Narsisme destruktif dipahami sebagai distorsi atau pelanggaran kemampuan seseorang untuk secara realistis merasakan, memahami, dan mengevaluasi dirinya sendiri. Terbentuk dalam proses hubungan simbiosis yang berubah bentuk, narsisme destruktif menyerap pengalaman preodipal dari interaksi interpersonal yang negatif dan sebenarnya mewakili pengalaman protektif reaktif dari ketidakcukupan sikap lembut dan perhatian terhadap pertumbuhan diri anak. Dengan demikian, narsisme destruktif seolah-olah "dijalin" dari penghinaan, ketakutan, perasaan agresif, prasangka, prasangka, penolakan, larangan, kekecewaan, dan frustrasi yang muncul dalam interaksi anak dan ibu, yaitu. mencerminkan dinamika destruktif yang tidak disadari dari bidang dinamis grup primer dan grup referensi berikutnya. Fitur paling penting dari narsisme destruktif adalah ketidakstabilan sementara dan intens dari sikap terhadap diri sendiri, yang memanifestasikan dirinya dalam meremehkan atau melebih-lebihkan diri sendiri, sementara ruang lingkup fluktuasi ditentukan oleh fantasi kebesaran di satu sisi dan ide-ide bernilai rendah. , di sisi lain. Sikap terhadap diri sendiri tidak dapat distabilkan karena ketidakmungkinan untuk mengobjektifikasikannya dalam “cermin” interaksi interpersonal. Pengalaman simbiosis negatif sebelumnya dalam menunjukkan diri seseorang yang sejati, lemah, dan tidak terdiferensiasi memaksa seseorang untuk menghindari kontak timbal balik dalam berbagai situasi yang memerlukan konfirmasi identitasnya sendiri. Komunikasi dengan lingkungan memperoleh karakter sepihak yang ditekankan, dalam hal ini, sebagai suatu peraturan, ketidakcocokan antara harga diri internal dan penilaian diri yang tidak disadari oleh orang lain semakin dalam. Derajat ketidaksesuaian ini menentukan intensitas kebutuhan akan validasi narsistik dan dukungan narsistik dari luar. Masalah utama dengan ini adalah ketidakmungkinan mendapatkan "nutrisi narsistik" seperti itu. Terus-menerus mengendalikan proses komunikatif, "Aku" yang narsis secara destruktif memagari dirinya dari aktivitas subjektif Yang Lain, yang lain berhenti menjadi Yang Lain, dialog yang diperlukan berubah menjadi monolog yang berkelanjutan.

Pada tingkat perilaku, narsisme destruktif dimanifestasikan oleh penilaian yang tidak memadai terhadap diri sendiri, tindakan, kemampuan dan kemampuan seseorang, persepsi yang menyimpang tentang orang lain, kewaspadaan berlebihan dalam komunikasi, intoleransi terhadap kritik, toleransi rendah terhadap frustrasi, takut dekat, hangat, percaya. hubungan dan ketidakmampuan untuk membangunnya. , kebutuhan akan konfirmasi publik tentang signifikansi dan nilainya, serta kecenderungan untuk membangun dunia autis, yang membatasi interaksi antarpribadi yang nyata. Seringkali juga timbul perasaan tidak dapat dipisahkan dan tidak dipahami oleh orang lain atas pengalaman dan perasaan yang penting secara subjektif, minat dan pikiran, perasaan permusuhan terhadap orang lain, hingga reaksi paranoid, perasaan bosan dan tidak bahagia keberadaan.

Skor tinggi pada skala ini mencerminkan inkonsistensi harga diri yang nyata, inkonsistensi komponen individualnya, ketidakstabilan sikap terhadap diri sendiri, kesulitan dalam kontak interpersonal, sentuhan yang ekstrem, kehati-hatian yang berlebihan, kedekatan dalam komunikasi, kecenderungan untuk terus-menerus mengontrol ekspresinya sendiri. , pengekangan, dan spontanitas. , "wawasan super" hingga kecurigaan. Ketidaksempurnaan fasad sering disertai dengan tuntutan yang berlebihan dan keras kepala terhadap kekurangan dan kelemahan orang lain; kebutuhan yang tinggi untuk menjadi pusat perhatian, untuk menerima pengakuan dari orang lain, dikombinasikan dengan intoleransi terhadap kritik dan kecenderungan untuk menghindari situasi di mana penilaian eksternal yang nyata dari properti sendiri dapat terjadi, dan inferioritas komunikasi interpersonal dikompensasi oleh kecenderungan nyata untuk memanipulasi.

Skala Kekurangan Narsisme (N3)

Skala berisi 13 pernyataan dan memungkinkan Anda untuk menilai tingkat perkembangan sikap terhadap diri sendiri.

Untuk skala ini, pertanyaan tipikal adalah: “Tidak ada yang memperhatikan apakah saya ada atau tidak”; "Saya sering merasa berlebihan"; "Apakah saya ada atau tidak, itu tidak terlalu penting."

Narsisme yang kurang dipahami sebagai ketidakcukupan kemampuan untuk membentuk sikap holistik terhadap diri sendiri, untuk mengembangkan gagasan yang berbeda tentang kepribadiannya sendiri, kemampuan dan kemampuannya, serta mengevaluasi diri sendiri secara realistis. Narsisme defisiensi adalah keadaan swasembada dan otonomi yang belum sempurna. Dibandingkan dengan narsisme destruktif, di sini kita berbicara tentang pelanggaran yang lebih dalam dari fungsi diri sentral, yang mengarah pada ketidakmampuan yang hampir lengkap untuk memahami keunikan dan keunikan keberadaan seseorang, untuk mementingkan keinginan, tujuan, motif, dan tindakan seseorang, untuk membela kepentingan sendiri dan memiliki pandangan, pendapat, dan sudut pandang yang independen. Seperti keadaan kekurangan fungsi diri lainnya yang dijelaskan sebelumnya, kekurangan narsisme terutama dikaitkan dengan atmosfer dan sifat interaksi preodipal. Pada saat yang sama, tidak seperti, misalnya, narsisme destruktif, ini mencerminkan mode proses interaksional yang sangat berbeda. Jika lingkungan yang menyebabkan deformasi destruktif narsisme ditandai dengan hubungan yang “terlalu manusiawi”, dengan inkonsistensi, inkonsistensi, ketakutan, kebencian, perasaan dipinggirkan dan ketidakadilan, maka suasana kekurangan narsisme adalah dingin, acuh tak acuh dan ketidakpedulian. Jadi, alih-alih "cermin yang menyimpang" dari kehancuran, yang ada hanyalah "kekosongan" dari kelangkaan. Perlu dicatat bahwa perawatan fisik dan perawatan untuk anak yang sedang tumbuh dapat sempurna, tetapi mereka formal, berfokus pada norma-norma konvensional murni eksternal dan tidak mencerminkan partisipasi pribadi dan subjektif. Faktanya, justru kurangnya cinta, kelembutan dan perawatan manusia yang tepat inilah yang mencegah anak dari membentuk batasannya sendiri, memisahkan dirinya sendiri dan menjadi identitas-aku yang utama dan, di masa depan, hampir secara fatal menentukan "kelaparan narsistik" yang mendalam. .

Dalam perilaku, narsisme defisit dimanifestasikan oleh harga diri yang rendah, ketergantungan yang nyata pada orang lain, ketidakmampuan untuk membangun dan mempertahankan kontak dan hubungan interpersonal "penuh" tanpa mengurangi minat, kebutuhan, rencana hidup seseorang, kesulitan dalam mengidentifikasi motifnya sendiri. dan keinginan, pandangan dan prinsip , dan identifikasi berlebihan yang terkait dengan norma, nilai, kebutuhan, dan tujuan lingkungan terdekat, serta kemiskinan pengalaman emosional, yang latar belakang umumnya adalah ketidakbahagiaan, kekosongan, kebosanan, dan kelupaan. Intoleransi terhadap kesepian dan keinginan bawah sadar yang diucapkan untuk kontak simbiosis yang hangat di mana seseorang dapat sepenuhnya "larut", dengan demikian melindungi diri dari ketakutan yang tak tertahankan akan kehidupan nyata, tanggung jawab pribadi, dan identitasnya sendiri.

Skor tinggi pada skala ini mencirikan orang-orang yang tidak yakin pada diri mereka sendiri, kemampuan, kekuatan dan kompetensi mereka, bersembunyi dari kehidupan, pasif, pesimistis, tergantung, terlalu menyesuaikan diri, tidak mampu melakukan kontak manusia yang asli, berjuang untuk fusi simbiosis, merasa tidak berguna dan rendah diri, terus-menerus membutuhkan "nutrisi" narsistik dan tidak mampu berinteraksi secara konstruktif dengan kehidupan dan selalu puas hanya dengan peran penerima pasif.

Skala Seksualitas Konstruktif (Seks 1)

Skala berisi 13 pernyataan dan memungkinkan Anda untuk menilai tingkat integrasi aktivitas seksual dalam aktivitas mental holistik individu.

Untuk skala ini, pernyataan berikut adalah tipikal: "Saya rela menciptakan situasi erotis untuk diri saya sendiri yang ingin saya alami dengan pasangan saya";

“Dalam suasana erotis, saya tidak perlu menemukan topik untuk percakapan dengan pasangan”; "Saya suka menemukan apa yang memberikan kenikmatan seksual kepada pasangan saya."

