghindari bahaya. Apa yang harus dilakukan dalam keadaan darurat, bagaimana memberikan pertolongan pertama dan, jika perlu, bagaimana melindungi diri dari bahaya. Keterampilan yang tak ternilai ini tidak hanya akan meningkatkan kepercayaan diri anak, tetapi bahkan dapat menyelamatkan hidup mereka. Dan bagian terbaik dari program kami adalah kelas dan pembelajarannya MENYENANGKAN dan JOY.

Sekolah Karate kami adalah satu-satunya tempat di mana lingkungan itu sendiri membuat kelas menjadi menarik, bervariasi dan menyenangkan!

Lingkungan di aula akan membantu anak Anda berkembang secara fisik, spiritual dan sosial. Karena kenyataan bahwa anak Anda akan dikelilingi oleh anak-anak lain dengan tujuan dan aspirasi yang sama, ia akan menjalin pertemanan sejati dan bergabung dengan tim yang sehat.

Perhatian pribadi kepada setiap anak dan
keterampilan pedagogis instruktur adalah dasar
pelatihan di sekolah karate kami.

Ingat apa yang dikatakan Tigger di Winnie the Pooh: "Hal yang paling indah tentang harimau adalah bahwa saya adalah satu-satunya harimau!" Perhatian khusus pada kepribadian dan kebutuhan unik setiap anak inilah yang membedakan instruktur di sekolah Karate kami dari yang lain. Setiap orang di sekolah kami diberi perhatian pribadi, dan dasar dari semua ini adalah keterampilan pedagogis para instruktur. Mengingat semua ini, tidak mengherankan bahwa orang-orang yang belajar di sekolah kami dengan percaya diri menjalani hidup dan berhasil dalam segala hal!

Jangan hanya kata-kata kami yang meyakinkan Anda tentang hal ini.Dengarkan saja apa yang orang tua lain katakan tentang program sekolah Karate kami.

Ratusan orang tua telah merasakan dampak positif dari kelas kami pada anak-anak mereka. Dan cara terbaik bagi Anda untuk mengenal program kami adalah dengan mengalaminya sendiri.

Setelah memulai jalan peningkatan diri, Anda harus dengan jelas menyadari bahwa mencapai hasil yang paling tidak penting akan mengharuskan Anda untuk memusatkan kekuatan spiritual dan fisik Anda, dan, tentu saja, banyak waktu.

Pembentukan ide sekolah yang paling dangkal membutuhkan waktu sekitar satu bulan. Memang, dalam 3-4 pelatihan tidak mungkin untuk berkenalan dengan bagian-bagian Karate yang akan dipelajari, tidak mungkin untuk menguji berbagai metode dan jenis proses pelatihan, untuk berkenalan dengan mereka yang terlibat dengan Anda dalam hal yang sama. kelompok. Dan, tentu saja, tidak mungkin untuk mendapatkan gagasan tentang Federasi kita, untuk diilhami oleh tradisinya dan belajar tentang sejarahnya yang mulia. Namun, jika menetapkan tujuan untuk masuk ke dalam keluarga siswa Karate Kyokushinkai yang ramah, maka mengukur waktu dalam minggu atau bahkan bulan tidak masuk akal.

Seluruh metodologi, diuji oleh 12 tahun kerja Federasi kami, terdiri dari siklus pelatihan bulanan, setengah tahunan, dan tahunan. Kepemimpinan Federasi percaya bahwa teknik khusus ini adalah fondasi yang memungkinkan untuk melahirkan lebih dari satu generasi juara tidak hanya dalam olahraga, tetapi juga dalam kehidupan.

Prinsip pedagogis dan metode mengajar karate

Yang paling penting adalah keteraturan kelas. Tidak ada cara lain untuk menguasai seni bertarung ini atau itu. Hari demi hari, bulan demi bulan, tahun demi tahun - gym yang sama, orang yang sama, latihan yang sama. Ada kalanya Anda ingin berhenti dari segalanya. Saat-saat seperti itu mengunjungi semua orang tanpa kecuali. Tapi kita juga tahu betul bahwa monoton itu jelas, dan kita tidak bisa membayangkan hidup tanpanya.

Funakoshi Gichin

Dalam proses belajar karate, seseorang harus dibimbing oleh prinsip pedagogis kesadaran dan aktivitas, aksesibilitas, sistematisitas dan konsistensi, kekuatan, hubungan antara teori dan praktik, karakter ilmiah, kombinasi rasional dari pembelajaran kolektif dan individual.

Prinsip kesadaran dan aktivitas melibatkan penguasaan teknik karate yang bermakna, sikap kreatif dan minat belajar, tanggung jawab untuk penerapan yang sah dari teknik yang dipelajari dalam kehidupan sehari-hari.

Untuk penguasaan seni karate secara sadar, perlu untuk mengajar siswa kemampuan untuk mengevaluasi hasil tindakan mereka sendiri, mengatasi kesulitan yang terkait dengan penguasaan teknik dan taktik karate, secara mandiri bekerja untuk meningkatkan teknik yang dipelajari, mengendalikan perasaan dan perasaan mereka. tindakan di kelas dan dalam kehidupan sehari-hari.

Prinsip visibilitas menyediakan penggunaan berbagai teknik dan sarana dalam mengajar karate: penjelasan lisan, demonstrasi praktis, tampilan materi video dan fotografi, gambar dan diagram, imitasi, termasuk dengan bantuan berbagai perangkat dan simulator.

Pelatihan untuk setiap teknik dimulai dengan penjelasan dan demonstrasinya. Tampilan harus jelas dan benar, disertai penjelasan singkat, sedangkan perhatian siswa terfokus pada unsur teknik yang paling penting. Setiap elemen teknik yang dikerjakan harus dijelaskan baik dari segi implementasinya maupun dari segi beban semantik yang dibawanya. Untuk memudahkan siswa melakukan suatu tindakan teknis yang baru, perlu ditunjukkan keterkaitannya dengan teknik-teknik yang dipelajari sebelumnya, dengan menekankan persamaan dan perbedaan. Selain itu, setiap elemen teknik, terlepas dari apakah itu bagian dari kata atau kombinasi kumite, harus dipraktikkan bersama-sama dengan pasangan, sehingga siswa dapat memahami mengapa elemen ini atau itu dilakukan dan peran apa yang dimainkannya. dalam kata atau duel.

Prinsip aksesibilitas menunjukkan bahwa hanya tugas yang layak yang ditetapkan untuk mereka yang terlibat, dengan mempertimbangkan usia, jenis kelamin, dan tingkat kebugaran fisik mereka. Seperti yang didefinisikan oleh guru Ceko J. A. Komensky, seseorang harus berpindah dari yang mudah ke yang sulit, dari yang diketahui ke yang tidak diketahui.

Pelatihan karate dimulai dengan mempelajari elemen individu. Pada saat yang sama, pelatihan untuk elemen tertentu atau kombinasi elemen dapat secara kondisional dibagi menjadi tiga tahap yang terkait erat.

Tahap pertama- pelatihan awal, ketika ide umum elemen dibuat, yang mendasari penguasaan sadar dari setiap tindakan motorik. Sebagai hasil dari memperoleh informasi utama tentang elemen baru (bentuk, amplitudo, arah penerapan upaya, dll.), koneksi umum dengan elemen yang sudah dipelajari dibuat dalam memori siswa, yang memastikan pembangunan program tindakan teknis untuk implementasinya.

Fase kedua- pembelajaran mendalam tentang tindakan teknis, ketika, sebagai hasil dari kerja bersama aktif Guru dan siswa, teknik untuk melakukan elemen berhasil. Dalam proses pengembangan ini, konsep elemen disempurnakan, kesalahan dihilangkan, dan kemungkinan kinerja independen dari tindakan teknis disediakan.

Tahap ketiga- konsolidasi dan peningkatan teknik melakukan elemen, di mana tingkat penguasaan elemen dibawa ke otomatisme, yang memungkinkan melakukan elemen ini dalam berbagai kondisi (dalam kata, kumite, dll.), tanpa membuang waktu memikirkan urutan pelaksanaannya.

Penting untuk memastikan bahwa sejak awal siswa melakukan teknik ini atau itu dengan benar. Jika ada kesalahan umum untuk seluruh kelompok atau sebagian besar siswa, Anda harus menghentikan pelajaran dan menunjukkan kekurangannya. Pada saat yang sama, perlu untuk menunjukkan cara melakukan satu atau beberapa elemen teknis dengan benar, memeriksa kebenaran implementasinya beberapa kali, dan kemudian melanjutkan ke implementasi seluruh teknik secara keseluruhan.

Sangat penting bahwa selama pelajaran, siswa tidak hanya melakukan tindakan teknis ini atau itu dengan benar, tetapi juga memantau kebenaran kinerjanya oleh rekan-rekan mereka dan, jika perlu, membantu mereka menghilangkan kekurangan yang diketahui. Sikap sadar aktif seperti itu terhadap materi yang dipelajari berkontribusi pada asimilasi yang lebih berhasil, karena setelah memperhatikan kesalahan yang dibuat pasangannya, siswa itu sendiri akan berusaha untuk tidak melakukannya.

Prinsip sistematis dan konsisten melibatkan pengajaran dan penguasaan teknik dan taktik karate dalam urutan, sistem tertentu. Ini membutuhkan konstruksi logis dari konten dan proses pembelajaran, yang diekspresikan dalam ketaatan pada sejumlah aturan. Misalnya, sebelum mulai mempelajari cara menyerang, seseorang harus mengajari siswa cara berdiri yang benar, dan sebelum mengajarkan taktik karate, pastikan siswa telah menguasai teknik dasar, termasuk kuda-kuda, gerakan dalam kuda-kuda, serangan dan pertahanan.

Persyaratan sistematika dan konsistensi dalam pengajaran karate ditujukan untuk menjaga kesinambungan isi dan aspek prosedural latihan, di mana setiap pelajaran merupakan kelanjutan logis dari yang sebelumnya, baik dalam isi maupun dalam bentuk dan metode latihan dan teknis. tindakan yang dilakukan oleh siswa.

“Dengan mengulangi yang lama tanpa henti dan, dengan setiap pengulangan, menambahkan sedikit yang baru, anak itu dengan kuat mempelajari sejumlah besar fakta yang tidak akan pernah dia lakukan tanpa membangun yang baru di atas dasar yang kuat dari yang lama,” tulis guru besar Rusia K. D. Ushinsky. Materi pendidikan didistribusikan sedemikian rupa sehingga teknik dan taktik karate dipelajari seolah-olah dalam spiral: teknik yang dikuasai sebelumnya diulang setelah beberapa saat, tetapi dalam bentuk yang lebih kompleks. Hal ini memungkinkan tidak hanya untuk mengajar mereka yang terlibat dalam tindakan teknis individu dan meningkatkan teknik yang mereka pelajari secara umum, tetapi juga untuk memperbaiki kesalahan dan ketidakakuratan yang dibuat di kelas sebelumnya.

Prinsip kekuatan menuntut agar pengetahuan yang diperoleh tertanam kuat dalam ingatan siswa, menjadi bagian dari kesadaran mereka, dasar perilaku. Studi psikologis menunjukkan bahwa menghafal dan reproduksi tidak hanya bergantung pada materi yang dipelajari, tetapi juga pada sikap terhadapnya. Oleh karena itu, untuk asimilasi kualitatif teknik dan taktik karate, pertama-tama perlu untuk membentuk minat siswa di kelas, dalam seni bela diri secara umum. Selain itu, asimilasi yang kuat terjadi jika materi yang dipelajari terstruktur, jika jumlah dan frekuensi latihan yang dilakukan dipilih dengan benar, karakteristik individu siswa diperhitungkan, dan pemantauan sistematis terhadap hasil belajar dipastikan.

Kekuatan asimilasi juga tergantung pada aktivitas kognitif siswa, dan keadaan emosional mereka selama kelas. Peningkatan keadaan emosional siswa selama kelas karate difasilitasi oleh penggunaan berbagai latihan perkembangan umum dan khusus yang terus berubah, pengaturan berbagai tugas kompetitif selama kelas (siapa yang lebih cepat, lebih kuat, lebih tinggi), penggunaan permainan dan latihan permainan olahraga, beban optimal dan variasinya, pemilihan mitra yang benar untuk latihan berpasangan, kondisi dojo yang baik, peralatan olahraga, dll.

Guru memiliki pengaruh besar pada keadaan emosional siswa. Dari kemampuannya meyakinkan, menemukan kata-kata yang tepat untuk menggairahkan atau sebaliknya menenangkan siswa, kekuatan asimilasi pengetahuan yang mereka terima, keberhasilan mereka dalam menguasai seni karate, sangat tergantung. Manifestasi sistematis dari emosi positif, sering berada dalam suasana hati yang baik berkontribusi pada asimilasi kualitatif tindakan taktis dan teknis, membentuk sikap optimis terhadap kelas. Sebaliknya, keadaan negatif yang konstan selama kelas memiliki dampak negatif pada tingkat pelatihan siswa, menguasai dan memperbaiki dalam ingatan mereka tindakan teknis yang dipelajari, membentuk keragu-raguan, keraguan diri dan menyebabkan kekecewaan dalam karate. Oleh karena itu, untuk asimilasi yang solid dari pengetahuan yang diperoleh dalam proses belajar, sangat penting untuk menjaga suasana hati yang optimis di antara para siswa setiap saat, semangat keceriaan dan kepercayaan diri memerintah.

Prinsip ilmiah terletak pada kenyataan bahwa dalam proses kelas, Guru dan instruktur menganalisis hasil yang dicapai dalam pengembangan keterampilan mereka sendiri dan keterampilan siswa mereka, menarik kesimpulan yang masuk akal, mencari yang paling efektif dari yang sudah ada dan menguji yang baru latihan untuk meningkatkan kualitas pengajaran teknik dan taktik karate, mengembangkan dan menggunakan dalam praktik metode pendekatan pembelajaran individu, tergantung pada usia, jenis kelamin, intelektual, dan karakteristik siswa lainnya.

Namun, untuk maju, tidak cukup hanya mengamati dan menganalisis hasil dari melakukan latihan dan tindakan teknis tertentu dan kemudian menerapkannya dalam praktik. Anda juga harus bisa memprediksi dan mengantisipasi. Inilah tepatnya prinsip hubungan antara teori dan praktek .

Dasar pandangan ke depan ilmiah diciptakan oleh sains, yang mengenali hukum perkembangan fenomena. Dalam hal ini, karate, seperti semua yang ada di Bumi, mematuhi hukum fisika dan mekanika. Funakoshi Gitin, patriark karate modern, pernah membicarakan hal ini.

Penelitian ilmiah modern telah sepenuhnya mengkonfirmasi hasil karya para master karate lama, yang menciptakan teknik kekuatan penghancur yang sangat besar secara empiris. Namun, jika di masa lalu keberhasilan dan kesalahan dalam teknik karate dapat direkam secara visual pada saat kematian salah satu pejuang yang mewakili sekolah tertentu, maka dalam kondisi modern eksperimen semacam itu tidak diperbolehkan. Oleh karena itu, peran kejelian dalam perkembangan praktis seni karate sangatlah besar. Untuk mengajar karate, perlu untuk mengetahui sejarah perkembangannya, dan metode teoretis dan praktis yang ada untuk mentransfer pengetahuan, dan psikoteknik, dan biomekanik, yang tanpanya tidak mungkin mencapai keberhasilan pedagogis dalam mengajar.

Prinsip kombinasi rasional dari pembelajaran kolektif dan individu melibatkan penyertaan dalam proses pembelajaran oleh Guru dan instruktur dari berbagai jenis pelatihan (pelatihan fisik umum, pelatihan fisik khusus, pelatihan teknik, pelatihan taktis dan teknis) sebagai bagian dari kelompok atau dengan siswa individu, serta penggunaan berbagai cara interaksi siswa di dalam kelas: kerja individu, kerja berpasangan tetap dan dapat diganti, dalam kelompok kecil dan besar. Prinsip ini juga memberikan stimulasi kepada siswa untuk bekerja secara mandiri dalam meningkatkan keterampilan taktis dan teknis mereka, menggunakan bantuan timbal balik dan pelatihan bersama, implementasi kreatif oleh siswa dari keterampilan teknis dan taktis yang diperoleh dalam praktik dalam pertarungan bebas, dan mengembangkan "tulisan tangan" mereka sendiri.

Prinsip-prinsip yang tercantum di atas membentuk satu kesatuan yang tidak terpisahkan, suatu sistem unsur-unsur yang dilas erat bersama: pelaksanaan satu prinsip berhubungan dengan pelaksanaan yang lain. Aktivitas dan sistematisitas dikaitkan dengan kekuatan, aksesibilitas dengan karakter ilmiah, dll. Secara umum, prinsip-prinsip ini memberi Guru dan instruktur satu set instruksi untuk mengatur kelas karate - dari penetapan tujuan hingga analisis hasil.

Utama metode pendidikan siswa dalam proses kelas karate adalah metode umum banyak digunakan dalam pedagogi, seperti:

Klarifikasi dan persuasi;

Dorongan dan hukuman;

Perhatian yang menuntut dan sensitif;

Pendekatan individu dan contoh positif.

Namun, seiring dengan metode umum pengajaran karate, metode tertentu untuk pengembangan kualitas dan kemampuan tertentu yang diperlukan untuk menguasai persenjataan taktis dan teknis karate.

Sesuai dengan studi yang dilakukan oleh Sh. K. Shakhov, metode khusus berikut dapat digunakan dalam proses pelatihan untuk mengembangkan berbagai kualitas khusus siswa [Shakhov Sh. K., 1998].

Untuk pengembangan kemampuan motorik, reaktivitas dan kecepatan:

Ulang;

Dengan percepatan;

Variabel;

Penyamarataan;

Gabungan (balapan estafet, permainan, dll.).

Untuk mengembangkan kekuatan:

Ulang;

? "kegagalan";

Usaha maksimal;

Usaha yang bagus;

isometrik;

Dinamis;

upaya jangka pendek;

Pengaruh variabel;

pengaruh sintetis.

Untuk pengembangan kemampuan kecepatan-kekuatan:

Ulang;

Dengan percepatan;

Variabel;

Penyamarataan;

Gabungan.

Untuk pengembangan kemampuan koordinasi:

Variabel;

Pengaruh variabel;

Mengkonjugasikan;

Bundar;

Gabungan.

Untuk mengembangkan daya tahan:

Ulang;

Variabel;

Seragam;

selang;

Bundar.

Secara umum, metode yang tercantum di atas tidak menghabiskan semua keragamannya. Setiap Guru dan instruktur memiliki perangkat sendiri yang paling tepat, dari sudut pandangnya, metode pengajaran, termasuk miliknya sendiri. Namun, pemilihan metode pengajaran tidak bisa sembarangan. Set mereka harus tunduk pada ide utama karate - pendidikan orang yang kuat secara fisik, mental dan spiritual. Berdasarkan metode tersebut, seluruh proses pelatihan dalam karate dibangun.

Teks ini adalah bagian pengantar. Dari buku penulis

Metode pedagogis pencegahan ketidakharmonisan Tidak begitu banyak materi yang diterbitkan yang menetapkan rekomendasi yang ditujukan untuk pencegahan pedagogis ketidakharmonisan mental khusus untuk kegiatan terapan profesional. Ada minimal

Dari buku penulis

Teknik dan metode pengajaran Teknik kendo dibangun atas dasar doktrin jugo no awase, sebaliknya kombinasi dari "fleksibilitas" dengan "kekerasan", dalam segala ragam tugasnya. Melalui jugo no awase, kendo menjadi sistem yang sangat efisien untuk mengintegrasikan energi manusia.

Dari buku penulis

Metode pedagogis pencegahan ketidakharmonisan Tidak banyak materi yang diterbitkan yang menetapkan rekomendasi yang ditujukan untuk pencegahan pedagogis ketidakharmonisan mental khusus untuk kegiatan olahraga. Mengambil mayoritas

Dari buku penulis

Metode pedagogis koreksi ketidakharmonisan Mari kita asumsikan bahwa beberapa jenis ketidakharmonisan telah terbentuk, telah menjadi kuat dan mengganggu atlet. Misalnya, seorang atlet mendorong inti dalam pelatihan ke area 20 meter, tetapi dalam kompetisi ia tidak dapat mengatasi garis 19 meter dengan cara apa pun -

Dari buku penulis

Bab 7 Metode Pengajaran Combat Fitness Urutan Pelatihan Combat fitness dimulai dengan menguasai dasar-dasarnya. Bagian pelatihan ini mencakup studi tentang posisi tempur tinju, sikap bertarung, konsep umum jarak tempur.

Dari buku penulis

5. Prinsip, metode dan sarana pelatihan Pembentukan keterampilan tempur tangan kosong yang efektif, serta keterampilan lain yang diperlukan untuk kelangsungan hidup seorang pejuang, terjadi dalam proses pelatihan. Dalam sistem kelangsungan hidup manusia, keberhasilan tindakan seseorang dalam kondisi ekstrim, termasuk:

Dari buku penulis

5.2. Metode Pelatihan Keberhasilan pelatihan personel militer dalam pertempuran tangan kosong sangat tergantung pada penerapan metode pelatihan yang benar, yang dipahami sebagai cara dan sarana untuk mengembangkan keterampilan dan kemampuan yang relevan di antara mereka yang terlibat, pengembangan dan peningkatan

Dari buku penulis

5.2.1. Metode penggunaan kata (metode pengajaran verbal) Melalui kata, pemimpin pelajaran menetapkan materi, menetapkan tugas, membentuk sikap terhadapnya, mengelola pelaksanaannya, menganalisis dan mengevaluasi hasilnya. Varietas utama dari metode ini:

Dari buku penulis

Dari buku penulis

Metode pedagogis pencegahan ketidakharmonisan Tidak begitu banyak materi yang diterbitkan yang menetapkan rekomendasi yang ditujukan untuk pencegahan pedagogis ketidakharmonisan mental khusus untuk kegiatan terapan profesional. Ada minimal

Dari buku penulis

BAB 6 Metode Pengajaran Muay Thai Urutan Pengajaran Latihan Muay Thai dimulai dengan menguasai dasar-dasarnya. Bagian pelatihan ini mencakup studi tentang posisi tempur tinju, sikap bertarung, konsep umum jarak tempur.

Dari buku penulis

Metode pengajaran Ketika memecahkan masalah pedagogis dalam mengajar, interaksi antara guru dan siswa sangat penting. Jalan yang ditempuh guru untuk mencapai pemecahan masalah pembelajaran disebut metode mengajar.

Dari buku penulis

12 Prinsip, metode, sarana pengajaran dan pelatihan petinju Thailand

Dari buku penulis

Bab 4 Sekolah Karate dan Gaya (Teknik, Taktik dan Metode Pengajaran) Tidak ada gaya yang baik dan buruk, tidak ada trik baik dan buruk, ada pemain yang baik dan buruk! Moto master sejati karate Tidak ada yang tahu jumlah sekolah dan gaya karate hari ini. Apakah ada beberapa?

PENGANTAR

1. FITUR PENERIMAAN DAN APLIKASI TEKNIK SHOTOKAN KARATE

1.1 Teknik karate Shotokan, klasifikasinya

1.1 Fitur teknik karate Shotokan

1.2 Mempraktikkan Teknik Shotokan

1.3 Shotokan dan kondisi mental

1.4 Sopan santun

1.5 Klasifikasi Teknik Shotokan (Kata)

1.2 Fitur mengajar anak-anak usia sekolah dasar teknik karate Shotokan

2.1 Fitur persepsi informasi saat mengajar anak-anak usia sekolah dasar teknik karate Shotokan

2.2 Pengembangan teknik untuk anak usia sekolah dasar dalam karate Shotokan

3 Sarana untuk mengajar anak-anak usia sekolah dasar teknik pukulan kaki dalam karate Shotokan

1.3.1 Teknik kaki dalam karate Shotokan - jenis. Konsep umum

3.2 Tendangan Shotokan paling populer

3.3 Alat pelatihan untuk teknik perkusi

2. METODE, ORGANISASI DAN HASIL PENELITIAN SENDIRI

2.1 Metode penelitian

2 Organisasi penelitian sendiri

3 Hasil penelitian sendiri

2.3.1 Hasil survei

3.2 Pembuktian metodologis penelitian sendiri dan diskusi mereka

2.3.3 Hasil sementara

3.4 Hasil dari kontrol akhir

3.5 Hasil evaluasi ahli di akhir percobaan

KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA YANG DIGUNAKAN

LAMPIRAN 1

LAMPIRAN 2

LAMPIRAN 3

LAMPIRAN 4

LAMPIRAN 5

LAMPIRAN 6

PENGANTAR

Shotokan mengacu pada salah satu arah utama dalam karate. Gaya Shotokan (Shotokan) didirikan oleh Gichin Funakoshi, atau putranya (sumber berbeda mengatakan berbeda). Master karate Funakoshi memiliki nama samaran sastra, yang terdengar seperti "Seto", dialah yang diambil sebagai dasar untuk nama arah baru dalam karate "Setokan-kan". Secara harfiah diterjemahkan dari bahasa Jepang, "Seto" berarti "rumah untuk pohon pinus yang bergoyang" atau "rumah laut dan pinus." Partikel "kan" adalah aula. Artinya, “Setokan” adalah tempat, aula untuk mempelajari jenis seni ini. Dalam bahasa Rusia, Shotokan terdengar sangat mirip dengan Shotokan (Gorbylev A.M. Master Motobu.Dojo, 2003. - No. 3.S.16-19).

Funakoshi Gichin pada suatu waktu mengabdikan dirinya untuk mengajar gaya "jinjing Okinawa" - sebelumnya dikenal sebagai karate Okinawa. Ini adalah gaya Serei Ryu dan Shorin Ryu. Shotokan telah menjadi modifikasi dari dua arah gabungan ini. Nama Serei Ryu dan Shorin Ryu adalah nama Okinawa yang diubah menjadi bahasa Jepang oleh Funakoshi sendiri. Ada perubahan lain - dalam teknologi itu sendiri. Adapun nama, berada di bawah pengaruh pendiri judo arahan Jigoro Kano Funakoshi mengubah pembacaan istilah sebagai "Jalan Karate". Pendekatan ini menekankan bahwa Shotokan bukan hanya seni bela diri, tetapi keseluruhan sistem pendidikan - spiritual dan fisik. Inilah perbedaan utama dalam arah Shotokan, karena sebagian besar sekolah yang didirikan dalam beberapa tahun terakhir hanyalah sistem pertarungan tangan kosong.

Ciri khas Shotokan, yang dinyatakan dalam gerakan, adalah gerakan dalam garis lurus, yaitu arah gaya linier. Di Setokan, kuda-kuda paling sering dipraktikkan - lebar dan rendah, balok - keras, pukulan - dengan memasukkan kekuatan pinggul di dalamnya. Jadi, di Setokan, merupakan kebiasaan untuk mematuhi aturan wajib: "Di tempat dengan satu pukulan" (dalam bahasa Jepang "ikken-hisatsu") (Travnikov A.I. Karate untuk pemula. M .: Eksmo, 2012. S. 48- 69).

Memilih gaya dan teknik untuk "arahannya", Funakoshi mempelajari karya master Azato dan Itosu. Sekolah mereka mempraktikkan teknik bertarung yang cukup canggih - serangan dari jarak dekat dan serangan (kebanyakan tendangan) pada level di bawah rata-rata. Funakoshi, bersama dengan murid-muridnya, melengkapi teknik yang ada dengan serangan di tingkat atas dan menengah, dan pertempuran mulai dilakukan hampir selalu hanya di tingkat menengah. Sebuah sistem juga dibuat yang memungkinkan untuk perkelahian olahraga. Nane Setokane adalah campuran teknik lama dan baru (Aksenov E.I. Karate dari sabuk putih ke sabuk hitam. Ed.: AST, Astrel, 2007. P. 28-32).

Tujuan dari pekerjaan ini adalah untuk mengidentifikasi ciri-ciri mengajar anak-anak usia sekolah dasar teknik pukulan kaki dalam karate Shotokan.

Tujuan dari penelitian ini:

Pertimbangkan klasifikasi teknik karate Shotokan.

Pelajari teknik karate Shotokan.

Uraikan ruang lingkup teknik Shotokan.

Pertimbangkan sisi mental dan etika dari masalah ini.

Mengklasifikasikan trik.

Pertimbangkan karakteristik usia anak-anak saat mempelajari teknik,

Pertimbangkan kekhasan persepsi informasi saat mengajar anak-anak usia sekolah dasar teknik karate Shotokan.

Pelajari cara berlatih teknik.

Untuk mempelajari cara mengembangkan metode teknis.

Objek WRC adalah teknik dan teknik kaki karate Shotokan.

Struktur karya ditentukan oleh maksud dan tujuan penelitian, terdiri dari pendahuluan, dua bab, kesimpulan dan daftar referensi.

BAB 1 FITUR TEKNIK DAN APLIKASI TEKNIK SHOTOKAN KARATE

1.1 Teknik karate Shotokan, klasifikasinya

1.1 Fitur teknik karate Shotokan

Shotokan memiliki karakteristiknya sendiri, hanya untuk arah ini, fitur - anak (atau orang dewasa) yang terlibat dalam olahraga ini harus memiliki tingkat kebugaran fisik yang cukup baik. Selain itu, perlu mengetahui dengan jelas semua teknik pengarahan dan dapat bekerja dengan dedikasi maksimal.

Karena teknik karate Shotokan adalah gerakan linier eksklusif dan penerapan kekuatan linier yang sama, teknik ini sangat berbeda dari banyak jenis karate lainnya dan gaya bertarung Cina - sebagian besar menggunakan gerakan dalam lingkaran (Nakayama M. Best Karate. Volume 2 -M.: Ladomir, 1997.S.12-14).

Sikap rendah, lebar, kuat ditandai dengan transisi yang dinamis dan jelas. Pinggul menyerang dengan gerakan energik yang kuat, pertarungan disertai dengan gerakan tangan yang kompleks. Hal ini menciptakan perasaan keringkasan dan ekonomi gerakan. Setiap serangan didahului oleh jumlah tipuan yang tidak ditentukan, diikuti dengan serangan yang tepat dan cepat yang mencapai efisiensi maksimum dalam waktu sesingkat mungkin dengan pengeluaran energi minimum.

Untuk pertahanan dalam pertempuran, blok keras digunakan, yang mencegah musuh menyerang lagi. Pernapasan, seperti dalam banyak latihan olahraga, mendapat perhatian besar di Shotokan. Pernapasan harus benar. Sejauh menyangkut gerakan, mereka harus terkendali - pemogokan dan akhir pemogokan yang jelas. Dalam pertempuran, jumlah maksimum kekuatan dan kecepatan yang tersedia harus diterapkan dalam jumlah waktu minimum.

Karate Shotokan mengajarkan penguasaan teknik bertarung melawan beberapa lawan sekaligus. Shotokan berfokus pada teknik kata dan mengajarkan teknik bertarung tanpa aturan. Di mana penerapan teknik tersebut dimulai, ruang lingkup kompetisi olahraga berakhir. Tentu saja, ada juga batasan usia (Pfluger, A. Shotokan karate-do: 27 kata dalam diagram dan gambar untuk sertifikasi dan kompetisi. Novosibirsk: Fair-Press, 2002. P. 77-99).

Teknik melempar adalah keahlian karate Shotokan. Ini adalah gerakan cepat dan kuat dari tubuh musuh di luar angkasa, serta pemotongan yang efektif, yang menyebabkan musuh tidak seimbang. Teknik sapuan memprovokasi lawan untuk jatuh sendiri, memungkinkan Anda untuk menghindari terjebak dalam perjuangan dengan penangkapan - ini diperlukan untuk menahan pertarungan dengan beberapa lawan. Karate Shotokan juga memungkinkan membawa dan menggunakan senjata dalam duel.

Dimungkinkan untuk memperoleh pengetahuan dan mempraktikkan balok, pukulan, dan tendangan dalam lompatan atau dari posisi statis dalam 6-7 bulan (kita berbicara tentang orang dewasa). Tunduk pada pelatihan berjam-jam setiap hari. Pada saat yang sama, masih tidak mungkin untuk mencapai kesempurnaan mutlak (Lee, Bruce, Uehara, M. Bruce Lee's Fighting School. Beijing, Aist, 1996. P. 13-28).

Saat mengirim anak usia sekolah dasar ke kelas Shotokan, perlu untuk mempersiapkan mentalnya, meletakkan dalam dirinya beberapa postulat seni bela diri ini. Selain itu, anak harus sudah siap secara fisik dan terbiasa dengan satu atau beberapa arah karate (yang perlu, tetapi tidak perlu). Dalam meningkatkan Shotokan, perlu memperhitungkan pusat gravitasi tubuh dalam gerakan dan kecepatan blok dan serangan. Selain itu, atlet harus selalu mengontrol tubuhnya.

1.1.2 Mempraktikkan Teknik Shotokan

Keseimbangan memainkan peran penting dalam pertempuran. Saat posisi tubuh berubah, pusat gravitasi juga berubah. Skill terpenting dalam Shotokan adalah kemampuan untuk memilih kuda-kuda yang tepat dalam berbagai situasi pertempuran tanpa kehilangan pusat gravitasi. Posisi kuda-kuda yang benar akan memastikan bahwa keseimbangan dipertahankan bahkan dalam kasus-kasus di mana tampaknya tidak mungkin (Nakayama M. Karate terbaik. Volume 4 Kumite. M .: Ladomir, 1997. P. 87-88).

Posisi kaki yang benar sangat menentukan hasil pertempuran. Untuk memastikan gerakan yang harmonis di ruang angkasa, seorang pejuang harus memikirkan kakinya. Posisi kuda-kuda yang terlalu lebar akan memberikan stabilitas yang baik, tetapi tidak akan memungkinkan Anda untuk bergerak dengan mudah dan cukup cepat. Jika kaki diatur sempit, dorongan kecil akan cukup bagi lawan untuk memastikan Anda kehilangan keseimbangan.

Karena pusat gravitasi dalam pertempuran terus bergerak, seiring dengan perubahan posisi lengan, kaki, dan tubuh itu sendiri, hilangnya keseimbangan dapat terjadi di tangan musuh. Penguasaan - untuk memindahkan berat tubuh dari kaki ke kaki, mengubah posisi tubuh dan tidak kehilangan pusat gravitasi - diperoleh dan dipraktikkan selama bertahun-tahun.

Dalam berjuang untuk kemenangan, perlu untuk berjuang untuk keselarasan kekuatan dan kecepatan dampak. Hal-hal ini saling berhubungan. Kemenangan dalam duel tidak dapat dicapai hanya dengan kekuatan - filosofi Shotokan: kecepatan adalah asisten kekuatan.

Anak-anak harus diajari untuk berkonsentrasi dalam satu gerakan dengan seluruh kekuatan dan kecepatan mereka. Konsentrasi dihasilkan dengan partisipasi tubuh dan kesadaran. Pusat konsentrasi energi tubuh terletak tepat di bawah pusar - tanden. Apa itu, konsentrasi lebih merupakan aspek kehendak, di mana, otot-otot yang sebelumnya rileks, langsung mengencang untuk menyerang. Ketegangan pada saat terakhir memberikan kekuatan yang lebih kuat untuk pukulan itu.

Teknik Shotokan terdiri dari kemampuan untuk menegangkan dan mengendurkan otot, bergantian, jika perlu, keterampilan ini. Untuk efektivitas yang lebih besar, pelatihan bergantian diperlukan konstan. Dan pengendalian diri yang konstan membantu dalam proses ini. Karena semakin cepat mekanisme ketegangan diaktifkan, semakin efektif pukulannya. Tendangan yang dilakukan dengan benar akan "tidak terlihat" oleh lawan - yaitu, dia hanya akan merasakannya, dan, tentu saja, harus dilempar (Pfluger, A. Shotokan Karate-do: 27 kata dalam diagram dan gambar untuk sertifikasi dan kompetisi S. 56-62).

1.1.3 Shotokan dan kondisi mental

Saat mengatur kelas dengan anak-anak, perlu untuk mempersiapkan jiwa mereka. kemampuan untuk mengaturnya. Semua teknik hanya efektif ketika petarung benar-benar terlepas dari kenyataan. Ketika dia tertutup di dunia batin dan merasakan integritas dalam dirinya. Keterampilan ini ditemukan oleh para pertapa. Dalam Shotokan, keterampilan ini berarti - mengasah setiap gerakan hingga mutlak menggunakan energi khusus "Ki". Energi ini diberikan kepada setiap orang, tetapi tidak semua orang tahu cara menggunakannya. Dengan bantuan "Ki", ​​ketegangan internal dihilangkan, dan gerakan dilakukan secara sadar (yaitu, tanpa ketegangan internal ini). Semua ligamen interaksi pertempuran otot, dan setiap gerakan secara umum (blok, tendangan) dalam eksekusi menjadi kaku dan ringkas, seperti kilat dan seperti serangan pedang.

Shotokan mengajarkan kita untuk menggunakan energi bintang, yang mengalir melalui kita, membuka kemungkinan dan segi baru. Pejuang Shotokan adalah bagian dari alam semesta, dan alam semesta ada di dalam dirinya. Dan kekuatan seorang pejuang dan efektivitas pertempurannya tergantung pada ketenangan, tanpa keadaan emosi apa pun, yaitu, pada energi "KI" (kemampuan untuk menggunakannya dengan benar) (Lee, Bruce, Uehara, M . : Sekolah Pertarungan Bruce Lee. S. 78-90).

Tiga negara penting dalam pertempuran:

) ketenangan (kecemasan akan mendistorsi kenyataan,

) kemarahan melumpuhkan dan akan menimbulkan ketakutan, membuat Anda melakukan tindakan gegabah),

) spontanitas (mirip dengan improvisasi - dimiliki oleh orang-orang yang tidak pernah kehilangan akal sehatnya),

) kerentanan (ini adalah kemampuan superman - kemampuan untuk memprediksi tindakan musuh dengan keadaan eksternal dan tanda-tanda lainnya. Ini dicapai dalam proses latihan keras).

tendangan kaki karate shotokan

1.1.4 Sopan santun

Memulai kelas, perlu memberi anak-anak pemahaman bahwa mulai sekarang mereka akan menyentuh budaya kuno seni bela diri, berkenalan dengan pengetahuan kuno tentang peradaban. Penting untuk mengingatkan anak-anak tentang konsep-konsep seperti "kehormatan" dan "keberanian" dan "bangsawan". Perkenalkan konsep "Doje", yang berarti komunitas, tempat pelatihan, tempat suci bagi samurai. Di Dodge dilarang berjalan dengan sepatu, Anda tidak bisa tertawa dan berbicara dengan keras di sini. Jika kita berbicara tentang masa lalu, maka menurut tradisi, tidak ada orang luar yang bisa masuk ke tempat ini, karena semua pengetahuan di sekolah seni bela diri adalah rahasia. Selain itu, hubungan hierarkis didirikan di Dodge - yang lebih muda mematuhi yang lebih tua, dan setiap orang yang telah menginjakkan kaki di jalur peningkatan harus menghormati dan menghormati mentor (guru, instruktur). Pelanggar biasanya dikeluarkan. Doje harus dipilih dengan hati-hati (apakah itu aula atau bagian dari taman), dibersihkan dari puing-puing dan dicuci.

Pakaian petarung juga harus istimewa. Guillet - selalu bersih, dengan warna tertentu, diikat dengan ikat pinggang. Sabuk, menurut aturan sopan santun, tidak dapat dikenakan di luar peringkat - pelanggaran seperti itu juga dikeluarkan. Ujung sabuk harus diikat pada tingkat yang sama. Kekuatan berarti ujung ikat pinggang di sebelah kanan, sedangkan semangat juang adalah ujung di sebelah kiri. Pakaian harus dipantau dengan cermat, dan setelah kelas, guille juga dilipat dengan cara khusus.

Sebagai tanda hormat di depan kelas, perlu membuat busur berdiri (Gitsu Rei), dan jika terlambat, itu adalah busur berlutut (Sezan Rei). Dan tidak peduli berapa kali dia meninggalkan aula karate, setiap kali penampilannya harus disertai dengan busur.

Dilarang berbicara selama pelatihan - hanya guru yang dapat berbicara. Tetapi jika dia berbicara kepada seseorang secara khusus, maka perlu untuk membungkuk, mendengarkan dan membungkuk lagi (Tsunemoto Hagakure Ya. Tersembunyi di dedaunan. St. Petersburg: Eurasia, 1996. P. 111-117).

1.1.5 Klasifikasi Teknik Shotokan (Kata)

Program pelatihan karate Shotokan terdiri dari tiga bagian wajib: kihon, kata dan kumite.

Kihon adalah variasi dasar dari kata dan gerakan menyerang dan bertahan.

Kata adalah keseluruhan kompleks yang dilakukan sesuai dengan standar.

Kumite berkelahi atau berolahraga dengan lawan.

Kami akan fokus pada kata lebih detail.

Kata adalah urutan gerakan formal yang dihubungkan oleh prinsip-prinsip melakukan duel dengan lawan imajiner atau sekelompok lawan, pada kenyataannya - intisari dari teknik gaya seni bela diri tertentu.

Resepsi (kata) di Shotokan-karate sekitar 25 - 27 buah. Jumlahnya tergantung pada federasi dan arah. Pada dasarnya, di Setokan, teknik dibagi menjadi dua tingkatan (Funakoshi, G. Karate-do: my way of life. M.: Sofia, 2000. 112 hal.):

) Shitei Gata (kata wajib).

) Jiyu Gata (kata tambahan).

Shitei Gata dibagi lagi menjadi dua kategori kata: Sentei Gata (Bassai Dai, Jion, Empi, Kanku Dai) dan Kihon Gata (lima Heyan + Tekki Shodan).

Kelompok Jiyu Gata mencakup semua bentuk kata lain yang ditemukan di Shotokan Karate. (Funakoshi, G. Karate-do: my way of life. M.: Sofia, 2000. S. 212.) (Sanga direction), menggunakan Shotokan karate, 25 bentuk Kata termasuk dalam program mereka.

Dihapus Taikyoku Shodan dari daftar asli kata (karena ada kemiripan yang kuat dengan Heian Shodan) dan Jiin (ada kemiripan dengan Jion dan kesamaan teknik dengan kata lain).

Daftar lengkap kata Shotokan Karate yang dipraktekkan oleh JKA:

Shitei Gata:

Kihon Gata: Heian Nidan, Heian Shodan, Heian Sandan, Heian Godan, Heian Yondan, Tekki Shodan.

Sentei Gata: dasar dari karate-do Shotokan.

Empi: Salah satu kata paling populer di Shotokan, berfokus pada pengembangan kekuatan.

Jion: Kata berasal dari Cina, dinamai dari kuil Buddha Jion. Bentuk kata ini tidak hanya ditemukan di Setokane, tetapi juga di karate Wado-ryu.

Kanku Dai: Kata yang mengandung banyak gerakan. Pendiri Setokane Funakoshi sangat menyukai kata ini. Kata juga ditemukan di arah lain, seperti: "Kusyanku" atau "Shikoku-Shanku".

Bassai Dai: Ini adalah bentuk kata tradisional Akinawa yang disebut "Passai". Kegunaannya adalah membantu melatih teknik dasar Shotokan dengan baik.

Jiyu Gata:

Hangetsu: Kata ini dalam Shotokan adalah satu-satunya yang merespons dengan memfokuskan nafas. Dengan bantuannya, kemampuan untuk menggunakan energi CI dengan bijak dan efektif dipraktikkan.

Jitte: Kata ini membantu dalam mempelajari cara bertahan melawan senjata.

Tekki nidan: Kata ini diambil dari Tekki Shodan. Ada pendapat bahwa sensei Motobu menyempurnakan dan hanya mengetahui satu kata ini, dan bahwa dia menguasai seluruh esensi karate berdasarkan dan latihannya dan tidak ada kata lain.

Gankaku: Kata ini disamakan dengan bangau yang duduk di atas batu. Kata ini sangat berguna untuk kemampuan keseimbangan dalam ruang. Teknik penting di sini, baik kaki maupun tangan.

Bassai Sho: Sebuah kata yang mengajarkan pertahanan senjata (staf Bo). Kata ini didasarkan pada kemampuan untuk memblokir musuh dengan cara yang berbeda.

Tekki Syandan: Kata dulu disebut Naihanchi. Nama itu diubah oleh Funakoshi, selain itu, ia juga mengganti jurus naihanchi-dachi, sebagai gantinya mengambil kibo-dachi.

Kanku Sho: Atau Kanku Dai. Kata ini hampir menghilang dari penggunaan setelah Itosu sensei mengubahnya, tetapi kata itu dipertahankan oleh murid Chibana sensei.

Sochin: Kata yang cukup kuat seperti ledakan. Latihan ini dilakukan untuk meningkatkan kekuatan tubuh bagian atas tanpa menggunakan gerakan pinggul.

Chinte: Kata yang tidak membutuhkan banyak tenaga, oleh karena itu disarankan dan digunakan terutama oleh wanita (anak-anak).

Nizushiho: Kata ini didasarkan pada kombinasi teknik lambat dengan teknik yang kuat dan fleksibel. Kata memiliki ritme karakteristiknya sendiri.

Gojushiho Sho: Kata menggunakan Kokutsu-dachi dan sangat meningkatkan kekuatan kaki kanan.

Gozushiho Dai: Nama asli dari kata tersebut adalah Gozushiho - "Hotaku". Kata ini, tidak seperti yang sebelumnya, meningkatkan kekuatan kaki kiri menggunakan Nekoashi-dachi.

Wankan: Ini adalah kata yang sangat pendek di Shotokan. Dengan hanya satu "kiya".

Unsu: Kata yang sangat spesial. Judulnya diambil dari buku karate lama, Ryukyu Kempo Karate, terbitan tahun 1922.

Meike: Atau Rohai, atau Nanko dan Meike. Bekerja melawan Bo.

Singkatnya: semua elemen kata Shotokan modern adalah elemen kubus (walaupun ada 26 elemen dalam struktur kubus).

Jadi: enam sisi paralel kubus yang berpasangan adalah 6 kata Dai-Sho: kanku, bassai, gojushiho, delapan puncak adalah 5 heian dan 3 tekki, dua belas tepi sesuai dengan sisa kata (Oyama M. Karate klasik. Ed.: Eksmo, 2006. S.87-95).

1.2 Fitur mengajar anak-anak usia sekolah dasar teknik karate Shotokan

2.1 Fitur persepsi informasi saat mengajar anak-anak usia sekolah dasar teknik karate Shotokan

Sebelum berbicara tentang kekhasan mengajar teknik karate Shotokan untuk usia sekolah dasar, mari kita lihat bagaimana seorang anak berbeda dari orang dewasa, dan apakah ia mampu mengatasi "ilmu olahraga" seperti Shotokan.

Latihan karate Shotokan telah terbentuk dan menjelma menjadi seni bela diri cukup lama. Dia, seperti banyak jenis karate, adalah sintesis prinsip-prinsip filosofi, sejarah, budaya, etnis dan estetika. Tetapi prinsip yang paling mendasar adalah teknik mengajar (Dolin, A.A. Kempo - tradisi seni bela diri. M.: Nauka, 1991. P. 132-188).

Seluruh teknik Shotokan (baik untuk anak-anak maupun orang dewasa) didasarkan pada kombinasi ketajaman gerakan dengan konsentrasi kekuatan pada saat yang tepat.

Gerakan seperti itu hemat energi dan dikembangkan hanya dengan pemahaman tentang mekanisme tumbukan itu sendiri. Dan karena pada saat kelas dimulai, mekanisme stereotip motorik sudah sering berkembang (bahkan di antara anak-anak), itu perlu dipatahkan.

Program latihan Shotokan untuk segala usia terdiri dari: kihon (dasar), kata (kompleks) dan kumite (bertarung dengan musuh). Ini adalah tiga bagian dari karate Shotokan, yang dipelajari pada saat yang bersamaan. Selain itu, ada level untuk pemula (student), level untuk lebih siap dan level master. Pada saat yang sama, adalah mungkin untuk melampaui tingkat seorang siswa jika anak tersebut dipersiapkan dengan baik secara fisik (yaitu, terlatih) dan memiliki kecerdasan yang berkembang dengan baik. Selain itu, perlu memiliki sifat-sifat karakter tertentu. Ini disebut "ketenangan pikiran", kehati-hatian dan sebagainya. Dan pembelajaran yang efektif dan cepat hanya terjadi jika siswa menunjukkan tingkat hafalan yang tinggi, kemampuan menganalisis dan kemampuan untuk mengoreksi gerakan mereka (Kashtanov N.A. Kanon karate. Pembentukan spiritualitas melalui karate do. Ed.: Phoenix, 2007 .S. 122-134).

Mari kita lihat lebih dekat apa yang dapat dipelajari oleh anak-anak berusia 7-10 tahun (anak-anak usia sekolah dasar) dengan pasti, dengan mempertimbangkan kekhasan persepsi anak-anak.

Untuk sebagian besar, anak-anak tidak mampu konstruksi analitis dan logis yang kompleks. Oleh karena itu, tingkat pemikiran mereka disebut pralogis. Ini berarti bahwa anak-anak hingga usia tertentu hanya mempersepsikan hal-hal tertentu, tugas-tugas khusus - sederhana dan dapat dimengerti. Agar anak mengingat semua detail, sehingga persepsinya dapat mengatasi hal ini tanpa gangguan, perlu untuk menawarkan informasi dalam pelatihan dalam porsi kecil, dibangun secara logis.

Anak mengingat informasi secara kiasan, jadi itu harus disajikan kepadanya dalam bentuk yang nyaman untuk ini, dapat dimengerti oleh anak. Dan yang mana, itu tergantung pada cara persepsi masing-masing anak (ingat cara memahami informasi: secara visual, dengan bantuan suara dan dengan bantuan sentuhan). Untuk efisiensi yang lebih besar dalam bekerja dengan seorang anak, perlu untuk melakukan pra-eksperimen dan dengan pengamatan (Anda juga dapat menggunakan pengujian khusus) untuk mengidentifikasi bagaimana ia memahami dan mengingat informasi. Artinya, sebelum pelatihan fisik, pelatihan teoritis diperlukan. Ini adalah pilihan yang ideal (Nakayama, M. Dinamika karate: buku teks master legendaris. St. Petersburg: Zlatoust, 2004. S. 26-49).

Saat mengumpulkan kelompok anak-anak usia sekolah dasar untuk kelas, Anda harus siap dengan kenyataan bahwa di antara mereka akan ada semua jenis (visual, kinestetik, dan pendengaran), juga akan ada jenis campuran - ini juga patut dipertimbangkan. Apa artinya? Di kelas Shotokan, menunjukkan setiap gerakan - bagaimana hal itu dilakukan dalam latihan - perlu dijelaskan dengan kata-kata (deskripsikan) apa yang terjadi dan, tentu saja, biarkan anak-anak berlatih, segera setelah penjelasan dan demonstrasi. Saat menjelaskan dengan kata-kata, ada baiknya menggunakan gambar yang dapat dimengerti dan akrab bagi anak-anak (Bukan tanpa alasan bahwa beberapa kata dalam terjemahan berarti kata benda umum seperti, misalnya, "Burung Bangau". Tetapi dengan demonstrasi kata "Damai" dan "Damai", anak-anak mungkin memiliki masalah). Jika anak masih sedikit mengerti dan masih melakukan kesalahan - kemungkinan besar, ini adalah kinestetik. Dalam hal ini, Anda harus menginstruksikannya secara pribadi - pergi ke dia dan letakkan kaki Anda (dan lengan juga) sesuai kebutuhan, lalu bersama-sama (secara serempak) lakukan gerakan dengan kaki (dan lengan) Anda sehingga anak merasakan bagaimana otot dan ototnya dari pekerjaan instruktur. Pastikan untuk memberikan kesempatan untuk merasakan makna dari apa yang terjadi - mengapa Anda membutuhkan gerakan ini atau itu.

Jika anak kinestetik merasakan gerakan dengan baik, ia akan mengingatnya lebih baik daripada anak auditori dan visual. Dan ini terlepas dari kenyataan bahwa, pada pandangan pertama, tampaknya itu datang kepadanya lebih lama dan lebih buruk.

Perbedaan persepsi terhadap realitas menjadi salah satu alasan mengapa pelajaran karate Shotokan produktif dengan anak-anak hanya dimungkinkan dalam kelompok kecil. Artinya, kelompok Shotokan untuk usia sekolah dasar tidak boleh lebih dari sepuluh orang per instruktur. Hal ini disebabkan, pertama-tama, oleh fakta bahwa setiap anak membutuhkan pendekatan individual dan perhatian yang cukup.

Jauh lebih mudah untuk mengajar orang dewasa yang peralatan konseptual, pemikiran logis dan kemampuan untuk menyusun materi dikembangkan, dan tingkat kesadaran diri dan pengaturan diri berada pada tingkat tinggi. Tetapi anak-anak yang belum belajar mengendalikan perhatiannya lebih sulit, karena perhatiannya harus dikendalikan dan dikembalikan ke tempatnya sepanjang waktu (seringkali anak terganggu oleh hal-hal (luar) lain). Selain itu, pada usia sekolah dasar, bahkan pada anak-anak sekolah menengah, motivasi belajar (apa saja, termasuk Shotokan atau seni lainnya) tidak ada, tidak terbentuk atau tidak terbentuk dengan baik. Dengan tidak adanya motivasi, orang tua biasanya datang untuk menyelamatkan (kecuali, tentu saja, mereka sendiri termotivasi), yang menemukan kata-kata dan argumen yang tepat untuk memastikan bahwa anak menghadiri kelas. Untuk anak itu sendiri, jika dia tidak pergi ke kelas, itu tergantung padanya, setiap saat dia bisa "sakit", dia bisa "berubah pikiran", takut kesulitan, mundur ketika sesuatu tidak berhasil, tidak tidak keluar pertama kali dan berhenti. Ini menunjukkan bahwa kontrol kehendak pada anak-anak sama sekali tidak ada, tidak ada kesadaran dan tanggung jawab (Travnikov A.I. Karate untuk pemula. M .: Eksmo, 2012. P. 205).

Untuk ini, saat melatih mereka, Anda harus siap. Artinya, banyak anak akan mulai belajar, tetapi pada akhir tahun hampir tidak ada setengah dari mereka yang tersisa. Alasan "menghilangnya" anak-anak mungkin karena situasi dengan orang tua - mereka lelah memotivasi anak dan memaksanya berjalan. Tentu saja, instruktur perlu melakukan segala upaya untuk memastikan bahwa anak-anak tetap, bahwa mereka tertarik, sehingga motivasi tidak mereda sampai pelajaran berikutnya (Lee, Bruce, Uehara, M. Bruce Lee Fighting School. hal. 1-30).

Kembali ke dewasa: dia selalu siap untuk menghafal, dia tahu apa yang harus dilakukan untuk menghafal yang lebih baik, dan dia sudah memiliki teknik menghafalnya sendiri, itu sudah dikembangkan. Perkembangan cara mengingat pada orang dewasa terjadi secara intuitif, dan juga sesuai dengan kekhasan persepsinya. Orang dewasa, tidak seperti anak-anak, dapat ditawari materi berukuran besar (banyak gerakan berbeda) untuk menghafal dan mengasimilasi dalam satu pelajaran, dan Anda dapat mengasah semua materi ini dalam praktik. Ini tidak akan berhasil dengan seorang anak. Itulah sebabnya pelajaran dengan orang dewasa dapat berlangsung hingga dua jam sehari, dan dengan anak-anak satu jam akan lebih dari cukup. Pada saat yang sama, hampir seluruh pelajaran harus diatur dengan cara yang menyenangkan (ini terutama berlaku untuk anak-anak usia sekolah dasar). Dan beban informasi harus diperkenalkan dan ditingkatkan secara bertahap. Karena berbagai alasan: satu jam tidak cukup untuk materi yang besar, tidak mungkin memberi anak dalam jumlah besar sekaligus - dia tidak akan belajar (Nakayama, M. Karate terbaik. Volume 1. Ulasan lengkap. M .: Ladomir, 1997. Hal. 42-50).

Dan lebih banyak tentang persepsi. Setiap anak merasakan ucapan orang dewasa (informasi) secara keseluruhan. Misalnya, jika orang dewasa mengucapkan monolog yang agak panjang, maka anak kemungkinan besar akan memahami arti umum dari seluruh ucapannya, tetapi tidak akan memahami arti banyak atau beberapa kata secara terpisah (Lee, Bruce, Uehara, M. Bruce Lee's Sekolah Pertarungan. S. 113).

Apa hubungannya? Aliran informasi utama diasimilasi oleh anak secara non-verbal, yaitu, ia melewati, seolah-olah, melalui dia, melewatinya. Dengan orang dewasa - hal yang sama, tetapi mereka sudah memiliki pengalaman yang luas dalam komunikasi verbal (tidak seperti anak-anak), oleh karena itu, selama komunikasi (selama persepsi ucapan orang lain), pertama-tama, mereka memahami kata-kata - tetapi apa artinya ? Anak-anak, di sisi lain, memahami informasi, dan yang terpenting, melalui ekspresi wajah, postur, gerakan tubuh, dengan penglihatan, timbre, suara, dan senyum. Ini disebut membaca oleh "hieroglif tubuh". Berkat keterampilan ini, anak-anak memahami beberapa hal bahkan lebih awal daripada orang dewasa. Secara intuitif. Secara tidak sadar. Orang dewasa, tepat sebelum pemahaman, perlu menyadari (Kochergin, A.N. Pengantar sekolah karate tempur. Nizhny Novgorod: Leks Star LLC, 1995. P. 2-47).

Pengalaman orang dewasa mendominasi intuisi, tetapi apakah itu baik atau buruk - mari kita cari tahu.

Anak-anak merasa senang ketika "paman berpura-pura keras dan marah" - mereka tahu pasti bahwa dia sebenarnya "baik dan baik", tetapi "bibi ini - sebaliknya - berpura-pura baik", tetapi sebenarnya "dia baik" buruk". Perasaan itu penting bagi seorang anak - sesuatu yang orang dewasa telah lama berhenti memperhatikan dan mengkhianati makna, sesuatu yang dia lupa bagaimana melakukannya. Dan anak mampu menganalisis lapisan informasi tertentu (non-verbal) yang terbaik dari semuanya, dan tidak memahami urutan dan kebenaran melakukan kata, misalnya, jika dalam arus informasi saat ini kita sedang berbicara tentang kata. . Kesimpulan apa yang bisa diambil dari semua ini.

Pertama, jika instruktur membiarkan dirinya melakukan pelajaran dalam suasana hati yang buruk atau ketika dia merasa tidak enak badan, ketika dia sendiri bermasalah dengan konsentrasi, ketika dia dikuasai oleh emosi negatif, anak-anak akan langsung merasakannya. Tidak mungkin mengelola sekelompok anak usia sekolah dasar. Apa yang bisa disarankan dalam kasus ini? Jauh - suasana hati yang buruk, jauh - emosi buruk, semua masalah rumah tangga - di luar aula. Selain itu, instruktur harus memiliki tingkat pengendalian diri tertinggi - ia harus menjadi ahli dalam menggunakan energi "Ki" tubuhnya sendiri di dalam kelas. Dan, perlu dicatat, ia juga harus memberi contoh yang tepat bagi anak-anak - untuk mengajari mereka mengendalikan emosi.

Kedua, perlu untuk mengajar anak-anak secara eksklusif secara individual - dengan mempertimbangkan kekhasan persepsi, karakteristik pribadi, tingkat kebugaran fisik dan karakteristik usia yang sudah ada. Setiap anak perlu diberi perhatian yang cukup - baru kemudian ada akibat dan akibat (Uskup, M. Okinawa karate. M.: Iris-press, 1997. P. 69-120).

Apa perbedaan antara persepsi anak dan persepsi orang dewasa. Persepsi anak-anak, tidak seperti orang dewasa, dicirikan oleh kecerahan, yaitu kesegaran (non-sabun). Apa yang dimaksud dengan fenomena ini? Dan fakta bahwa anak itu masih belum memiliki gambar persepsi dunia yang datang dari luar - dan karena itu, ia tidak memiliki templat. Anak itu belum membangun hubungan antara gambar yang dirasakan (tindakan, fenomena), sehingga dunia tidak biasa baginya, menakjubkan dan bahkan aneh di suatu tempat. Benar-benar setiap gambar baru dari tangkapan anak, dia sangat tertarik dengan semua yang terjadi di sekitarnya - sederhana dan kompleks. Setiap gambar yang muncul di depan anak secara harfiah "tercetak" dalam ingatannya - dengan kuat dan tegas.

Sebagai perbandingan: ingat diri Anda sendiri - apa yang diingat, yang paling baik diingat? Apa yang mengejutkan, mengejutkan, mengesankan - sesuatu yang tidak biasa, tidak standar, di luar kebiasaan. Dan itu disertai dengan emosi yang kuat. Adapun anak itu, secara harfiah semuanya mengejutkannya, dan semua ini disertai dengan emosi yang keras. Itulah sebabnya setiap kesan baru pada seorang anak cerah. Dan jika sesuatu telah dijelaskan kepadanya, jika dia sudah mengetahui sesuatu, maka fenomena inilah yang sedikit membangkitkan minat padanya, atau tidak membangkitkan sama sekali. Dalam persepsi anak-anak, pola dirangkai dalam ingatan dengan sangat cepat dan kuat (Mikryukov V.Yu. Encyclopedia of Karate. St. Petersburg: Ves, 2013. P. 112-136).

Telah diperhatikan: kelas tidak produktif bagi instruktur yang melakukan hal yang sama setiap kali di kelas - mereka melakukan gerakan yang sama dengan cara yang sama, dalam urutan yang sama, dalam bentuk yang sama, dan seterusnya. Dengan anak-anak, ini tidak dapat diterima, karena tidak produktif. Meskipun, nanti, ketika mengajar Shotokan, masih perlu melatih gerakan ke otomatisme, tetapi ini sudah terjadi pada anak yang lebih besar dan, lebih tepatnya, pada remaja, dan bukan pada siswa sekolah dasar. Pada tahap bekerja dengan anak-anak usia sekolah dasar, tidak ada pola kerja yang akan bermanfaat - anak-anak akan berhenti berjalan karena mereka akan kehilangan minat. Atau mereka akan berjalan, tetapi mereka akan melakukan semuanya secara formal, tidak dengan cara yang benar, karena bagi mereka tampaknya mereka "sudah tahu semua ini", mereka akan bosan.

Namun - ini juga perlu dikatakan - dengan anak-anak selalu perlu untuk kembali ke masa lalu, jika tidak, tidak akan ada menghafal dan konsolidasi. Tetapi apa yang telah dilalui setiap waktu harus disajikan dalam bentuk baru, dengan beberapa perubahan, sehingga terlihat baru, dan sehingga membangkitkan respons emosional dan kejutan lagi dan lagi. Instruktur anak-anak usia sekolah dasar harus berusaha sangat keras untuk mencapai hasil dengan anak-anak seperti itu.

Ketiga, Anda harus selalu memeriksa apakah pola ini atau itu telah diterapkan dengan benar pada anak. Jika templat diletakkan dengan tidak benar, ini merupakan penghalang besar dalam pekerjaan lebih lanjut. Bagaimana cara memeriksa? Adalah perlu untuk menempatkan anak dalam kondisi sedemikian rupa sehingga ketika melakukan gerakan tertentu (memukul atau memblokir), ia terpaksa mengendalikan tindakannya. Templat yang salah akan menyebabkan eksekusi yang salah (Kochergin, A.N. Pengantar sekolah karate tempur. S. 77-110).

Misalnya, jika seorang anak, yang memperagakan “mae-geri keage” (tendangan meninju langsung ke depan), tidak menekuk lututnya, disarankan untuk membuat penghalang di depannya (misalnya, meletakkan bangku), atau meletakkan yang lain orang di sebelahnya (pada jarak tertentu).anak pasangan. Dan agar anak itu, karena takut akan rintangan, tidak mundur, harus ada tembok di belakangnya. Saat itulah dia akan dipaksa untuk menekuk lututnya dengan benar, melambaikan kakinya.

Ini disebut "memecahkan template dan meletakkan yang baru." Seperti yang telah disebutkan, Shotokan bukan hanya semacam seni bela diri, itu adalah filosofi yang membutuhkan refleksi. Hanya pemahaman yang akan mempercepat eksekusi dan menciptakan situasi menghafal yang benar. Proses berpikir yang terstruktur dengan baik dalam diri seseorang memungkinkan dia untuk sukses di Shotokan. Anak-anak yang memiliki persepsi yang lebih berkembang tentang "teknis" lebih mudah diajar daripada "kemanusiaan", karena Shotokan membutuhkan ketepatan berpikir. Perkiraan dalam karate tidak dapat diterima (Zakharov O.E. Teknik memukul. Ed.: LitRes, 2012. P. 45-76).

Saat bekerja dengan anak, metode pemahaman bertahap yang terjadi dalam proses implementasi cukup efektif. Pemahaman bertahap adalah hasil dari pengulangan yang berulang-ulang. Tetapi, sekali lagi, pengulangan harus dengan semacam kebaruan. Disitulah letak kesulitannya. Oleh karena itu, tentu saja jauh lebih mudah untuk mengajar remaja daripada anak-anak prasekolah bahkan anak-anak usia sekolah dasar. Dan terkadang Anda harus mencurahkan banyak waktu untuk memecahkan pola lama.

Agar anak dapat mulai mempelajari beberapa tindakan yang kurang lebih rumit, anak harus dapat:

kendalikan perhatianmu sendiri

mengontrol tindakan mereka sendiri, yang, omong-omong, harus dikoordinasikan dengan tindakan instruktur,

memahami apa yang dia lakukan (dan pembentukan aparatus konseptual tergantung pada pengalaman),

berpikir logis (untuk keterampilan ini, pada saat pelatihan, belahan otak harus sudah terbentuk, dan instruktur mengajarkan kemampuan berpikir, dan tidak menggunakan templat yang sudah jadi),

mampu mengendalikan kemauan dan niat (keterampilan seperti itu dicapai secara eksklusif dengan pendidikan dan pendidikan mandiri).

Tanpa semua keterampilan ini, belajar tidak akan mungkin, jadi perlu untuk bekerja dengan anak, membentuk dalam dirinya segala yang diperlukan untuk asimilasi materi yang kompleks nanti. Dan proses ini, perlu dicatat, cukup panjang dan melelahkan (Ivanov-Katansky S.A. karate tempur praktis. M .: FAIR-PRESS, 2001. P. 143-199).

1.2.2 Pengembangan teknik untuk anak usia sekolah dasar dalam karate Shotokan

Shotokan disebut seni, tetapi seorang anak yang melakukan Shotokan lebih cenderung mempraktikkannya daripada menguasai seni tersebut. Artinya, di kelas, anak menguasai latihan yang membentuk seni bela diri ini dan menguasai latihan yang mengarah pada studi kata yang lebih kompleks. Ini adalah perolehan pengetahuan dasar, prinsip-prinsip dasar. Pada saat yang sama, tidak ada satu pun master Shotokan yang bertarung dengan bantuan teknik dasar - kecepatan lain, ritme berbeda, dan lintasan lain digunakan untuk pertarungan. Ternyata anak apriori belum menjadi pejuang - dia tidak memiliki informasi yang cukup.

Diketahui bahwa teknik dalam Shotokan tidak terkait dengan "gerakan alami" - yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari, yang didasarkan pada koordinasi kebiasaan (Kochergin, A.N. Pengantar sekolah karate tempur. P. 77).

Anak-anak tidak terkoordinasi dengan baik - bukan tanpa alasan mereka menumpahkan makanan, menjatuhkan barang, mematahkan dahi mereka. Sangat sedikit anak yang cerdas secara alami. Dan teknik karate Shotokan sangat tidak biasa untuk anak-anak - tubuh mereka. Padahal, dari segi biodinamika, gerak-gerik seni ini sudah optimal. Setiap tembakan di Shotokan adalah hasil dari latihan yang lama, tetapi tidak ada gerakan alami. Teknik perkusi di Shotokan perlu dikembangkan, dan untuk efisiensi yang lebih besar dari proses ini, diperlukan latihan pendahuluan khusus. Apa yang dipelajari anak-anak di kelas (Uskup, karate M. Okinawa. S. 15-48). Semua teknik, saat bekerja dengan seorang anak, harus "diatur". Teknik menendang, teknik memblokir, teknik gerakan dan teknik kuda-kuda. Ini adalah pekerjaan yang cukup sulit, tetapi ketika koordinasi menjadi sesuatu dari masa lalu, semua gerakan akan terlihat seperti alami, tidak terlatih. Jadi, kealamian adalah konsekuensi dari latihan (Enoeda, K. Higher kata Shotokan. St. Petersburg: Zlatoust, 2003. P. 19).

Seperti yang telah disebutkan, stereotip adalah penghalang besar dan "musuh" karate Shotokan. Dan ada lebih banyak masalah dengan anak-anak saat ini daripada dengan orang dewasa. Mengapa? Karena orang dewasa mampu mengenali polanya, tetapi seorang anak tidak memiliki keterampilan seperti itu. Di sini instruktur datang untuk menyelamatkan, yang melakukan segalanya untuk anak itu. Instruktur harus menggunakan sejumlah latihan khusus yang akan membantu membentuk jenis gerakan baru. Bahayanya adalah "gerakan yang salah" dengan erat dan langsung "menempel" pada anak - maka gerakannya tidak lagi sadar dan tidak terkendali. Cukup melelahkan kemudian menyapih anak dari gerakan salah yang sudah menjadi kebiasaan. Dalam hal ini, semua gerakan dasar dalam Shotokan harus dipelajari dengan para pria secara terpisah. Juga perlu untuk mengatur kontrol lintasan gerakan dalam interval. Latihan khusus digunakan untuk menyelaraskan semua bagian tubuh.

Perlu dicatat bahwa untuk anak-anak usia sekolah dasar, yang paling sulit adalah kontrol kehendak atas gerakan bagian perifer tubuh seperti tangan dan kaki. Pada banyak anak, anggota badan (mulai dari pergelangan tangan - lengan dan di bawah tungkai bawah - kaki) tampaknya ada dengan sendirinya, anak-anak tidak tahu bagaimana mengontrol bagian-bagian tubuh ini, mereka tidak merasakannya. Dan jika instruktur tidak cukup memperhatikan momen ini, maka banyak teknik dasar tidak dapat diakses oleh anak atau dia akan salah menguasainya.

Tugas instruktur adalah mengajar anak-anak bahwa ada skema yang mapan untuk melakukan gerakan, tetapi ada juga opsi khusus yang bergantung pada situasi tertentu. Jika ini tidak dipahami, anak mungkin memiliki masalah dengan penerapan variabel dari berbagai teknik yang berbeda dari versi dasar.

Pendekatan ini juga berlaku untuk kata, yang tidak boleh dikacaukan dengan pola. Mereka sering dibandingkan dengan hieroglif. Sebuah hieroglif adalah sesuatu yang mencakup beberapa lapisan semantik. Kata juga memiliki Persis banyak lapisan semantik. Untuk mengatasi kata secara teknis dengan benar, bermakna dan kompeten, Anda perlu berlatih Shotokan untuk waktu yang cukup.

1.3 Sarana mengajar anak-anak usia sekolah dasar teknik pukulan kaki dalam karate Shotokan

3.1 Teknik kaki dalam karate Shotokan - jenis. Konsep umum

Sebelum berbicara tentang cara mengajar anak-anak usia sekolah dasar teknik kejut kaki karate Shotokan, mari kita pertimbangkan teknik ini secara lebih rinci.

Geri (yaitu tendangan) adalah teknik terkuat di Shotokan Karate. Seni bela diri dan olahraga lainnya berbeda dari karate karena tidak ada teknik menendang dalam program mereka. Sedangkan Geri diperlukan dalam pertempuran, karena dengan bantuan mereka pukulan menghasilkan efek yang lebih kuat daripada pukulan dengan tangan. Asalkan teknik kaki disempurnakan menjadi otomatisme, banyak waktu dan usaha telah dihabiskan untuk itu.

Ada dua jenis tendangan: Kekomi dan Keage - mereka berbeda dalam cara melakukan gerakan. Kekomi adalah tendangan dengan ekstensi kaki di lutut, dan Keage adalah gerakan kaki ke atas (Uskup, M. Okinawan Karate. S. 1-35).

Sekarang lebih detail tentang perbedaan tendangan.

jika kita berbicara tentang teknik, tendangan dapat dibagi menjadi penetrasi, ketukan dan ayunan,

ada perbedaan tingkat mengangkat kaki - tinggi (ke tingkat kepala dan leher), ke tingkat menengah (ke tingkat batang tubuh) dan rendah (setingkat kaki dan tulang pinggul),

ada juga perbedaan dalam arah tumbukan - ke samping, belakang, depan, belakang melingkar dan depan melingkar, dalam busur ke luar dan ke dalam,

Tendangan dilakukan:

a) dari posisi rendah - yaitu, dari posisi tengkurap, duduk atau berlutut,

b) berdiri dengan satu kaki

c) dalam lompatan.

Selain itu, tendangan dapat dibagi menjadi tendangan di tempat pengiriman: tulang kering, lutut, tumit luar, pangkal tumit, luar dan dalam kaki, pangkal kaki.

Seperti yang telah disebutkan, tendangan memiliki kekuatan lebih dari pukulan, ini terutama disebabkan oleh massa otot kaki yang lebih besar.

Saat menendang (berlawanan dengan meninju), keseimbangan tubuh sangat penting, ini disebabkan oleh fakta bahwa berat tubuh dipindahkan dari satu kaki ke kaki lainnya. Jika selama pemindahan tubuh keseimbangan hilang, kekuatan tumbukan berkurang tiga kali lipat. Apalagi musuh bisa memanfaatkan kelesuan Anda dan meraih kaki Anda, lalu melakukan lemparan. Dan semua - Anda dikalahkan. Ketika bekerja dengan anak-anak yang lebih muda di masa depan, mengingat bahwa cepat atau lambat - pada usia yang lebih tua dan dengan pelatihan yang lebih baik - mereka akan mengambil bagian dalam pertempuran, Anda perlu melatih kemampuan mereka untuk mentransfer berat badan dengan benar. Adapun ketepatan pukulan: tubuh harus dalam posisi vertikal, maka pukulan akan kuat dan cukup cepat.

Untuk mengajari anak-anak usia sekolah dasar menjaga keseimbangan, perlu diajarkan untuk menjaga pergelangan kaki dan kaki kaki penyangga dalam ketegangan, dan menutup ketiak. Bukan peran terakhir dalam menendang dimainkan oleh paha, yang memberikan beban tambahan pada kaki dan kaki. Dan lutut harus diluruskan seperti pegas. Untuk mengajarkan cara menetralisir dorongan, Anda perlu melatih kemampuan untuk menempatkan kaki pendukung di tanah sepenuhnya, dan regangkan pergelangan kaki kaki pendukung sekuat mungkin. Juga perlu berolahraga agar dorongan diserap oleh pergelangan kaki, paha atau lutut kaki penyangga. Tubuh harus seimbang terhadap tanah (Malyavin, V.V. Martial arts: China, Japan. M.: Agraf, 2005. P. 155-200).

Untuk efek maksimal dari tendangan, ada baiknya menyerang dengan seluruh tubuh, dan tidak hanya dengan satu kaki. Agar anak mengerti bagaimana itu, perlu dijelaskan dengan kata-kata dan tunjukkan dengan contoh. Visual dan pendengaran mempelajarinya dengan cara ini, tetapi kinestetik harus berusaha dan, seperti yang disarankan sebelumnya, pergi dan melakukan latihan dengannya secara bersamaan. Untuk mencapai efek terbaik, perlu untuk mendorong paha sepenuhnya ke depan sepanjang pukulan.

Dan sangat penting untuk mengajar, setelah serangan, untuk mengembalikan kaki dengan tajam untuk mencegah musuh menangkapnya. Setelah mengembalikan kaki, itu harus langsung siap untuk serangan berikutnya. Seorang pelatih juga melatih keterampilan ini (Malyavin, V.V. Martial arts: China, Japan. P. 136).

1.3.2 Tendangan paling populer di Shotokan

Mae Geri - Tendangan ke depan. Pemogokan semacam itu dilakukan dalam tiga tahap. Pertama, ayunan kaki dilakukan, yang diperlukan agar petarung menghindari cedera sendiri - tidak merusak jari-jarinya sendiri saat mengenai lutut atau paha lawan. Langkah selanjutnya adalah memindahkan lutut. Pukulan itu sendiri dapat dilakukan ke ulu hati, perut, jika terjadi peregangan yang baik - ke kepala musuh. Ini merupakan pukulan yang cukup kuat yang tidak mampu ditanggung oleh anak-anak usia sekolah dasar.

Mawashi Geri - Tendangan samping. Ada dua puluh jenis pukulan seperti itu (opsi). Itu semua tergantung pada ketinggian pukulan dan kondisi otot (seberapa meregang). Tergantung pada ini, pukulan dapat diterapkan ke kepala, paha atau tubuh. Dalam Mawashi Geri, tidak ada gerakan melingkar yang menjadi ciri khas gaya Cina lainnya - gerakan dan penerapan gaya bersifat linier. Serangan seperti itu ditandai dengan blok keras dan transisi dinamis, semua gerakan, pada saat yang sama, ekonomis (dan ekonomi gerakan adalah karakteristik dari semua teknik karate Shotokan).

Yoko Geri - tendangan belakang. Untuk serangan seperti itu, perlu pada saat eksekusi untuk hampir sepenuhnya menekan lutut ke dada. Jika kondisi ini tidak terpenuhi, dampaknya tidak akan mendapatkan kekuatan.

Selain itu, pinggul juga ikut ambil bagian dalam pukulan tersebut. Pukulan dapat diterapkan ke titik yang paling tinggi (sampai ke tingkat kepala) - ini dengan peregangan yang baik (Gorbylev A.M. Master karate di Moskow hitam. Dodze, 2003. - No. 5. P. 28-32 ).

1.3.3 Alat pelatihan perkusi

Untuk mengajarkan anak-anak usia sekolah dasar teknik menendang kaki karate Shotokan dari cara improvisasi, sangat sedikit yang dibutuhkan. Pertama, tempat yang baik dan nyaman untuk pelatihan. Kedua, dan ini harus diberikan perhatian khusus, pelatih yang terlatih diperlukan untuk asimilasi materi yang efektif. Seorang pelatih yang memperhitungkan usia, kepribadian dan karakteristik lain dari anak. Pelatih yang fleksibel dan terampil. Selain pengetahuan yang sempurna tentang teknik pukulan Shotokan sendiri, pelatih juga harus memiliki pengetahuan yang cukup tentang psikologi anak (Funakoshi, G. Pengantar Karate-do. M.: Eksmo, 2009. P. 12).

Dalam karyanya mengajar seni bela diri seperti Shotokan, sambil melatih teknik kaki, tugas pedagogis utama adalah pembentukan kepribadian yang berkembang secara harmonis. Untuk menyelesaikan tugas setinggi itu, pelatih sendiri perlu menjadi moral ideal bagi anak. Teknik kaki tidak dipelajari sebagai komponen yang terpisah, tetapi dalam rangkaian semua teknik lainnya. Jadi lebih baik bagi anak untuk mengasimilasi materi. Kami juga tidak melupakan "efek kebaruan" dan pengulangan konstan dari masa lalu.

Cara lain untuk mengajarkan gerak kaki Shotokan kepada anak-anak adalah ketekunan dan motivasi (di mana anak-anak belum bisa bergaul dengan baik), rasa hormat terhadap lawan dan pelatih. Dengan demikian, hampir semua sarana untuk belajar tidak berwujud.

Dengan bantuan kualitas khusus karakter pelatih, kualitas spiritual dan moral terbentuk pada anak, yang, sebagai suatu peraturan, berada di depan perkembangan fisik anak. Saat melakukan gerak kaki dengannya, pertama-tama Anda harus memasukkan ke dalam pikiran dan hatinya bahwa tendangan adalah "senjata" yang kuat dan efektif dalam Shotokan, yang dalam hal ini tidak boleh digunakan untuk melukai di luar gedung olahraga.

Seperti yang dikatakan master seni bela diri Masutatsu Oyama: “Karate adalah jalan hidup, dan tujuan dari cara seperti itu adalah untuk mewujudkan potensi seseorang - fisik dan spiritual. Jika sisi spiritual belum diperhitungkan, tidak ada gunanya terlibat dalam pendidikan jasmani.

Karena karate Shotokan menyatakan dirinya sebagai "filsafat jalan kehidupan manusia", perhatian besar diberikan pada perkembangan spiritual dan moral anak dalam proses memahaminya. "Rumah pinus bergoyang" - sebagaimana diterjemahkan oleh Shotokan - adalah kombinasi dari tiga kesatuan: simbol cahaya (pinus), kekuatan karakter dan daya kreatif (buah pohon). Apa filosofi dari "pinus bergoyang"?

Bahkan Konfusius dikaitkan dengan ketangguhan pinus yang luar biasa dalam segala situasi dan bencana alam. Pinus yang bergoyang adalah fleksibilitas dan stabilitas, dan daya tahan - yang menyebabkan rasa hormat. Dan tidak ada yang mengejutkan dalam kenyataan bahwa di kelas karate Shotokan, perhatian khusus diberikan pada teknik tendangan, karena ketika melakukan teknik inilah kemungkinan besar kehilangan stabilitas yang melekat pada pohon pinus ini - Anda bisa jatuh atau biarkan musuh menjerumuskan Anda.

Selain stabilitas, Shotokan memperhatikan kekuatan, ketangkasan, kecepatan dan daya tahan, dan tanpa pembentukan kualitas seperti rasa hormat, kasih sayang, keramahan, kebaikan, penggunaan pengetahuan Shotokan dapat menyebabkan penggunaannya untuk kejahatan. Pemahaman yang salah - di mana pengetahuan tentang Shotokan diperlukan - dapat menyebabkan konstruksi yang salah tentang hubungan anak-anak dengan dunia di sekitar mereka dan dengan teman sebayanya.

Salah satu cara menguasai teknik Shotokan oleh anak-anak usia sekolah dasar adalah asimilasi dua puluh perintah, yang ditetapkan oleh pendiri arah Gitchin Funakoshi. Ini adalah, di satu sisi, prinsip-prinsip moral dari seluruh doktrin, yang pertama-tama harus dipelajari anak-anak.

Berikut adalah beberapa dari sila Ni-Ju-Kun (Enoeda, K. Shotokan Higher Kata, hal. 109):

Karate Shotokan dan agresi tidak cocok.

Berjalanlah di jalan keadilan.

Kenali dulu dirimu, baru kamu bisa mengenal orang lain.

Semangat - pertama-tama, dan hanya setelah - teknik.

Pikiran di menit pertempuran harus bebas.

Setiap masalah dari kesembronoan.

Pikirkan bukan tentang apa yang telah Anda menangkan, tetapi tentang apa yang belum hilang dari Anda.

Coba di tempat lawan.

Pelatih perlu menanamkan pemahaman kepada siswa sejak usia dini bahwa dalam melakukan Shotokan, mereka tidak hanya menguasai teknik kaki atau teknik lainnya, tetapi, di samping itu, mereka juga mempelajari konsep-konsep seperti keluhuran, ketabahan, dan perjuangan untuk kecantikan. .

Di antara sarana terbaru untuk mengajarkan teknik Shotokan adalah Kode Etik atau Kode Pejuang, yang dalam salah satu paragraf menyatakan: "Latihan harus dimulai dan diakhiri dengan membungkuk sopan kepada lawan." Dasar dalam pendidikan seorang karateka adalah pendidikan seorang petarung yang santun, santun dan hormat. Ini adalah etiket Shotokan (Pfluger, A. Shotokan karate-do: 27 kata dalam diagram dan gambar untuk sertifikasi dan kompetisi. Hal. 13).

Dengan demikian, kekhasan mengajar anak-anak usia sekolah dasar teknik menendang kaki dalam karate Shotokan adalah bahwa pendekatan menyeluruh dan multi-langkah diperlukan selama pelatihan. Pertama-tama, bahkan sebelum dimulainya pelatihan, perlu untuk membantu anak merasakan semangat bentuk seni ini, perlu memberinya informasi teoretis, beberapa konsep. Seperti misalnya menghormati lawan, empati, menghormati pelatih, menghormati hukum dan peraturan di Shotokan, dan lainnya. Dan pekerjaan menguasai teknik menendang harus sangat hati-hati, mengingatkan anak-anak betapa berbahayanya teknik seperti itu jika tidak digunakan untuk tujuan yang dimaksudkan (Nakayama, M. Dynamics of Karate: buku teks master legendaris. P. 105).

Pelatih itu sendiri perlu menjadi lebih tinggi dalam keterampilan dan pengetahuannya, serta dalam pendidikan moral dan etika. Penting untuk memiliki gagasan tentang ciri-ciri perkembangan anak-anak usia sekolah dasar, tentang ciri-ciri persepsi dan asimilasi informasi mereka. Selain fakta bahwa pelatih mengembangkan bakat fisik yang diberikan oleh alam, misalnya, fleksibilitas, mobilitas sendi, ia bekerja pada pengembangan intelektual mereka.

Salah satu alat dasar dalam mengajarkan teknik kaki Shotokan kepada anak-anak sekolah dasar adalah imajinasi pelatih. Pelatih yang baik akan menunjukkan variasi di kelasnya, menyiapkan program seperti itu untuk anak-anak sehingga mereka selalu tertarik. Sehingga setiap gerakan membangkitkan lautan kesan dan emosi baru - hanya dengan begitu kelas akan menjadi efektif. Harus diingat bahwa tidak mungkin untuk mempelajari (memahami) Shotokan dalam periode waktu terkompresi - Shotokan harus mencurahkan beberapa tahun kehidupan. Nah, usia sekolah dasar adalah waktu ketika anak terbuka untuk segala sesuatu yang baru, dan inilah saatnya Anda perlu menanamkan padanya pengetahuan dasar Shotokan - yaitu, prinsip dasar seni.

Saat mengajari anak-anak teknik menendang, juga dimungkinkan untuk memperbaiki beberapa kekurangan fisik yang dapat membatasi tekniknya. Usia dalam hal ini adalah keuntungan - di usia lanjut, segala kekurangan harus dihilangkan dengan kompensasi.

Adapun "template persepsi" realitas, usia prasekolah yang lebih muda juga merupakan keuntungan ketika belajar teknik kaki Shotokan, bagaimanapun, serta teknik lainnya. Jika anak tidak memiliki pola sebelumnya, maka pelatihan akan menjadi yang paling produktif, dengan dana minimal. Jika beberapa pola telah ditetapkan, tetap saja, usia "pejuang" yang kecil akan memungkinkan untuk memperbaiki situasi - untuk berlatih kembali ke arah yang benar.

Di dalam kelas, anak belajar bernapas dengan benar, fokus dan tenang, belajar bergerak cepat dari ketegangan otot ke keadaan rileks, dan sebaliknya. Kekuatan dan kecepatan juga dilatih (Funakoshi, G. Karate-do: my way of life, p. 205).

Dengan latihan teratur pada teknik kaki Shotokan, data awal yang baik, pendekatan pelatihan yang benar oleh pelatih dan komponen lainnya, anak-anak usia prasekolah dasar memiliki hasil yang stabil setelah 2,5 - 3 tahun (Gorbylev A.M. Furious fighter. Dodze, 2003 - No. 3 .S.14-17).

BAB 2. METODE, ORGANISASI DAN HASIL PENELITIAN SENDIRI

2.1 Metode penelitian

Dalam proses penulisan pekerjaan kualifikasi akhir, kami menggunakan metode penelitian berikut untuk menyelesaikan tugas:

) metode analisis dan generalisasi sumber sastra;

) metode eksperimen pedagogis;

) metode bertanya;

) metode penilaian ahli;

) metode statistik matematika.

Metode analisis dan generalisasi sumber sastra.

Saat menulis karya kualifikasi akhir, kami menganalisis 25 sumber sastra yang diterbitkan dari 1985 hingga 2011. Tinjauan literatur memberikan informasi tentang pelatihan teknis atlet, metode penilaiannya; data tentang fitur pelatihan teknis atlet usia sekolah dasar yang terlibat dalam karate Shotokan.

Metode eksperimen pedagogis.

Metode eksperimen pedagogis adalah penelitian yang diselenggarakan secara khusus yang dilakukan untuk mengetahui efektivitas penerapan metode, sarana, bentuk, jenis, metode pelatihan dan peningkatan tertentu.

Studi ini didasarkan pada eksperimen yang menyatakan, yang terdiri dalam mengidentifikasi keadaan saat ini dan tingkat pembentukan properti atau parameter tertentu yang diteliti, yaitu, menentukan tingkat aktual perkembangan properti yang dipelajari dalam subjek atau kelompok subjek. . Pilihan bentuk eksperimen ini dijelaskan oleh ketidakmungkinan membentuk kelompok kontrol. Setiap klub karate memiliki pemimpinnya sendiri, yang memiliki hak untuk melakukan ujian pengesahan secara mandiri. Selain itu, di klub Bunkai, tempat eksperimen dilakukan, setiap pelatih bekerja pada kelompok usia tertentu. Untuk periode percobaan, hanya ada satu kelompok pelatihan awal di klub. Ada 15 orang dalam kelompok, usia anak-anak adalah 7-9 tahun.

Metode penilaian ahli.

Metode penilaian ahli dilakukan dalam rangka evaluasi teknik pukulan kaki karateka pada tahap latihan awal di tengah dan di akhir tahun ajaran.

Untuk menentukan tingkat kinerja teknik perkusi kaki, komisi ahli dibuat yang terdiri dari tiga orang: Papuk Sergey Ivanovich, Markov Maxim Ruslanovich, Proshina Valeria Aleksandrovna. Teknik menendang kaki dievaluasi oleh kami selama ujian teknis. Perlu dicatat bahwa setiap klub memiliki sistem ujian sertifikasi dan persyaratan pelatihan teknisnya sendiri. Dalam hal ini, kami melakukan ujian menengah (kontrol) pada bulan Desember 2014 dan ujian akhir (kontrol) pada bulan Mei 2015. Para ahli mengevaluasi teknik perkusi kaki menurut sistem lima poin.

"5" - aksi motor dilakukan dengan benar, semua persyaratan teknis dipenuhi dengan tepat;

"4" - aksi motor dilakukan sesuai dengan persyaratan secara bebas, tetapi tidak lebih dari dua kesalahan kecil dibuat;

"3" - aksi motorik dilakukan dengan benar, pada dasarnya benar, tetapi dengan satu kesalahan signifikan atau lebih dari tiga kecil;

"2" - saat melakukan aksi motorik, satu kesalahan besar dibuat dan jumlah kesalahan lainnya lebih dari dua;

"1" - aksi motorik dilakukan dengan 2 atau lebih kesalahan besar.

Tingkat kesiapan teknis yang tinggi dari 15 hingga 10 poin; 9-5 poin - level rata-rata; 4-1 poin - rendah.

Metode statistik matematika.

Metode ini kami gunakan untuk mengolah hasil, untuk mengetahui dan menganalisis tingkat performa teknik perkusi kaki atlet. Kriteria yang digunakan untuk membandingkan hasil pada titik waktu yang berbeda dan mengevaluasi perubahan yang terjadi pada orang yang sama selama periode waktu tertentu adalah uji-t Student untuk sampel terkait.

Untuk masing-masing mata pelajaran ditentukan selisih antara hasil pengukuran pertama dan kedua dan rerata aritmatika dari selisih tersebut dihitung dengan menggunakan rumus (1) dan rumus (2):

Kemudian kami menghitung standar deviasi perbedaan menurut rumus (3) dan kesalahan standar perbedaan menurut rumus (4):

(3)

Menurut rumus (5), nilai kriteria yang dihitung dihitung:

Selanjutnya, signifikansi perbedaan antara kelompok kontrol menengah dan akhir dinilai menggunakan uji-t Student menurut tabel khusus distribusi teoritis. Untuk mengevaluasi kriteria-t, nilai kriteria yang dihitung dibandingkan dengan nilai yang ditabulasikan. Nilai tabel Student's t-test untuk kontrol menengah dan akhir untuk kelompok 15 orang adalah 2,15 (t tabel = 2,15). Jika , yaitu, kelompok tidak berbeda secara statistik satu sama lain dan termasuk dalam populasi umum yang sama, dan perbedaan yang diamati dapat dianggap acak. Jika , maka ini menunjukkan signifikansi perbedaan, yang berarti bahwa kelompok-kelompok tersebut berbeda satu sama lain.

2.2 Mengatur penelitian Anda sendiri

Selama organisasi penelitian, kami melakukan 4 tahap:

Pada tahap pertama (September 2015 - November 2015) pemilihan topik, perumusan hipotesis, penentuan tujuan penelitian selanjutnya dan penetapan tugas;

Pada tahap kedua (November 2015 – Maret 2016), dilakukan kajian terhadap sumber kepustakaan yang menjadi pertanyaan penelitian, analisis dan generalisasi terhadap data kepustakaan yang diperoleh. Ada kekurangan alat peraga untuk mengajar anak-anak usia sekolah dasar teknik tendangan kaki dalam karate Shotokan. Pada tahap ini, metodologi penelitian ditentukan.

Pada tahap ketiga (September 2015 - Maret 2016) melakukan eksperimen pedagogis. Pada tahap ini dilakukan percobaan untuk mengidentifikasi keefektifan ciri-ciri metode pengajaran teknik perkusi kaki pada karate Shotokan yang dikembangkan oleh kami. Eksperimen dilakukan pada kelompok pelatihan awal tahun pertama studi.

Pada tahap keempat (April - Mei 2016) pengolahan data yang diperoleh dari penelitian kami, perumusan kesimpulan dan rekomendasi.

2.3 Hasil penelitian sendiri

Dalam proses penulisan pekerjaan kualifikasi akhir, kami mengembangkan dan menetapkan tujuan dan sasaran, mengajukan hipotesis, dan menetapkan metode kerja. Kami telah menganalisis berbagai sumber literatur tentang pengajaran teknik pukulan kaki dalam karate Shotokan, serta literatur ilmiah tentang teori dan metodologi pendidikan jasmani, fisiologi anak-anak usia sekolah dasar, dll. Hasil analisis ditunjukkan pada bab pertama .

2.3.1 Hasil survei

Kami melakukan survei terhadap anak-anak usia sekolah dasar untuk mengidentifikasi pentingnya permainan di luar ruangan dan sikap anak-anak terhadapnya (Lampiran 1).

Survei tersebut melibatkan 15 anak berusia 7-9 tahun, yang terlibat dalam karate Shotokan dalam kelompok pelatihan awal tahun pertama studi.

Untuk pertanyaan pertama, yang menanyakan apakah Anda suka bermain game di luar ruangan, 100% responden menjawab ya.

Ketika ditanya seberapa sering Anda bermain game outdoor, 30% menjawab sering, 60% - jarang, 10% menjawab bahwa mereka bermain kurang dari sekali seminggu (sesuai Gambar 1)

Gambar 1 - Seberapa sering Anda bermain game di luar ruangan?

Pada pertanyaan nomor 3, kami bertanya kapan (di mana) Anda bermain game di luar ruangan? Mayoritas responden (50%) menjawab bahwa mereka bermain hanya pada saat pelajaran penjasorkes, 30% bermain di waktu luang (berjalan-jalan), sisanya (20%) bermain saat istirahat (menurut Gambar 2).

Gambar 2 - Kapan (di mana) Anda bermain

Pertanyaan keempat adalah tentang apakah Anda suka bermain game di luar ruangan. Semua responden (100%) menjawab ya.

Berdasarkan hasil survei terhadap anak-anak sekolah yang lebih muda, kami menemukan bahwa anak-anak suka bermain game di luar ruangan, tetapi paling sering mereka hanya bermain di kelas pendidikan jasmani, dan kami fokus pada alat peraga ini (Lampiran 2).

2.3.2 Pembuktian metodologis penelitian sendiri dan diskusi mereka

Sekelompok pelatihan awal tahun pertama studi di klub "Bunkai" mengambil bagian dalam eksperimen pedagogis. Ada 15 orang dalam kelompok, usia anak-anak adalah 7-11 tahun.

Kelas diadakan 2 kali seminggu sesuai dengan rencana tematik untuk mengajar teknik perkusi kaki kelompok pelatihan awal tahun pertama studi.

Pendidikan anak dilakukan secara bertahap. Pada pelatihan tahap pertama, kami berkenalan dengan teknik dasar perkusi kaki. Metode verbal digunakan dalam proses pelatihan, kami menggabungkan penjelasan pelaksanaan gerakan dengan demonstrasi pelatih.

Pada tahap ini, perhatian diberikan untuk menjaga keseimbangan, mengangkat lutut dan fase terakhir benturan. Kami menggunakan latihan seperti "Burung", "Burung Hantu", "Pukul tembok", "Atasi penghalang", dll. Pada tahap ini, kesalahan diidentifikasi dan diperbaiki dengan pengulangan latihan yang berulang.

Pada tahap kedua pelatihan - tahap pembelajaran awal, kami menghubungkan elemen individu menjadi satu kesatuan. Mereka dikuasai oleh metode konstruksi yang dibedah, mengikuti prinsip pedagogis umum "dari yang sederhana ke yang kompleks".

Untuk memfasilitasi pengembangan teknik perkusi kaki, seperti pada tahap penguasaan kumpulan latihan individu, kami menggunakan sejumlah teknik metodologis. Perlu dicatat bahwa ketika memilih teknik metodologis, kami mencoba mengaktifkan semua fungsi yang terlibat dalam aktivitas motorik dengan memasukkan jumlah maksimum reseptor (penganalisis visual, pendengaran, motor), yang membuat gambar motor lebih cerah dan mempercepat perkembangannya. Misalnya, penggunaan materi skematik pada kartu, materi video, dll. Kami menggunakan video instruktur dan kompetisi karate terkenal, di mana teknik tendangan dipelajari.

Teknik berikut adalah eksekusi bundel sesuai dengan instruksi verbal, penggunaan isyarat visual dan penghitungan. Latihan seperti itu digunakan sebagai memukul selama empat hitungan, perlahan untuk satu hitungan, memukul kaki.

Untuk menghilangkan beberapa kesalahan, kami menggunakan memperbaiki perhatian mereka yang terlibat di bagian tubuh tertentu di mana kesalahan itu dibuat. Perhatian difiksasi dengan menciptakan sensasi taktil (sentuhan) dan verbal. Mereka menunjukkan kesalahan spesifik dari peserta pelatihan, memperbaikinya dengan mengulangi latihan berkali-kali. Tangan memperbaiki kaki mereka yang terlibat dalam fase akhir tumbukan.

Pada tahap memperbaiki dan meningkatkan koneksi dan ligamen dari berbagai teknik perkusi kaki, kami mengusulkan eksekusi berulang tanpa titik referensi dan penghitungan, serta eksekusi dengan variasi beberapa karakteristiknya. Untuk tujuan perbaikan, diusulkan untuk melakukannya dari berbagai posisi tubuh (duduk, berdiri, berbaring); dari berbagai rak (kiba dachi, zenku tsu dachi, ju dachi); ke tingkat yang berbeda (tinggi, sedang, rendah); dalam arah yang berbeda (maju, samping, belakang); mengubah kaki "nyaman" menjadi kaki "tidak nyaman"; mengubah (sedikit) kecepatan tendangan. Misalnya, dari jurus zenku tsu dachi, jurus mawashi-geri dan mae-geri dilakukan pada gerakan maju, dari jurus kiba dachi, jurus yoko-geri dilakukan sambil bergerak maju dan ke samping.

Karena sesuai dengan perencanaan, anak-anak tahun pertama pelatihan hanya diberikan teknik perkusi dasar kaki, kami berhenti pada tiga tahap pelatihan.

Mempertimbangkan karakteristik usia anak-anak sekolah yang lebih muda, selama percobaan, kami berfokus untuk mengajari mereka teknik menendang kaki dalam karate Shotokan melalui permainan luar ruangan. Permainan merupakan kegiatan yang paling disukai anak-anak. Variasi permainan anak-anak tidak terbatas. Permainan memungkinkan anak untuk memenuhi banyak kebutuhan - kebutuhan akan hiburan, kepuasan rasa ingin tahu, memercikkan energi yang terkumpul, mendapatkan sensasi baru, penegasan diri. Bermain mempromosikan pengembangan kemampuan sensorik dan keterampilan fisik, memberikan kesempatan bagi anak untuk memperluas dan meningkatkan keterampilan yang diperoleh sebelumnya. Tugas permainan yang dipilih diklasifikasikan oleh kami tergantung pada tahap pelatihan: pembelajaran awal, pembelajaran mendalam, konsolidasi dan peningkatan (Lampiran 3).

Untuk melakukan eksperimen pedagogis, semua cara yang dipilih dipilih sesuai dengan topik pelajaran, dengan usia dan kemampuan fisiologis anak-anak usia sekolah dasar.

Menurut rencana tematik, perhatian pada paruh pertama tahun ini diarahkan pada pembelajaran awal dan mendalam tentang teknik menendang kaki di tempat dalam kuda-kuda: heiko dachi, kiba dachi, zenkutsu dachi. Mereka melakukan serangan di tempat di berbagai tingkatan dan dari berbagai posisi tubuh.

Sesi pelatihan berlangsung 60 - 90 menit dan terdiri dari pengantar, bagian utama dan bagian akhir.

Bagian pengantar (persiapan) berlangsung dari 12 hingga 15 menit. Tugas: mengatur siswa untuk pelajaran yang akan datang, mempersiapkan tubuh siswa untuk beban yang akan datang. Tempat khusus dalam karate ditempati oleh kepatuhan terhadap etiket, yang sebagian besar memastikan pengendalian kelompok dan masing-masing siswa. Etiket membungkuk ke gym, pelatih, kelompok, teman digunakan. Kelas juga dimulai dengan konstruksi dan pelaksanaan latihan bor. Pemanasan termasuk latihan lari, latihan perkembangan umum. Di akhir bagian persiapan, latihan peregangan dilakukan. Peregangan adalah serangkaian latihan yang bertujuan untuk meningkatkan mobilitas sendi. Latihan-latihan ini berkontribusi pada pencegahan cedera, kinerja tendangan dengan amplitudo penuh dan pada berbagai level (tinggi, sedang, rendah).

Bagian utama. Durasinya dari 30 hingga 50 menit. Tugas: pengenalan, pembelajaran terperinci, peningkatan teknis dan taktis, pelatihan fisik dan kemauan khusus atlet. Pada paruh pertama tahun ini, kami mempelajari secara detail teknik pukulan kaki di tempat. Untuk membuat pelajaran menjadi menarik dan emosional, tergantung pada tugas yang ditetapkan, kami menggunakan tugas permainan untuk melatih teknik menendang kaki. Semua tugas secara bertahap menjadi lebih sulit (Lampiran 3). Saat melakukan latihan ini, teknik kaki dilatih, dan latihan ini juga berkontribusi pada pengembangan pengendalian diri, kemandirian, dan tekad. Selain teknik menendang kaki, juga dipelajari teknik lain (stand, block, punch).

Untuk mengatur siswa dalam kelompok dan melakukan latihan secara bergantian, kami menggunakan metode latihan tambahan - selain latihan teknis utama, yang dilakukan siswa secara bergantian, mereka melakukan beberapa kali latihan fisik umum yang diusulkan dalam interval antar set . Ini berkontribusi pada pengembangan kualitas fisik seperti kecepatan, kekuatan, kelincahan, fleksibilitas dan daya tahan.

Kami menggunakan metode permainan untuk mengkonsolidasikan teknik perkusi kaki dan untuk menghilangkan stres psikologis dan emosional. Di akhir bagian utama, permainan luar ruangan yang menetap digunakan. Mereka mengambil rata-rata 5 sampai 7 menit untuk menyelesaikan. Dan secara bertahap, sambil menguasai teknik, kami memperkenalkan latihan permainan berpasangan di tempat (kumite). Misalnya, kami menggunakan game berikut: "Heron", "Pukul tembok", "Lewati penghalang", "Siang-malam", "Game kumite", "Dengarkan perintah". Pada saat pertandingan, kami memperhatikan bagaimana para atlet mempelajari nama teknik perkusi kaki dan penerapannya yang benar, pada kerja sama para pria dalam kelompok.

Untuk mengkonsolidasikan dan meningkatkan teknik pukulan kaki pelatihan, kami menggunakan, misalnya, permainan seperti: "Permainan kumite", "Siapa yang lebih?", "Siapa yang lebih kuat?", "Kanguru", "Kejar target ", dll. Ada juga sesi sparring dengan mempelajari teknik menendang kaki (Lampiran 3).

Durasi bagian akhir pelajaran adalah dari 5 hingga 10 menit. Tujuan dari bagian pelajaran ini: secara bertahap mengurangi beban; mengaktifkan proses pemulihan dalam tubuh. Di bagian akhir pelajaran, kami menggunakan tugas latihan fisik umum seperti: latihan kekuatan, latihan peregangan. Kami juga menggunakan permainan di luar ruangan agar anak-anak mendapatkan emosi positif di akhir pelajaran. Misalnya, permainan luar ruangan dengan bola "Penembak jitu", "Penjaga" dan dengan tali "Pancing", "Lari, jangan sakit".

Pada paruh kedua tahun dari Januari 2015 hingga Mei 2015, para atlet dari kelompok pelatihan awal mempelajari teknik menendang kaki yang sedang bergerak.

Mae-geri dan mawashi-geri:

jokutsu dachi;

ju dacha.

Yoko-geri:

dacha kokutsu;

kiba dacha.

Struktur kelas tetap sama, waktu sesi pelatihan meningkat dari 90 menjadi 120 menit.

Bagian persiapan pelajaran berlangsung dari 12 hingga 15 menit. Di bagian persiapan, kami melakukan pemanasan umum dan khusus. Pemanasan umum meningkatkan efisiensi tubuh atlet, artinya jangka panjang, tetapi latihan intensitas sedang di tempat dan dalam gerakan, serta serangkaian latihan yang mirip dengan gerakan teknis utama. Alat ini digunakan untuk melatih dan menghangatkan otot. Kami menggunakan: lari, latihan perkembangan umum, lari estafet, dan permainan luar ruangan. Tugas pemanasan khusus adalah mempersiapkan atlet untuk melakukan latihan di bagian utama pelajaran. Pemanasan khusus menurut caranya harus sedekat mungkin dengan olahraga. Kami menggunakan permainan dan tugas permainan, yang digunakan pada paruh pertama tahun ini di bagian utama pelajaran, tetapi dengan komplikasi, teknik pukulan kaki diulang di tempat. Gagasan umum dari dua bagian pemanasan adalah untuk menciptakan kesiapan atlet yang diperlukan untuk pelatihan. Juga di akhir bagian persiapan, kami melakukan latihan peregangan.

Bagian utama dari sesi berlangsung dari 75 hingga 100 menit. Pada bagian ini, teknik perkusi kaki yang bergerak dipelajari, teknik perkusi kaki dikonsolidasikan dalam kata atau latihan tempur (gohon kumite), serta dalam permainan dan tugas permainan yang telah dipelajari sebelumnya. Kami menggunakan tugas permainan untuk melatih teknik menendang kaki berpasangan: sparring dengan berbagai tugas "Permainan kumite", "Tendang melalui jendela yang terbuka", "Kejar target", "Jangan biarkan aku mengenai target " (Lampiran 3).

Bagian terakhir diadakan dengan cara yang sama seperti pada paruh pertama tahun ini, berlangsung 5-10 menit, dengan ringkasan wajib dari hasil pelajaran dan survei mereka yang terlibat tentang permainan dan tugas yang mereka sukai.

2.3.3 Hasil sementara

Selama percobaan pedagogis, setelah tiga bulan pelatihan, kami melakukan penilaian ahli tentang kinerja teknik menendang kaki karate Shotokan: mae-geri, yoko-geri, mawashi-geri.

Tingkat kinerja teknik perkusi kaki ditentukan oleh komisi ahli yang terdiri dari tiga orang: Papuk Sergey Ivanovich; instruktur Markov Maxim Ruslanovich dan Proshina Valeria Aleksandrovna.

Tingkat kinerja teknik perkusi kaki dinilai oleh komisi menurut sistem lima poin: level tinggi 15-10 poin; 9-5 poin - level rata-rata; 4-1 poin - rendah.

Pada bulan Desember 2014, kami melakukan penilaian ahli teknik tendangan kaki di karate saat melakukan ujian teknis untuk 9 kyu (sabuk putih). Teknik kaki yang dipelajari dilakukan di tempat dari heiko dachi: mae-geri, yoko-geri. Dari zenkutsu dachi: mawashi-geri.

Semua hasil dicatat dalam protokol yang dirancang khusus. Dengan bantuan penilaian ahli, kesalahan yang paling umum diidentifikasi. Ini termasuk: pelanggaran pernapasan yang tepat, konsentrasi dan relaksasi sebelum waktunya, kegagalan untuk mengamati kekuatan dan kecepatan, ritme dan ketepatan waktu gerakan, kontrol "kime", posisi kaki yang salah, ketidakmampuan untuk menjaga keseimbangan, menurunkan lutut, melakukan pemogokan dengan kaki lurus.

Sertifikasi menengah menunjukkan hasil sebagai berikut: 3 orang melakukan teknik tendangan tingkat rendah; 11 orang di tingkat menengah melakukan teknik perkusi kaki; 1 orang tampil pada level tinggi (menurut Gambar 3).

Gambar 3 - Hasil dari kontrol menengah

Sertifikasi menengah diizinkan untuk membuat penyesuaian pada kelas dan fokus pada koreksi kesalahan yang diidentifikasi.

2.3.4 Hasil kontrol akhir

Pada Mei 2015, ia lulus ujian akhir untuk 8 kyu (sabuk putih). Kelompok itu melewati seluruh program teknik kaki yang sudah bergerak. Dari stand dzenkutsu dacha: mae-geri, mawashi-geri. Dari stand kiba dachi: yoko-geri.

Dari hasil evaluasi ahli diperoleh hasil sebagai berikut: tidak ada atlet yang menunjukkan tingkat performa teknik menendang dengan kaki yang rendah dan rata-rata, semua 15 orang melakukan teknik pukulan kaki dengan level tinggi (sesuai dengan Gambar 4). .

Gambar 4 - Hasil dari kontrol akhir

2.3.5 Hasil evaluasi ahli di akhir percobaan

Menganalisis hasil penilaian ahli pada akhir percobaan, terjadi peningkatan indikator pada semua teknik. Jadi, pada saat melakukan tendangan mae-geri, menurut hasil pengolahan data matematis diperoleh hasil sebagai berikut:

8.4, =2.15, (8.4)›(2.15)

Saat melakukan pukulan yoko-geri, menurut hasil pengolahan data matematis diperoleh hasil sebagai berikut:

7.6, =2.15, (7.6)›(2.15)

Nilai yang diperoleh (dihitung) lebih besar dari (tabel), yang berarti perbedaannya signifikan secara statistik.

Saat melakukan jurus mawashi-geri, berikut hasil yang didapat dari hasil pengolahan data matematis.

28.12, =2.15, (28.12)›(2.15)

Nilai yang diperoleh (dihitung) lebih besar dari (tabel), yang berarti perbedaannya signifikan secara statistik.

Menganalisis hasil pengolahan data matematis antara ujian tengah dan akhir dalam kelompok, diperoleh hasil sebagai berikut:

15.45, =2.15, (15.45) ≥ (2.15)

Nilai yang diperoleh (dihitung) lebih besar dari (tabel), yang berarti bahwa perbedaan tersebut signifikan secara statistik dan kelompok-kelompok tersebut berbeda secara signifikan satu sama lain (Lampiran 4).

Pada akhir percobaan, tidak ada atlet yang menunjukkan teknik menendang rata-rata dan rendah, semua atlet menunjukkan hasil tinggi (sesuai Gambar 5). Pada saat yang sama, komisi mencatat bahwa jumlah kesalahan telah berkurang, ketidakakuratan kecil tetap ada.

Gambar 5 - Tingkat kesiapan teknis

Akibatnya, fakta-fakta ini mengkonfirmasi hipotesis yang diajukan oleh kami bahwa cara dan metode yang kami pilih, yang digunakan di kelas karate Shotokan, akan berkontribusi pada pengembangan teknik kaki perkusi oleh siswa yang lebih muda.

Sebuah survei terhadap atlet yang kami lakukan di akhir kelas, untuk mengidentifikasi sikap terhadap sarana dan metode pelatihan yang digunakan (Lampiran 5, 6). Kami mendapat hasil sebagai berikut:

Ketika ditanya tendangan mana yang paling Anda sukai, didapatkan hasil sebagai berikut: 3% menyukai tendangan yoko-geri, 3% mawashi-geri, 8% mae-geri, 86% menyukai semua tendangan (menurut Gambar 6).

Gambar 6 - Tendangan mana yang paling Anda sukai

Ketika ditanya pukulan mana yang menurut Anda paling sulit, mawashi-geri, yoko-geri, mae-geri, hasilnya masing-masing diperoleh: 95%, 3%, 2% (sesuai dengan Gambar 7).

Gambar 7 - Pukulan mana yang menurut Anda paling sulit

Untuk pertanyaan, apakah Anda suka bermain dalam pelatihan karate? Semua anak (100%) menjawab ya.

% dari mereka yang terlibat menjawab bahwa mereka menghadiri kelas karate dengan keinginan, 4% dari responden - sesuai dengan suasana hati mereka (sesuai dengan Gambar 8).

Gambar 8 - Apakah Anda bersedia mengikuti kelas karate?

Dengan demikian, dapat dicatat bahwa ketika mengajarkan teknik menendang kaki, penggunaan tugas permainan yang dikembangkan di kelas karate Shotokan dengan anak-anak usia sekolah dasar memiliki hasil yang positif.

KESIMPULAN

Analisis literatur terhadap masalah penelitian menunjukkan bahwa karate Shotokan adalah seni bela diri, sistem pertahanan dan serangan tanpa senjata, di mana serangan dan blok dengan tangan dan kaki, gerakan dalam berbagai sikap digunakan. Kelas karate-do berkontribusi pada perkembangan yang harmonis dari semua kualitas mental dan fisik, tersedia untuk semua kategori usia.

Tendangan dalam karate memainkan peran yang sangat penting. Tanpa mereka, mustahil untuk membayangkan teknik karate. Kesulitan dalam melakukan tendangan adalah kemampuan menjaga keseimbangan dan kelenturan sendi, yaitu kemampuan melakukan tendangan dengan amplitudo gerakan yang besar. Usia sekolah menengah pertama adalah masa yang paling optimal untuk pengembangan tidak hanya kualitas-kualitas ini, tetapi juga kualitas fisik lainnya.

Periode perkembangan anak inilah yang menentukan kemungkinan dan prospek untuk mencapai tingkat kesehatan yang stabil dan tinggi dan, di masa depan, hasil olahraga yang serius.

Bagi atlet usia sekolah dasar, permainan yang memerlukan manifestasi kekuatan, ketangkasan, kecepatan, baik gerakan itu sendiri maupun respon terhadap berbagai keadaan dan situasi permainan, menjadi sangat penting.

Berdasarkan studi literatur ilmiah dan metodologis, kami telah memilih cara dan metode untuk mengajar teknik perkusi kaki anak-anak sekolah menengah pertama. Latihan kihon, gohon, serta tugas permainan dan permainan luar ruang diusulkan untuk pelatihan dan peningkatan teknik perkusi dasar kaki.

Berdasarkan hasil eksperimen pedagogis, efektivitas penggunaan sarana dan metode yang dipilih untuk mengajar anak-anak usia sekolah dasar teknik dampak kaki terbukti.

Dengan demikian, cara dan metode yang kami usulkan untuk anak-anak usia sekolah dasar efektif, dan mereka dapat direkomendasikan kepada spesialis yang bekerja di bidang ini dengan anak-anak usia ini.

DAFTAR PUSTAKA YANG DIGUNAKAN

1. Aksenov, E.I. karate. Dari sabuk putih menjadi hitam / E.I. Aksenov. - Ed.: AST, Astrel, 2007.-196 hal.

Uskup, karate M. Okinawa / M. Uskup. - M.: Iris-press, 1997. - 299 hal.

Gorbylev, A.M. Master karate hitam Moskow / A.M. Gorbylev // Dojo. -2004.- No. 5. -hal.28-32.

Gorbylev, A.M. Petarung yang marah / A.M. Gorbylev // Dojo. 2003. -No. 1. -hal.14-17.

Gorbylev, A.M. Master Motobu / A.M. Gorbylev // Dojo.-2003. -No.3. -hal.16-19.

Dolin, A.A. Kempo - tradisi seni bela diri / A.A. Dolin, G.V. Popov. - M.: Nauka, 1991. - 430 hal.

Zakharov, O.E. Teknik menyerang / O.E. Zakharov.- Ed.: LitRes, 2012. - 82 hal.

Ivanov-Katansky, S.A. Karate tempur praktis / S.A. Ivanov-Katansky. - M.: FAIR-PRESS, 2001. - 539 hal.

Kastanov, N.A. Kanon karate. Pembentukan spiritualitas melalui karate do / N.A. Kashtanov.-Izd.Phoenix, 2007. - 240 detik.

Kochergin, A.N. Pengantar sekolah karate tempur / A.N. Kochergin. - Nizhny Novgorod: LLC "Bintang Lex". - 1995. - 176 hal.

Lee, Bruce, Uehara, Sekolah Pertarungan M. Bruce Lee. Buku 1: Teknik Bela Diri / Bruce Lee, M. Uehara. - Beijing, Aist, 1996. - 128 hal.

Malyavin, V.V. Seni bela diri: Cina, Jepang / V.V. malyavin. - M.: Agraf, 2005. - 200 hal.

Mikryukov, V.Yu. Ensiklopedia Karate / V.Yu.Mikryukov. - St. Petersburg: Semua, 2013. - 566 hal.

Nakayama, M. Dinamika karate: buku teks master legendaris / M. Nakayama. - St. Petersburg: Zlatoust, 2004. - 304 hal.

Nakayama, M. Karate terbaik Volume 1. Ulasan lengkap / M. Nakayama. M.: Ladomir, 1997. -142 detik.

Nakayama, M. Karate terbaik Volume 2. Dasar / M. Nakayama. -M.: Ladomir, 1997.-142 hal.

Nakayama, M. Karate terbaik Volume 4. Kumite / M. Nakayama. - M.: Ladomir, 1997.-142 hal.

Oyama, M. karate klasik / M. Oyama. - Penerbit: Eksmo, 2006. - 256 hal.

Pfluger, A. Shotokan karate-do: 27 kata dalam diagram dan gambar untuk sertifikasi dan kompetisi / A. Pfluger. - Novosibirsk: Fair-Press, 2002. - 132 hal.

Travnikov, A.I. Karate untuk pemula / A.I. Travnikov. - M.: Eksmo, 2012. - 280 hal.

Funakoshi, G. Pengantar karate-do / G. Funakoshi diterjemahkan oleh D. Teramoto. - M.: Eksmo, 2009. - 280 hal.

Funakoshi, G. Karate-do: cara hidup saya / G. Funakoshi. - M.: Sofia, 2000. - 112 hal.

Hatsuo, R. Kehidupan Karateku. Buku 1 / R. Hatsuo. - Ed.: Gorodets, 2003. - 432 hal.

Tsunemoto Hagakure, Ya. Tersembunyi di dedaunan / Ya. Tsunemoto Hagakure. St. Petersburg: Eurasia, 1996.-256 hal.

Enoeda, K. Higher kata Shotokan / K. Enoeda. - St. Petersburg: Zlatoust, 2003. - 234 hal.

LAMPIRAN 1

(wajib)

Kuesioner untuk anak-anak usia sekolah dasar tentang permainan luar ruangan

Apakah Anda suka bermain game seluler?

c.pilihanmu

Kemungkinan jawaban:__________

Seberapa sering Anda bermain game di luar ruangan?

a) sering (setiap hari)

b) jarang (2-3 kali seminggu)

c) kadang-kadang (kurang dari sekali seminggu)

d) jangan main-main

Kemungkinan jawaban:__________

Kapan (di mana) Anda bermain game di luar ruangan?

a) di waktu luang Anda

b) saat istirahat

c) di kelas pendidikan jasmani

Kemungkinan jawaban: ___________

LAMPIRAN 2

(wajib)

Tanggapan anak-anak terhadap survei yang dilakukan pada awal percobaan

LAMPIRAN 3

(wajib)

Permainan dan tugas permainan yang ditujukan untuk pembelajaran awal dan mendalam teknik kaki perkusi di karate Shotokan:

. "Bangau"

Kemajuan permainan. Pemain dibangun dalam garis atau lingkaran. Atas isyarat pemimpin, anak-anak berdiri dengan satu kaki. Kaki kedua ditekuk di sendi lutut pada sudut 90 derajat, tangan di bawah. Mae geri, yoko geri setinggi lutut lurus, mawashi geri tinggi ke samping. Para pemain yang berdiri dengan satu kaki paling lama menang.

Kemudian, Anda dapat memperumit permainan: tanpa menurunkan lutut, lakukan 2-3 serangan ke depan.

. "Siang Malam"

Tujuan: Belajar menyeimbangkan dengan satu kaki.

Kemajuan permainan. Seorang pemimpin dipilih dari antara para pemain. Dia berdiri dari platform. Tempatnya dapat digariskan, dipagari oleh bangku senam. Para pemain di lapangan ditempatkan secara acak. Memimpin di sarang. Atas sinyal tuan rumah: "Harinya akan datang, semuanya menjadi hidup!" - anak-anak mulai berlari, melompat, meniru penerbangan kupu-kupu, burung, kumbang, menggambarkan katak, tikus, anak kucing. Pada sinyal kedua: "Malam akan datang, semuanya membeku - pemimpin pergi!" - para pemain berhenti, membeku dengan satu kaki, lutut yang kedua diangkat pada sudut 90 derajat. Memimpin pergi berburu. Melihat orang yang tidak menjaga keseimbangan dan menurunkan kakinya, dia mengambil tangannya dan membawanya pergi. Orang yang melakukan kesalahan melakukan 10 push-up. Dalam sekali keluar, dia bisa mendapatkan dua atau bahkan tiga pemain. Kemudian pengemudi kembali ke tempatnya lagi, dan anak-anak kembali bermain-main dengan bebas di taman bermain.

Pemain yang belum tertangkap bahkan sekali menang. Anda juga dapat mencatat pengemudi terbaik - yang menangkap lebih banyak pemain.

Kemudian Anda bisa memperumit dan membekukan dalam sekejap.

. "Menabrak dinding (lantai)"

Tujuan: untuk mengajarkan pengaturan pukulan yang benar (posisi akhir kaki selama pukulan)

Kemajuan permainan. Pemain berbaris di dinding. Pemimpin menghitung dalam bahasa Jepang, dan para pemain melakukan tiruan tendangan.

. "Melintasi Penghalang"

Tujuan: untuk mempelajari cara mengangkat lutut tinggi-tinggi untuk tendangan.

Kemajuan permainan. Anak-anak berdiri di bangku dan melakukan tendangan melalui bangku.

Anda dapat melakukan hal yang sama secara berpasangan. Satu menyerang melalui bagian belakang yang lain.

Melakukan pukulan dari berbagai posisi awal: duduk, berbaring, duduk, dll.

. "Dengarkan perintahnya"

Tujuan: Tujuan: untuk menguji pengetahuan tentang metode teknis dan kebenaran penerapannya.

Kemajuan permainan. Pemain berbaris. Lakukan tugas dalam garis lurus. Tuan rumah memanggil teknik apa pun: rak, balok, pemogokan. Pemain melakukan kesalahan, meninggalkan permainan, melakukan 10 push-up.

Orang yang tidak pernah membuat kesalahan menang.

II. Permainan dan tugas permainan yang bertujuan untuk mengkonsolidasikan dan meningkatkan teknik perkusi dalam karate Shotokan:

. "Jangan biarkan aku mencapai target"

Tujuan: berlatih tendangan yang akurat dan cepat.

Kemajuan permainan. Anak-anak duduk berpasangan di sekitar ruangan. Salah satu pasangan menggerakkan kaki (telapak tangan) ke kiri dan ke kanan. Tugas yang kedua adalah mengenai target yang bergerak.

. "Tendang di Jendela yang Terbuka"

Tujuan: melatih tendangan akurat.

Kemajuan permainan. Anak-anak duduk berpasangan di sekitar ruangan. Yang satu memegang tangannya di depannya, dan yang lain harus, pada saat merentangkan tangannya, jatuh ke "jendela" yang terbuka sejenak.

. "Kejar target"

Tujuan: melatih tendangan yang akurat, cepat dan kuat.

Kemajuan permainan. Anak-anak duduk berpasangan di sekitar ruangan. Salah satu pasangan bergerak, menahan kaki (telapak tangan) ke belakang. Tugas yang kedua adalah menyerang target yang bergerak mundur.

4. "Main kumite"

Tujuan: berlatih tendangan yang kuat, cepat, akurat.

Kemajuan permainan. Di dan. n.berdiri saling berhadapan. Seseorang membuat tendangan terkontrol yang tajam pada lintasan dan level yang berbeda. Yang lain - bereaksi terhadap pukulan dengan blok pelindung.

Versi kedua dari permainan: semuanya sama, tetapi bergerak.

. "Kanguru"

Tujuan: berlatih tendangan.

Kemajuan permainan. Anak-anak melompat dan melakukan tendangan lompat.

6. "Dengarkan skornya"

Tujuan: berlatih tendangan cepat dan kuat.

Kemajuan permainan. Pemain dibangun dalam garis atau lingkaran. Tuan rumah menyimpan skor dalam bahasa Jepang, dan para pemain melakukan pukulan (tangan, kaki). Berapa skor yang disebut oleh pemimpin, begitu banyak pukulan dilakukan oleh para pemain.

Pemenangnya adalah pemain yang tidak melanggar aturan, tidak pernah melakukan push-up.

. "Gohon kumite"

Tujuan: berlatih teknik perkusi kaki secara berpasangan.

Kemajuan permainan. Pemain berpasang-pasangan. Kerjakan tugas secara berpasangan. Pemain bekerja di gohon kumite (lima langkah) pada tugas.

penyerang menyebut serangan itu;

Penyerang tidak memanggil serangan, dan pemblokir harus bereaksi dan membuat blok.

. "Permainan Kumite"

Tujuan: pengembangan teknik tendangan kaki dalam latihan pertarungan.

Kemajuan permainan. Pemain berpasang-pasangan. Kerjakan tugas secara berpasangan. Pemain bekerja dalam kumite tempur dalam sebuah misi.

Sebagai contoh:

) hanya dengan kaki;

) penyerang memanggil serangan itu.

Yang dengan tembakan paling akurat menang.

Versi kedua dari permainan: Penyerang memanggil pukulan. Tugas yang kedua adalah untuk mengusir pukulan ini.

9. "Siapa yang lebih"

Tujuan: berlatih tendangan cepat, kuat, akurat.

Kemajuan permainan. Permainan ini dimainkan di dekat buah pir atau kaki. Atas arahan pelatih, salah satu peserta dalam permainan pergi ke proyektil dan, atas sinyal, menyerang secara bergantian dengan kaki kanan dan kiri dengan kecepatan setinggi mungkin dalam satu menit. Pada sinyal kedua, serangan berhenti. Pemimpin mengumumkan berapa banyak pukulan yang diberikan per menit. Setelah itu, pemain kedua menunjukkan kualitas kecepatannya, dll.

Pemenangnya adalah orang yang memiliki lebih banyak ketukan per menit daripada yang lain.

. "Siapa yang lebih kuat"

Tujuan: melatih tendangan yang kuat dan akurat

Kemajuan permainan. Gim ini dimainkan dengan bantuan simulator - "kicktest" dinamometer. Atas arahan pelatih, masing-masing peserta dalam permainan pergi ke proyektil dan, atas sinyal, menyerang secara bergantian dengan kaki kanan dan kiri dengan kekuatan sebesar mungkin. Orang yang menendang dengan kekuatan paling banyak menang.

LAMPIRAN 4

(wajib)

Tabel 6.1 - Protokol penilaian ahli “Penilaian teknik pukulan kaki pada kelompok karate Shotokan 1 tahun belajar”

kontrol menengah

siswa

Yoko-geri

Mawashi-geri

Jumlah poin

Tabel 6.2 - Protokol penilaian ahli “Penilaian teknik pukulan kaki pada kelompok karate Shotokan 1 tahun belajar”

Kontrol akhir

64

a) mae-geri

b) mawashi-geri

c) yoko geri

Kemungkinan jawaban: ___________

Apakah Anda menikmati bermain dalam pelatihan karate?

c.pilihanmu

Kemungkinan jawaban: __________

Apakah Anda tertarik untuk mengikuti kelas karate?

c) suasana hati

Kemungkinan jawaban: __________

LAMPIRAN 6

(wajib)

Jawaban anak-anak atas kuesioner yang dilakukan pada akhir percobaan

Yoko-geri

Mawashi-geri

Jumlah poin