Studi kreativitas anak-anak memungkinkan untuk memilih setidaknya 3 tahap dalam pengembangan pemikiran kreatif: visual-efektif, kausal, dan heuristik.

Berpikir Aksi Visual lahir dari tindakan di usia yang lebih muda dan dini. Dalam proses pengembangan pemikiran visual-aktif, anak mengembangkan kemampuan untuk memilih objek tidak hanya sifat-sifat eksternalnya, tetapi juga sifat-sifat yang diperlukan untuk memecahkan masalah. Kemampuan ini berkembang sepanjang hidup dan mutlak diperlukan untuk memecahkan masalah apa pun yang paling kompleks.

Perkembangan berpikir kausal pada anak dimulai dengan kesadaran akan akibat dari tindakannya. Pada anak usia 4-5 tahun, minat kognitif bergeser dari objek individu, nama dan propertinya ke hubungan dan koneksi fenomena. Mereka mulai tertarik tidak hanya pada objek, tetapi pada tindakan dengan mereka, interaksi orang dan objek, hubungan sebab dan akibat. Pertama, anak belajar merencanakan tindakan pada objek nyata, kemudian dengan materi bahasa: kata, pernyataan, teks. Pandangan ke depan dan perencanaan adalah inti kreativitas pada tahap pemikiran sebab-akibat. Ini adalah bagaimana plot cerita fantastis dan dongeng lahir.

Membiarkan dengan bertambahnya usia, berubah secara signifikan, jenis perkembangan pemikiran ini terus berkembang bahkan selama masa pendidikan di sekolah dasar. Selain itu, studi tentang aktivitas kognitif anak-anak menunjukkan bahwa pada akhir sekolah dasar ada lonjakan aktivitas penelitian.

“Aktivitas penelitian anak-anak pada tahap berpikir kausal dicirikan oleh dua kualitas: tumbuhnya kemandirian aktivitas mental dan tumbuhnya berpikir kritis”.

Berkat kemandirian, anak belajar mengendalikan pemikirannya; menetapkan tujuan penelitian, mengemukakan hipotesis hubungan sebab akibat, mempertimbangkan fakta-fakta yang diketahuinya dari sudut pandang hipotesis yang dikemukakan. Kemampuan-kemampuan ini, tanpa diragukan lagi, merupakan prasyarat dasar bagi kreativitas pada tahap berpikir kausal. Berpikir kritis diwujudkan dalam kenyataan bahwa anak-anak mulai mengevaluasi kegiatan mereka sendiri dan orang lain dalam hal hukum dan aturan alam dan masyarakat.

Karena, sebagai anak-anak tumbuh, mereka menghadapi sejumlah besar situasi di mana tidak mungkin untuk memilih satu penyebab suatu peristiwa, dalam kasus ini, pemikiran kausal tidak akan cukup. Ada kebutuhan untuk penilaian awal situasi dan pilihan di antara banyak pilihan dan banyak fakta yang memiliki dampak signifikan pada jalannya peristiwa. Dalam hal ini, pemilihan dilakukan berdasarkan sejumlah kriteria yang memungkinkan mempersempit “area pencarian”, sehingga lebih disingkat dan selektif. Berpikir, yang, berdasarkan kriteria pencarian selektif, memungkinkan Anda untuk memecahkan situasi yang kompleks dan bermasalah, disebut heuristik. Ini terbentuk kira-kira pada usia 12-14.

Dengan demikian, dengan secara bertahap membentuk semua jenis pemikiran dengan pengembangan pendekatan kreatif anak untuk tugas apa pun, dimungkinkan untuk memberinya kesempatan untuk tumbuh sebagai orang yang berpikir dan kreatif.

Juga, salah satu syarat terpenting untuk pembentukan anak usia sekolah dasar adalah imajinasi kreatif. Asimilasi sejati dari mata pelajaran akademik apa pun tidak mungkin tanpa aktivitas imajinasi yang aktif, tanpa kemampuan membayangkan apa yang tertulis dalam buku teks, apa yang dikatakan guru, tanpa kemampuan untuk beroperasi dengan gambar visual.

Dalam proses pengembangan imajinasi pada usia sekolah dasar, imajinasi kreasi ditingkatkan, terkait dengan penyajian yang dirasakan sebelumnya atau penciptaan gambar sesuai dengan deskripsi yang diberikan, diagram, gambar, dll. Imajinasi kreatif sebagai kreasi baru gambar, terkait dengan transformasi, pemrosesan kesan pengalaman masa lalu, menggabungkannya menjadi kombinasi baru, kombinasi, juga menerima pengembangan lebih lanjut.

Dipercaya secara luas bahwa imajinasi seorang anak lebih kaya, lebih orisinal daripada imajinasi orang dewasa, bahwa seorang anak kecil umumnya hidup setengah dari dunia fantasinya. Namun, sudah pada 1930-an, A. V. Vygotsky menunjukkan bahwa imajinasi anak berkembang secara bertahap, ketika ia memperoleh pengalaman tertentu. Oleh karena itu, hampir tidak adil untuk mengatakan bahwa imajinasi seorang anak lebih kaya daripada imajinasi orang dewasa. Hanya saja terkadang, karena tidak memiliki cukup pengalaman, anak menjelaskan dengan caranya sendiri apa yang dia temui dalam hidup, dan penjelasan ini sering kali tampak tidak terduga dan orisinal bagi orang dewasa. Tetapi jika seorang anak diberi tugas khusus untuk mengarang, menciptakan sesuatu, maka banyak anak tersesat dan menolak untuk mengerjakannya atau melakukan tugas itu secara tradisional dan tidak menarik. Hanya sedikit anak yang dapat menyelesaikan tugas secara kreatif. Untuk itulah daya imajinasi kreatif anak perlu dikembangkan.

Menggambarkan imajinasi anak-anak, L.S. Vygotsky berbicara tentang perlunya memahami mekanisme psikologis imajinasi, dan ini tidak dapat dilakukan tanpa mengklarifikasi hubungan yang ada antara fantasi dan kenyataan. “Aktivitas kreatif imajinasi,” tulis L.S. Vygotsky, - secara langsung tergantung pada kekayaan dan keragaman, pengalaman seseorang sebelumnya, karena pengalaman ini adalah bahan dari mana konstruksi fantasi dibuat. Semakin kaya pengalaman seseorang, semakin banyak materi yang dimiliki imajinasinya. Gagasan ilmuwan ini harus ditekankan secara khusus, karena terlalu luas diketahui di luar negeri, dan di negara kita, bahwa anak memiliki imajinasi yang kejam dan tidak terbatas, mampu menghasilkan gambar anorganik yang cerah dari dalam. Setiap intervensi orang dewasa, seorang guru dalam proses ini hanya membelenggu dan menghancurkan fantasi ini, yang kekayaannya tidak dapat dibandingkan dengan fantasi orang dewasa. Pada saat yang sama, cukup jelas bahwa kemiskinan pengalaman anak juga menentukan kemiskinan imajinasinya. Seiring berkembangnya pengalaman, fondasi yang kokoh dibuat untuk aktivitas kreatif anak-anak.

2 Sarana pengembangan aktivitas kreatif siswa yang lebih muda

2.1 Konsep aktivitas kreatif siswa yang lebih muda

Analisis neoplasma psikologis utama dan sifat aktivitas utama periode usia ini, persyaratan modern untuk organisasi pendidikan sebagai proses kreatif, yang dibangun oleh siswa, bersama dengan guru, dalam arti tertentu; orientasi pada usia ini pada subjek aktivitas dan cara untuk mengubahnya menunjukkan kemungkinan mengumpulkan pengalaman kreatif tidak hanya dalam proses pengetahuan tetapi juga dalam kegiatan seperti penciptaan dan transformasi objek tertentu, situasi, fenomena, aplikasi kreatif ilmu yang didapat selama proses belajar.

Dalam literatur psikologis dan pedagogis tentang masalah ini, definisi kegiatan kreatif diberikan.

Pengartian- "... kegiatan pendidikan siswa, dipahami sebagai proses kegiatan kreatif yang membentuk pengetahuan mereka" .

transformasi- kegiatan kreatif siswa, yang merupakan generalisasi pengetahuan dasar yang berfungsi sebagai awal yang berkembang untuk memperoleh pendidikan baru dan pengetahuan khusus.

Penciptaan- kegiatan kreatif, melibatkan desain produk pendidikan oleh siswa di bidang yang dipelajari.

Aplikasi kreatif dari pengetahuan- aktivitas siswa, yang melibatkan pengenalan pemikirannya sendiri oleh siswa dalam penerapan pengetahuan dalam praktik.

Semua ini memungkinkan untuk mendefinisikan konsep "Kegiatan Kreatif Siswa Muda": suatu bentuk kegiatan produktif siswa sekolah dasar, yang bertujuan untuk menguasai pengalaman kreatif mengetahui, mencipta, mentransformasikan, menggunakan benda-benda budaya material dan spiritual secara kualitas baru dalam proses kegiatan pendidikan yang diselenggarakan bekerja sama dengan guru.

Motivasi kognitif kreativitas anak sekolah yang lebih muda memanifestasikan dirinya dalam bentuk aktivitas pencarian, kepekaan yang lebih tinggi, kepekaan terhadap kebaruan stimulus, situasi, penemuan yang baru dalam biasa, selektivitas tinggi dalam kaitannya dengan yang baru (mata pelajaran, kualitas) sedang dipelajari.

Para ilmuwan mencatat dinamika kegiatan penelitian kreativitas anak. Pada usia 7-8, kreativitas siswa yang lebih muda sering diekspresikan dalam bentuk pertanyaan dan masalah yang diajukan secara mandiri sehubungan dengan hal-hal baru, yang tidak diketahui, dan jangkauan penelitian siswa semakin luas.

Ini mengarah pada fakta bahwa sudah di usia sekolah dasar, komponen utama kreativitas menjadi bermasalah, yang memastikan keterbukaan konstan anak terhadap yang baru dan mempertajam keinginan untuk mencari inkonsistensi dan kontradiksi.

Solusi dari masalah yang diajukan dan (terlihat) secara mandiri pada anak kreatif sering disertai dengan manifestasi orisinalitas. Ini adalah komponen penting lain dari kreativitas, yang mengekspresikan tingkat ketidakmiripan, tidak standar, tidak biasa.

2.2 Kondisi untuk pengembangan kemampuan kreatif siswa yang lebih muda

Dalam ilmu psikologi dan pedagogis, telah berulang kali dicatat bahwa sekarang, dalam kondisi informasi yang berkembang pesat, pengembangan dan aktivasi pemikiran kreatif sangat penting. Memang, dalam kegiatan apa pun menjadi sangat penting tidak hanya untuk memperoleh sejumlah pengetahuan, tetapi untuk memilih yang paling signifikan darinya, untuk dapat menerapkannya dalam memecahkan berbagai masalah.

"Fokus pendidikan modern pada pengembangan kepribadian anak memerlukan identifikasi, penentuan sifat-sifatnya, dampak yang berkontribusi pada pengembangan kepribadian secara keseluruhan. Sebagai salah satunya, aktivitas kreatif dipertimbangkan, yang adalah properti tulang punggung kepribadian, karakteristik yang menentukan dari gerakannya menuju perbaikan diri, suatu kondisi untuk realisasi diri sebagai kepribadian pada semua tahap ontogenesis".

Aktivitas adalah konsep multifaset. Bukan kebetulan bahwa oleh karena itu masalah yang terkait dengan studinya dipertimbangkan oleh filsafat, pedagogi, dan psikologi.

Banyak perhatian diberikan pada studi masalah dalam literatur filosofis. Sudah dalam studi Plato dan Aristoteles ada upaya untuk menemukan mekanisme aktivitas kepribadian yang mengarah pada kreativitas. Konsep "aktivitas pribadi" didefinisikan sebagai kemampuan untuk mengubah realitas di sekitarnya sesuai dengan kebutuhan, pandangan, tujuan sendiri.

Aktivitas, menurut N.A. Berdyaev, sebagai kategori filosofis mencerminkan "kemampuan benda-benda mati dan alam hidup dan subjek kehidupan sosial untuk berinteraksi secara spontan, intensif diarahkan atau sadar dengan lingkungan, mengubah dan mengubahnya dan diri mereka sendiri, serta intensitas proses ini, ukurannya".

Menurut M.V. Aktivitas Bodunov, yang dianggap sebagai parameter integral kepribadian, memiliki dua sisi - kualitatif dan kuantitatif. Sisi kualitatif, isi aktivitas ditentukan oleh kompleks motif, sikap, minat, dan motivasi yang ada yang menentukan kinerja tindakan tertentu. Sisi kuantitatif dicirikan oleh kecepatan, intensitas, distribusi dalam waktu.

Druzhinin V.N. percaya bahwa konsep "aktivitas umum" menyatukan sekelompok kualitas pribadi yang menentukan kebutuhan internal, kecenderungan individu untuk secara efektif menguasai realitas eksternal, secara umum, untuk ekspresi diri dalam kaitannya dengan dunia luar.

Dalam mempelajari masalah aktivitas, kami tertarik pada kesimpulan utama L.S. Vygotsky tentang "sistem aktivitas manusia" dan aktivitas tenaga kerja. "Dalam proses kehidupan sosial, seseorang menciptakan dan mengembangkan sistem komunikasi psikologis yang paling kompleks, yang tanpanya aktivitas kerja dan semua kehidupan sosial tidak mungkin terjadi. Sarana komunikasi psikologis ini, menurut sifat dan fungsinya, adalah tanda, yaitu. insentif yang dibuat secara artifisial, yang tujuannya adalah untuk mempengaruhi perilaku, dalam pembentukan koneksi bersyarat baru di otak manusia" Vygotsky, mengacu pada kekhasan aktivitas, mengungkapkan sifat sosialnya.

Pendekatan filosofis yang diuraikan di atas mendasari pertimbangan masalah pengembangan aktivitas dalam pedagogi. Selengkapnya Ya.A. Comenius menganggap aktivitas sebagai kondisi yang diperlukan untuk belajar. Selain itu, ia menganggap konten pendidikan sebagai faktor utama dalam aktivitas anak, meskipun hasil interaksi pribadinya dengan dunia luar juga diperhitungkan.

Pendekatan J. - J. Rousseau juga didasarkan pada pengembangan kinerja amatir, rasa ingin tahu, aktivitas siswa, tetapi penekanan di dalamnya dialihkan ke pengalaman individu anak sebagai sumber aktivitasnya. Penting untuk penelitian kami adalah gagasannya tentang perlunya mempertimbangkan karakteristik usia anak-anak saat menciptakan lingkungan, serta ketergantungan maksimum dalam belajar pada pengalaman individu anak, menggunakan hasil interaksi pribadinya dengan lingkungan.

Guru dalam negeri - K.D. Ushinsky, N.I. Pirogov, L.N. Tolstoy dan lainnya - mempertimbangkan berbagai aspek aktivitas. K.D. Ushinsky memahami belajar sebagai proses yang aktif dan berkehendak. "Anak perlu belajar mengatasi hal yang tidak menarik dan sulit." N.I. menganggap aktivitas sebagai kondisi yang diperlukan untuk belajar. Pirogov, yang berbicara tentang perlunya merangsang aktivitas melalui penggunaan metode pengajaran yang produktif. L.N. Tolstoy memberikan tempat khusus dalam mengajar untuk pengembangan aktivitas kreatif siswa dengan menyediakan ruang lingkup untuk aktivitas amatir mereka, tidak menekan perkembangan alami mereka.

Belakangan, gagasan aktivitas dalam pedagogi Rusia dipertimbangkan oleh P.P. Blonsky, A.S. Makarenko, S.T. Shatsky dan lainnya.S.T. Shatsky dengan tepat mencatat bahwa perkembangan aktivitas anak-anak harus terjadi dalam proses partisipasi aktif langsung dalam kehidupan. Untuk pengembangan aktivitas kreatif dan kognitif siswa, perlu untuk mengatur aktivitas kognitif mereka sedemikian rupa untuk mengarahkan siswa ke arah yang independen atau sebagian independen memperoleh informasi baru bagi mereka.

V.G. Belinsky dan A.I. Herzen yakin bahwa keingintahuan anak-anak dan aktivitas mereka pertama-tama harus dikembangkan dengan bantuan ilmu pengetahuan alam, buku-buku yang memperkenalkan bumi, alam, yang paling menarik minat anak-anak, karena alam dekat dengan mereka.

Setelah menganalisis semua hal di atas, di bawah aktivitas, kami akan mempertimbangkan keadaan aktif seseorang, motivasi batinnya, aspirasi, tekanan mental, dan manifestasi dari upaya kehendak dalam proses penguasaan pengetahuan.

aerobik tari aktivitas kreatif

Aktivitas adalah salah satu kategori paling umum dalam studi tentang sifat perkembangan mental, kemampuan kognitif dan kreatif individu. G.I. Shchukina mengidentifikasi dua jenis aktivitas ekstrem - adaptif dan kreatif. Bentuk aktivitas adaptif dicirikan oleh kebutuhan yang mendasari motivasi berprestasi, pengaturan langsung atas dasar umpan balik, tunduk pada hukum motivasi optimal Yerkes-Dodson.

Bentuk kegiatan kreatif disebabkan oleh orientasi terhadap kebaruan situasi dan keingintahuan umum seseorang, kontradiksi dengan stereotip yang dipelajari dari pengalaman masa lalu, persyaratan kondisi baru. Bentuk kegiatan kreatif tidak dapat dipertimbangkan tanpa mendefinisikan konsep seperti kreativitas.

Masalah kreativitas memiliki sejarah yang panjang dan kontroversial. Sepanjang waktu, ia telah menjadi objek perhatian para pemikir dan ilmuwan (filsuf, psikolog, guru). Konsep "kreativitas" kembali ke karya Plato dan Aristoteles. Dalam literatur filosofis, penggunaan konsep "kreativitas" beragam. Itu dianggap sebagai "aktivitas", "proses", "jenis aktivitas", "bentuk aktivitas".

Dalam pemahaman filosofis (N.A. Berdyaev, K. Jung, V.F. Ovchinnikov dan lain-lain), fenomena kreativitas didefinisikan sebagai sesuatu yang menjadi ciri alam hidup dan mati, manusia dan masyarakat, dan bertindak sebagai mekanisme untuk pengembangan produktif. Psikolog (D.E. Bogoyavlenskaya, A.N. Leontiev, Ya.A. Ponomarev, dan lainnya) menganggap kreativitas sebagai produk aktivitas mental, yang sangat penting secara mendasar untuk penelitian kami, sebagai salah satu mekanisme terpenting untuk pengembangan kepribadian.

Ciri kreativitas dari sudut pandang pendekatan personal dihadirkan dalam karya-karya L.S. Vygotsky, yang mencatat bahwa pada usia yang sangat dini kita menemukan proses kreatif pada anak-anak yang paling baik diekspresikan dalam permainan anak-anak. Kreativitas dan kebutuhan untuk berkreasi muncul pada anak-anak prasekolah karena aktivitas bermain mereka dan berkembang lebih jauh pada siswa yang lebih muda. Vygotsky sangat keberatan dengan fakta bahwa kreativitas adalah milik para elit. Dia mengatakan bahwa ciri khas kreativitas anak-anak paling baik diungkapkan bukan pada anak ajaib, tetapi pada anak normal biasa.

Dalam literatur pedagogis, kreativitas atau aktivitas kreatif didefinisikan sebagai aktivitas yang memberikan produk orisinal baru yang pertama kali dibuat yang memiliki signifikansi sosial (V.I. Andreev, Yu.L. Kozyreva, Yu.N. Kudyutkin, dll.). Peneliti (L.K. Veretennikova, S.G. Glukhova, P.F. Kravchuk dan lain-lain) mempertimbangkan esensi kreativitas, baik melalui kepribadian, karakteristiknya, maupun melalui proses yang berlangsung dalam aktivitas kreatif. Namun, sebagian besar ilmuwan memilih kebaruan, orisinalitas, dan keunikan sebagai ciri khas kreativitas, dan mendefinisikan kreativitas sebagai aktivitas yang menghasilkan sesuatu yang baru yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Mengungkapkan pemahaman kreativitas yang diterima secara umum, I.B. Gutchin menulis: "Kreativitas adalah aktivitas manusia yang bertujuan untuk menciptakan nilai-nilai baru yang memiliki signifikansi sosial."

Kreativitas selalu mengandung unsur kebaruan dan kejutan. Menekankan perbedaan antara perkembangan alam dan kegiatan produktif manusia, K.A. Timiryazev mencatat ciri pembeda utama kreativitas manusia - tujuannya. Di alam, ada proses perkembangan, tetapi tidak ada kreativitas.

Beberapa penulis (Ya.A. Ponomarev dan lain-lain) menafsirkan kreativitas cukup luas dan bahkan mengidentifikasikannya dengan konsep "pembangunan". "Kriteria universal kreativitas bertindak sebagai kriteria perkembangan." Kreativitas dicirikan oleh aktivitas produktif, di mana ada peningkatan dari bentuk yang lebih sederhana ke bentuk yang lebih kompleks.

Aktivitas kreatif tidak mungkin tanpa aktivitas reproduksi, karena berpikir umumnya tidak mungkin tanpa memori. Kreativitas adalah momen interkoneksi, kesatuan dialektis antara yang produktif dan yang reproduktif. Berdasarkan prinsip metodologis umum untuk memahami perkembangan sebagai kesatuan dialektis antara yang lama dan yang baru, kreativitas dipandang sebagai proses transformasi kreatif.

Kondisi yang diperlukan untuk pengembangan kreativitas adalah hubungannya yang beragam dengan keseluruhan budaya. Perkembangan individu di luar masyarakat dan tanpa aktivitas tidak mungkin. Oleh karena itu, rumusan "pembangunan manusia sebagai tujuan dari kreativitas itu sendiri" berarti sebagai berikut:

a) perkembangan pribadi sosial, masyarakat yang menciptakan kondisi yang lebih menguntungkan bagi perkembangan setiap individualitas:

b) realisasi diri individu, objektifikasi kemampuan kreatifnya, pencapaian hasil objektif tertentu, berkat perkembangan masyarakat yang terjadi.

Sejumlah peneliti (V.G. Ryndak. N.A. Berdyaev, YL. Kulyutkin. A.L. Shnirman dan lain-lain) menganggap kreativitas manusia dalam aspek realisasi diri seorang pencipta manusia, manifestasi potensi tertingginya, bentuk tertinggi aktivitas manusia; sebagai proses pencapaian suatu hasil di mana seseorang menyadari dan menegaskan potensi kekuatan dan kemampuannya dan di mana dia sendiri direalisasikan.

Peneliti kreativitas domestik modern (P.A. Beskova, B.S. Meilakh, dll.) berangkat dari pemahaman tentang proses kreatif sebagai tindakan mental yang kompleks, ditentukan oleh faktor objektif dan menggabungkan elemen pengetahuan figuratif dan logis, mensintesis momen persepsi analitis dan langsung sensual dan reproduksi realitas.