Seksualitas konstruktif dipahami sebagai kesempatan murni manusia untuk menerima kesenangan bersama dari fisik, interaksi seksual tubuh, yang dialami sebagai kesatuan kepribadian yang matang yang bebas dari ketakutan dan perasaan bersalah. Sangat penting dalam hal ini bahwa kesatuan tersebut tidak dibebani oleh fiksasi peran, kewajiban sosial atau aspirasi dan tidak ditentukan semata-mata oleh kebutuhan biologis. Satu-satunya tujuan swasembadanya adalah penyatuan tubuh, mental, dan spiritual tanpa syarat. Seksualitas konstruktif melibatkan penerimaan tulus dari pasangan dan konfirmasi identitas saya sendiri, dengan kata lain, itu adalah kemampuan untuk masuk ke dalam kontak seksual, merasakan realitas hidup dari pasangan unik ini dan mempertahankan rasa keaslian batin. Aspek penting lain dari seksualitas konstruktif adalah kemampuan untuk keluar dari simbiosis seksual tanpa rasa bersalah dan kehilangan yang merusak, tetapi, sebaliknya, mengalami kegembiraan saling memperkaya.

Dibentuk dalam proses menyelesaikan simbiosis masa kanak-kanak, seksualitas konstruktif mengandaikan keberhasilan mengatasi tidak hanya praodipal, tetapi juga krisis terkait usia oedipal dan pubertas berikutnya. Sebagai fungsi-diri, seksualitas konstruktif memiliki nilai dasar dan fundamental, tetapi dalam perkembangannya seksualitas itu sendiri membutuhkan minimalitas konstruktif yang diperlukan. Agar pembentukannya berhasil, bersama dengan integrasi seksualitas kekanak-kanakan polimorfik, harus ada fungsi-fungsi konstruktif Diri yang cukup berkembang, terutama agresi konstruktif, ketakutan konstruktif, batas-batas komunikasi yang stabil dari Diri.

Dalam perilaku, seksualitas konstruktif dimanifestasikan oleh kemampuan untuk menikmati kontak seksual sekaligus dapat menyenangkan pasangan seksual, kebebasan dari kemantapan peran seksual, tidak adanya stereotip seksual yang kaku, kecenderungan bermain erotis dan fantasi erotis, kemampuan untuk menikmati keragaman dan kekayaan pengalaman yang muncul, dalam situasi seksual, tidak adanya prasangka seksual dan keterbukaan terhadap pengalaman seksual baru, kemampuan untuk mengkomunikasikan hasrat seksualnya kepada pasangan dan memahami perasaan dan keinginannya, kemampuan untuk merasa bertanggung jawab. dan menunjukkan kehangatan, perhatian dan pengabdian dalam hubungan seksual. Seksualitas konstruktif bukanlah rentang luas penerimaan bentuk aktivitas seksual, melainkan kemampuan untuk negosiasi yang fleksibel, berdasarkan pemahaman yang dirasakan pasangan.

Tingkat tinggi pada skala ini adalah karakteristik sensitif, orang dewasa yang mampu membangun kemitraan yang erat, yang memahami kebutuhan mereka sendiri dan merasakan kebutuhan orang lain, yang mampu berkomunikasi dan mewujudkan hasrat seksual mereka sendiri tanpa eksploitasi dan manipulasi impersonal orang lain. , yang mampu saling memperkaya pengalaman indrawi dan pengalaman indrawi, tidak terpaku pada cara perilaku seksual yang klise; sebagai aturan, mereka memiliki repertoar seksual yang cukup berkembang dengan variasi dan diferensiasi komponen erotis, yang, bagaimanapun, terintegrasi dengan baik dan mencerminkan aktivitas alami individu yang integral.

Pada tingkat rendah pada skala seksualitas konstruktif,

ada kurangnya kapasitas untuk hubungan seksual pasangan

tindakan, aktivitas seksual terlalu diinstrumentasi,

stereotip atau habis. Bagaimanapun, ada ketidakmampuan untuk

keterikatan pada "permainan" seksual, pasangan hanya dirasakan dan bertindak

sebagai objek untuk memuaskan hasrat seksual mereka sendiri. Erotis

fantasi mental menjadi jelas egosentris atau tidak ada.

ada sama sekali. Aktivitas seksual hampir selalu terjadi di luar situasi.

"di sini dan sekarang". Sifat spesifik dari pelanggaran fungsi seks

kenyataan dicerminkan oleh peningkatan indikator yang dominan untuk salah satu dari

dua skala berikutnya

Skala Seksualitas Merusak (Seks 2)

Skala berisi 13 pernyataan dan memungkinkan Anda untuk menilai tingkat integrasi pribadi dari fungsi seksualitas.

Pertanyaan umum untuk skala ini adalah: "Fantasi seksual saya hampir selalu berkisar pada seberapa baik pasangan saya memperlakukan saya"; "Terkadang saya ingin seks yang kasar"; "Ketika saya bosan, saya mencari petualangan seksual."

Seksualitas destruktif adalah deformasi perkembangan fungsi seksualitas, yang dimanifestasikan dalam pelanggaran proses integrasi aktivitas seksual dalam perilaku holistik individu. Faktanya, seksualitas ternyata terpisah dari identitas-I dan, dengan demikian, mengejar tujuan-tujuan otonomnya sendiri, seringkali tidak konsisten dengan manifestasi-manifestasi lain dari I. Tujuan-tujuan tersebut dapat, misalnya, menjadi hasrat yang diaktualisasikan untuk kepuasan seksual murni yang terkait dengan eksitasi satu atau lain zona sensitif seksual, kebutuhan akan pengakuan dan kekaguman, keinginan untuk membuktikan superioritas seksual, kepatuhan terhadap peran yang ditentukan secara sosial, dorongan agresif, dll. Inti dari ini adalah distorsi dinamika kelompok bawah sadar yang diinternalisasi yang mengubah seksualitas dari sarana komunikasi yang mendalam, mencapai keintiman, kepercayaan, dan keintiman menjadi cara menghindari kontak manusia yang sejati. Tempat simbiosis pasangan, kesatuan perasaan, pikiran dan pengalaman ditempati oleh pagar egois. Baik pasangan maupun komponen individu dari aktivitas seksual seseorang diinstrumentasi dan dimanipulasi untuk mencapai kenikmatan seksual. Perasaan yang dialami orang lain diabaikan atau dimanfaatkan secara objektif. Hubungan itu bersifat tertutup dan sama sekali tidak ditujukan untuk "penemuan" pasangan apa pun, keinginan untuk merasakan keunikan dan keunikannya, "... batas-batas yang lain juga tidak berpotongan sama sekali, tidak ada pembukaan yang lain, atau mereka berpotongan, tetapi dengan cara ini yang menyinggung martabat pasangan secara fisik, mental atau spiritual” (G. Ammon, 1995). Sumber dan inti dari seksualitas destruktif adalah dinamika hubungan simbiosis yang cacat, sebagian besar tidak disadari. Landasan deformasi semacam itu adalah kesalahpahaman atau ketidaktahuan akan kebutuhan tubuh dan kepekaan anak yang berkembang. Bentuk khusus dari distorsi interaksi simbiosis dapat bervariasi dari sikap bermusuhan dari kelompok utama terhadap manifestasi polimorfik seksualitas kekanak-kanakan untuk kehangatan yang berlebihan dari hubungan, di mana semua interaksi yang terkait dengan anak yang erotis terlepas dari keinginan yang sebenarnya. Dengan demikian, kurangnya kemampuan utama ibu untuk menghadapi kedekatan dan jarak sesuai dengan kebutuhan orang lain, kurangnya kebebasan dari prasangka seksual dan / atau bahkan penolakan bawah sadar umum terhadap anak menciptakan prasyarat untuk gangguan perkembangan anak. mode pengalaman utama yang sehat dari Diri yang sedang berkembang, t .e. proses pembentukan identifikasi psikoseksual.

Dalam perilaku, seksualitas destruktif dimanifestasikan oleh keengganan atau ketidakmampuan untuk hubungan yang mendalam dan intim. Keintiman manusia sering dianggap sebagai tugas yang memberatkan atau ancaman bagi otonomi autis, dan karena itu dihindari atau diinterupsi dengan penggantian. Alih-alih kepribadian holistik, hanya fragmen individu yang berpartisipasi dalam kontak. Dengan demikian, aktivitas seksual yang terbelah dengan menghina mengabaikan integritas orang lain, memberikan hubungan seksual karakter impersonalitas, anonimitas, keterasingan. Minat seksual ternyata dalam arti luas fetishized dan hanya terkait erat dengan kualitas tertentu dari pasangan. Fantasi erotis dan permainan seksual secara eksklusif bersifat autis. Repertoar seksual biasanya kaku dan mungkin tidak sesuai dengan kisaran penerimaan pasangan. Seksualitas destruktif juga ditandai dengan adanya emosi negatif yang diucapkan setelah ekses seksual. Hubungan seksual secara retrospektif dianggap sebagai trauma, berbahaya, atau merendahkan. Dalam hal ini, perasaan bersalah, rasa degradasi atau pengalaman "dimanfaatkan" sering diperhatikan. Manifestasi ekstrem dari seksualitas destruktif termasuk penyimpangan seksual yang beragam: berbagai jenis pelecehan seksual, termasuk pelecehan anak, sadomasokisme, eksibisionisme, voyeurisme, fetisisme, pedofilia, gerontofilia, nekrofilia, sadomia, dll.

Tingkat tinggi pada skala seksualitas destruktif adalah tipikal bagi orang-orang yang tidak mampu memenuhi pengalaman seksual yang kaya secara spiritual dan emosional; menghindari keintiman emosional, kepercayaan dan kehangatan. Tempat minat sejati pada pasangan seksual biasanya ditempati oleh beberapa elemen menarik tertentu, misalnya, kebaruan, keanehan, fitur karakteristik seksual sekunder, dll. Seksualitas yang merusak dapat memanifestasikan dirinya di dalamnya dalam berbagai bentuk perilaku agresif: dari skandal hingga manifestasi terbuka kekerasan fisik dan / atau kecenderungan penghancuran diri. Ekses seksual jarang dialami oleh mereka sebagai yang asli di sini dan sekarang.

Skala Kekurangan Seksualitas (Jenis Kelamin 3)

Skala ini berisi 11 pernyataan dan memungkinkan Anda untuk menilai tingkat keterlambatan perkembangan seksualitas sebagai pusat fungsi diri.

Pertanyaan-pertanyaan berikut adalah tipikal untuk skala ini: “Seksualitas tidak memainkan peran besar dalam hubungan saya dengan pasangan saya”; “Faktanya, seks tidak terlalu menarik bagi saya”; "Dalam fantasi saya, seks lebih indah daripada kenyataan."

Defisiensi seksualitas dipahami sebagai fungsi diri seksualitas yang tertunda dalam perkembangannya. Ini berarti larangan umum dalam manifestasi aktivitas seksual. Tidak seperti deformasi destruktif, seksualitas yang kurang menyiratkan penolakan maksimum yang mungkin dari kontak seksual nyata, yang hanya dapat terjadi di bawah tekanan kuat dari keadaan eksternal. Faktanya, kita berbicara tentang tidak menerima fisik seseorang dan orang lain. Kontak fisik dianggap sebagai gangguan yang tidak dapat diterima, ketidakbermaknaan subjektif yang ditentukan sebelumnya oleh persepsi tentang apa yang terjadi hanya sebagai interaksi mekanistik. Hal utama di sini adalah hilangnya kemampuan untuk merasakan dasar antarmanusia, intersubjektif dari tindakan seksual. Dengan demikian, makna dari situasi erotis atau seksual apa pun ternyata sangat berkurang dan, seringkali, disajikan sebagai manifestasi "tidak senonoh" dari prinsip "binatang" murni. Dengan kata lain, seksualitas tidak dianggap sebagai komponen penting dari komunikasi manusia murni dan, sebagai akibatnya, tidak dapat diintegrasikan secara memadai ke dalam komunikasi antarpribadi. Seksualitas yang kurang tidak memungkinkan kontak antarpribadi mencapai kedalaman apa pun dan, dengan demikian, dalam banyak hal benar-benar menentukan "nilai ambang" interaksi.

Seperti fungsi-fungsi lain yang kurang, seksualitas yang kurang baik mulai terbentuk pada periode preodipal, tetapi kondisi khusus untuk perkembangannya adalah kurangnya pengalaman kesenangan tubuh yang positif dari interaksi dengan ibu. Jika agresi yang kurang muncul karena sikap acuh tak acuh terhadap manifestasi, pertama-tama, aktivitas motorik anak, kurangnya fantasi ibu yang menciptakan "lapangan bermain simbiosis" (G. Ammon, 1980), maka seksualitas yang kurang adalah konsekuensi dari ketidakpedulian lingkungan terhadap manifestasi hutan anak itu dan sangat tidak memadainya kontak sentuhan lembut dengannya. Hasil dari "non-interaksi" ini adalah ketakutan kuno yang kuat akan pengabaian dan kurangnya konfirmasi narsistik, yang, sebagai ketakutan umum akan kontak dan perasaan tidak menerima tubuh seseorang, menentukan semua dinamika mental selanjutnya dari aktivitas seksual. .

Dalam perilaku, seksualitas yang kurang diekspresikan terutama oleh tidak adanya hasrat seksual, kemiskinan fantasi erotis, persepsi hubungan seksual sebagai "kotor", berdosa, tidak layak bagi seseorang dan pantas untuk jijik. Aktivitas seksual sendiri paling sering dikaitkan dengan rasa takut. Pada saat yang sama, ketakutan mewarnai seluruh bidang hubungan gender dan dapat memanifestasikan dirinya sebagai ketakutan akan infeksi atau penurunan moral, ketakutan akan sentuhan atau ketergantungan seksual. Seringkali ada repertoar seksual yang tidak berbentuk, ketidakmampuan total untuk "permainan" seksual, adanya sejumlah besar prasangka. Manifestasi perilaku seksualitas yang kurang ditandai dengan penilaian yang rendah terhadap citra tubuh dan daya tarik seksual seseorang, serta kecenderungan untuk merendahkan daya tarik seksual orang lain. Secara umum, hubungan interpersonal jarang benar-benar berdarah, mereka lebih memilih "pangeran" atau "putri" fiktif daripada calon pasangan seksual yang sebenarnya. Seringkali, kekurangan seksualitas menyertai impotensi pada pria dan frigiditas pada wanita.

Orang dengan skor tinggi pada skala kekurangan seksualitas ditandai dengan aktivitas seksual yang rendah, keinginan untuk menghindari kontak seksual hingga penolakan total mereka, dan kecenderungan untuk mengganti hubungan seksual yang nyata dengan fantasi. Orang-orang seperti itu tidak dapat mengalami kegembiraan dari tubuh mereka sendiri, mengomunikasikan keinginan dan kebutuhan mereka kepada orang lain, dan mudah dikaburkan dalam situasi yang memerlukan identifikasi seksual. Hasrat seksual dan klaim orang lain dianggap oleh mereka sebagai mengancam identitas mereka sendiri. Mereka dicirikan oleh kepenuhan emosional yang tidak memadai bahkan dalam hubungan interpersonal yang signifikan. Kelangkaan pengalaman seksual biasanya menyebabkan sikap "terlalu serius" terhadap kehidupan, pemahaman yang buruk tentang orang-orang serta kehidupan secara umum.

Kesimpulan

(aturan umum interpretasi dan ruang lingkup kuesioner)

Sebagai kesimpulan, kita harus memikirkan beberapa aturan umum dalam

interpretasi hasil tes diperoleh dengan menggunakan tes I-struktural dan ruang lingkup kuesioner. Aturan umum ini mencakup, pertama-tama, kewajiban untuk menggunakan semua informasi yang tersedia tentang subjek. Data pengujian harus digunakan hanya sebagai bahan yang memungkinkan Anda untuk mengajukan hipotesis diagnostik, yang konfirmasinya hanya dapat dilakukan atas dasar mengamati pola perilaku nyata orang tertentu dan rekonstruksi menyeluruh dari fitur-fiturnya. anamnesa. Kesimpulan interpretatif tentu harus mencerminkan gerakan kontra deduksi tes dan analisis jalur kehidupan subjek. Komponen destruktif atau kekurangan dari fungsi-I pusat, yang didiagnosis dengan skala kuesioner yang sesuai, harus diverifikasi dengan informasi dari kehidupan sebenarnya dari orang yang diuji.

Pada saat yang sama, indikator tes dapat memusatkan perhatian dokter pada area, aspek, atau pola perilaku subjek tersebut, di mana kemungkinan besar untuk mendeteksi manifestasi dari disfungsi yang dipelajari. Harus ditekankan bahwa ciri-ciri interaksi interpersonal pada anak usia dini yang dijelaskan di atas (dalam hal skala individu), secara hipotetis menyebabkan gangguan (deformasi atau keterbelakangan) dari satu atau lain fungsi ego, harus dipahami sebagai penanda "topografis". ” pada “peta” rekonstruksi dinamika mental awal subjek selain sebagai mekanisme patogenetik spesifik yang menyebabkan defisit dalam fungsi Diri-Nya.

Tidak boleh dilupakan bahwa meskipun butir-butir tes mewakili bentuk-bentuk perilaku yang distigmatisasi oleh ketidakcukupan fungsional Diri, pola-pola perilaku yang sama mungkin memiliki determinasi yang berbeda. Dengan kata lain, fungsi sentral yang terganggu dari I akan memanifestasikan dirinya dalam peningkatan indikator skala tes struktural I, tetapi tidak selalu peningkatan skor skala dapat dengan jelas menunjukkan gangguan pada fungsi sentral. Jadi, misalnya, respons yang sesuai terhadap pernyataan skala "Agresi destruktif" dapat disebabkan oleh deformasi fungsi diri agresi itu sendiri, dan mencerminkan mode anal intrusif (E. Erickson). Dengan kata lain, ketika menganalisis data kuesioner, perlu untuk mempertimbangkan bahwa, selain penentuan yang dijelaskan dari orisinalitas individu dari Ego syntheses (I-integrasi), lainnya, misalnya, fitur yang ditentukan secara konstitusional, dapat tercermin dalam hasil tes.

Selain itu, efek patogenetik dari faktor dinamika interpersonal yang terganggu tidak terbatas pada periode praodipal, tetapi mencakup semua krisis terkait usia berikutnya.

Prinsip interpretasi penting lainnya adalah analisis profil holistik. Yang paling penting di sini adalah definisi rasio destruktif, konstruktif dan kekurangan dalam semua fungsi yang dipertimbangkan. Dengan demikian, dimungkinkan tidak hanya untuk menilai keseluruhan tingkat kesejahteraan atau kerugian Integrasi diri, tetapi juga untuk mengidentifikasi zona (fungsi) di mana kesejahteraan atau kerugian ini dinyatakan secara maksimal, yaitu. menentukan mata rantai terlemah (locus minoris), serta potensi adaptif utama. Pertama-tama, perlu diingat dua keadaan: di satu sisi, keadaan kekurangan fungsi-I pusat adalah pelanggaran paling menonjol dari organisasinya, tetapi di sisi lain, kehancuran dan kekurangan selalu berjalan bersama. , membentuk banyak pilihan transisi.

Akhirnya, harus diingat bahwa tes I-struktural tidak memiliki skala langsung untuk menilai set tes subjek tes, dan karena itu tidak cukup terlindungi dari kecenderungan disimulasi. Dalam hal ini, perlu untuk mematuhi ketentuan-ketentuan berikut: pertama, kondisi diagnostik yang cukup untuk masalah dalam pengembangan fungsi Diri adalah peningkatan skala defisien atau destruktif, terlepas dari posisi skala konstruktif yang sesuai. ; kedua, kecenderungan penyembunyian yang jelas dan sikap-sikap yang disukai sosial memanifestasikan dirinya dalam tingkat skala konstruktif yang sangat tinggi dengan skala destruktif dan kekurangan yang rendah secara bersamaan dan skor yang sangat tinggi pada skala pembatasan diri.

Kuesioner dapat digunakan secara luas baik dalam diagnostik psikologis individu dan dalam studi skrining. Secara khusus, fakta bahwa banyak pernyataan pengujian sebenarnya merupakan deskripsi formal dari stigma psikopatologis yang dangkal memungkinkannya untuk digunakan secara luas dalam studi epidemiologi.

Penting untuk dicatat kemampuan kuesioner untuk menggambarkan secara holistik struktur diri manusia, yang menjadikannya alat yang sangat berguna dalam penelitian klinis.

Dalam psikodiagnostik klinis, tes I-struktural dapat digunakan untuk memecahkan masalah diagnostik diferensial, memungkinkan untuk mengobjektifikasi dinamika terapeutik, dan sangat berguna dalam diagnostik fungsional. Hasil tes dapat digunakan untuk memilih taktik terapeutik, misalnya, dalam proses psikoterapi, serta menciptakan dasar untuk konstruksi tujuan program psiko-profilaksis dan rehabilitasi.

Bibliografi

1. Amon G. Psikiatri dinamis. St. Petersburg, 1996, 197 hal.

2. Ammon G. Die Unerreichten - Zur Behandlungs - problematik des Urnarzissmus. Dalam: Vortrage 1969-1988 "Pinel" Verlag fur humanistische Psychiatrie und Philosophie GmbH Munchen, 1988, S.302-318

3. Battegay R. Ich-Struktur dan Selbst im Lichte verschirdener

teori. Dalam: Narzissmus und Objektbeziehungen:

uber das Selbst zum Objek. Bern, Stuttgart, Toronto:

Huber, 19916 S.43-48.

4 Burbiel I. dkk. Stationare Psikoterapi der Psikosen -

Eine testpsychologiche katamnestische Untersuchung. Psikiatri Dinamis. "Pinel" Verlag. Munchen.1992 No.134/137 S.214-267.

5. Bentler P.M., Paul R.Abramson. Ilmu Pencarian Seks: Beberapa Pertimbangan Metodologis. Arsip Perilaku, vol. 10, No. 3, 1981, hlm. 225-251

6. Vasilchenko G.S. Sexopathology swasta., M., Kedokteran, 1983, 304 hal.

7. Emmons R.A. Narzismus: Teori dan pengukuran. J. Psikologi Kepribadian dan Sosial, 1987, 52, 11-17.

8. Seidler G. Aspek klinis narsisme.

9. Lovis A. Gottschalk. Narzissmus: Evolusi Normal Jts dan Pengembangan dan Pengobatan Gangguan Jts. Amer.J. Psychoter., 1988, 42.1, hlm. 4-25.

10 Federn P. Ego Psikologi dan Psikosis. New York.1952

11. Freud Z. Psikologi seksualitas. Vilnius, 1982, 124 hal.

12. Alkhazova T.V., Bocharov V.V., Tupitsyn Yu.Ya. dkk Hasil studi tentang sifat psikometrik versi bahasa Rusia dari tes struktural I G.Ammon (ISTA). J. Psikiatri Dinamis., 1992, hal.

Sering terjadi pertukaran peran dalam keluarga, di mana ayah dan ibu mewujudkan keinginan-keinginan yang tidak terpuaskan dalam hubungan mereka dengan orang tua.

Beberapa menuntut banyak dari anak itu, sementara yang lain tidak menerima dan tidak mendukungnya, mereka tidak memperhatikan. Kebanyakan orang tua menganggap anak mereka sebagai pelengkap narsistik mereka, perpanjangan, yang berkontribusi pada pengembangan "diri palsu".

Dalam pembentukan patologi narsistik, peran penting dimainkan oleh suasana evaluasi konstan dalam keluarga. Jika seorang anak diandalkan sebagai objek vital yang diperlukan untuk harga dirinya sendiri, maka setiap kali seorang anak mengecewakan, dia akan dikritik secara langsung atau tidak langsung. Suasana evaluatif dari pujian dan persetujuan yang konstan sama-sama membutuhkan penilaian diri yang realistis. Anak selalu merasa bahwa dia sedang dihakimi, bahwa hubungan persetujuan terus-menerus adalah salah. Tetapi anak membutuhkan, ia perlu dicintai, dipimpin, dilindungi dari perasaan tidak berguna dan kesepian. Untuk mengatasi perasaan tidak aman, tidak berdaya dan permusuhan, anak dipaksa untuk menggunakan strategi defensif atau mengambil peran tertentu (penyelamat dari kematian, kambing hitam, dll.).

Dalam situasi kekurangan, seorang anak yang secara aktif mengeksplorasi dunia di sekitarnya dan merasa membutuhkan dukungan orang dewasa hanya menemukan kekosongan, ketidakpedulian, dan ketidakpastian. Pelecehan seksual, kesedihan yang terkait dengan ketakutan akan penolakan, kehilangan cinta dari objek ibu, hukuman fisik seperti pemukulan atau pemborgolan untuk kepatuhan, atau hanya ketidakpedulian dari pihak ibu ketika anak dibuat untuk memahami bahwa dia tidak diinginkan: “Kalau saja kamu mati; Aku akan memberikanmu ke panti asuhan; Aku akan membunuhmu untuk itu…dst,” kata-kata itu diteriakkan, terkadang tanpa disadari, karena impotensi, dan terkadang dengan kemarahan dan kebencian yang tidak disembunyikan dengan baik, membuat trauma jiwa anak. D. Steele (1976) percaya bahwa keinginan yang tak tertahankan untuk mengulangi masa kanak-kanak yang disalahgunakan dan dirampas adalah penentu genetik utama pada orang tua yang "memukul" anak-anak mereka: "Jika tahun-tahun awal kehidupan seseorang, sayangnya, dikelilingi oleh pengabaian dan perlakuan buruk, maka orang itu kemungkinan akan mengulanginya dan memperlakukan keturunannya sendiri dengan cara yang sama seperti dia diperlakukan” (Greenacre, 1960, Shengold, 1967).

Tidak adanya hubungan dekat dengan ibu menyebabkan disorganisasi dan disintegrasi keadaan psikofisik anak.

D. McDougall percaya bahwa "pada bayi yang baru lahir, tubuh dan jiwa belum dialami secara terpisah: bayi tidak menetapkan perbedaan apa pun antara pikiran dan tubuhnya dan tubuh ibunya." Bagi anak, ibu berperan sebagai objek eksternal yang mendefinisikan batasan, peran sebagai wadah yang mampu menampung kecemasannya. Sejak usia dini, ibu harus memberi makna psikis pada pengalaman tertentu anak. Ketika seorang anak menerima respon afektif terhadap kebutuhan dan pengalamannya, dalam perkembangannya terbentuk ruang mental, di mana ada kesempatan untuk berfantasi dan berinteraksi dengan objek internal, bekerja melalui pengalamannya, maka anak tumbuh secara psikosomatik sehat, menurut D. . Winnicott, ini seharusnya menjadi "ibu yang cukup baik". Dengan tidak adanya respon afektif dari objek ibu, perasaan yang tidak dicerminkan, tidak terkendali dialami olehnya sebagai tidak normal, mereka menjadi menakutkan, menghantui. H. Kohut menyoroti kebutuhan normal akan idealisasi, dalam kasus ketika tumbuh dewasa terjadi tanpa objek yang awalnya dapat diidealkan, dan kemudian, secara bertahap dideidealisasi, dapat menjadi dasar untuk pengembangan psikopatologi.

Akibat pelanggaran hubungan dengan objek ibu, anak menyerahkan perasaannya sendiri, menempatkannya pada objek ibu. Akibatnya, terjadi pelanggaran dalam pembentukan realitas subjektif, dan juga mengarah pada penolakan total terhadap realitas dan penghancuran dirinya.Negara-negara afektif yang tidak terintegrasi menjadi sumber konflik internal yang berlanjut sepanjang hidup, serta ancaman bagi organisasi psikologis, dan mencegah pembentukan hubungan objek yang diperlukan. Pemisahan adalah mekanisme pertahanan terhadap trauma dini dan pelecehan yang berada di luar kemampuan jiwa anak untuk memprosesnya.

D. Bowlby, dalam teorinya tentang "kemelekatan", menunjukkan tiga tahap utama dalam perkembangan reaksi utama seorang anak yang terpisah dari ibunya, yang kepadanya ia merasakan keterikatan: protes, putus asa, keterasingan. Menurut D. Bowlby, ketiga tahap ini merupakan urutan perilaku yang khas dan sesuai dengan salah satu teori psikoanalitik utama: tahap protes dikaitkan dengan masalah kecemasan perpisahan, keputusasaan dengan kesedihan, keterasingan dengan mekanisme pertahanan dan membentuk satu kesatuan. keseluruhan, satu proses.

M. Balin (2002), percaya bahwa individu berkembang secara normal sampai ia menerima trauma mental; "Mulai sekarang, pengaruh dominan pada perkembangannya adalah solusi yang dia temukan untuk mengatasi konsekuensi dari cedera tertentu ..." . M. Balint menunjukkan bahwa “cacat dasar terbentuk pada tahap awal perkembangan individu, sebagai akibat dari perbedaan yang signifikan antara kebutuhan psikobiologisnya, di satu sisi, dan jumlah perhatian dan cinta, materi dan perawatan psikologis. yang tersedia baginya pada saat itu - yang lain.” Ini adalah bagaimana keadaan kelangkaan muncul, konsekuensi dan efek tertunda yang di masa depan hanya dapat sebagian reversibel. Faktor-faktor yang menyebabkan situasi ketidaksesuaian ini pada tahap awal perkembangan mungkin bawaan, misalnya, tingkat kebutuhan psikobiologis anak mungkin terlalu tinggi, dalam kasus anak-anak yang tidak dapat hidup, serta pada kelainan herediter progresif. , atau berasal dari lingkungan luar. Misalnya: dalam kasus pengasuhan anak yang tidak lengkap, tidak memadai, tidak sistematis yang ditandai dengan kecemasan berlebihan, perlindungan berlebihan, kekasaran, kekakuan, ketidakkonsistenan umum, ketidakteraturan, stimulasi berlebihan, atau sekadar kesalahpahaman dan ketidakpedulian.

Gangguan hubungan pada tahap perkembangan ini didefinisikan sebagai diadik atau preverbal. Menurut konsep M. Balint, kelainan-kelainan ini bersifat kekurangan dan mengarah pada apa yang disebut cacat dasar. Kurangnya komunikasi dengan ibu dalam enam bulan pertama, yang mendasar, dapat menyebabkan perkembangan autisme, dan hilangnya sensasi sensual yang menyenangkan pada orang lain dapat menyebabkan perkembangan kulit - eksim, hingga fusi.

Konsep M. Klein.

Objek pertama bagi setiap anak adalah ibu yang merawatnya. Dari sudut pandang M. Klein, hubungan objek sudah ada sejak awal kehidupan. “Sejak awal periode kehidupan pascakelahiran,” tulis M. Klein, “bayi mengalami kecemasan yang berasal dari sumber internal dan eksternal “….”. Pengalaman pertama anak, terkait dengan pemberian makan (kepuasan) dan kehadiran ibu, memulai sikap terhadapnya. Pengurangan rasa lapar, kesenangan dari mengisap, kebebasan dari ketidaknyamanan dan ketegangan, serta perasaan anak bahwa ia dicintai - semua ini menjadi atribut payudara "baik" (ideal). Sebaliknya, setiap frustrasi dan ketidaknyamanan dikaitkan dengan payudara "buruk" (menghantui). Relasi cinta dan benci, payudara baik dan buruk adalah relasi objek pertama anak. Kedua aspek payudara ibu ini diintrojeksi dan membentuk inti dari Super-Ego. Pemisahan, kemahakuasaan, idealisasi, penyangkalan dan kontrol atas objek eksternal dan internal mendominasi pada tahap ini.

Kebingungan impuls baik dan buruk, objek baik dan buruk, menimbulkan perasaan iri dan keinginan untuk menembus tubuh ibu. M. Klein menulis: “Sejak awal kehidupan, impuls destruktif diarahkan pada objek, dan untuk pertama kalinya mereka memanifestasikan dirinya pada seorang anak dalam berfantasi serangan sadis-lisan di dada, diekspresikan dalam keinginan untuk menghilangkan perasaan ibu. tubuh dari semua isinya yang baik; dan impuls anal-sadis, yang diekspresikan dalam keinginan untuk mengisi tubuh ibu dengan kotoran (termasuk keinginan untuk menembus tubuhnya untuk mengendalikannya dari dalam), menimbulkan ketakutan akan penganiayaan pada bayi, yang memainkan peran penting dalam perkembangan paranoia dan skizofrenia. M. Klein menggambarkan ketakutan akan pemusnahan sebagai pengalaman utama anak, serta nuansa kompleks dari introjeksi dan proyeksi yang digunakan bayi untuk mempertahankan ego dan rasa identitasnya, melindungi dirinya dari ketakutan akan pemusnahan.

A. Freud menganggap rasio impuls libidinal dan destruktif sebagai kondisi norma dan patologi dalam manifestasi agresi pada anak-anak dan menghubungkan munculnya integrasi dorongan dasar dengan pengembangan "titik pusat kesadaran" dalam struktur kepribadian-Ego. Menurutnya, tingkat perkembangan ego yang tinggi menyebabkan benturan dorongan dasar dan kebutuhan untuk transformasi mereka. Perkembangan naluri seksual ditentukan oleh urutan fase libidinal: oral, anal-sadis, phallic, laten, pra-pubertas, pubertas, dan genital, yang dicirikan oleh bentuk naluri agresif mereka sendiri:

• menggigit, meludah, keinginan untuk bergabung - tahap lisan;
• agresivitas, kekejaman, kehancuran, intimidasi - tahap sadisme anal;
• nafsu untuk kekuasaan, membual, arogansi - tahap phallic;
• manifestasi dissosial - tahap pra-pubertas dan pubertas.

A. Freud percaya bahwa anak dalam perkembangannya mampu bereaksi agresif dalam situasi frustrasi, ketika keinginan naluriah tidak terpenuhi atau ketika lingkungan eksternal mengganggu pemenuhan keinginan, ia juga menunjukkan bahwa dalam perkembangan dan pendidikan itu perlu untuk mempertimbangkan seluruh aparatus mental, dan bukan bagian-bagian individu. Dalam praktik klinis, seksualitas dan agresivitas terjadi secara bersamaan, mereka menyatu, sehingga anak dapat mengekspresikan cinta dan kebencian kepada ibu.

Dalam perkembangannya, “aku” fisik mendahului perkembangan mental “aku”. Semakin kuat pengaruh kebutuhan dan motif tubuh pada anak di masa kanak-kanak paling awal, semakin sedikit ia sendiri yang mampu mengelola kepuasan kebutuhannya secara kualitatif dan kuantitatif.

A. Freud menekankan bahwa ketidakharmonisan antara garis yang berbeda tidak boleh dianggap sebagai fenomena patologis. Langkah-langkah dari ketidakdewasaan menuju kedewasaan, dan bukan usia kronologis, dianggapnya sebagai indikator perkembangan. Perkembangan anak yang normal terjadi dalam lompatan: dua langkah maju dan satu langkah mundur. Titik awal kedewasaan atau ketidakdewasaan anak dalam psikoanalisis anak, dianggap sebagai reaksi anak terhadap kelahiran bayi berikutnya, tinggal di rumah sakit, masuk ke sekolah, sepenuhnya tergantung pada apakah dia matang untuk peristiwa ini, apakah dia telah mencapai tingkat perkembangan yang diperlukan, garis yang dimaksud.

Konsep pemisahan - individuasi M. Mahler.

M. Mahler menunjukkan pentingnya "kepercayaan dasar", yang berkembang dari hari-hari pertama antara ibu dan bayi. Kepercayaan dasar membutuhkan kepekaan keibuan, diasosiasikan dengan keterikatan yang aman, dan dengan pencapaian selanjutnya dari keabadian diri dan objek, pembentukan identitas.

Dari sudut pandang M. Mahler, kurangnya investasi libido pada objek menyebabkan pelanggaran dalam hubungan simbiosis, di mana struktur mental ibu diberikan peran penting. Ibu yang terlalu keras dan bodoh, atau ibu yang terlalu protektif dan memanjakan, berkontribusi pada perkembangan rasa ketergantungan dan keraguan diri anak. Anak seperti itu akan terus-menerus merasakan kebutuhan akan persetujuan dan dukungan. Ibu yang overprotektif adalah ibu yang menggairahkan, anak mungkin mengalami rasa takut terserap di hadapannya, takut dimakan. Cara keselamatan adalah - pergi ke dunia ilusinya sendiri, di mana dia merasa aman. Ketidakmungkinan pemisahan dari materi, ketergantungan terus-menerus padanya mendasari pembentukan perilaku bunuh diri, kecanduan alkohol dan obat-obatan sebagai bentuk kompensasi untuk menghindari keadaan ketidakpastian, rasa bersalah dan rasa sakit.

M. Mahler menekankan pentingnya kecemasan perpisahan dan pengembangan rasa keterpisahan pada seorang anak. Perpisahan, menurut M. Mahler, adalah proses di mana bayi secara bertahap membentuk representasi intrapsikis dirinya, berbeda dari representasi ibunya. Jika terjadi pemisahan yang tajam dari ibu, frustrasi yang berlebihan, anak, dan jiwanya, karena kelemahan ego dan dominasi pertahanan primitif, dapat mengalami konsekuensi serius dari sifat depresif, psikopat. Dan dalam kasus perpisahan yang lambat dan terlalu dini dari ibu, anak dapat mengembangkan rasa ketergantungan obsesif padanya, ketidakmampuan untuk berpikir dan berperilaku secara mandiri. Proses-proses penting dalam kehidupan seorang anak ini mempengaruhi perkembangan selanjutnya.

Hanya pergantian frustrasi dan kepuasan pada anak yang membentuk citra stabil tentang ibu dan "sesuatu yang terjadi di luar". Sebagai akibat dari ketidakhadiran seorang ibu, seorang anak dapat berhalusinasi, membayangkannya dan dengan demikian belajar menanggung kesepian, menentukan batas-batas antara dirinya dan ibunya, menciptakan identitas uniknya sendiri. Hanya dukungan ibu yang berkontribusi pada pembentukan kemandirian, kepercayaan diri, dan tekad. Ketidakmampuan untuk melihat diri sendiri dan ibu sebagai makhluk yang terpisah adalah gangguan dasar kepribadian psikotik.

Bagi bayi, kehidupan psikis dimulai dengan pengalaman fusi. Secara fisik, itu adalah makhluk yang terpisah, tetapi secara mental, simbiosis ibu-anak adalah sistem yang menyatu secara tak terpisahkan. Bagi seorang bayi, ibu dan dia sendiri adalah satu orang. Sarana komunikasi utama adalah kulit, yang menyediakan lingkungan pemahaman dan meletakkan dasar untuk identifikasi primer. Dari sudut pandangnya, bayi memperoleh integritas tertentu melalui pukulan, sentuhan (integrasi), yang ketiadaan atau kekurangannya membentuk perasaan cacat pada bayi dan memanifestasikan dirinya dalam ketidakmampuan untuk mempertahankan rasa ruang.

Jika benda penahan internal terpasang dengan longgar, mungkin dialami oleh bayi sebagai sebagian kulit yang rentan terhadap "lubang". Dalam mencari cara untuk menjaga dirinya dalam kesatuan, bayi menghasilkan fantasi mahakuasa yang membantu menghindari kebutuhan akan pengalaman pasif objek: "Pelanggaran fungsi kulit utama dapat menyebabkan pembentukan" kulit kedua ", ketergantungan pada objek digantikan oleh kemandirian semu”, dan identifikasi proyektif digantikan oleh karena kurangnya rasa ruang dalam pada bayi, muncullah identifikasi perekat. E. Beek menulis: “bahwa pembentukan kulit yang tidak berhasil seperti itu menyebabkan kerapuhan umum dari integrasi dan struktur selanjutnya dan memanifestasikan dirinya dalam keadaan tidak terintegrasi yang berbeda dari regresi dan termasuk bentuk paling dasar dari non-integrasi sebagian atau lengkap dari tubuh, postur , kemampuan untuk bergerak, serta fungsi kesadaran yang sesuai, khususnya komunikasi. Fenomena "kulit kedua", menggantikan integrasi kulit primer, memanifestasikan dirinya dalam bentuk membran otot parsial atau lengkap atau otot bicara yang sesuai" (Pinocchio Phenomenon). E. Bick dan D. Meltzer menyebut pembentukan "kulit kedua" melalui tindakan stereotip sebagai tindakan mimikri, yang mewakili pengalaman dan fantasi menempel pada suatu objek, daripada memproyeksikan ke dalamnya, dan mendasari perkembangan autisme. Pasien tersebut mengkompensasi pengisian keseimbangan narsistik mereka melalui berbagai manifestasi kulit dan penyakit lainnya.

Dalam konsep Skin-I-nya, D. Nazier menunjukkan pentingnya kesatuan permukaan tubuh anak dan ibu dalam pembentukan Skin-I pada tahap perkembangan paling awal. Pengalaman komunikasi pertama terjadi pada tingkat tubuh - non-verbal (belaian, belaian). Kulit I memiliki fungsi menjaga jiwa. Dalam istilah biologis dilakukan melalui apa yang D. Winnicott sebut "menggendong", maksudnya dengan cara ibu menggendong tubuh bayi dalam gendongannya. Kulit diri berfungsi sebagai layar pelindung untuk semua pengalaman mental anak, yang ketiadaan atau kerusakannya dapat menyebabkan pelanggaran kepercayaan dasar atau kekosongan kesepian. D. Nazier menyebut kerusakan pada "Skin-I" sebagai "amplop bocor".

Cangkang narsistik memberi alat mental kepercayaan diri pada kesejahteraan dasar, yang ketiadaannya berkontribusi pada pembentukan "Kulit-I". Hanya atas dasar diri jasmani jasmanilah diri batin terbentuk, dengan perkembangan di mana jasmani jasmani (ketat) berangsur-angsur menghilang. Kurangnya hubungan antara anak dan ibu pada tahap perkembangan ini dapat menyebabkan pembentukan cangkang: asma bronkial, penyakit kulit. Keadaan mental I selalu tercermin pada tingkat tubuh (kulit) melalui gejala "Itu" - cinta, agresi atau "Super - I" - larangan mengekspresikan agresi. Kulit bukan hanya penghalang, pembatas, tetapi juga wadah untuk konten (mental diri) dan kemampuan mereka untuk berinteraksi.

Ketidakmampuan ibu untuk menerima proyeksi anaknya dialami oleh anak itu sendiri sebagai serangan destruktif oleh ibu pada keterikatannya pada materi dan interaksinya dengannya sebagai objek yang baik dan berkontribusi pada pengembangan Super destruktif iri. -Ego.

Dari sudut pandang W. Bion, bahaya depersonalisasi dikaitkan dengan citra amplop berlubang dan berlubang, serta dengan kecemasan aliran zat vital melalui lubang, kecemasan tidak hanya fragmentasi, tetapi juga penghancuran.

Interaksi fantasi dan transmisi transgenerasi

Seperti yang sudah dikemukakan di atas, pembentukan kepribadian terjadi, dimulai dari perkembangan intrauterin. Perkembangan struktur jiwa dipengaruhi tidak hanya oleh faktor biologis, tetapi juga oleh ketakutan bawah sadar ibu dan ayah, keinginan dan harapan mereka dari anak ini. S. Lebovisi menyebut proses ini sebagai transmisi transgenerasi, yang dapat dilihat pada contoh "dead mother complex" A. Green, ketika depresi mempengaruhi seluruh keluarga dan dalam kasus Schreber, dijelaskan oleh Z. Freud, di mana gejalanya adalah turun temurun, merupakan “amanat” keluarga dan diturunkan dari generasi ke generasi. Memberi seorang anak sebuah nama, orang tua memberi makna pada nama ini, sehingga menentukan nasibnya dan meneruskan pengalaman, kecemasan dan konflik bawah sadar mereka kepada ibu bersama dengan nama itu.

Identifikasi dengan ibu terjadi sangat awal dalam sistem dua dimensi: mulut, tangan dari sudut pandang E. Bick dan diwakili oleh pengalaman kontak kulit menurut D. Nazier. Bayi mampu menyatakan bahwa ibunya adalah ibunya: anak menjadikan ibunya seorang ibu. Menurut Winnicott, seorang bayi yang melihat ibunya melihat dua objek: mata ibunya dan ibunya melihatnya. Seorang ibu yang merawat anaknya menciptakan "pegangan" untuknya. Sebagai hasil dari pertukaran afektif yang intens yang muncul dalam angka dua ibu-anak, representasi objek proto dibuat, yang termasuk dalam bidang apa yang disebut S. Freud sebagai "identifikasi primer". Pada tingkat inilah pertukaran representasi, yang dipenuhi dengan investasi afektif, terjadi.

Peran ayah dalam pembentukan ruang tiga dimensi.

Peran yang sama pentingnya dalam hubungan diberikan kepada figur ayah, fungsi pendukungnya, yang jika tidak ada dapat menyebabkan penolakan anak oleh ibu. Pengaruh emosional figur ayah dalam hubungan ibu dan anak termasuk anak dalam mata rantai interaksi “ibu – ayah – saya”. Ayah adalah satu-satunya objek yang tidak terkontaminasi dan merupakan penstrukturan, pengorganisasian, figur yang diperlukan dalam pembentukan identitas pada tahap perkembangan pra-oedipal dan memengaruhi citra ibu dalam proses pemisahan - individuasi.

Menurut M. Klein, situasi oedipal dimulai pada masa bayi dengan fantasi hubungan dengan payudara dan penis dan fantasi hubungan antara objek parsial ini, diikuti oleh ide-ide tentang orang tua yang terbentuk di bawah pengaruh fantasi sebelumnya. Dia menulis: “Pada usia yang sangat dini, anak-anak diperkenalkan dengan kenyataan melalui kesulitan yang menimpa mereka. Mereka melindungi diri mereka sendiri dari kenyataan dengan menyangkalnya.

Bagi seorang anak yang terintimidasi oleh pengetahuan baru tentang ibunya karena statusnya yang tidak stabil dalam jiwanya, itu dialami sebagai malapetaka dan menyebabkan penurunan nilai anak di matanya sendiri ketika dia mengetahui bahwa ibu, objek cintanya, jatuh cinta dengan objek cinta lain, ayahnya. Dan baginya, keyakinan pada “kebaikan” ibu itu penting.

Pada saat yang sama, anak merasa ngeri dengan objek gabungan sebagai fantasi penganiayaan orang tua yang digabungkan dalam hubungan yang konstan. Pada saat-saat seperti itu, karena rapuhnya egonya, makna "kebaikan" mantan ibu terdistorsi pada anak (kelainan dalam penataan pemikiran, M. Klein, 1932) dan dia muncul dalam citranya sebagai sejenis monster yang mengerikan. Kengerian yang dialami seorang anak pada saat seperti itu adalah ketakutan akan pembusukan, pemusnahan. Untuk menghindari persepsi yang tak tertahankan, psikotik akan memutilasi pikirannya - seperti yang ditunjukkan M. Klein dan W. Bion, dan bereaksi terhadap situasi dengan meningkatkan perasaan dan fantasi agresifnya. Orang tua dalam fantasinya akan diserang dengan segala cara agresif yang dia miliki, dan kemudian mereka akan dianggap dalam imajinasinya sebagai hancur.

Tidak adanya dukungan yang mengandung dari ibu pada tahap simbiosis berkontribusi pada pengembangan Super-Ego yang iri pada anak dengan dominasi impuls destruktif: kebencian dan kecemburuan terhadap ayah karena ketidakmungkinan memiliki ibu, yang dirasakan olehnya sebagai perasaan kehilangan yang dalam, kehampaan. Agar tidak mengalami perasaan kesepian, ditinggalkan, anak menyangkal realitas psikis hubungan orang tua melalui pembentukan ilusi oedipal yang melakukan fungsi pelindung.

Hubungan antara ibu dan ayah dalam ruang mental adalah dasar dari simbolisme, sebagai lawan dari fusi simbiosis, hubungan orang tua, yang oleh R. Britton disebut "ruang segitiga", berkontribusi pada perasaan diri anak, pembentukan identitas, mengatasi pemisahan dari ibu simbiosis. H. Levald (Levald, 1951, p15) Stoller (1979) menulis: "Melawan ancaman penyerapan ibu, posisi ayah bukanlah ancaman atau bahaya, tetapi kekuatan perkasa pendukung" dan melihat ayah sebagai perisai yang akan melindungi anak dari keinginan ibu untuk memperpanjang simbiosis.

Penolakan objek ketiga ini dan hubungannya dengan ibu merupakan salah satu prinsip munculnya konsep modern sesat. Greenacre (1950, hlm. 461) menyatakan bahwa anak-anak yang berulang kali menyaksikan adegan "dasar" dapat ditarik ke dalamnya oleh orang tua mereka dan ini dapat memperkuat elemen skopofilik-pameran karakter mereka.

Berpikir sebagai koneksi

Dari sudut pandang W. Bion, toleransi terhadap frustrasi adalah faktor bawaan individu dan elemen yang sangat penting dalam memperoleh kemampuan untuk berpikir dan menahan kecemasan, dan H. Segal mendefinisikan kemampuan untuk melambangkan sebagai fungsi utama dalam menyelesaikan masalah. pemisahan dan kehilangan suatu objek. “Kemampuan untuk menahan frustrasi memungkinkan jiwa untuk mengembangkan pemikiran sebagai sarana di mana frustrasi yang dapat ditoleransi menjadi lebih dapat ditoleransi.”

Dari sudut pandang W. Bion, berpikir adalah pengalaman emosional dari upaya untuk mengenal diri sendiri atau orang lain, untuk memahami realitas mereka, untuk menembus ke dalam alam mereka. W. Bion, mengandalkan karyanya dengan pasien psikotik, menemukan bahwa pasien psikotik menggunakan jenis identifikasi proyektif yang tidak normal sebagai cara komunikasi pertama, sumber berpikir. Bayi itu dilahirkan dengan perasaan yang samar-samar tentang sesuatu, tidak dapat dipahami. Dia menyampaikan perasaannya, ketakutannya, dll. ibu, memproyeksikannya ke dalam dirinya agar dia menerima dan mengenalinya (kemampuan untuk bermimpi) melalui fungsi dan elemen . Ketidakmampuan ibu untuk menahan kecemasan bayi menyebabkan perasaan benci, mengarah pada pemisahan ego dan objek internal, dan mengaktifkan mekanisme identifikasi proyektif.

Ketakutan yang berlebihan akan penganiayaan dan mekanisme skizoid pada periode awal masa bayi dapat memiliki efek yang merugikan pada tahap awal perkembangan intelektual. Selama frustrasi, fantasi awal bayi adalah penyerangan dan masuknya sadis ke dalam tubuh ibu. Ketakutan dikurung di dalam tubuh (dan terutama ketakutan akan serangan dari penis) merupakan faktor penting dalam pelanggaran potensi pria, dan juga yang mendasari claustrophobia.

Dalam artikelnya dengan judul yang sama, W. Bion menulis bahwa "perbedaan antara kepribadian psikotik dan non-psikotik terletak pada pemisahan halus dari semua bagian kepribadian yang terkait dengan kesadaran akan realitas internal dan eksternal, dan pengusiran. dari fragmen-fragmen ini yang menembus objek dan menyerapnya." “Penghancuran tautan asosiatif tertentu berkontribusi pada melemahnya hubungan individu dengan realitas, diikuti oleh penghancuran makna. Sebelum pengalaman emosional dapat digunakan untuk membentuk model, data inderanya (elemen ß) harus diubah menjadi fungsi untuk menyimpannya dan membuatnya tersedia untuk digeneralisasikan. Dengan representasi telanjang (minus-K), makna dipisahkan, terjadi kesalahpahaman Dalam artikelnya "Negasi" (1925), S. Freud membahas bagaimana berpikir, proses mental yang diwujudkan, terjadi di dalam tubuh. Pikiran awalnya berasimilasi (diasimilasikan) ke dalam hal-hal fisik, dan kemudian ke dalam aktivitas fisik. Penempatan benda-benda di dalam tubuh adalah asal muasal, pengecualian dari mereka dari tubuh adalah asal negasi. "Konsep pemikiran kuno menghadirkan fenomena mental sebagai tubuh, untuk mewakilinya, bisa dikatakan" (Wollheim 1984, hlm. 145).

Pelanggaran hubungan objek pada usia dini pada pasangan ibu-anak menyebabkan kerusakan traumatis pada tahap awal perkembangan dan mengarah pada pembentukan cacat pada sistem fungsional dasar. Kurangnya dukungan emosional anak dari orang tua mengganggu perkembangannya, yang disertai dengan berbagai gangguan:

• di bidang afektif - pelanggaran dimanifestasikan dalam keadaan tertekan, kecemasan dan tingkat kecemasan yang tinggi, ketakutan neurotik, dan latar belakang emosional yang berkurang;
• di bidang kognitif - pelanggaran dimanifestasikan oleh keterbelakangan intelektual, gangguan perhatian, ingatan yang buruk;
• di bidang perilaku - perilaku nakal dan menyimpang, isolasi, agresivitas, kurangnya kebutuhan untuk membentuk hubungan dengan teman sebaya.
• Keturunan pada tingkat transmisi transgenerasi memainkan peran penting dalam pembentukan patologi.

Peran ayah dalam pikiran anak dan ibunya adalah:

• fungsi penataan mendefinisikan batas-batas internal dan eksternal;
• kontribusi, pemisahan dan pembentukan individuasi, diferensiasi jenis kelamin dan generasi, identifikasi, pembentukan simbolisasi dan pemikiran.

Berpikir adalah komponen penting dalam penerimaan realitas eksternal dan internal, dalam pembentukan simbolisasi (ruang transisi, kehadiran yang ketiga), berkontribusi pada studi pemisahan dan kehilangan objek yang paling tidak menyakitkan, frustrasi dan kecemasan.

1. Asanova N.K. "Kuliah tentang Patologi Psikoanalitik" M, Institut Psikoanalisis, 2009.
2. Balint M. Narsisme primer dan cinta primer. / Terjemahan: Agarkov V.A., Kravets S.V. Jurnal Psikologi Praktis / 2004 http://psyjournal.ru
3. E.Bik. Persepsi kulit selama hubungan objek awal. Baca di Kongres Psikoanalitik Internasional ke-25, Juli 1967 / diterjemahkan oleh Shutkov A.E. // Int. J. Psiko-Anal., 1968, 49:(IJP).
4. Bion W.R. Teori berpikir / Diterjemahkan oleh Z. Babloyan. Jurnal Psikologi Praktis dan Psikoanalisis/2008 http://psyjournal.ru
5. Bion W.R. Perbedaan antara kepribadian psikotik dan non-psikotik - Jurnal Psikologi Praktis dan Psikoanalisis / 2008
6. Bowlby D. Teori Lampiran. Penerbit: Gardariki, 2003. 477 hal.
7. Britton R. The Missing Link: Seksualitas Orang Tua di Kompleks Oedipus Konsep psikoanalitik psikoseksualitas. Koleksi karya ilmiah. "RPO" / 2010
8. Winnicott D.V. Teori hubungan anak-orang tua./Terjemahan

K.Yagnyuk//Jurnal Psikologi Praktis/ 2005 http://psyjournal.ru

Klein M. Catatan tentang beberapa mekanisme skizoid. Terjemahan dari bahasa Inggris. Yagnyuk K / Jurnal Psikologi Praktis / 2000

Klein M. Iri dan terima kasih. Studi tentang sumber bawah sadar / Per. dari bahasa Inggris. Pusat Informasi Budaya Psikoanalitik St. Petersburg; Sankt Peterburg: BSK, 1997. http://www.psychol-ok.

Interaksi Fantasi Lebovisi S. dan Transfer Transgenerasi. Pelajaran dari Psikoanalisis Prancis: Sepuluh Tahun Kolokium Klinis Prancis-Rusia tentang Psikoanalisis / terjemahan. dari Perancis -M.: "Kogito-Center", 2007 - 560-an. (Perpustakaan psikoanalisis). dengan.,

McDougall D. Adegan Primal dan Penyimpangan Seksual (1972)

pp., / Konsep psikoanalitik seksualitas / ed. A.V. Litvinova, A.N. Kharitonova, M.: Proyek penerbitan "RPO", 2010.528p.

McDougall D. Gairah dalam sejarah psikoanalisis. Pelajaran psikoanalisis Prancis / Per. dari Perancis - M. "Cogito-Center", 2007, hlm. 37-62.

Mahler M. McDevitt J.B. Proses pemisahan-individuasi dan pembentukan identitas/Lembaga Psikologi Praktis dan Psikoanalisis. 2005 http://psyjournal.ru

Nazie JD. Konsep Skin-I, Fragmen dari sebuah artikel yang diterbitkan di Moscow Journal of Psychotherapy / terjemahan dari bahasa Prancis.

S. Lapina. 2002 http://psyjournal.ru

Tentang "E. Shaughnessy. W. R. Bion's Theory of Thinking and New Techniques of Child Analysis / terjemahan oleh Z. Babloyan Journal of Practical Psychology and Psychoanalysis / 2008 http://psyjournal.ru

Rosenfeld. G. Narsisme destruktif dan naluri kematian / Institut Psikologi Praktis. / Per. Z. Babloyan / 2008 http://psyjournal.ru

Freud A. Norma dan patologi Komunikasi agresi dan perkembangan emosional: norma dan patologi./Trans. dari bahasa Inggris. Dalam 2 jilid Vol.2 - M.: April Press, Eksmo-Press, 1999. - hlm.

Perelberg R.J. pengantar. Diterbitkan bekerja sama dengan institut psikoanalisis, London 2010//diterjemahkan oleh Chunarev T.V. s1-15.

Perelberg R.J. Sebuah Fantasi Inti Dalam Kekerasan. Pemahaman Psikoanalitik tentang Kekerasan dan Bunuh Diri/Diterbitkan bekerja sama dengan institut psikoanalisis, London 2010// diterjemahkan oleh E.A. Zhurinova

Perelberg R.J. Pemahaman psikoanalitik kekerasan dan bunuh diri: tinjauan Literatur dan beberapa formulasi baru. Pemahaman Psikoanalitik tentang Kekerasan dan Bunuh Diri/Diterbitkan bekerja sama dengan institut psikoanalisis, London 2010//diterjemahkan oleh Tyulkov A.V. c19-50.

Fonagy, P., Target, M. Memahami Pasien Kekerasan: Penggunaan Tubuh. Pemahaman Psikoanalitik tentang Kekerasan dan Bunuh Diri / Diterbitkan bekerja sama dengan institut psikoanalisis, London 2010 / diterjemahkan oleh Zhurinov E.A. hal.53-72.

Shengold L.L M.D. Pelecehan Anak dan Pembunuhan Jiwa Perampasan. Pemahaman Psikoanalitik tentang Kekerasan dan Bunuh Diri / Diterbitkan bekerja sama dengan institut psikoanalisis, London 2010 / terjemahan oleh V. B. Pinchuk hal.89-108.

Artikel yang Anda minati akan disorot dalam daftar dan ditampilkan terlebih dahulu!

Komentar

Saya senang Anda menyukai artikel saya!

Narsisme: tipe

Dalam perilaku, narsisme yang kurang dimanifestasikan oleh ketergantungan yang nyata pada orang lain, kepasifan, kepatuhan, kesulitan dalam mengidentifikasi motif dan keinginan sendiri, pandangan dan prinsip; ketidakmungkinan membangun dan memelihara kontak dan hubungan interpersonal "penuh" tanpa mengurangi minat, kebutuhan, rencana hidup mereka; kemiskinan pengalaman emosional, dominasi latar belakang umum dari ketidakbahagiaan, kekosongan, kelupaan dan kebosanan; intoleransi kesepian, diekspresikan oleh keinginan bawah sadar untuk hubungan fusi simbiosis (menjadi hubungan yang hangat dan dekat di mana Anda dapat sepenuhnya "melarutkan" dan bersembunyi dari ketakutan dan masalah kehidupan nyata yang tak tertahankan, tanggung jawab pribadi, dan identitas Anda sendiri).

Kepribadian defisit-narsistik ditandai dengan harga diri rendah, rasa tidak berarti, kurangnya kepercayaan pada diri sendiri, kemampuan, kekuatan dan kompetensi seseorang, kurangnya kemandirian, pesimisme, identifikasi berlebihan dengan norma, nilai, kebutuhan dan tujuan orang lain. lingkungan terdekat (kesesuaian); tidak mementingkan diri sendiri, ketidakmampuan untuk membentuk dan mempertahankan tujuan dan preferensi sendiri, ketidakmampuan untuk memiliki kontak manusiawi yang asli, untuk berinteraksi secara konstruktif dengan kehidupan dengan ketidakmampuan untuk cukup merasakan kepenuhannya, kesempitan dan kekhususan lingkaran minat, perasaan sendiri inferioritas dan ketidakbergunaan, kebutuhan konstan untuk "nutrisi" narsis (dukungan, bantuan, kehadiran di dekat, dll.) dengan kepuasan hanya dengan peran penerima pasif.

Alasan patologi destruktif dari fungsi diri narsisme adalah pengalaman negatif dari pengalaman simbiosis awal yang "dijalin" dari penghinaan, ketakutan, penolakan, kekecewaan, larangan, prasangka, prasangka dan frustrasi dengan perasaan pengelakan dan ketidakadilan yang disebabkan oleh penolakan yang tidak disadari. (tidak konsisten, kontradiktif, tanpa kelembutan dan perhatian) sikap) anak oleh ibu (kelompok primer), tidak mampu memberi bayi perlindungan yang memadai dan membangun batas-batas Diri-Nya yang benar untuknya. Dalam hal ini, anak mengembangkan persepsi realitas yang terdistorsi atau kontradiktif, membuatnya ketergantungan terus-menerus pada dukungan narsistik ("nutrisi narsistik") dari luar dan menghalangi (karena gangguan komunikasi atau autisme) perolehan energi sosial yang diperlukan untuk pengembangan identitas diri .

Dalam perilaku, narsisme destruktif dimanifestasikan oleh keinginan yang tak terpuaskan untuk menjadi pusat perhatian dan menerima konfirmasi tentang pentingnya seseorang dari orang lain, dikombinasikan dengan intoleransi terhadap kritik dan menghindari situasi penilaian eksternal yang nyata dari kepribadiannya sendiri; kecurigaan, kombinasi dari ketidaksempurnaan fasad (ditunjukkan) dengan ketelitian yang berlebihan dan intoleransi terhadap kekurangan dan kelemahan orang lain; kurangnya spontanitas, kewaspadaan berlebihan, pengekangan, inkonsistensi yang diucapkan, ketidakstabilan, ketidakmampuan untuk membuka komunikasi dan menutup, hubungan saling percaya; kecenderungan nyata untuk memanipulasi orang lain.

Dengan tingkat keparahan yang signifikan, narsisme destruktif dapat memanifestasikan dirinya sebagai fungsi autistik yang diucapkan (ketidakmampuan untuk membuat kontak dan hubungan); reaksi paranoid; ide-ide yang dinilai terlalu tinggi, gangguan psikosomatis.

Konsep narsisme destruktif G. Rosenfeld

G. Rosenfeld menyoroti karakteristik struktural dari kepribadian narsistik dan perkembangannya dalam transferensi. Untuk pertama kalinya ia menghubungkan pendekatan Kleinian terhadap pengobatan dengan deskripsi dan analisis karakterologis dari kelompok pasien khusus dan mengembangkan teori modern pertama tentang narsisme patologis. Pada awal penelitiannya, penulis berasumsi bahwa kepribadian narsistik secara mahakuasa mengintrojeksi objek parsial yang "baik" (payudara) dan secara mahakuasa memproyeksikan diri mereka sendiri ke objek tersebut. Dalam hubungan objek narsistik, kemahakuasaan memainkan peran utama. Dengan memasukkan payudara, anak mulai memilikinya. Ibu atau payudara juga digunakan dengan cara yang maha kuasa untuk menahan melalui proyeksi apa pun yang tidak dapat diterima, yang menyebabkan rasa sakit atau kecemasan. Pada saat yang sama, pemisahan diri dari objek eksternal ditolak, karena itu pasien dapat menyangkal perlunya ketergantungan padanya. Kecanduan menyiratkan kebutuhan akan objek cinta yang berpotensi membuat frustrasi, sehingga juga sangat dibenci, dan kebencian ini berbentuk kecemburuan yang luar biasa. Iri, Rosenfeld menyimpulkan mengikuti M. Klein, adalah ekspresi intrapsikis utama dari naluri kematian, manifestasi paling awal dari agresi di bidang hubungan objek. Relasi objek narsistik menghindari perasaan agresif yang muncul dari frustrasi dan kesadaran akan rasa iri. Pasien membutuhkan objek eksternal untuk memproyeksikan semua bagian yang tidak dapat diterima, sementara analis digunakan sebagai "kamar kecil". