Muhammad Nasir-ud-din al-Albani(1914 - 2 Oktober 1999) (Diterjemahkan dari bahasa Arab محمد ناصر الدين الألباني mendengarkan)) adalah seorang sarjana Islam Albania yang berspesialisasi dalam hadits dan fiqh. Dia membangun reputasinya di Suriah, di mana keluarganya pindah ketika dia masih kecil dan di mana dia menerima pendidikannya.

Albani dianggap sebagai tokoh utama dalam gerakan Salafi murni, yang berkembang pada abad ke-20. Al-Albani tidak mempromosikan kekerasan, lebih memilih kepasifan dan kepatuhan yang ditetapkan oleh pemerintah sementara dia sadar bahwa pemerintah ini tidak mewakili rakyat negara mereka, atau Muslim, tetapi pemerintah tentara salib.

studi hadits

Karier skolastik

Mulai tahun 1954, Albany mulai memberikan pelajaran informal mingguan. Pada tahun 1960, popularitasnya mulai mengkhawatirkan pemerintah Suriah, dan ia ditempatkan di bawah pengawasan pemerintah Hafiz al-Assad. Dia dipenjara dua kali pada tahun 1969. Pada akhir 1970-an, pemerintah menempatkan dia di bawah tahanan rumah lebih dari sekali.

Setelah sejumlah tulisannya diterbitkan, Albani diundang untuk mengajar hadis di Universitas Islam Madinah di Arab Saudi oleh wakil presiden universitas itu, Abd al-Aziz ibn Baz. Tak lama setelah kedatangannya, Albani membuat marah elit Wahhabi di Arab Saudi, yang tidak menyukai posisinya yang anti-tradisionalis dalam yurisprudensi Muslim. Mereka kecewa dengan tantangan intelektual Albani untuk memerintah sekolah hukum Hanbali, tetapi tidak dapat menantangnya secara terbuka karena popularitasnya. Ketika Albani menulis sebuah buku yang mendukung pandangannya bahwa niqab, atau cadar yang menutupi seluruh wajah, bukanlah kewajiban yang mengikat bagi wanita Muslim, dia menyebabkan kegemparan kecil di negara itu. Lawannya meyakinkan bahwa kontraknya dengan universitas dibiarkan berakhir tanpa perpanjangan.

Pada tahun 1963, Albani meninggalkan Arab Saudi dan kembali belajar dan bekerja di Perpustakaan Az-Zahiriyah di Suriah. Dia meninggalkan toko jam tangannya di tangan salah satu saudaranya. Dia kemudian diundang ke Arab Saudi pada 1970-an, tetapi tidak tinggal lama karena tentangan dari para ulama.

Penjara di Suriah

Dia ditempatkan di bawah tahanan rumah lebih dari sekali pada 1970-an oleh rezim Ba'ath Hafez al-Assad. Pemerintah Suriah menuduh Albani "mempromosikan Dakwah Wahhabisme, yang mendistorsi Islam dan membingungkan umat Islam."

Kehidupan kelak

Albani mengunjungi berbagai negara untuk berdakwah dan berceramah – di antaranya Qatar, Mesir, Kuwait, Uni Emirat Arab, Spanyol dan Inggris. Dia berpindah beberapa kali antara Suriah dan beberapa kota di Yordania. Dia juga tinggal di UEA.

portal islam

Albani adalah pendukung Salafisme dan dianggap sebagai salah satu tokoh utama gerakan ini di abad ke-20. Albania mengkritik empat aliran utama hukum Islam dan menolak pandangan tradisional Sunni bahwa Muslim harus secara otomatis memasukkan fiqh (yurisprudensi) dalam mazhab. Sebaliknya, ia menghabiskan sebagian besar hidupnya secara kritis merevisi literatur hadits dan percaya bahwa banyak hadits yang diterima sebelumnya tidak adil. Hal ini menyebabkan dia untuk menghasilkan tata cara yang bertentangan dengan mayoritas Islam. Meskipun Salafisme sering dikaitkan dengan Wahhabisme, Albani membedakan antara kedua gerakan tersebut dan dia mengkritik yang terakhir sambil mendukung yang pertama. Dia memiliki sikap yang kompleks untuk setiap gerakan.

Albani termasuk di antara beberapa ulama Salafi terkemuka yang berkhotbah selama beberapa dekade menentang apa yang mereka anggap sebagai literalisme yang menyimpang dari para ekstremis. Secara politik, mereka adalah kaum Quietis yang menolak kewaspadaan dan pemberontakan terhadap negara. Mereka percaya bahwa umat Islam harus fokus pada pemurnian keyakinan dan praktik mereka, dan bahwa, pada waktunya, "Tuhan akan membawa kemenangan atas kekuatan kebohongan dan ketidakpercayaan."

Pandangan Albany sendiri tentang yurisprudensi dan dogma telah menjadi bahan perdebatan dan perdebatan. Selama kunjungan tahun 1989 ke Arab Saudi, Albani ditanya apakah dia menganut mazhab hukum Islam Zahiri yang kurang dikenal; dia menjawab dengan setuju. Lawan utama Albani telah mengkonfirmasi ini sebagai titik awal untuk kritik. Sejumlah siswa Albani telah menyangkal hubungan mereka dengan mazhab yurisprudensi formal mana pun.

kontroversial

Albani memiliki sejumlah pandangan yang bertentangan yang bertentangan dengan konsensus Islam yang lebih luas, dan lebih khusus lagi dengan yurisprudensi Hanbali. Mereka termasuk:

• pendapatnya bahwa mihrab - Nisha yang ditemukan di masjid-masjid yang menunjukkan arah Mekah - adalah sebuah inovasi (inovasi).
• pendapatnya bahwa boleh shalat di masjid dengan memakai alas kaki
• seruannya kepada orang-orang Palestina untuk meninggalkan wilayah pendudukan karena, katanya, mereka tidak dapat mempraktikkan iman mereka di sana sebagaimana mestinya.Ini juga kontroversial dalam gerakan Salafi.
• pendapatnya bahwa wanita dilarang memakai gelang emas.
• pendapatnya adalah bahwa tidak perlu bagi wanita untuk menutupi wajah mereka.
• pendapatnya bahwa penguasa Muslim harus dari suku al-Quraisy.

Rumus Sholat (Sala)

Albany menulis sebuah buku di mana ia mendefinisikan kembali gerakan dan formula yang sesuai, mewakili ritual doa Muslim "Menurut praktik Nabi semoga Allah memberkati dia sallam." Mereka bertentangan dengan ajaran semua sekolah yurisprudensi yang mapan.

Karena dia mengklaim bahwa beberapa rincian doa tertentu yang telah diajarkan dari generasi ke generasi didasarkan pada hadis yang meragukan, bukunya menimbulkan keprihatinan yang cukup besar. Deskripsi Albani tentang shalat Tahajud dan Tarawih menyimpang secara signifikan dari praktik yang sudah ada.

Albani secara terbuka mengkritik Syed Qutb setelah pemimpin itu dieksekusi. Dia mengklaim bahwa Quthb telah menyimpang dalam iman dan memegang keyakinan Keesaan Wujud. Selain itu, Albani menuduh Hassan al-Banna, pemimpin Ikhwanul Muslimin, tidak menjadi sarjana agama dan memegang "posisi yang bertentangan dengan Sunnah".

kritik

Albani telah dikritik oleh sejumlah sarjana Sunni kontemporer. Safar al-Hawali mengkritik Albani karena "kecaman kategorisnya terhadap Taqlid" dan "revisionisme berbasis hadits radikal" -nya.

Pada awal 1970-an sarjana hadits Syria Abd al-Fatta Abu Ghadda menerbitkan sebuah risalah terhadap penilaian ulang al-Albani atas Sahih al-Bukhari dan Sahih Muslim. Pada tahun 1987, sarjana hadits Mesir Mahmoud Said Mamdouh menerbitkan sebuah karya berjudul Memperingatkan Pelanggaran Muslim al-Albani ke Sahih Muslim setelahnya.

Dia menyatakan bahwa:

Bahkan, saya sampai pada kesimpulan bahwa metodenya tidak sesuai dengan metode para ahli hukum dan hadis, dan bahwa metodenya menciptakan kebingungan besar dan penyimpangan yang jelas dalam pembuktian yurisprudensi baik secara umum maupun secara khusus. Dia tidak memiliki kepercayaan dari para imam hak dan hadits, serta hadits yang kaya dan tradisi hukum yang diberikan kepada kita, di mana umat sangat bangga.

Cendekiawan hadits Suriah Nur al-Din' prosh membantah beberapa pandangan al-Albani. Sezamannya, sarjana Suriah Said Ramadan al-Bouti, mengangkat masalah ini dengan seruan terkenal Albani agar semua orang Palestina meninggalkan Israel, Tepi Barat dan Gaza. Dia menulis dua argumen tandingan untuk al-Albani berjudul Anti-Madhabisme: tentang bahaya inovasi yang mengancam Syariah dan Salafiya: periode sejarah yang diberkati, bukan sekolah fiqh.

Orang-orang Eropa yang secara tradisional memeluk Islam tidak banyak, tetapi mereka telah memberi dunia sejumlah ulama yang luar biasa. Tetapi ilmu-ilmu klasik Islam yang berasal dari Eropa (lingkungan Bosnia atau Albania) itu menjadi “penjaga ilmu” yang nyata dalam skala global. Salah satu nama ini adalah "muhaddis" terkemuka abad terakhir, Syekh Muhammad Nasiruddin al-Albani.

Al-Albani lahir dalam keluarga seorang pengrajin dan pedagang miskin di kota Shkoder di barat laut Albania. Pada tahun 1930-an, keluarganya terpaksa meninggalkan tanah air mereka karena kebijakan sekuler yang keras dan jelas anti-Sunni dari Presiden Albania Ahmet Zogu, yang menyatakan dirinya sebagai raja pada tahun 1928. Harus dikatakan bahwa kepemimpinan politik Albania sebelum perang dan setelah pembentukan rezim komunis selama bertahun-tahun terutama terdiri dari pengikut sekte Bektashi yang tidak ortodoks dan ekstrem, yang dibedakan oleh permusuhan terhadap religiositas tradisional secara umum, dan untuk Islam Sunni pada khususnya. Kemudian, Syekh al-Albani, dalam salah satu karyanya, akan menyebut Ahmet Zog “seorang pria yang hatinya disesatkan Allah.”

Guru agama Islam pertama Muhammad adalah ayahnya. Setelah keluarganya pindah ke salah satu pusat pemikiran Sunni - Damaskus, al-Albani dapat menyelesaikan pendidikannya dalam ilmu-ilmu Alquran, bahasa Arab dan fiqh Hanafi dari guru-guru setempat. Pada saat yang sama, ia menjalani gaya hidup sederhana, pertama bekerja sebagai tukang kayu, dan kemudian membantu ayahnya sebagai pembuat jam utama di sebuah toko kecil yang dibuka olehnya - sebuah bengkel.

Pada usia 20, al-Albani memutuskan untuk mengkhususkan diri dalam hadits dan disiplin terkait. Karya besar pertamanya adalah analisis dan transkripsi kumpulan hadits Abd ar-Rahim ibn al-Husain al-Iraqi. Dia segera menjadi sarjana hadits terkenal di Damaskus dan pada tahun 1954 mulai mengajar hadits secara pribadi. Popularitasnya meningkat, dan pada tahun 1960, Muhaddith, meskipun secara terbuka menyatakan apolitisitasnya, jatuh di bawah kap otoritas sekularis, yang meluncurkan penyelidikan terhadapnya. Pada saat itu, Suriah, bersama dengan Mesir, merupakan satu negara - Republik Persatuan Arab, yang dipimpin oleh Presiden Mesir saat itu Gamal Abdel Nasser.

Pada saat itu, karya cetak pertama al-Albani, yang dibiasakan di kalangan ilmiah Islam, telah muncul, dan muhaddith muda, atas undangan Ibn Baz, wakil rektor universitas di Madinah saat itu, berangkat ke Saudi. Arab untuk kuliah. Al-Albani benar-benar dan sangat populer sebagai ulama hadits, dan popularitas adalah sesuatu yang tidak hanya menghasilkan pendukung, tetapi juga simpatisan. Beberapa pengikut madzhab Hanbali yang ultra-konservatif melihat adanya tantangan dalam kepribadian ulama muda Hanafi tersebut. Situasi konflik muncul tiga tahun kemudian, pada tahun 1963, Al-Albani kemudian menerbitkan sebuah buku kecil di mana ia berpendapat bahwa mengenakan cadar oleh wanita tidak wajib (“fardhu”) dari sudut pandang Syariah. Hal ini menyebabkan reaksi negatif yang tajam dari tradisionalis lokal, dan al-Albani meninggalkan Madinah, kembali ke Damaskus. Ia melanjutkan penelitian ilmiahnya di perpustakaan az-Zahiriyya, menyerahkan pekerjaan di bengkel ayahnya kepada saudara-saudaranya.

Pada tahun 1967, al-Albani, bersama dengan sejumlah ulama Sunni lainnya di Suriah, berakhir di penjara, di mana ia menghabiskan satu bulan. Kesimpulannya mudah dijelaskan - pada saat itu, sekarang di Republik Arab Suriah yang merdeka, Partai Renaisans Sosialis Arab (Baath), atau lebih tepatnya dua perwira Alawi, Salah Jadid dan Hafez Assad, berkuasa. Dan Alawi, seperti "Syiah ekstrim" lainnya, secara khusus berhubungan dengan Sunni, terutama dengan ulama. Kemudian al-Albani, melalui upaya ibn Baz yang disebutkan di atas, kembali berakhir di Arab Saudi, tetapi tidak lama, lagi-lagi karena penentangan kaum ultra-konservatif. Dia kembali ke Suriah, di mana dia kembali dipenjara sebentar pada tahun 1979, setelah itu dia pergi untuk tinggal di negara tetangga Yordania.

Nasib disiapkan untuk al-Albani kehidupan muhaddith mengembara. Dia pindah dari Suriah ke Yordania, lalu sebentar kembali ke Suriah, kemudian pindah ke Beirut. Untuk beberapa waktu dia juga tinggal di UEA, kemudian pindah ke Amman, di mana dia meninggalkan dunia ini pada usia 85 pada tanggal 4 Oktober 1999. Dia juga mengajar di negara-negara seperti Qatar, Mesir, Kuwait, UEA, Spanyol dan bahkan Inggris.

Al-Albani juga disebut sebagai salah satu cendekiawan Muslim terkemuka di zaman kita dalam arah "Salafi". Dan dalam pengertian ini, kepribadian dan karya al-Albani (dan dalam semua yang dia tinggalkan lebih dari 300) menunjukkan kesederhanaan dan pada saat yang sama luasnya konsep seperti “Salafisme”, yang saat ini banyak dicoba untuk didorong. ke tempat tidur Procrustean konseptual, menghubungkannya dengan "fundamentalisme", kadang-kadang dengan "ekstremisme", kadang-kadang dengan semacam "isme" yang bahkan tidak ilmiah, tetapi politis. Secara kiasan, dapat dikatakan bahwa ia berpegang pada isnad hadits, sebagai benang yang menghubungkan umat Islam saat ini dengan nenek moyang mereka yang saleh. Al-Albani kritis terhadap fanatisme dan kepatuhan buta terhadap tradisi, terutama jika tidak ada bukti keasliannya yang cukup (dan ini adalah dosa banyak orang yang mengidentifikasi diri mereka sebagai “Salafi”), tetapi ilmuwan menerima sikap yang persis sama dari “jalan tarekat” – tasawuf, serta fenomena yang biasa disebut dengan “Wahabisme”.

Muhaddith dan murid-muridnya jelas tidak mengidentifikasikan diri mereka dengan madzhab manapun. Benar, ada bukti bahwa dalam salah satu percakapan, ketika ditanya apakah dia termasuk mazhab “zahiri” yang tidak bertahan sampai hari ini (ketentuan mazhab ini dirumuskan pada abad ke-9 oleh murid Imam Syafii dan Hanbal). , Imam Daud, mazhab itu dibedakan oleh pemahaman dan interpretasi literal Al-Qur'an dan Sunnah (ar.-az-zahir), Syekh al-Albani diduga menjawab positif, tetapi murid-muridnya tidak setuju dengan pendapat ini.

Aktivitas al-Albani, tidak peduli bagaimana seseorang berhubungan dengannya, tentu saja luar biasa dan dalam banyak hal unik untuk ilmu hadits Sunni abad yang lalu. Inilah yang dikatakan cendekiawan Arab Muhibuddin al-Khatib tentang dia: “Di antara mereka yang menyerukan “kembali ke Sunnah”, yang mengabdikan hidup mereka untuk menghidupkannya kembali di zaman kita, ada juga saudara kita, Muhammad Nasiruddin Nuh Najati al- Albania.”

1. Mengatakan Muhammad bin Ibrahim:

له بعض المسائل الشاذة ، من ذلك هذه المسألة

"Nasiruddin al-Albani memiliki beberapa pertanyaan yang harus ditolak, dan di antaranya - yang ini (melarang emas untuk wanita)"

cm." Majmu al-fatawa wa ar rasail", 4-74

2. Demikian kata hakim agung Saudi saat itu Abdullah bin Humaid:

الألباني له محاسن و له مساوي، يغلط كثير ، يصحح أحاديث لا تصح، له اجتهاد وله اختيارات لا يوافق عليها، لكن عن حسن نيَّة و اجتهاد، وله بعض التصحيحات الحسنة لا بأس بها

"Albani memiliki sisi baik dan buruk. Dia membuat banyak kesalahan, membenarkan hadits palsu, dan dia memiliki pendapat dalam fiqh yang tidak mungkin untuk disetujui, namun dia datang dari niat baik dan ijtihad"

Sumber: "Kaset Sharh ke-13 tentang "Kitab at Tauhid"

3. Berbicara Ismail al-Ansari, kepala peneliti dari Komite Tetap Ulama Besar pada zaman Muhammad Ibn Ibrahim, mengklarifikasi masalah membolehkan emas untuk wanita:

وقد رأيت إخراج هذا البحث في كتاب مستقل لئلا يغتر بكلام الألباني من هو خالي الذهن من حكم هذه المسألة فيقع في ما وقع فيه الألباني من الشذوذ ومخالفة الإجماع

“Dan saya menganggap perlu untuk mempublikasikan penelitian ini secara terbuka, dalam buku terpisah, sehingga orang yang tidak mengetahui hukum masalah ini tidak akan tergoda oleh kata-kata al-Albani, dan tidak akan jatuh ke dalam apa yang al- Albani jatuh ke dalam pendapat yang ditolak dan kontradiksi Ijma"

Sumber: "Tashikh hadits salati at tarawih wa ar-rodd ala al-Albani fi tadifihi", 52

4. Syekh berkata Hamud at-Tuwaijri membantah Syekh al-Albani dalam seruannya untuk diperbolehkannya memperlihatkan wajah wanita Muslim:

لا يخفى على من له أدنى علم وفهم أن بحث الألباني مبني على المغالطة وتأويل الأدلة على غير تأويلها المعروف عن الصحابة والتابعين وتطبيقها على غير المراد منها

“Tidak akan disembunyikan dari siapa pun yang memiliki pemahaman dan pengetahuan sedikit pun bahwa studi al-Albani dibangun di atas kesimpulan yang salah, dan interpretasi yang salah dari bukti, bertentangan dengan interpretasi terkenal dari para sahabat, Tabiin, dan menurunkan bukti-buktinya bukan kepada apa yang dimaksud oleh mereka”

Sumber: "As-Sarim al-mashkhur", 175

5. Syekh berkata Hammad al-Ansari:

الشيخ الألباني فتح بكتابه الحجاب باباً للعامة، وليته لم يفعل، والعلماء من قديم كانوا لا يفتحون للعامة الباب في مثل وكذلك توسع الشيخ الألباني في مسألة عدم كفر تارك الصلاة فتح الباب أمام العامَّة فيه، وهذا لا ينبغي من عالم مثله" قلت: ويعني بالباب الذي فُتح في مسألة الحجاب هو: قيام المرأة بكشف وجهها مطلقًا ويعني بالباب الذى فتحه في مسألة كفر تارك الصلاة خشية التساهل من العامة في أداء الصلاة المفروضة ثم قال الوالد: "إن الشيخ الألباني له شواذ تتبعها وأفتى بها وهذا لا ينبغي إنما كان عليه أن يبحثها لنفسه ولايفتي بها العامة".

“Syekh al-Albani membuka pintu dengan bukunya tentang jilbab di depan orang-orang biasa. Oh, jika dia tidak melakukan ini. Lagi pula, para ilmuwan dari zaman kuno tidak membuka pintu untuk orang-orang biasa sedemikian rupa. .
Syekh al-Albani juga tidak tepat berbicara banyak tentang masalah tidak adanya seorang kufur yang meninggalkan shalat, membuka pintu bagi orang-orang biasa dalam hal ini. Dan seorang ilmuwan seperti dia seharusnya tidak melakukan itu."
Aku akan mengatakan (anaknya berkata): maksudnya di bawah pintu yang terbuka tentang jilbab - izin umum bagi seorang wanita untuk membuka wajahnya, dan di bawah pintu kotoar dibuka pada masalah takfir yang meninggalkan shalat - takut dimanjakan oleh orang awam dalam menunaikan shalat wajib”

Kemudian sang ayah berkata: "Sesungguhnya, Syekh al-Albani telah menolak kata-kata yang dia kumpulkan dan mulai memberikan fatwa kepada mereka, dan ini tidak boleh dilakukan! Dia seharusnya hanya menyelidikinya untuk dirinya sendiri, dan tidak memberikan fatwa kepada mereka untuk orang biasa. rakyat"

Sumber: "al-Majmu fi tarjamati al-Ansari", 2/624

6. Kata syekh Ahmad an Najmi dalam sanggahan al-Albani atas pertanyaan tarawih:

وإن كان قد يشذ في الحكم أحياناً فإنه ليس بمعصوم ، وهو كغيره من الناس الذين يجوز عليهم الخطأ ، وعلى الآخرين أن يبينوا الخطأ إن حصل بأدب واحترام

“Dan ketika Syekh al-Albani kadang-kadang bisa terjerumus ke dalam pendapat yang ditolak, maka dia tidak maksum, seperti orang lain yang bisa membuat kesalahan, dan orang lain harus mengklarifikasi kesalahan jika ini terjadi dengan adab dan hormat”

Sumber: "Ta'sis al-Ahkam"

7. Syekh berkata Zeid al-Madkhali:

عند الألباني شواذ خالف فيها الشيخ الإمام محمد بن عبدالوهاب

"Al-Albani memiliki beberapa pendapat yang ditolak di mana ia bertentangan dengan Syekh Imam Muhammad Ibn Abdul Wahhab"

Sumber: "Fatua fi dawati ash sheikh al-Albani" untuk 29/5/1418

8. Syekh berkata Abdul-Muhsin al-Abbad- dan dia adalah murid al-Albani dan salah satu ulama kontemporernya yang paling mulia. Dia mengatakan mengacu pada Syekh al-Albani:

لَم لم الوقوع ا الكثيرون اء ل اهتمامه لة الحجاب المرأة ليس اجب، ل لو ان ا اله ا الحقِّ ال لِمَا ترتَّب ليه اعتماد النساء اللاَّتي السفور ليه، ا له في اب لاة الل *: ((إنَّ اليدين لى الصدر الركوع لالة)) ا ال *: ((إنَّ اليدين لى الصدر الركوع لالة)) ا امسأ ا اد لى القبضة اللحية البدع الإضافية، ا الذهب المحلَّق لى النساء، اري ليه له المسائل ا لا لا ال

“Dia tidak luput terjerumus ke dalam beberapa hal yang dianggap salah oleh banyak orang. Seperti fokusnya pada masalah jilbab dan pernyataannya bahwa menutupi wajah seorang wanita tidak perlu tetapi diinginkan.

Bahkan jika apa yang dia katakan itu benar, itu tidak boleh diungkapkan, karena konsekuensi yang menyertainya - banyak wanita yang ingin telanjang akan terpikat padanya.

Dan juga sabda beliau dalam kitab “Sifatu as-solah” bahwa meletakkan tangan di dada setelah tangan adalah bid’ah dan kesesatan, sedangkan hal ini merupakan hal yang dapat diterima perbedaan pendapat.

Juga, apa yang dia sebutkan dalam As-Silsilah ad-Daifah, 2355, bahwa tidak memotong jenggot yang lebih besar dari kepalan tangan termasuk bid'ah dari kategori al-idofiya.

Juga larangannya pada emas bulat untuk wanita. Dan seiring dengan kecaman saya atas pertanyaan-pertanyaan ini padanya, saya dan orang lain tidak dapat melakukannya tanpa buku-bukunya dan mengambil manfaat darinya.

Sumber: "Rifkan ahla sunnah bi ahli sunnah", 31

9. Syekh berkata Ismail al-Ansari:

الألباني مبتلى بالوقيعة في أهل العلم والاستطالة عليهم

“Al-Albani diuji dengan fitnah orang yang berilmu dan sombong terhadap mereka”

Sumber: "Naqd ta" likat al-Albani ala at-Tahawiya, 170

Pencemaran nama baik ilmuwan macam apa yang sedang kita bicarakan?

al-Albani menuduh para imam ulama hadits bodoh, tetapi pada saat yang sama dia sendiri membuat kesalahan

al-Albani tidak dibedakan oleh orisinalitas dan juga tidak meremehkan kehormatan ulama, imam-ahli hadits, bahkan jika mereka tidak lagi hidup. Dalam bukunya "al-Silsila ad-daif" 4/198, dia menyebut as-Suyuti seorang penjerit dan menulis: “Sungguh menakjubkan bagaimana al-Suyuti tidak ragu-ragu untuk menulis buku ini sama sekali…” 3/479. Dengan cara yang sama, ia menyebut Imam az-Dhahabi 4/442, al-hafiz Ibn al-Jawzi dalam "as-Silsila as-sahiha" 1/193, Ibn Hibban "as-Silsila ad-daif" 3/267, al -hafiz Ibn Hajar "as-Silsila ad-Daif" 3/266, tetapi pada saat yang sama dia sendiri membuat kesalahan dan kontradiksi.

Dan dia juga berkata Abdullah bin Humaid:

الرجل الظاهر أنه ما درس، إنما طلب العلم بالمطالعة و اشتغل بالحديث..
أما أنه أخذ العلم على المشايخ ما أظنه أخذ العلم عن المشايخ إلاَّ بالمطالعة و المراجعة

“Keadaan seseorang yang nyata adalah tidak menuntut ilmu. Dia hanya menuntut ilmu dengan membaca kitab dan hadits. Tetapi dia tidak mengambil ilmu dari para syekh, saya tidak menyangka bahwa dia mengambil ilmu dari para syekh kecuali dengan kembali ke mereka kadang-kadang"

Dan dia berkata di sana:

النسبة للعقيدة النسبة للحديث ا ام 68 كان ا يقول ا لى العلماء المعتبرين لا في ال .وإن لن الفقه الحنفي لدها ال لا ال .وإن لن الفقه الحنفي لده ال. لأن ا لده المشايخ لأن ا لده الآخر

“Mengenai aqidah, dan hadits, saya akan menyebutkan bahwa pada tahun 1368, dia ada di sini bersama kami, dan berkata: “Saya tidak belajar dengan salah satu ulama yang diterima dalam perhitungan, dan juga dalam hadits.” dia belajar fiqh Hanafi di kotanya. Namun, untuk hadits dan evaluasi hadits, tidak ada hal seperti itu yang dia ambil dari para syekh. Dan bahkan aqidah Salafi - dia tidak melaluinya dengan para syekh, karena itu tidak umum di negaranya"

Dan dia berkata di sana:

أن نقول كل تصحيحاته لأحاديث أو تضعيفاته للأحاديث أنها مُسلَّمة لا..أو اختياراته لبعض المسائل لا..وإنما أو (الألباني) عنده شيء من الشذوذ في بعض مؤلفاته بقول أن المرأة ما تلبس الحلي و أنه ممنوع و أنه..وأنه..وخالف إجماع الأمة في إباحة الحلي للنساء و ما جرت به العادة و الأحاديث صريحة في هذا..لكن هو تعلق بآثار و

"Dan untuk mengatakan bahwa semua penilaiannya tentang hadits - seseorang dapat setuju dengan mereka, tidak ada hal seperti itu. Atau pendapatnya tentang beberapa masalah - seseorang juga tidak dapat setuju dengan mereka. Dan dia memiliki sejumlah pendapat yang ditolak di beberapa bukunya. Misalnya, dia mengatakan bahwa seorang wanita tidak bisa memakai perhiasan emas dan itu dilarang, dll, dll. Ijma umat bertentangan dengan izin perhiasan bagi wanita, dan apa yang digunakan oleh semua Muslim dan apa hadits yang jelas. telah menunjukkan. Namun, dia terpikat pada beberapa pesan "

Dan mereka bertanya kepadanya di sana:

ـسؤال: هل هناك في هذا الزمان أعلم من الشيخ ناصر في السنة؟ هل تعرفون أحد أعرف منه بالسنة؟

“Apakah saat ini ada orang yang lebih tahu tentang Syekh Nasir tentang sunnah? Apakah Anda mengenal seseorang yang lebih tahu tentang sunnah daripada dia?”

Menjawab:

الجواب:... شك أن كثير من علماء الهند و علماء باكستان (أقدر) منه في الحديث و (أعرِف) من شرحوا الترمذي و شرحوا أيضا مشكاة المصابيح، وبينوا الأحكام و أوردوا السُنن..هذا عبيد الله الرحمن (أحسن منه بكثير)، وإن كان ما عاش أن نفضل أحد على أحد..كلهم إن شاء الله فيهم خير .. لكن عندما تقرأ مؤلفات هذا و مؤلفات هذا تجد بينها بون مثل مرعاة المفاتيح لعبيد الله الرحمن شرح مشكاة المصابيح..لا يوال يكتب، سعة اطلاع على الآثار و على السنة و أقوال أهل العلم و اعتداله وتمسكه..))

“Tidak diragukan lagi bahwa banyak ulama India dan ulama Pakistan memiliki kemampuan lebih dari dia dalam hadits, dan pengetahuan lebih dari dia. Dari jumlah tersebut, mereka yang membuat syarah di Tirmidzi, dan pada buku "Mishkat al masabih", dan mengklarifikasi ahkam, dan membawa Sunnah. Misalnya, Ubaydullah arRahman (Al-Mubarakfuri) jauh lebih baik darinya..dan semuanya ada kebaikannya insya Allah. Namun, ketika Anda membaca karya ini dan karya-karya ini, Anda menemukan perbedaan besar di antara mereka.-Rahman dalam sharh buku "Mishkatul masabih", ia terus-menerus rajin menulis, secara luas mengenal pesan dan Sunnah, dan kata-kata para ulama, dan dia adil, dan teguh berpegang pada sunnah”

Sumber dari semua kata-kata allama Ibn Humaid ini: Kaset Sharh ke-13 tentang "Kitab at Tauhid".

Dikatakan Rabbi al-Madkhali setelah menyebutkan penyangkalannya kepada Syekh al-Albani dalam hal mengutuk Allah:

نحن نؤيد من يرد أخطاء الألباني وأخطاء غيره ؛ لأنه الحق

"Kami mendukung siapa pun yang menyangkal kesalahan al-Albani dan kesalahan orang lain, karena inilah kebenarannya"

Syekh Muhammad Nasiruddin Ibn Nuh Ibn Adam Najati al-Albani, semoga Allah merahmatinya, lahir di kota Shkodra, bekas ibu kota Albania, pada tahun 1333 H (tahun 1914 menurut penanggalan Masehi).

Ia berasal dari keluarga miskin dan religius. Ayahnya, al-Haj Nuh Najati al-Albani, setelah menerima pendidikan Syariah di Istanbul (Turki), kembali ke Albania dan menjadi teolog terkemuka dari mazhab Hanafi.

Setelah Ahmet Zogu berkuasa di Albania, dan ide-ide sekularisme mulai menyebar di negara itu, keluarga calon syekh melakukan Hijrah (migrasi demi menyelamatkan iman mereka) ke Damaskus (Suriah). Di sini ia menerima pendidikan dasarnya di sekolah yang selama berabad-abad menjadi tempat perlindungan bagi semua orang yang mendambakan ilmu pengetahuan, dan kemudian ayahnya mulai mengajarinya Alquran, aturan membaca Alquran (tajwid), tata bahasa Arab, hukum mazhab Hanafi dan mata pelajaran Islam lainnya. Di bawah bimbingan ayahnya, bocah itu menghafal Alquran. Selain itu, Syekh Saeed al-
Burhani, ia mempelajari buku "Maraki al-Falah" (hukum madzhab Hanafi) dan beberapa karya tentang linguistik dan retorika, saat menghadiri kuliah oleh banyak ilmuwan terkemuka, di antaranya Muhammad Bahjat Baytar dan Izuddin at-Tanukhi harus secara khusus dicatat. . Dari ayahnya, Syekh al-Albani juga belajar keahlian pembuat jam, unggul di dalamnya dan menjadi master terkenal, yang memberinya nafkah.

Terhadap keberatan ayahnya, putranya terlibat dalam studi hadits yang lebih dalam dan ilmu terkait. Perpustakaan keluarga, yang sebagian besar terdiri dari berbagai karya-karya madzhab Hanafi, tidak bisa memuaskan kebutuhan dan dahaga ilmu pemuda itu.
Karena tidak memiliki dana yang cukup untuk membeli banyak buku, ia meminjamnya dari perpustakaan Damaskus yang terkenal "Az-Zahiriya" atau terpaksa meminjam dari penjual buku. Saat itu dia sangat miskin sehingga dia bahkan tidak punya cukup uang untuk membeli buku catatan. Oleh karena itu, ia terpaksa memungut kertas-kertas di jalan - seringkali kartu posnya dibuang - untuk menulis hadits di atasnya.

Sejak usia dua puluh, dipengaruhi oleh artikel dari majalah "Al-Manar" yang ditulis oleh Syekh Muhammad Rashid Ridha, di mana ia mengungkapkan tingkat keandalan hadits dalam kitab al-Ghazali "Kebangkitan Ilmu-ilmu Iman. Melalui kritik terhadap keandalan mata rantai perawi mereka (Isnad), Syekh al-Albani mulai mengkhususkan diri dalam hadis dan ilmu-ilmu terkait. Melihat dalam diri pemuda itu tanda-tanda kecerdasan, kemampuan luar biasa, ingatan yang sangat baik, serta keinginan yang kuat untuk mengajar ilmu-ilmu Islam dan hadits, Sheikh Muhammad Ragib at-Tabah, seorang sejarawan dan ahli hadits di kota Aleppo, memberinya izin (ijazah) untuk
transmisi hadits dari kumpulan laporannya pada perawi terpercaya yang disebut "Al-Anwar al-Jaliyya fi Mukhtasar al-Asbat al-Halabiya"". Selain itu, beberapa waktu kemudian, Syekh al-Albani juga menerima ijazah dari Syekh Muhammad Bahjat Baytar, yang darinya mata rantai perawi hadits kembali ke Imam Ahmad, semoga Allah merahmati mereka.

Karya hadits pertama syekh adalah korespondensi manuskrip dan kompilasi catatan atas karya monumental ahli hadits (hafiz) terbesar al-'Iraqi "Al-Mugni" an-Hamli-l-Asfar fi Tahrij ma fi al-Ihiya min-al-Akhbar "", yang berisi sekitar lima ribu hadits. Sejak saat itu hingga akhir hayatnya, perhatian utama Syekh al-Albani adalah pengabdian ilmu hadits yang mulia.

Setelah beberapa waktu, ia menjadi dikenal di kalangan ilmiah Damaskus. Direktorat perpustakaan "Az-Zahiriyya" bahkan memberinya ruang khusus untuk penelitian dan kunci penyimpanan buku perpustakaan, di mana dia bisa bekerja dari pagi hingga larut malam. Syekh al-Albani begitu tenggelam dalam ilmu hadits sehingga ia terkadang menutup bengkel pembuatan jamnya dan tetap berada di perpustakaan selama dua belas jam sehari, disela hanya untuk shalat. Cukup sering, dia bahkan tidak meninggalkan perpustakaan untuk makan, puas dengan beberapa sandwich yang dia bawa. Suatu ketika, ketika Syekh al-Albani memeriksa hadits-hadits yang terkandung dalam manuskrip Zamm al-Malahi milik Hafiz Ibn Abi Dunya, dia menemukan bahwa satu buku penting yang hilang darinya. Untuk menemukan halaman-halaman yang hilang, dia menyusun secara rinci satu katalog dari semua manuskrip hadits yang disimpan di perpustakaan. Akibatnya, Syekh al-Albani berkenalan secara rinci dengan isi sepuluh ribu manuskrip, yang dibuktikan
tahun kemudian oleh Dr. Muhammad Mustafa Azami, yang dalam kata pengantar bukunya "A Study of Early Hadith Literature" menulis: "Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Syekh Nasiruddin al-Albani karena telah memberikan pengetahuannya yang luas tentang manuskrip langka. "

Selama periode hidupnya ini, Syekh al-Albani menulis lusinan tulisan yang bermanfaat
karya, banyak di antaranya belum dipublikasikan. [Catatan editor: saat ini, lebih dari 70 manuskrip Sheikh al-Albani tetap tidak diterbitkan]

Bersamaan dengan pekerjaannya di perpustakaan, syekh juga mulai melakukan perjalanan bulanan ke berbagai kota di Suriah dan Yordania, mendesak orang untuk mengikuti Kitab Allah dan Sunnah Rasul-Nya, damai dan berkah Allah besertanya. Selain itu, di Damaskus, ia mengunjungi banyak syekh, yang dengannya ia berdiskusi tentang isu-isu tauhid, bid'ah, kepatuhan terhadap ulama (ittiba') dan kepatuhan buta terhadap mazhab (at-ta'assub). al-mazhabiyy). Perlu dicatat bahwa di jalan ini, Syekh al-Albani mengalami banyak kesulitan dan cobaan.

Banyak kalangan dari kalangan pendukung fanatik mazhab, sufi dan penganut bid'ah agama mengangkat senjata melawannya. Apalagi mereka menghasut orang awam untuk melawan Syekh dengan menempelkan berbagai label padanya. Sementara itu, para ulama Damaskus yang dihormati, yang dikenal karena pengetahuan agamanya yang mendalam, mendukung sepenuhnya seruan (dakwah) Islam dari Syekh al-Albani, mendorongnya untuk melakukan aktivitas asketis lebih lanjut. Di antara mereka, itu sangat diperlukan
soroti ulama terhormat Damaskus seperti Syekh Muhammad Bahjat Baytar, Syekh Abd al-Fattah dan Imam Tawfiq al-Bazrah, semoga Allah merahmati mereka.

Karya penulis pertama dari syekh, yang hanya didasarkan pada pengetahuan argumen Syariah dan prinsip-prinsip fikih perbandingan, adalah buku "Tahdir as-sajid min ittihazi-l-kubur masajid" ("Peringatan kepada jamaah agar tidak memilih kuburan sebagai tempat untuk doa" ""), yang telah diterbitkan berkali-kali. Salah satu koleksi hadits pertama yang diperiksa keasliannya oleh Syekh al-Albani adalah al-Mu'jam as-Saghir oleh at-Tabarani.

Setelah beberapa waktu, Syekh al-Albani mulai mengajar. Di kelasnya, yang dihadiri oleh mahasiswa dan guru dua kali seminggu, masalah dogma Islam (aqida), hukum (fiqh), hadits dan ilmu lainnya dipertimbangkan. Secara khusus, Syekh al-Albani menyampaikan kuliah lengkap dan menganalisis di kelasnya isi karya klasik dan modern tentang Islam berikut: "Fatah al-Majid" oleh Abdurrahman ibn Husain ibn Muhammad ibn Abd al-Wahhab, "ar -Rawda an -Nadiya "" Siddique Hasan Khan (komentar atas karya ash-Shaukani "ad-Durar al-Bahiyya""), "Usul al-Fiqh" "Khallafa," "al-Ba'is
al-Khasis"" oleh Ahmad Shakir (komentar atas buku "Ikhtisar Ulyum al-Hadith" oleh Ibn Kasir), ""Minhaj al-Islam fi al-Hukm"" oleh Muhammad Asad, ""Mustalah at-Tarih"" oleh Asad Rustum, "" Fiqh al-Sunna" "Saida Sabika," "At-Targhib wa at-Tarhib"" al-Munziri, ""Riyad al-Saliheen"" al-Nawawi, ""Al-Imam fi Ahadith al- Ahkam"" Ibnu Dakika al "Iida.

Pengakuan akan keutamaan syekh di bidang ilmu hadis datang cukup awal. Maka, sudah pada tahun 1955, Fakultas Syariah Universitas Damaskus yang sedang mempersiapkan ensiklopedia hukum Islam (fiqh) untuk diterbitkan, menginstruksikannya untuk menunjukkan sumber dan memeriksa keaslian hadits yang berkaitan dengan transaksi perdagangan di bidang jual beli dan penjualan. Beberapa waktu kemudian, selama keberadaan Republik Persatuan Arab.

Setelah sejumlah karyanya diterbitkan, Syekh al-Albani diundang untuk kuliah ilmu-ilmu hadits di Universitas Islam Medina (Arab Saudi), tempat ia bekerja dari tahun 1381 hingga 1383. hijra, sekaligus menjadi salah satu pimpinan Universitas. Berkat usahanya, pengajaran hadits dan ilmu-ilmu terkait naik ke tingkat yang lebih tinggi secara kualitatif. Akibatnya, jumlah siswa yang jauh lebih besar mulai mengkhususkan diri dalam hadis dan disiplin ilmu terkait. Sebagai pengakuan atas jasa syekh, ia dianugerahi gelar profesor di Universitas Islam Madinah. Kemudian dia kembali ke studi sebelumnya dan bekerja di perpustakaan Az-Zahiriya, mentransfer bengkel pembuatan jamnya sendiri ke salah satu saudaranya.

Syekh terpilih sebagai anggota Komite Hadis, yang bertugas menerbitkan buku-buku tentang Sunnah dan memeriksa hadis yang terkandung di dalamnya. Syekh al-Albani mengunjungi banyak negara (Qatar, Mesir, Kuwait, Uni Emirat Arab, Spanyol, Inggris Raya, dll) dengan serangkaian ceramah. Terlepas dari kenyataan bahwa ia mendapatkan popularitas yang luas di seluruh dunia, ia tidak pernah memiliki keinginan untuk ketenaran. Dia sering suka mengulang kata-kata berikut: "Cinta ketenaran menghancurkan punggung seorang pria."

Sheikh al-Albani mengambil bagian dalam banyak program televisi dan radio, terutama menjawab berbagai pertanyaan dari pemirsa dan pendengar radio. Selain itu, siapa pun dapat menelepon syekh di rumah dan secara pribadi mengajukan pertanyaan kepadanya. Menurut saksi mata, Syekh al-Albani menyela pekerjaannya dalam kasus ini, mendengarkan dengan penuh perhatian pertanyaan, menggali semua detailnya, dan kemudian menjawabnya secara rinci dan terperinci, menunjuk ke sumber referensi yang dia kutip, kepada penulisnya. , dan bahkan ke nomor halaman di mana ia berada. Perlu dicatat di sini bahwa syekh tidak hanya menjawab pertanyaan
yang bersifat agama dan hukum, tetapi juga untuk pertanyaan yang berkaitan dengan metodologi (minhaj), sehingga menjadi salah satu ilmuwan pertama yang menjawab pertanyaan tersebut. Syekh al-Albani berulang kali menekankan pentingnya menggabungkan keyakinan yang benar (aqida) dan metodologi yang benar (minhaj), berdasarkan Al-Qur'an, Sunnah dan jalan para pendahulu yang saleh dari
generasi pertama umat Islam.

Para teolog dan imam besar Islam berbicara dengan hormat tentang Syekh al-Albani. Mereka berkonsultasi dengannya tentang hal-hal yang bersifat agama dan hukum, mengunjunginya, dan bertukar surat. Sheikh al-Albani bertemu dan memelihara korespondensi aktif dengan ulama hadits terkemuka di Pakistan dan India (Badiuddin Shah al-Sindi, Abd al-Samad Sharafuddin,
Muhammad Mustafa Azami), Maroko (Muhammad Zamzami), Mesir (Ahmad Shakir), Arab Saudi (Abd al-Aziz ibn Baz, Muhammad al-Amin ash-Shankiti) dan negara-negara lain.

Kontribusi Syekh al-Albani terhadap ilmu hadis dan jasa-jasanya yang besar dalam bidang ini telah dibuktikan oleh banyak cendekiawan Muslim di masa lalu dan sekarang: Dr. Salah (mantan kepala Fakultas Studi Hadis di Universitas Damaskus), Dr. Ahmad al-Asal (Kepala Departemen Studi Islam di Universitas Riyadh), Syekh Muhammad Tayyib Awkiji (mantan Ketua Fakultas Tafsir dan Hadis di Universitas Ankara), belum lagi syekh seperti Ibn Baz, Ibn al-Utsaimin , Mukbil Ibn Hadi dan lain-lain.

Adapun warisan keilmuan Syekh al-Albani cukup besar. Selama hidupnya, ia menulis 190 buku, memeriksa keaslian hadits yang terkandung dalam 78 karya tentang Islam, yang ditulis oleh para ulama Islam terbesar. Perlu dicatat di sini bahwa Syekh al-Albani telah mempelajari dan meneliti hadits selama lebih dari enam puluh tahun, memeriksa keaslian lebih dari 30 ribu isnad terpisah yang terkandung dalam puluhan ribu hadits. Jumlah fatwa yang dikeluarkan oleh syekh sekitar 30 jilid. Selain itu, lebih dari 5.000 ceramah Syekh direkam dalam kaset audio.

Patut dicatat bahwa kemampuan dan bakat luar biasa Syekh al-Albani memanifestasikan dirinya tidak hanya dalam penelitian ilmiah, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, di rumahnya di pinggiran Amman, di mana syekh pindah menjelang akhir hayatnya, ia secara pribadi membuat pemanas air tenaga surya, lift yang mengantarkannya ke lantai dua (di usia tua, menjadi sulit untuk syekh untuk
memanjat tangga), jam matahari yang dipasang di atap rumah dan secara akurat menunjukkan waktu shalat, serta hal-hal berguna lainnya.

Seperti disebutkan sebelumnya, Syekh al-Albani berusaha keras untuk memeriksa dan memilih hadits yang dapat dipercaya dari hadits yang lemah atau fiktif. Jadi, dia memeriksa keaslian koleksi hadits terkenal at-Tirmidzi, Abu Daud, an-Nasa" dan Ibn Maji, as-Suyuti, al-Munziri, al-Haysami, Ibn Hibban, Ibn Khuzayma, al-Maqdisi dan muhaddi lainnya. Selain itu, Syekh al-Albani
memeriksa keaslian hadits-hadits yang terkandung dalam karya-karya para teolog terkenal di masa lalu dan sekarang: "Al-Adab al-Mufrad" oleh Imam al-Bukhari, "Al-Shama" il al-Muhamadiyya "" at-Tirmizi, "Riyadh as -Salihin" dan "Al-Azkar"" oleh Imam an-Nawawi, "Al-Iman" oleh Syekh-ul-Islam Ibn Taymiyyi, "Ighasat al-Luhfan" oleh Ibn al-Qayyim, "Fiqh as-Sunna" "Kata Sabika," "Fiqh as-Sira""
Muhammad al-Ghazali, "Al-Khalal wa-l-Haram fi-l-Islam" oleh Yusuf Qardawi dan banyak buku terkenal lainnya.

Terima kasih kepada Syekh al-Albani, yang menyusun volume terpisah di mana ia mengumpulkan hadits yang lemah dan dapat diandalkan, Islam
ulama dan Muslim biasa memiliki kemampuan untuk membedakan hadits yang lemah dan fiktif dari yang dapat diandalkan dan baik.

Syekh al-Albani sendiri juga menulis buku-buku dan artikel-artikel yang sangat bagus tentang Islam, di antaranya buku-buku seperti "At-Tawassul: anwa" uhu wa ahkamuhu "" ("Mencari Pendekatan kepada Allah: Aturan dan Jenis-Nya" "" ), "" Hijjatu 11 nabiy, sallallahu "alayhi wa sallam, kamya ravah" anhu Jabir, ridha Allah "anhu" "(" Haji nabi, semoga damai dan berkah Allah besertanya, tentang apa yang Jabir bicarakan, semoga Allah meridhoinya ""), "Manasik al-Hajj wa al-Umra fi al-Kitab wa as-Sunna wa Asari as-Salaf" ("Ritual haji dan umrah menurut Kitab (Allah), Sunnah dan tradisi dari para pendahulu yang saleh ""), "" Sifat salat an-
Nabiy, sallallahu "alaihi wa sallam, min at-takbir ilya-t-taslim kya" anna-kya taraha "" ("Deskripsi doa Nabi, damai dan berkah Allah besertanya, dari awal sampai akhir, seolah-olah Anda melihatnya dengan mata kepala sendiri ""), "Ahkam al-Jana" dari wa bidauh "" (""Aturan pemakaman dan inovasi keagamaan terkait""), "Fitna at-Takfir" ("" Masalah yang disebabkan oleh mereka yang menuduh Muslim tidak percaya"") dan banyak lainnya.

Syekh al-Albani membesarkan dan mendidik banyak siswa yang dikenal di seluruh dunia saat ini. Di antara mereka, misalnya, perlu menyoroti kepribadian seperti Syekh Hamdi Abd al-Majid, Syekh Muhammad "Idul Fitri Abbasi, Dr. 'Umar Sulaiman al-Ashkar, Syekh Muhammad Ibrahim Shakra, Syekh Mukbil ibn Hadi al-Wadi" dan Syekh Ali Hasshan, Sheikh Muhammad Jameel Zinu, Sheikh Abdurahman
Abdus-Samad, Syekh Ali Hasan Abd al-Hamid al-Khalabi, Syekh Salim al-Hilali, Syekh Muhammad Salih al-Munajjid dan banyak lainnya. Sebagai pengakuan atas jasa Syekh, pada 1419 H, ia dianugerahi Penghargaan Raja Faisal Dunia untuk Studi Islam untuk "upaya ilmiah yang ditujukan untuk merawat hadits Nabi melalui penelitian, verifikasi dan pengajaran mereka."

Syekh al-Albani terus terlibat dalam kegiatan ilmiah dan pengajaran sampai akhir hayatnya, hingga kesehatannya menurun tajam. Syekh meninggal pada hari Sabtu sebelum matahari terbenam pada tanggal 22 bulan Jumada al-saniya, 1420 H (2 Oktober 1999, kalender Masehi), pada usia 87 tahun.

Sholat jenazah untuknya dilakukan pada sore hari di hari yang sama, karena syekh menulis dalam wasiatnya bahwa pemakamannya harus dilakukan sesegera mungkin sesuai dengan Sunnah Nabi, damai dan berkah Allah besertanya. Jumlah orang yang mengikuti shalat ini lebih dari lima ribu orang.
Semoga Allah SWT mengampuni dia dan semoga Dia menunjukkan rahmat-Nya!

oleh To Islam 26 April 2017

Saudara Muslimku!
Ini adalah rangkuman dari buku “Deskripsi Doa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam” yang berhasil saya susun, dengan demikian mencoba mendekatkan Anda dengan pekerjaan ini, membuatnya lebih jelas bagi Anda, membuatnya lebih mudah bagi Anda untuk memahami, seolah-olah Anda melihat doa ini dengan mata kepala sendiri.

Dan jika kamu berdoa seperti yang didoakan oleh Nabi (damai dan berkah Allah besertanya) yang dijelaskan doanya (dalam buku ini), maka sungguh, aku berharap Allah SWT akan menerima doamu, karena dengan begitu , Anda dalam praktek mewujudkan kata-kata Nabi, semoga Allah memberkati dia dan memberinya kedamaian: "Berdoalah sebagaimana aku berdoa di depan matamu".

Pada saat yang sama, Anda tidak boleh lupa untuk memperhatikan kehadiran hati dan kerendahan hati selama doa, karena ini adalah tujuan terbesar dari berdirinya hamba yang berdoa di hadapan Allah. Dan semakin Anda dapat mengembangkan dalam jiwa Anda rasa kerendahan hati dan kerendahan hati, melakukan shalat dengan cara yang sama seperti yang didoakan Nabi, damai dan berkah Allah besertanya, semakin banyak buah yang diharapkan yang akan Anda tuai.

Syekh Muhammad Nasiruddin al-Albani

Buku tersebut dibaca, diterjemahkan dan dianalisis oleh Dinar Abu Idris.

Unduh buku dalam bahasa Rusia (Diterjemahkan oleh Damir Khairutdin) dalam format WORD dan dalam format PDF

"Deskripsi Doa Nabi" oleh Sheikh al-Albani

Syekh Muhammad Nasiruddin al-Albani

Deskripsi Doa Nabi (damai dan berkah Allah besertanya!) dari awal sampai akhir, seolah-olah Anda melihatnya dengan mata kepala sendiri

"Berdoalah sebagaimana aku berdoa di depan matamu"

(diriwayatkan oleh al-Bukhari)

Edisi ketiga

Dikoreksi dan ditambahkan

MOSKOW/UMMA

1.1) Imam Abu Hanifah (semoga Allah merahmatinya!)
2.2) Imam Malik bin Anas (semoga Allah merahmatinya!)
3.3) Imam asy-Syafi'i (semoga Allah merahmatinya!)
4.4.) Imam Ahmad ibn Hanbal (semoga Allah merahmatinya!)
5. Penolakan untuk mengikuti beberapa perkataan Imam mereka demi mengikuti Sunnah

IV. Deskripsi Doa Nabi (damai dan berkah Allah besertanya!)
1. Berbalik ke arah Ka'bah
2. Berdiri saat shalat (al-qiyam)
1. Tentang doa orang sakit dalam posisi duduk
2. Tentang sholat di kapal
3. Tentang berdiri (al-qiyam) dan duduk (al-ku'ud) saat melaksanakan shalat malam tambahan
4. Tentang melakukan shalat dengan sepatu dan tentang instruksi untuk melakukannya
5. Tentang sholat di mimbar
6. Tentang kewajiban sutra di hadapan orang yang berdoa
7. Apa yang melanggar doa?
8. Tentang larangan sholat menghadap kubur

8. Busur (ruku')
1. Deskripsi busur pinggang
2. Wajib menjaga ketenangan saat melakukan sujud
3. Kata-kata seruan kepada Allah saat melakukan sujud
4. Tentang membuat busur pinggang panjang
5. Larangan membaca Al-Qur'an sambil rukuk dari pinggang
6. Meluruskan dari rukuk pinggang dan kata-kata seruan kepada Allah, diucapkan setelah rukuk pinggang
7. Tentang berdiri lama setelah membungkuk dari pinggang dan tentang ketaatan wajib ketenangan pada saat yang sama

9. Sujud (sujud)
1. Tentang sujud di tangan
2. Pada ketaatan wajib ketenangan selama membungkuk ke tanah
3. Kata-kata seruan kepada Allah sambil membungkuk ke tanah
4. Larangan membaca Al-Qur'an sambil sujud
5. Tentang membuat sujud yang panjang
6. Keutamaan sujud
7. Tentang membuat sujud di tanah dan di tempat tidur
8. Tentang meluruskan setelah (pertama) sujud
9. Duduk dalam posisi "ik'aa" di antara dua sujud
10. Tentang kewajiban ketenangan antara dua sujud
11. Kata-kata doa yang ditujukan kepada Allah di antara dua sujud
12. Duduk untuk istirahat (Jalsat al-istirah)
13. Tentang bangun untuk melakukan rakaat berikutnya, bersandar pada tangan Anda
14. Tentang wajibnya membaca surat Al-Fatihah di setiap rakaat

11. Tasyahud pertama
1. Tentang gerakan jari (telunjuk kanan) saat mengucapkan tashahhud
2. Tentang sifat wajib tashahhud pertama dan keabsahan menyerunya dengan doa kepada Allah
3. Bentuk tashahhud
4. Doa untuk Nabi (damai dan berkah Allah besertanya!): tempat dan bentuknya
5. Kesimpulan yang berguna dan penting tentang doa untuk Nabi (damai dan berkah Allah besertanya!)
5.1 Manfaat pertama
5.2 Manfaat kedua
5.3 Manfaat tiga
5.4 Manfaat keempat
5.5 Manfaat kelima
5.6 Manfaat enam

12. Bangun untuk melakukan rakaat ketiga, dan kemudian rakaat keempat
13. Mengucapkan do'a kunut saat melaksanakan salat lima waktu jika ada bencana (kemalangan)
14. Dua-kunut saat sholat "al-witir"
15. Tasyahud terakhir
1. Kewajiban tashahhud ini
2. Tentang seruan wajib kepada Allah dengan doa untuk Nabi (damai dan berkah Allah besertanya!) dalam tashahhud ini
3. Tentang seruan wajib kepada Allah untuk perlindungan dari empat hal sebelum shalat (diucapkan sebelum salam)
4. Doa yang ditujukan kepada Allah sebelum mengucapkan kata-kata salam, dan berbagai bentuknya

10 doa (doa) Nabi Muhammad

Segala puji bagi Yang Maha Kuasa atas kenyataan bahwa hari ini kita dapat menyapa Pencipta kita sebagai ciptaan terbaik, Nabi Muhammad , menyapa-Nya . Sebaik-baik hidayah adalah hidayah Rasulullah , sebaik-baik do'a adalah do'a Rasulullah . Nabi Muhammad berdoa kepada Penciptanya dengan doa yang mencakup semua berkah. Di sini kami akan memberikan 10 doa (doa) dari Nabi .

1. Paling sering, Rasulullah berdoa kepada Allah sebagai berikut.