Ilmuwan asing modern memiliki pendekatan yang berbeda terhadap definisi kreativitas. Jadi, misalnya, dalam pemahaman P. Torrens, ini adalah proses alami yang dihasilkan oleh kebutuhan manusia yang kuat untuk menghilangkan ketegangan yang muncul dalam situasi ketidaklengkapan dan ketidakpastian.

Ilmuwan Amerika (J. Guilford, A. Maslow, D.I. Nireberg, E. Torrens) menganggap kreativitas sebagai proses, "pengembangan logis dari ide dan gambaran mental yang mengubah elemen realitas menjadi sesuatu yang baru." Konsep kreativitas R. Sternberg, seperti beberapa teori lainnya, bersama dengan teori kognitif, mencakup elemen afektif dan motivasi.A. Newell, J. Shaw, G.S. Simon, menganalisis sisi prosedural kreativitas, percaya bahwa solusi untuk suatu masalah bisa disebut kreatif jika ada motivasi dan stabilitas yang kuat. R. Mooney mengidentifikasi empat pendekatan utama untuk kreativitas, tergantung pada mana dari empat aspek masalah yang muncul ke depan: lingkungan di mana kreativitas dilakukan; produk kreatif; proses kreatif; orang yang kreatif .

Sampai saat ini, pokok perdebatan di antara para peneliti kreativitas adalah aspek mana dalam definisi kreativitas yang harus dipertimbangkan sebagai yang utama. Beberapa percaya bahwa kreativitas harus didefinisikan "dalam hal produk", sementara yang lain percaya bahwa hal utama dalam kreativitas adalah proses itu sendiri. Pandangan bahwa esensi kreativitas harus diungkapkan melalui proses paling jelas diungkapkan dalam karya-karya R. Arnheim, yang berpendapat bahwa kreativitas tidak dapat dinilai hanya dari objek yang dihasilkan. Kreativitas adalah "penyebaran penuh pengetahuan, tindakan, dan keinginan".

Kebaruan, sebagai kriteria kreativitas, termasuk dalam hampir semua definisi dan merupakan kata kuncinya. Namun, ide kebaruan sangat bervariasi di antara penulis yang berbeda. Beberapa menekankan sifat subyektif kebaruan, yaitu signifikansinya bagi subjek itu sendiri - pencipta, menganggap tidak penting apakah masyarakat mengakui gagasan tersebut. Pendekatan lain mencatat bahwa kebaruan hanya dapat mencirikan momen aktivitas tertentu, misalnya, pengembangan kreatif dari ide yang sudah diketahui. Pandangan ketiga berfokus pada signifikansi sosial kebaruan. Tetapi bagaimanapun juga, istilah "kebaruan" itulah yang membentuk sistem dalam kaitannya dengan gagasan kreativitas (J. Gilford, A. M. Matyushkin, Ya. A. Ponomarev, N. Torrens, dll.). Tidak mungkin menciptakan sesuatu yang baru tanpa memperhatikan sesuatu secara umum. Yang baru bisa menjadi baru hanya jika dibandingkan dengan yang lama, dengan stereotip.

Menganalisis semua hal di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa kreativitas anak-anak adalah salah satu bentuk aktivitas mandiri anak, di mana ia menyimpang dari cara yang biasa dan akrab untuk memanifestasikan dunia di sekitarnya, bereksperimen dan menciptakan sesuatu yang baru untuk dirinya sendiri dan orang lain. .

Kreativitas memiliki karakter individu dari manifestasi aktivitas yang bertujuan, di mana peran kunci dimainkan oleh aktivitas individu, yang disebut "semangat bebas" oleh Berdyaev. "Aktivitas sebagai pencarian makna keberadaan manusia. Kepribadian menciptakan dirinya sendiri sepanjang hidup manusia" .

Perumusan dan studi pendahuluan tentang masalah pengembangan aktivitas kreatif mengungkapkan keserbagunaan, kompleksitas, dan pengembangannya yang tidak memadai dalam teori dan praktik pendidikan. Untuk mengatasi masalah ini, penting untuk menentukan aspek-aspek penting dari konsep "aktivitas kreatif", untuk mengungkapkan cara-cara mengembangkan kualitas kepribadian ini. Masalah pengembangan aktivitas kreatif individu tercermin dalam karya-karya psikolog A.V. Petrovsky, M.G. Yaroshevsky dan lainnya.

Aktivitas kreatif dapat didefinisikan sebagai integritas, yang dicirikan oleh banyak manifestasinya: kesatuan aktivitas kreatif internal dan eksternal, pengkondisian timbal balik komponen motivasi dan operasional, imajinasi dan pemikiran produktif sebagai dasar dari mekanisme eksekutif tunggal mental kreatif. aktivitas (L.S. Vygotsky), aktivitas pencarian inklusi karena fakta bahwa hasil kreativitas tidak ditetapkan pada awalnya. Ini mencerminkan integritas aktivitas kreatif dan transfer metode dan fitur aktivitas kreatif dari struktur satu arah kreativitas ke struktur lain, yang memanifestasikan dirinya, khususnya, dalam kemampuan kreatif "universal" (B.M. Teplov).

Sejumlah ilmuwan (M.A. Danilov, A.V. Petrovsky, T.I. Shamova, dan lainnya), memberikan penilaian tentang konsep "aktivitas kreatif" dalam konteks aktivitas, mendefinisikannya sebagai pengaturan untuk metode transformatif dan pencarian aktivitas.

Aktivitas kreatif mengungkapkan keinginan dan kesiapan individu secara sadar dan sukarela, menurut keyakinan batin, untuk meningkatkan inisiatif tindakan inovatif dalam berbagai bidang aktivitas manusia.

Kami menganggap aktivitas kreatif sebagai kualitas integratif stabil yang secara simultan melekat pada kepribadian itu sendiri dan aktivitasnya, diekspresikan dalam kesatuan tujuan, motif, minat, dan tindakan, yang dicirikan oleh pencarian sadar akan situasi kreatif. Aktivitas kreatif melibatkan pemahaman teoretis tentang pengetahuan, pencarian independen untuk solusi masalah.

Perkembangan aktivitas kreatif anak-anak tetap menjadi salah satu masalah psikologis dan pedagogis di zaman kita. Analisis beberapa arah utama memungkinkan untuk menyajikan secara umum beberapa poin penting untuk pengembangan aktivitas kreatif seseorang. Secara khusus, berikut ini dapat dicatat:

1. manifestasi kemampuan kreatif dalam diri seseorang secara pribadi tidak langsung, yaitu. "sejarah" perkembangan psikologis dan pedagogisnya adalah semacam kunci yang membuka manifestasi aktivitas kreatif, yang mencakup semua aspek pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman hidup yang ada, mis. kepribadian memanifestasikan dirinya dalam aktivitas kreatif. Ini menentukan hubungan dan saling ketergantungan ciri-ciri kepribadian dan proses kreatif;

2. Komponen terpenting dari proses kreatif adalah aktivitas intelektual seseorang, yang diwujudkan dalam inisiatif kreatif. Secara alami, tingkat aktivitas kreatif dikaitkan dengan karakteristik pribadi seseorang, dan seringkali sifat jalannya proses mental dalam diri seseorang menentukan tingkat manifestasi aktivitas.

Druzhinin V.N. percaya bahwa aktivitas kreatif sampai batas tertentu melekat pada setiap orang, dan manifestasinya terhalang oleh pengaruh lingkungan, larangan, pola sosial, maka peran elemen pendidikan terbuka, penguatan penekanan pada karya mandiri siswa dapat dimaknai sebagai momen yang sangat positif. Dan atas dasar ini, pengembangan aktivitas kreatif adalah cara untuk membebaskan potensi kreatif dari "penjepit" yang mereka peroleh sebelumnya.

Dalam proses mempelajari dan menganalisis literatur filosofis, psikologis, dan pedagogis tentang masalah penelitian, kami sampai pada kesimpulan bahwa indikator aktivitas kreatif pada anak-anak dapat dianggap sebagai indikator yang disorot dalam karakteristik kreativitas oleh psikologi: kebaruan, orisinalitas. , detasemen, keberangkatan dari template, tradisi melanggar, kejutan, kemanfaatan, nilai sosial. Jika kita berbagi pandangan bahwa aktivitas kreatif sampai batas tertentu melekat pada setiap orang, dan manifestasinya terhalang oleh pengaruh lingkungan, larangan, pola sosial, maka dimungkinkan untuk mengembangkan aktivitas kreatif dengan memasukkannya ke dalam organisasi organisasi. kegiatan kreatif cara-cara yang berkontribusi pada pengembangan kegiatan kreatif.

Perkembangan aktivitas kreatif anak-anak tetap menjadi salah satu masalah psikologis dan pedagogis di zaman kita. Semua jenis permainan telah dibuat yang ditujukan untuk pengembangan fisik dan mental, untuk meningkatkan alat indera, tetapi pendidik secara tradisional tidak cukup memperhatikan permainan. Terkadang hal ini terjadi karena kurangnya profesionalisme dari pendidik itu sendiri, atau sikap formal dalam bekerja. Tetapi alasan utama, kemungkinan besar, adalah bahwa orang yang berpikir kreatif tidak diminati di negara kita selama bertahun-tahun, oleh karena itu, sangat sedikit perhatian diberikan pada pengembangan aktivitas kreatif anak-anak. Anggap saja itu tidak dianggap sebagai bidang prioritas teori dan praktik pedagogis. Pada saat yang sama, studi dilakukan di negara kita, yang subjeknya adalah masalah perkembangan individualitas anak-anak dalam permainan kreatif. Seringkali ada juga diskusi tentang masalah yang sedang dipertimbangkan.

Spesialis, khususnya, sampai pada kesimpulan bahwa pelatihan dan pengembangan kreativitas anak-anak berjalan dalam kesatuan dan interaksi. Membuktikan ini, E.A. Flerina, misalnya, mengkritik "teori penurunan" kreativitas anak-anak yang telah terjadi, yang terdiri dari fakta bahwa kreativitas anak-anak prasekolah secara tidak sadar ditentukan oleh naluri bawaan, rangsangan bawaan.

Flerina membuktikan bahwa resesi bisa datang dari kurangnya pelatihan atau pelatihan yang buruk; dengan bimbingan dan pelatihan yang tepat, kreativitas anak mencapai tingkat yang relatif tinggi.

Jalan menuju pengembangan pribadi adalah perolehan keterampilan. Namun, orang tidak boleh berpikir bahwa Anda harus terlebih dahulu mengajar anak menggambar atau memahat, dan kemudian mengembangkan kemampuan kreatifnya. “Kreativitas meresapi proses pembelajaran.”

Untuk memperdalam ide anak-anak, untuk membangkitkan minat mereka dalam permainan artistik, dalam menggambar, membuat model, untuk membangkitkan emosi tertentu, pengamatan hidup harus dilengkapi dengan gambar artistik. Pada usia prasekolah senior buku, gambar menjadi sumber penting kreativitas permainan. Kekayaan ide mereka, kecerdikan dalam mencari cara untuk realisasi terbaiknya tergantung pada seberapa emosional anak-anak memandang gambar-gambar sastra dan artistik ini, seberapa dalam mereka mewujudkan ide karya tersebut.

Untuk mengembangkan kemampuan beralih dari pikiran ke tindakan, perlu untuk mengembangkan tujuan kegiatan anak. Tujuannya adalah apa yang harus dimainkan, apa yang harus digambar. Jika ada tujuan, anak dapat dengan mudah diajari untuk memikirkan permainan yang akan datang, menyiapkan materi yang diperlukan. Tujuannya adalah elemen terpenting dari struktur aktivitas artistik.

Untuk pengembangan aktivitas kreatif anak-anak, keberadaan kondisi objektif dan subjektif diperlukan.

Syarat objektifnya adalah sebagai berikut:

• a) sumber berbagai informasi artistik yang memperkaya pengalaman anak-anak, kegiatan, hiburan, liburan di taman kanak-kanak, berbagai situasi kehidupan di sekitar anak;
• b) kondisi lingkungan material, yang memungkinkan anak-anak untuk memperluas kegiatan mereka dan memberinya satu atau lain karakter, untuk memilih beberapa jenis praktik artistik;
• c) sifat dan taktik kepemimpinan guru, tindakan tidak langsungnya, keterlibatannya, dimanifestasikan dalam ekspresi sikapnya terhadap aktivitas artistik, dalam komentar yang mendorong yang menciptakan suasana yang menguntungkan.

Kondisi subyektif meliputi:

• a) minat artistik anak-anak, selektivitas, stabilitas;
• b) dorongan kepada anak, menimbulkan aktivitas mandiri atas dasar keinginan untuk mengekspresikan kesan artistiknya, menerapkan atau meningkatkan pengalaman artistik yang ada, dan terlibat dalam hubungan dengan anak.

Karena aktivitas apa pun, termasuk bermain, terdiri dari tindakan selesai yang tunduk pada tujuan bersama, strukturnya harus dipertimbangkan sehubungan dengan prosesnya: munculnya ide, penyebaran aktivitas itu sendiri, dan kesimpulannya. Analisis literatur khusus menunjukkan bahwa struktur kegiatan terlihat seperti ini:

• 1. Timbulnya gagasan (tujuan) sebagai manifestasi dari minat anak didikte oleh motif internal dan karena pengalaman artistik yang ada. Secara lahiriah, ini dapat diekspresikan dalam pilihan anak terhadap satu atau beberapa jenis kegiatan, menemukan bentuk untuk organisasinya, melibatkan teman sebaya dalam partisipasi, membangun hubungan dan mendistribusikan peran, dan menyiapkan kondisi material untuk implementasinya.
• 2. Implementasi ide, yang kualitasnya tergantung pada kemampuan mentransfer pengalaman yang ada ke kondisi baru.
• 3. Pengendalian diri atas tindakan, keinginan untuk lebih dekat dengan tujuan. Ini dinyatakan dalam peningkatan tindakan anak selama pengembangan aktivitas bermain, dalam asumsi yang dibuat tentang arah dan tujuan selanjutnya.

Pada saat yang sama, dalam pedagogi dan psikologi asing dan domestik, masalah kebutuhan untuk memandu kegiatan artistik anak-anak dibahas secara luas. Seni dalam teori modern ditafsirkan dari berbagai posisi - eksistensialisme, neopragmatisme, behaviorisme, dll. Heterogenitas pendekatan seni tidak memungkinkan kita untuk berbicara tentang arah yang sama. Namun demikian, gagasan tentang seni sebagai fenomena independen dan murni intuitif mendominasi. Dalam teori pengasuhan, ketentuan ini juga memimpin, oleh karena itu, tentu saja, mengarahkan para pendukungnya pada kesimpulan bahwa ada sikap negatif terhadap kepemimpinan pedagogis.

Banyak karya yang menekankan bahwa seni bukanlah cerminan kehidupan, tetapi hanya sebagai cara untuk mengungkapkan pengalaman pribadi, begitulah hakikat aktivitas seni anak-anak.

Sejumlah penelitian, bagaimanapun, mengakui bahwa aktivitas mandiri dimulai atas inisiatif anak-anak, menyimpulkan bahwa proses ini tidak spontan, tetapi dikondisikan secara pedagogis. Persyaratan pedagogis bergantung pada penetapan korelasi yang benar antara penyebab subjektif dan objektif. Minat anak-anak yang dibentuk oleh orang dewasa, akumulasi tayangan - semua ini menghasilkan upaya untuk "mengidentifikasi diri" pengalaman mereka. Orang dewasa bertindak sebagai pemimpin dengan menggunakan kepentingan subjektif anak. Aktivitas orang dewasa ini tidak langsung dan mengharuskan dia untuk:

• - pengayaan kesadaran anak-anak dengan tayangan;
• - menciptakan lingkungan subjek yang memungkinkan mereka untuk dengan mudah menavigasi dan bertindak dengan materi artistik; sikap baik hati yang mengarahkan anak-anak untuk melakukan aktivitas;
• - menetapkan korelasi yang benar antara berbagai bentuk organisasi kegiatan anak-anak;
• - pengembangan kemampuan pedagogis mereka, yang akan membantu guru untuk secara kreatif dan bijaksana membentuk cara-cara tindakan mandiri anak-anak.

Pengalaman domestik yang ada dalam pengembangan aktivitas kreatif anak dalam permainan menunjukkan bahwa diperlukan bimbingan metodologis untuk pengembangan aktivitas bermain mandiri. Penting untuk merencanakan perkiraan tema permainan anak-anak, teknik manajemen garis besar. Semua ini berkontribusi untuk mempertahankan minat anak-anak yang stabil dalam kegiatan artistik.

Guru dapat menggunakan seluruh kelompok metode untuk mengembangkan kegiatan permainan mandiri. Ini adalah organisasi pengamatan, percakapan, pertanyaan yang bertujuan.

Dengan bantuan metode ini, guru berkontribusi pada pembentukan ide (pemilihan objek, konten komposisi masa depan), pemilihan bahan (kertas, cat, krayon berwarna), implementasi rencana (penemuan). sarana ekspresif untuk perwujudan terbaik dari konten gambar, pemodelan), evaluasi produk kegiatan.

Studi tentang pengaruh seni rupa, misalnya, pada pengembangan kreativitas dalam menggambar anak-anak prasekolah yang lebih tua menunjukkan bahwa dalam rencana anak-anak, di bawah pengaruh tampilan bahan ilustrasi, gambar dikonkretkan, diperkaya dengan menggunakan dan menggabungkan detail yang terlihat, properti objek; sikap emosional yang nyata terhadap pahlawan dan plotnya dimanifestasikan; perhatian diarahkan pada pilihan cara untuk menyampaikan citra peristiwa yang digambarkan.

Analisis gambar menegaskan bahwa bahan ilustrasi membantu anak menemukan berbagai cara untuk menyampaikan idenya: ekspresif muncul dalam gambar gambar; menggunakan warna sebagai sarana untuk mengekspresikan konten; solusi komposisi yang berbeda diberikan.

Orang dewasa dapat secara aktif berpartisipasi dalam permainan peran, dramatisasi, hiburan, memainkan peran sebagai pembawa acara, penonton, atau pemain.

Anak-anak tidak peduli apakah guru melihat apa yang mereka lakukan, apakah mereka memperhatikan permainan mereka. Mereka sangat sensitif terhadap reaksinya, dan jika dia mendukung, menyetujui tindakan mereka, aktivitas mereka meningkat, komentar ramah, petunjuk diterima begitu saja.

Karya eksperimental para spesialis telah menunjukkan bahwa dalam proses bimbingan pedagogis dalam pengembangan kegiatan bermain mandiri anak-anak itulah inisiatif, aktivitas bicara, kemampuan untuk menerapkan keterampilan yang diperoleh dalam pelatihan dalam kondisi baru meningkat, dan peluang kreatif meningkat. terungkap. Secara khusus, N.S. Karpinskaya, yang mempelajari perkembangan kemampuan artistik anak-anak dalam proses permainan dramatisasi, menulis bahwa "di luar proses pendidikan khusus, permainan dramatisasi anak-anak, transmisi teks dongeng tidak memiliki warna, ekspresif" Vygotsky L.S. Studi psikologi terpilih. M., 1956. 519 hal.

Di antara metode utama yang menentukan efektivitas kepemimpinan diidentifikasi: perencanaan sistematis, penciptaan lingkungan pendidikan, organisasi liburan, hiburan, penggunaan metode khusus pengaruh pedagogis Royak A. A. Konflik psikologis dan ciri-ciri perkembangan individu kepribadian anak. M., 1988. 113 hal.

Tetapi pekerjaan seorang pendidik dalam pengembangan anak-anak prasekolah tidak boleh terbatas pada pengaruh pedagogis langsung pada anak-anak. Dalam pengaktifan aktivitas kreatif dan pengembangan inisiatif, dalam memperkaya mereka dengan kesan artistik imajinatif, kondisi dalam keluarga juga memainkan peran penting. Untuk membiasakan orang tua dengan tugas-tugas psikologi membesarkan anak-anak, para ahli menyarankan untuk mengadakan pertemuan orang tua-guru. Mereka perlu memberikan gambaran rinci tentang kreativitas anak, pekerjaan yang dilakukan di dalam kelas. Perhatian khusus harus diberikan pada kebutuhan akan hubungan yang erat antara lembaga prasekolah dan keluarga untuk perkembangan artistik anak-anak. Tidak hanya di taman kanak-kanak, tetapi juga di rumah, anak harus memiliki kondisi yang menguntungkan untuk pengembangan inisiatif kreatif dan pribadinya.

R.I. Zhukovskaya menekankan bahwa permainan kreatif berkontribusi pada transisi keingintahuan anak-anak menjadi rasa ingin tahu; pendidikan pengamatan, pengembangan imajinasi, kecerdikan, kecerdikan, ingatan berbicara.

Adalah penting bahwa guru dapat dengan terampil memasuki permainan, masyarakat anak-anak. Keterampilan ini adalah kualitas yang hebat dari seorang guru. V. G. Belinsky menulis: “Ada orang yang mencintai masyarakat anak-anak dan tahu bagaimana membuatnya sibuk dengan cerita, percakapan, dan bahkan permainan, mengambil bagian di dalamnya; anak-anak, pada bagian mereka, bertemu orang-orang ini dengan kegembiraan yang bising, mendengarkan mereka dengan perhatian dan memandang mereka dengan mudah tertipu, seolah-olah mereka adalah teman mereka.

Dengan demikian, peran guru dalam mengelola permainan cukup besar dan membutuhkan kualitas dan keterampilan khusus darinya.

Kepribadian seorang anak beragam dan ciri kepribadian yang paling mencolok, coraknya dapat memanifestasikan diri dan berkembang paling baik dalam permainan. Namun, pembentukan inisiatif kreatif pada setiap anak adalah proses yang panjang dan sebagian besar masih tergantung pada tingkat kognitif dan minat kreatif.

Tugas guru adalah menilai tepat waktu dan mengarahkan dengan benar kemampuan kreatif anak.

Kesimpulannya jelas: ada hubungan langsung antara pembelajaran dan permainan apa pun.

Tidak diragukan lagi, masalah pengembangan aktivitas kreatif anak-anak prasekolah, dan pengembangan kepribadiannya secara keseluruhan, dalam permainan membutuhkan studi mendalam lebih lanjut.

Pengembangan aktivitas kreatif siswa

METODE DAN TEKNIK PENGEMBANGAN

AKTIVITAS KREATIF SISWA DALAM PELAJARAN

Profesi guru pada dasarnya kreatif. Perubahan ideologi pendidikan dalam kondisi modern diekspresikan dalam penciptaan posisi kepribadian yang berorientasi pada penentuan nasib sendiri dan pengembangan diri, peningkatan diri. Posisi strategis ini memaksa guru untuk menentukan prioritas kegiatan pendidikan dengan cara yang berbeda, menempatkan di tempat pertama, pertama-tama, pengembangan pribadi siswa.

Biarkan moto setiap guru hari ini menjadi kata-kata Emile Zola, tentang semua bidang kehidupan kita: "Satu-satunya kebahagiaan dalam hidup adalah perjuangan terus-menerus ke depan ..."

Sebagaimana diketahui bahwa aktivitas kreatif siswa dapat dikembangkan oleh guru yang bekerja secara kreatif. Interaksi kreatif dan kerjasama kreatif mereka diperlukan. Kami memahami kerjasama kreatif sebagai proses interaksi antara guru dan siswa dalam mencapai tujuan bersama. Dalam kegiatan bersama, kemampuan kreatif dan kemampuan para peserta dalam kegiatan (mitra) diwujudkan paling penuh: saling melengkapi, mereka mencapai tingkat perkembangan yang baru secara kualitatif.

Pengembangan aktivitas kognitif kreatif- topiknya sangat relevan untuk sekolah dasar dan dialah yang memiliki peran khusus. Memang, di sekolah dasar, fondasi pengetahuan diletakkan, kepribadian anak terbentuk. Sayangnya, kita harus mengamati bahwa pada pertengahan tahun ajaran, siswa kelas satu, yang sangat ingin pergi ke sekolah, merindukan sesuatu yang baru, tidak diketahui, tiba-tiba keluar dari antisipasi gembira hari sekolah, keinginan awal untuk pembelajaran berlalu. Mempertahankan aktivitas kreatif kognitif merupakan syarat penting bagi keberhasilan proses pendidikan. Tugas guru adalah mengajar anak untuk memilih tugas pendidikannya sendiri, untuk melihatnya di balik tugas-tugas yang terpisah dan berbeda. Mengandalkan kreativitas siswa adalah salah satu metode utama untuk menciptakan motivasi belajar yang positif. Tidak ada metode universal untuk pembentukan minat dan kemandirian kognitif kreatif di antara siswa yang lebih muda dalam praktik mengajar. Setiap guru yang bekerja secara kreatif mencapai ini dengan menggunakan metodenya sendiri untuk mengembangkan minat kognitif kreatif. Pengembangan aktivitas, rasa ingin tahu, kemandirian, inisiatif, sikap kreatif dalam bekerja, hingga aktivitas kognitif, merupakan tugas penting dan perlu yang dihadapi guru. Untuk pembentukan aktivitas kognitif kreatif anak sekolah, dimungkinkan untuk menggunakan semua metode dan teknik yang dimiliki didaktik. Penjelasan - ilustrasi - cerita, penjelasan, eksperimen, tabel, diagram - berkontribusi pada pembentukan pengetahuan utama pada siswa yang lebih muda. Penggunaan metode reproduksi berkontribusi pada pengembangan keterampilan dan kemampuan praktis pada siswa. Bermasalah - pencarian, sebagian - pencarian, bersama dengan yang sebelumnya, berfungsi untuk mengembangkan kemampuan kreatif anak sekolah. Kebutuhan akan pembentukan aktivitas kognitif kreatif memaksa guru untuk mencari cara mengaktifkan dan mengelola aktivitas pendidikan dan kognitif. Tugas belajar adalah sarana untuk mengorganisasikan pekerjaan yang terarah dan sistematis terhadap perkembangan siswa dalam proses pembelajaran. Melakukannya, siswa memperoleh pengetahuan baru, metode aktivitas mental, mengkonsolidasikan dan meningkatkan keterampilan dan kemampuan. Setiap pelajaran merupakan sistem tugas tertentu yang mengarahkan siswa untuk menguasai konsep, keterampilan, dan kemampuan tertentu. Pencapaian tujuan pelajaran, aktivitas, kemandirian siswa tergantung pada tugas apa yang dipilih guru untuk pelajaran ini, dalam urutan apa mereka dibangun. Guru harus memilih tugas untuk pelajaran yang akan melayani tujuan tertentu atau didasarkan pada penerapan konsep, aturan, pembentukan koneksi tertentu, identifikasi pola berdasarkan pengamatan. Tugas jenis ini memungkinkan tidak hanya untuk melakukan pelajaran secara efektif, tetapi juga berfungsi untuk mengembangkan aktivitas mental dan mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan siswa yang solid. Dari seberapa terampil guru dapat memilih dan mengelompokkan tugas-tugas pelajaran, sehingga secara sadar, kreatif, dengan keinginan, anak-anak akan belajar di sekolah dasar. Di masa depan, kemandirian berpikir mereka, kemampuan menghubungkan materi teoretis dengan kegiatan praktis tergantung pada ini. Minat kognitif berkelanjutan dibentuk dalam mata pelajaran yang berbeda di sekolah dasar dengan cara yang berbeda. Asimilasi materi yang lebih baik difasilitasi oleh alat bantu visual, diagram referensi, tabel yang digunakan dalam setiap pelajaran. Hiburan adalah alat yang sangat penting. Elemen hiburan membawa sesuatu yang tidak biasa, tidak terduga ke dalam pelajaran, membangkitkan rasa terkejut pada anak-anak, kaya akan konsekuensinya, minat yang besar dalam proses kognisi, membantu mereka dengan mudah mengasimilasi materi pendidikan apa pun. Sarana emosional paling cerdas untuk membentuk minat kognitif adalah permainan. Menggunakan elemen permainan pendidikan dan kognitif dari pelajaran ke pelajaran, siswa naik satu langkah lebih tinggi: permainan - hiburan berubah menjadi permainan - pekerjaan. Dalam proses bermain dalam pelajaran, siswa secara tidak sadar melakukan berbagai latihan, di mana mereka harus membandingkan, berolahraga, melatih. Permainan menempatkan anak dalam kondisi pencarian, membangkitkan minat untuk menang, dan karenanya keinginan untuk menjadi cepat, terkumpul, cekatan, banyak akal, untuk dapat menyelesaikan tugas dengan jelas, untuk mengikuti aturan permainan. Kualitas moral terbentuk dalam permainan kolektif. Anak-anak belajar membantu rekan mereka, mempertimbangkan kepentingan orang lain, menahan keinginan mereka. Termasuk permainan dan momen permainan dalam proses mengajar anak sekolah, orang tidak boleh lupa bahwa ada pelajaran di balik permainan - berkenalan dengan materi baru, konsolidasi dan pengulangannya, bekerja dengan buku teks dan buku catatan. Banyak permainan dan latihan didasarkan pada materi dari berbagai kesulitan, yang memungkinkan untuk melakukan pendekatan individu, untuk memastikan partisipasi siswa dengan tingkat pengetahuan yang berbeda dalam pekerjaan. Hal ini membuat proses belajar lebih menarik, anak-anak lebih cenderung aktif, cerdas dan terkadang mencapai hasil tertinggi. Sarana penting untuk mengaktifkan aktivitas kreatif siswa adalah untuk membangun hubungan antara materi yang dipelajari dan realitas di sekitar mereka. Peluang besar untuk pengembangan aktivitas kognitif kreatif anak-anak, realisasi diri, ekspresi diri memiliki bahasa Rusia, yang berisi tugas-tugas yang bertujuan untuk mengembangkan kualitas-kualitas ini. Peran besar dalam pengembangan aktivitas kognitif kreatif dalam pelajaran bahasa Rusia diberikan untuk bekerja dengan buku teks. Buku teks mengatur aktivitas kognitif siswa, mensistematisasikan pengetahuan, membentuk keterampilan mengeja, mengembangkan ucapan, mempromosikan pendidikan moral dan estetika. Buku teks berisi tugas-tugas yang mengembangkan kemampuan menalar, membuktikan, membandingkan, menarik kesimpulan. Banyak waktu dalam pelajaran bahasa Rusia dikhususkan untuk pekerjaan mandiri siswa. Untuk ini, tugas juga digunakan yang memungkinkan tidak hanya untuk menguji pengetahuan tentang materi yang dibahas, tetapi juga memiliki kesempatan untuk terus mengulangi materi yang dipelajari, untuk belajar lebih cepat dari jadwal. Yang sangat penting dalam pengembangan aktivitas kognitif di kelas adalah teka-teki, peribahasa, twister lidah, permainan, puisi. Semua bentuk ini membantu dalam pengembangan pemikiran, kecerdikan, imajinasi, memperkaya ucapan dan ingatan anak-anak. Teka-teki dalam pelajaran digunakan baik dalam bentuk lisan maupun tulisan tentang berbagai topik yang dipelajari dalam program bahasa Rusia di sekolah dasar. Tugas bisa sangat berbeda. Di sini dan berkenalan dengan arti kata, dan dengan moda transportasi, dan hubungannya dengan kehidupan sekitarnya dan perkembangan bicara siswa. Dalam pekerjaan apa pun, teka-teki, peribahasa, ucapan memiliki dampak emosional pada perkembangan kemampuan kognitif anak-anak, yang secara positif memengaruhi pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan mereka. Anak-anak sangat tertarik jika mereka melakukan tugas-tugas ini bukan di buku catatan sederhana, tetapi pada gambar atau gambar berwarna-warni dalam bentuk daun pohon, mentimun, gambar pohon, mis. tergantung pada topik apa tugas itu terkait. Semua ini memungkinkan untuk menarik minat anak-anak pada arti kata-kata yang dipelajari, memperkaya kosa kata dan membentuk keterampilan menulis yang sadar dan penggunaan yang benar dari kata-kata sulit dalam pidato lisan dan tertulis. Berdasarkan uraian di atas, kita dapat menarik kesimpulan tentang pentingnya perkembangan aktivitas kognitif anak: 1. Menciptakan motivasi positif dalam pembelajaran. 2. Memastikan kerja aktif dan intensif pada analisis semantik informasi. 3. Pengembangan tebakan semantik dan aktivasi pengalaman leksikal siswa dan pengayaan kosa kata. 4. Mempromosikan pengorganisasian perhatian yang optimal. 5. Mempersenjatai dengan cara mengingat yang rasional. 6. Pengembangan tingkat persepsi informasi yang diperlukan. 7. Meningkatkan kecepatan kerja. 8. Pengembangan dan pengembangan ruang informasi isi pelajaran. 9. Membiasakan penilaian diri terhadap proses dan hasil kegiatan sendiri dalam pelajaran dibandingkan dengan siswa lain.

Ketika mengembangkan struktur pelajaran, kegiatan ekstrakurikuler, perlu diperhitungkan bahwa:

· perkembangan aktivitas kreatif siswa tergantung pada dampak pengajaran pada dirinya dari guru, kawan, orang tua, serta pengalaman pribadi siswa itu sendiri;

· sumber kegiatan kreatif dapat berupa:

o proses belajar, yang berperan sebagai proses pengorganisasian aktivitas kognitif siswa,

o cadangan kepribadian siswa dan guru;

· formulir manifestasi aktivitas kreatif di dalam kelas adalah:

o kemerdekaan,

o kreativitas individu;

· kondisi pembentukan kegiatan kreatif adalah:

o ketergantungan maksimum pada aktivitas mental aktif siswa,

o Menyelenggarakan proses pendidikan pada tingkat perkembangan peserta didik yang optimal,

o suasana emosional belajar, nada emosi positif dari proses pendidikan.

Hasil akhir dari usaha guru adalah menerjemahkan kegiatan siswa yang diorganisir secara khusus ke dalam kegiatannya sendiri, yaitu strategi guru harus mengarahkan kembali kesadaran siswa: mengajar dari tugas wajib sehari-hari harus menjadi bagian dari pengenalan umum dengan dunia luar. .

Yang sangat penting untuk pengembangan aktivitas kreatif siswa adalah penggunaan yang kompeten oleh guru sebagai berikut: Trik:

menciptakan situasi di mana siswa harus membenarkan pendapatnya, memberikan argumen, fakta dalam pembelaannya, menggunakan pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh;

menciptakan situasi yang mendorong siswa untuk bertanya kepada guru, kawan, untuk mengklarifikasi yang belum jelas, untuk memahami pengetahuan lebih dalam;

meninjau tes, esai, karya kreatif, yang terkait dengan saran, koreksi, pencarian aktif untuk hal utama;

Pendampingan kawan bila ada kesulitan, penjelasan yang kurang jelas;

· pemenuhan tugas-maksimum, dirancang untuk membaca literatur tambahan, sumber ilmiah dan kegiatan pencarian lainnya;

· motivasi untuk mencari cara yang berbeda untuk memecahkan masalah, untuk mempertimbangkan masalah dari sudut pandang yang berbeda;

penciptaan situasi pilihan tugas yang bebas, terutama pencarian dan kreatif;

menciptakan situasi untuk pertukaran informasi antar siswa;

penciptaan situasi pemeriksaan diri, analisis pengetahuan sendiri dan keterampilan praktis.

Pelajaran non-standar

Pelajaran non-standar adalah pendekatan luar biasa untuk mengajar disiplin akademik. Tujuan mereka sangat sederhana: untuk menghidupkan kembali yang membosankan, untuk memikat dengan kreativitas, untuk menarik minat yang biasa, karena minat adalah katalis untuk semua kegiatan pendidikan. Pelajaran nonstandar selalu liburan ketika semua siswa aktif, ketika setiap orang memiliki kesempatan untuk membuktikan diri dalam suasana sukses dan kelas menjadi tim kreatif. Pelajaran ini mencakup berbagai macam bentuk dan metode, terutama seperti pembelajaran berbasis masalah, kegiatan pencarian, komunikasi antar-mata pelajaran dan intra-mata pelajaran, sinyal referensi, catatan, dan banyak lagi. Ketegangan diredakan, pemikiran dimeriahkan, minat pada subjek secara keseluruhan bersemangat dan meningkat.

Jenis pelajaran non-standar:

1. Pelajaran - permainan. Bukan oposisi bermain untuk bekerja, tetapi sintesis mereka - ini adalah inti dari metode ini. Dalam pelajaran seperti itu, suasana informal diciptakan, permainan mengembangkan lingkungan intelektual dan emosional siswa. Keunikan dari pelajaran ini adalah bahwa tujuan pembelajaran seperti tugas permainan, dan pelajaran itu tunduk pada aturan permainan, antusiasme wajib dan minat pada konten di pihak anak sekolah.

2. Pelajaran - dongeng, pelajaran - perjalanan mengandalkan imajinasi anak-anak dan mengembangkannya. Melakukan pelajaran - dongeng dimungkinkan dalam dua versi: ketika dongeng rakyat atau sastra diambil sebagai dasarnya, yang kedua disusun oleh guru sendiri. Bentuk dongeng sangat dekat dan dapat dipahami oleh anak-anak, terutama usia muda dan menengah, tetapi siswa sekolah menengah menanggapi dengan minat pelajaran seperti itu.

3. Pelajaran - kompetisi, kuis diadakan dengan kecepatan yang baik dan memungkinkan Anda untuk menguji pengetahuan praktis dan teoritis sebagian besar siswa tentang topik yang dipilih. Game - kompetisi dapat ditemukan oleh seorang guru atau menjadi analog dari kompetisi televisi populer.

Pelajaran seperti "Apa? Di mana? Kapan?"

Sekelompok siswa dibagi menjadi tiga kelompok terlebih dahulu, pekerjaan rumah dibagikan, nomor tim disiapkan, lembar catatan dengan nama pemain untuk kapten. Permainan ini terdiri dari enam tahap.

1. Pidato pengantar dari guru.

2. Pemanasan - pengulangan semua pertanyaan kunci dari topik.

3. Atur waktu untuk memikirkan pertanyaan dan jumlah poin untuk jawabannya.

4. Permainan “Apa? Di mana? Kapan?".

5. Menyimpulkan.

6. Kata terakhir dari guru.

Pelajaran - permainan bisnis

Pelajaran seperti itu lebih mudah dilakukan ketika mengulangi dan menggeneralisasi topik. Kelas dibagi menjadi beberapa kelompok (2 - 3). Setiap kelompok menerima tugas dan kemudian menceritakan solusi mereka. Tugas dipertukarkan.

Pelajaran seperti KVN

1. Salam tim (pekerjaan rumah).

2. Pemanasan. Tim saling bertanya.

3. Pekerjaan rumah (periksa kode film).

4. Penyelesaian 3 - 4 tugas oleh anggota tim di papan tulis.

5. Tugas untuk kapten tim (dengan kartu).

6. Menyimpulkan.

4. Pelajaran berdasarkan peniruan kegiatan lembaga dan organisasi. Pelajaran - pengadilan, pelajaran - lelang, pelajaran - pertukaran pengetahuan dll. Siswa diberi tugas pencarian masalah, mereka diberi tugas kreatif, pelajaran ini juga memainkan peran bimbingan karir, seni anak sekolah, orisinalitas pemikiran dimanifestasikan.

Pelajaran - lelang

Sebelum memulai "pelelangan", para ahli menentukan "nilai jual" ide. Kemudian ide tersebut “dijual”, penulis ide, yang menerima harga tertinggi, dinyatakan sebagai pemenang. Idenya pergi ke pengembang yang membenarkan pilihan mereka. Pelelangan dapat dilakukan dalam dua putaran. Ide-ide yang lolos ke babak kedua dapat diuji dalam soal-soal praktis.

5. Internet - pelajaran diadakan di kelas komputer. Siswa menyelesaikan semua tugas langsung dari layar komputer. Bentuknya mendekati usia SMP dan SMA.

6. Lagu di pelajaran bahasa Inggris. Penggunaan materi lagu merangsang motivasi dan karena itu berkontribusi pada asimilasi materi bahasa yang lebih baik karena aksi mekanisme menghafal yang tidak disengaja, yang memungkinkan peningkatan volume dan kekuatan materi yang dihafal.

7. Sinema pendidikan dalam pelajaran bahasa Inggris. Mengembangkan keterampilan dan kemampuan persepsi dan pemahaman pidato asing dengan telinga, yang membutuhkan banyak usaha dan waktu dari guru dan siswa.

8. Pelajaran "di meja bundar"

Seorang pemimpin dan 5 - 6 komentator pada masalah topik dipilih. Pengenalan oleh guru. Arah utama topik dipilih dan guru menawarkan pertanyaan kepada siswa, solusinya tergantung pada solusi seluruh masalah. Fasilitator melanjutkan pelajaran, memberikan ruang kepada komentator, menarik seluruh kelas untuk berdiskusi.

Diskusi kolektif membiasakan kemandirian, aktivitas, rasa memiliki terhadap peristiwa.

9. Pelajaran - seminar

Pelajaran dari formulir ini diadakan setelah selesainya topik, bagian. Pertanyaan-pertanyaan seminar diberikan sebelumnya, yang mencerminkan materi bagian ini dan hubungan interdisipliner. Setelah mendengarkan jawaban lengkap atas pertanyaan yang diajukan oleh seminar, guru menyimpulkan pelajaran dan mengarahkan siswa untuk mempersiapkan pelajaran - tes tentang topik ini.

10. Pelajaran - ujian

Hal ini dapat dilakukan dengan cara yang berbeda. Pertama, ketika penguji adalah guru yang bebas dari pelajaran. Yang kedua - penguji adalah siswa yang lebih terpelajar, terpelajar, tautan dari setiap tautan. Ada ringkasan di akhir pelajaran. Ada juga metode belajar kelompok. Misalnya, latihan penyelesaian dengan verifikasi timbal balik berikutnya. Kelas dibagi menjadi beberapa kelompok, seorang konsultan ditunjuk. Setiap kelompok menerima kartu - tugas. Contoh pertama diselesaikan dan dijelaskan oleh konsultan, dan siswa lainnya tampil sendiri. Konsultan mengoordinasikan dan menyimpan catatan. Guru mengawasi pekerjaan semua orang.

11. Penggunaan program komputer di dalam kelas. Hal ini ditandai dengan individualisasi pembelajaran dan intensifikasi kerja mandiri siswa, peningkatan aktivitas kognitif dan motivasi.

12. Pelajaran berdasarkan bentuk, genre dan metode kerja yang dikenal dalam praktik sosial: penelitian, penemuan, analisis sumber primer, komentar, curah pendapat, wawancara, pelaporan, ulasan.

"serangan otak"

Pelajarannya mirip dengan "pelelangan". Kelompok ini dibagi menjadi "generator" dan "ahli". Generator ditawarkan situasi (yang bersifat kreatif). Untuk waktu tertentu, siswa menawarkan berbagai pilihan untuk memecahkan masalah yang diajukan, diperbaiki di papan tulis. Pada akhir waktu yang ditentukan, "ahli" memasuki pertempuran. Selama diskusi, proposal terbaik diterima dan tim berganti peran. Memberi siswa kesempatan untuk menawarkan, berdiskusi, bertukar pikiran di kelas tidak hanya mengembangkan pemikiran kreatif mereka dan meningkatkan tingkat kepercayaan pada guru, tetapi juga membuat pembelajaran menjadi “nyaman”.

13. Pelajaran berdasarkan organisasi materi pendidikan non-tradisional: sebuah pelajaran dalam kebijaksanaan, wahyu, sebuah pelajaran "Pendidikan mulai bertindak."

14. Pelajaran - tamasya di zaman kita, ketika ikatan antara berbagai negara dan masyarakat berkembang semakin luas, pengenalan dengan budaya nasional menjadi elemen penting dalam proses belajar bahasa asing. Mahasiswa harus bisa melakukan city tour, memberi tahu tamu asing tentang orisinalitas budaya.

15. Bentuk pendidikan yang efektif dan produktif adalah pelajaran kinerja. Penyusunan pertunjukan merupakan karya kreatif yang memberikan kontribusi bagi perkembangan kemampuan komunikasi bahasa anak dan pengungkapan kemampuan kreatif individu mereka. Jenis pekerjaan ini mengaktifkan aktivitas mental dan bicara siswa, mengembangkan minat mereka pada subjek.

16. Bentuk pelaksanaan pelajaran yang sangat menarik dan bermanfaat adalah pelajaran liburan. Bentuk pelajaran ini memperluas pengetahuan siswa tentang tradisi dan adat istiadat masyarakat.

17. Pelajaran - wawancara. Pelajaran-wawancara adalah semacam dialog untuk pertukaran informasi. Jenis pelajaran ini membutuhkan persiapan yang matang. Siswa secara mandiri mengerjakan tugas sesuai dengan literatur yang direkomendasikan guru, menyiapkan pertanyaan yang ingin dicari jawabannya.

18. Esai pelajaran. Kamus istilah sastra singkat menafsirkan konsep "esai" sebagai semacam esai, di mana peran utama dimainkan bukan oleh reproduksi fakta, tetapi oleh citra kesan, pemikiran, asosiasi. Bentuk pelajaran ini mengembangkan fungsi mental siswa, berpikir logis dan analitis.

19. Pelajaran Bipair (terintegrasi)

Pelajaran jenis ini dilakukan langsung oleh 2 - 3 guru. Sebagai contoh:

matematika, fisika dan ilmu komputer

· matematikawan, guru menggambar, pelatihan industri.

Algoritma untuk memecahkan masalah disusun menggunakan pengetahuan matematika, fisika, dll.

Keuntungan utama dari pelajaran bipair adalah kemampuan untuk menciptakan sistem pengetahuan bagi siswa, untuk membantu menyajikan hubungan mata pelajaran. Pelajaran berpasangan membutuhkan aktivitas setiap siswa, sehingga kelas perlu dipersiapkan untuk perilaku mereka: menawarkan literatur tentang topik pelajaran, menyarankan untuk meringkas pengalaman praktis. Mereka membantu menyatukan staf pengajar, menetapkan tugas bersama untuk mereka, mengembangkan tindakan dan persyaratan bersama.

20. Pelajaran musik berkontribusi pada pengembangan kompetensi sosial budaya dan pengenalan budaya negara-negara berbahasa Inggris. Keuntungan metodologis penulisan lagu dalam pengajaran bahasa asing sudah jelas. Diketahui bahwa di Yunani kuno banyak teks dipelajari dengan menyanyi, dan di banyak sekolah di Prancis hal ini dipraktikkan sekarang. Hal yang sama dapat dikatakan tentang India, di mana saat ini alfabet dan aritmatika dipelajari dengan bernyanyi di sekolah dasar. Pelajaran musik berkontribusi pada pendidikan estetika dan moral anak sekolah, lebih lengkap mengungkapkan kemampuan kreatif setiap siswa. Berkat nyanyian musik di pelajaran, iklim psikologis yang menguntungkan tercipta, kelelahan berkurang. Dalam banyak kasus, itu juga berfungsi sebagai pelepasan yang mengurangi stres dan memulihkan kapasitas kerja siswa.

21. Metode proyek mendapatkan lebih banyak dan lebih banyak pendukung dalam beberapa tahun terakhir. Ini bertujuan untuk mengembangkan pemikiran mandiri aktif anak dan mengajarinya tidak hanya untuk menghafal dan mereproduksi pengetahuan yang diberikan sekolah kepadanya, tetapi untuk dapat menerapkannya dalam praktik. Metodologi proyek dibedakan oleh sifat kooperatif menyelesaikan tugas saat mengerjakan proyek, aktivitas yang dilakukan pada saat yang sama secara inheren kreatif dan fokus pada kepribadian siswa. Ini menyiratkan tanggung jawab individu dan kolektif tingkat tinggi untuk pelaksanaan setiap tugas pengembangan proyek. Kerja sama sekelompok siswa pada suatu proyek tidak terlepas dari interaksi komunikatif aktif siswa. Metodologi proyek adalah salah satu bentuk pengorganisasian aktivitas kognitif penelitian, di mana siswa mengambil posisi subjektif aktif. Ketika memilih topik proyek, guru harus fokus pada minat dan kebutuhan siswa, kemampuan mereka dan signifikansi pribadi dari pekerjaan di depan, signifikansi praktis dari hasil pekerjaan pada proyek. Sebuah proyek selesai dapat disajikan dalam berbagai bentuk: artikel, rekomendasi, album, kolase, dan banyak lainnya. Bentuk presentasi proyek juga beragam: laporan, konferensi, kompetisi, liburan, pertunjukan. Hasil utama dari pekerjaan pada proyek adalah aktualisasi yang ada dan perolehan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan baru dan aplikasi kreatif mereka dalam kondisi baru. Pengerjaan proyek dilakukan dalam beberapa tahap dan biasanya melampaui kegiatan pembelajaran di kelas: memilih topik atau masalah proyek; pembentukan sekelompok pemain; pengembangan rencana kerja untuk proyek, penentuan tenggat waktu; pembagian tugas antar siswa; pelaksanaan tugas, diskusi dalam kelompok tentang hasil tugas masing-masing; pendaftaran hasil bersama; laporan proyek; evaluasi pelaksanaan proyek. Bekerja sesuai dengan metodologi proyek mengharuskan siswa untuk memiliki tingkat kemandirian yang tinggi dalam aktivitas pencarian, koordinasi tindakan mereka, penelitian aktif, pertunjukan dan interaksi komunikatif. Peran guru adalah untuk mempersiapkan siswa untuk proyek, untuk memilih topik, untuk membantu siswa dalam merencanakan pekerjaan, untuk mengawasi dan menasihati siswa selama proyek sebagai kaki tangan. Jadi, ide utama dari metode proyek adalah untuk mengalihkan penekanan dari berbagai jenis latihan ke aktivitas mental aktif siswa selama kerja kreatif bersama.

22. Video tutorial - untuk menguasai kompetensi komunikatif dalam bahasa Inggris, tidak berada di negara bahasa yang dipelajari, adalah hal yang sangat sulit. Oleh karena itu, tugas penting guru adalah menciptakan situasi komunikasi yang nyata dan imajiner dalam pelajaran bahasa asing dengan menggunakan berbagai metode kerja. Penggunaan film video juga membantu mengembangkan berbagai aspek aktivitas mental siswa, dan yang terpenting, perhatian dan ingatan. Saat menonton di kelas, ada suasana aktivitas kognitif bersama. Dalam kondisi ini, bahkan seorang siswa yang lalai menjadi penuh perhatian. Untuk memahami isi film, siswa perlu melakukan beberapa upaya.

Modernisasi pendidikan tidak dapat dibayangkan tanpa pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK).

Pesatnya perkembangan masyarakat, penyebaran teknologi multimedia dan jaringan memungkinkan untuk memperluas kemungkinan penggunaan TIK di kelas di sekolah modern.

Penggunaan TIK dalam pengajaran mata pelajaran umum di sekolah menyebabkan peningkatan kualitas pendidikan. Latihan menunjukkan bahwa anak-anak

Mereka menguasai materi pendidikan dengan sukses besar jika TIK dimasukkan dalam pelajaran;

Peran TIK dalam pengembangan intelektual dan estetika siswa menjadi lebih signifikan;

Budaya informasi mereka sedang dibentuk, yang sangat penting bagi siswa untuk sosialisasi masa depannya;

Cakrawala spiritual, sosial, budaya anak-anak semakin meluas.

V.G. Belinsky berkata: "Tanpa berjuang untuk sesuatu yang baru, tidak ada kehidupan, tidak ada perkembangan, tidak ada kemajuan." Kata-kata ini telah diucapkan untuk waktu yang sangat lama. Saat itu bahkan tidak ada yang memikirkan tentang teknologi komputer. Tapi, menurut saya, kata-kata ini tentang seorang guru modern yang siap menguasai segala sesuatu yang baru, inovatif dan berhasil menerapkannya dalam praktik pekerjaannya.

Saat ini, TIK telah membantu guru, yang memungkinkan untuk memeriahkan pelajaran, membangkitkan minat pada mata pelajaran, dan menguasai materi dengan lebih baik.

Pengenalan TIK di kelas memungkinkan guru untuk menerapkan ide pengembangan pendidikan, meningkatkan kecepatan pelajaran, mengurangi hilangnya waktu kerja seminimal mungkin, meningkatkan jumlah pekerjaan mandiri, membuat pelajaran lebih cerah dan banyak lagi. seru.

Konstruksi diagram, tabel dalam presentasi memungkinkan Anda menghemat waktu, mengatur materi pendidikan secara lebih estetis. Tugas yang diikuti dengan verifikasi dan pemeriksaan diri mengaktifkan perhatian siswa, berupa kewaspadaan ejaan dan tanda baca. Penggunaan teka-teki silang (kadang-kadang siswa datang dengan mereka), tes pelatihan, membangkitkan minat pelajaran, membuat pelajaran lebih menarik dan memungkinkan Anda untuk mulai mempersiapkan CT dan ujian.

Penggunaan TIK dalam setiap pembelajaran tentunya tidak realistis dan tidak perlu. Komputer tidak dapat menggantikan guru dan buku teks, sehingga teknologi ini harus digunakan bersama dengan alat metodologis lain yang tersedia bagi guru. Anda perlu belajar bagaimana menggunakan dukungan komputer secara produktif, tepat dan menarik. Teknologi informasi tidak hanya memudahkan akses informasi, membuka kemungkinan berbagai kegiatan belajar, individualisasi dan diferensiasinya, tetapi juga memungkinkan pengorganisasian proses pembelajaran itu sendiri dengan cara baru, pada tingkat yang lebih modern, membangunnya sehingga siswa menjadi anggota yang aktif dan setara.

Seorang guru modern pasti harus belajar bekerja dengan alat bantu pengajaran baru, setidaknya untuk memastikan salah satu hak terpenting siswa - hak atas pendidikan yang berkualitas.

Masalahnya adalah sekolah mungkin tidak selalu menciptakan kondisi untuk pengembangan kemampuan tersebut. Artinya, pengetahuan yang diperoleh di satu bidang, siswa tidak dapat menggunakannya di bidang lain. Ternyata itu pendidikan di sekolah Rusia menghalangi perkembangan normal seorang siswa.

Di jantung konsep proses pendidikan - pengakuan akan kebutuhan untuk mengikutsertakan anak sekolah dalam proses kreativitas aktif melalui kemampuan untuk membuat pilihan isi dan jenis kegiatan, memperoleh pengetahuan yang diperlukan dalam dialog-kerjasama dengan guru dan rekan-rekan, dalam mencari solusi non-standar. Ini menyiratkan perubahan signifikan dalam organisasi dan manajemen proses pendidikan yang memastikan pengembangan aktivitas kreatif anak sekolah, transformasi metode subjek menjadi sarana untuk menyelesaikan beberapa tugas yang ditetapkan secara mandiri.

Bekerja selama lebih dari 30 tahun di sekolah pedesaan, saya sering menjumpai aktivitas kognitif anak-anak yang rendah. Fakta bahwa siswa kami tidak pernah memenangkan hadiah dalam Olimpiade dan kompetisi mata pelajaran selama dua dekade membuat saya berpikir tentang masalah pengembangan potensi kreatif siswa pedesaan. Ada kebutuhan untuk menciptakan kondisi untuk aktivasi aktivitas pendidikan dan kognitif.

Strategi pembelajaran aktif berfokus pada peningkatan potensi kreatif setiap siswa. Perlu untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk secara sadar mengembangkan aktivitasnya. Bagaimana cara melakukannya? Saya menemukan jawabannya: isi dengan konten baru dan secara radikal mengubah struktur dan metodologi pelaksanaan kelas dalam mata pelajaran.

Pada saat yang sama, harus diingat bahwa jika tujuan pembelajaran berubah, maka sistem kelas-pelajaran juga harus berubah. Perubahan bentuk-bentuk kegiatan anak sekolah itu sendiri menyebabkan munculnya bentuk-bentuk baru organisasi kerja pendidikan. Pengalaman menunjukkan bahwa penggunaan teknologi pembelajaran yang berpusat pada siswa berkontribusi pada pengembangan aktivitas kreatif bahkan di kelas-kelas di mana terdapat banyak siswa dengan tingkat kemandirian kognitif yang rendah. Memastikan bahwa jika kondisi tertentu diciptakan, maka kegiatan pendidikan dan praktis dapat meningkatkan aktivitas kognitif dan memunculkan kreativitas pada beberapa siswa.

Mari saya tunjukkan ini dengan contoh dari 2011. Orang-orang datang kepada saya di kelas 8. 67% siswa - dengan tingkat motivasi yang rendah. Agar tujuan pembelajaran dapat dicapai sejauh mungkin oleh semua siswa, saya memutuskan untuk menggunakan metode peningkatan aktivitas kognitif berikut: berbagai genre pelajaran.

Saya mulai menggabungkan dan menerapkan algoritma dari beberapa teknologi pedagogis dalam pelajaran saya: integrasi, kelas laboratorium, lokakarya pedagogis, metode penelitian, dan pembelajaran berbasis masalah. Selain itu, "Konsep Modernisasi Pendidikan Rusia" menarik perhatian serius pada pendekatan pelatihan dan pendidikan ini:

• berorientasi pada kepribadian;
• terpadu dan sebagai unsurnya berbasis kompetensi;
• cara interaksi tanpa kekerasan dalam dunia multikultural;
• penggunaan metode interaktif dan sarana pendidikan.

Untuk mengembangkan aktivitas kreatif siswa di kelas ini, cara-cara baru harus ditemukan. Saya memutuskan untuk memberikan perhatian serius pada pelajaran perkembangan bicara. Bahasa kiasan, mata yang tajam, ingatan yang ulet untuk detail, selera yang baik tidak akan pernah muncul dari awal. Semua ini dikembangkan selama bertahun-tahun dan berkat berbagai teknik dan sarana yang mengaktifkan aktivitas kognitif siswa.

Oleh karena itu, saya menentukan sendiri kondisi yang diperlukan untuk pengembangan aktivitas kognitif dan kreatif siswa dalam pelajaran pengembangan wicara :; menciptakan suasana yang menguntungkan; penggunaan pendekatan yang berbeda dan individual; kerjasama pedagogis; kesempatan bagi setiap siswa untuk melihat pertumbuhan mereka sendiri; mengajukan pertanyaan masalah; penggunaan tugas yang ditujukan untuk pengembangan pemikiran kreatif.

Diantaranya, saya secara khusus ingin menyoroti berbagai teknik teknologi untuk pengembangan berpikir kritis (asosiasi, rantai logis campur aduk, sisipan, tabel penandaan, buku harian dua bagian, tabel argumen, cluster, cinquain, tulang ikan, pohon prediksi, diskusi silang).

Telah lama dicatat bahwa minat pada suatu subjek juga dikembangkan oleh tugas-tugas kreatif yang berbeda. Bekerja dalam kelompok sesuai dengan tingkat aktivitas kognitif memiliki arti yang sebenarnya. Peluang untuk bekerja dengan siswa yang kuat secara nyata meningkat. Tidak perlu mengurangi tingkat persyaratan secara keseluruhan, untuk melihat kembali siswa dengan tingkat belajar yang rendah. Penggunaan tugas yang berbeda di dalam kelas memungkinkan kita untuk menyoroti sejumlah aspek positif yang meningkatkan minat siswa dalam kegiatan pendidikan:

• pengaturan pencarian masalah tugas-tugas pendidikan, yang tidak membutuhkan persepsi materi, tetapi aktivitas mental aktif;
• peran guru direduksi menjadi fungsi membimbing dan mengorganisir;
• kontrol sistematis atas pengembangan keterampilan dan kemampuan kerja mandiri melalui tugas pembeda lisan dan tulisan.

Kombinasi elemen metode dan teknologi yang berbeda membantu siswa untuk menembus lebih dalam ke dalam struktur bahasa, untuk mewujudkan nilai-nilai abadi. Saya mengembangkan serangkaian pelajaran penulis seperti itu, membagikan pengalaman saya di kompetisi tinjauan regional profesional alat bantu pengajaran metodologis dan didaktik tentang salah satu topik paling sulit "Analisis teks puitis sebagai seni pidato kiasan."

Tugas utama guru adalah membuat siswa berpikir dengan cara apapun. Kesempatan untuk melihat materi yang dipelajari dari sudut pandang yang baru- salah satu cara untuk membuat siswa aktif dalam pelajaran. Studi teks apa pun, upaya untuk menembus ke kedalaman bahasa adalah subjek pekerjaan laboratorium yang dapat berhasil diterapkan dalam pelajaran pengembangan wicara. Setiap siswa memiliki kesempatan untuk mendemonstrasikan kemampuan untuk menggeneralisasi materi. Teknik yang paling sederhana adalah dengan menyusun catatan referensi dalam peta laboratorium berdasarkan kesimpulan yang diperoleh sebagai hasil pengamatan. Awalnya memang sulit. Ketika pekerjaan dilakukan dalam sistem, sebagian besar siswa dapat menanganinya.

Urutan tindakan dalam pelaksanaan proses pendidikan memegang peranan paling penting. Tahap persiapan, tahap penyelenggaraan kegiatan bersama guru dengan siswa; tahap pembekalan, analisis, harus dipikirkan dan dikerjakan.

Saya percaya bahwa organisasi pekerjaan pendidikan seperti itu telah mengubah situasi menjadi lebih baik. Indikator keaktifan siswa adalah sikap siswa terhadap mata pelajaran. Kami mendiagnosis dengan psikolog. Siswa diberikan angket dengan jawaban pilihan ganda.
Analisis komparatif menunjukkan bahwa siswa di kelas 10 lebih menyukai bahasa Rusia daripada siswa di kelas 8. Indikator-indikator ini tercermin dalam diagram.

Sikap terhadap subjek siswa.

Target: mengeksplorasi sikap siswa kelas 8 dan 10 terhadap mata pelajaran
Diagnostik menunjukkan bahwa persentase sikap positif terhadap subjek di antara siswa kelas sepuluh telah meningkat dibandingkan dengan sikap mereka sendiri terhadap bahasa Rusia di kelas 8. Tidak ada satupun siswa yang selalu bosan di kelas.
Diagram berikut menunjukkan peningkatan tingkat aktivitas kognitif.

Tingkat perkembangan aktivitas kognitif siswa

(diagnostik disiapkan oleh kepala sekolah untuk UVR)
Tujuan diagnosis: berdasarkan kriteria dan indikator yang telah diidentifikasi, dilakukan analisis komparatif terhadap pembentukan aktivitas kognitif siswa.
Diagram menunjukkan perubahan positif. Jumlah siswa pada jenjang menengah mengalami peningkatan, dan sebaliknya jumlah siswa pada jenjang rendah mengalami penurunan. Transisi siswa dari tingkat rendah dan rata-rata ke tingkat tinggi dan rata-rata menunjukkan kebenaran metodologi yang dipilih.
Peningkatan aktivitas kognitif siswa di kelas juga mempengaruhi perkembangan kualitas kreatif individu. Ini juga ditunjukkan oleh kuesioner untuk mengidentifikasi kualitas kreatif siswa (menurut metode V.I. Andreev). Kualitas kepribadian kreatif apa yang telah berkembang pada siswa ditunjukkan dalam grafik ini.

Pengembangan kualitas kreatif individu

(diagnostik disiapkan oleh psikolog sekolah)
Target: mengeksplorasi pengembangan kualitas kreatif setiap siswa
Grafik perkembangan kualitas pribadi menunjukkan bahwa penggunaan bentuk dan metode pembelajaran yang berpusat pada siswa berkontribusi pada pembentukan kualitas kreatif siswa. Tingkat pembentukan kualitas kreatif siswa kelas sepuluh lebih tinggi daripada siswa yang sama di kelas 8.
Menciptakan lingkungan untuk pengembangan kemampuan mental, pendekatan yang berbeda secara individual dan aktivitas, dengan fokus pada zona perkembangan proksimal siswa, situasi keberhasilan di kelas - semua ini berkontribusi pada pengembangan kemampuan kreatif siswa dengan tingkat tinggi dari kemandirian kognitif. Hal ini dibuktikan dengan capaian lulusan tahun 2011.

Bekerja pada pengembangan aktivitas kreatif anak-anak sekolah pedesaan, saya perhatikan berapa banyak yang memiliki minat tetap pada subjek, tingkat kemandirian dan aktivitas inventif meningkat. Analisis hasil menunjukkan bahwa strategi pembelajaran aktif membentuk motivasi positif bagi siswa untuk belajar, dan karena itu berkontribusi pada pengembangan aktivitas kreatif. Karya kreatif mahasiswa wisuda 2011 ini berulang kali tercatat di tingkat kabupaten dan daerah. Jumlah pemenang dan pemenang hadiah di tingkat sekolah dan kota telah meningkat.

Analisis perbandingan hasil USE terbaik dalam bahasa Rusia menunjukkan tren pertumbuhan positif, skor rata-rata meningkat dari 72 menjadi 95. Jumlah siswa dengan hasil USE terbaik meningkat 3 kali lipat. Skor rata-rata dalam literatur menurut hasil USE adalah 73 poin, yang secara signifikan lebih tinggi dari nilai kota, regional dan teritorial.

Analisis studi yang dilakukan berdasarkan kelas ini menunjukkan bahwa kombinasi metode, bentuk dan sarana pendidikan tradisional dan baru berdasarkan pengenalan teknologi individual pembelajaran yang berpusat pada siswa di kelas berkontribusi pada pertumbuhan kreativitas siswa. aktivitas. Idenya dikonfirmasi: kekuatan pendorong di balik pengembangan aktivitas kreatif adalah pembentukan motif yang merangsang seseorang untuk melakukan tindakan kreatif independen, penyertaan siswa dalam pencarian solusi non-standar.

Setiap guru memiliki cara dan teknik pedagogisnya sendiri untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dalam bentuk apa untuk melakukan ini, setiap orang memutuskan untuk dirinya sendiri, karena ini terkait dengan karakteristik kualitas pribadi siswa dan guru itu sendiri, dengan kemampuan lembaga pendidikan umum. Syarat utama untuk meningkatkan efektivitas pelatihan adalah keinginan untuk meningkatkan efisiensi guru, meningkatkan efisiensi siswa, mengubah potensi ke arah praktis.

Seperti yang saya pahami dari pengalaman saya, untuk mengajar secara mutlak semua anak sekolah untuk memecahkan masalah praktis di kelas, untuk membentuk kemampuan kreatif pada setiap siswa adalah tugas yang sangat sulit. Mempelajari dunia dari buku teks, kita, guru dan siswa, pada umumnya, tidak mendekati pemahamannya. Ternyata pemahaman tidak dapat diasimilasi atau dipelajari - itu hanya dapat diderita ... pada diri sendiri, pada kulitnya sendiri. Teknologi pedagogis terbaru telah memungkinkan saya untuk membuka potensi lebih banyak siswa daripada sebelumnya. Saya senang bahwa hari ini saya dapat berkontribusi lebih besar untuk pembentukan kemandirian dan kreativitas di antara anak-anak sekolah, meskipun masih banyak yang harus dipelajari.

Terkadang saya harus mendengar dari rekan kerja: "Sebelumnya tidak ada: tidak ada komputer, tidak ada Internet, dan siswa belajar, tidak ada teknologi atau inovasi untuk Anda." Yang baru muncul karena yang lama sudah tidak bisa diterima lagi. Sebelumnya, kami tidak membicarakan kekurangan pendekatan tradisional karena tidak ada gunanya mengkritik sesuatu yang tidak bisa ditawarkan sebagai alternatif. Sekarang hanya beda waktu, beda kebutuhan, beda anak, makanya KITA HARUS MENGAJAR BERBEDA.

Bibliografi
1. Antonova E.S. Bagaimana mengatur penelitian dalam pelajaran bahasa Rusia. - Bahasa Rusia di sekolah, 2007, No. 7. S. 3 - 6
2. Prishchepa E.M. "Kegiatan Penelitian Siswa" Perpustakaan jurnal "Sastra di Sekolah" - No. 12, 2004.
3. Polivanova K.N. Kegiatan proyek anak sekolah: panduan bagi guru - M .: Pendidikan, 2008.
4. Tata Bahasa Celestine Frenet pada empat halaman dan percetakan sekolah (diterjemahkan oleh Rustam Kurbatov). - Rumah Penerbitan "First of September" / bahasa Rusia, 2009, No. 13. S. 9-11.
5. Matyushkin A.M. Pengembangan kegiatan kreatif siswa / Nauch.-issled. Institut Psikologi Umum dan Pedagogis Acad. ped. ilmu Uni Soviet. -M.: Pedagogi, 1991.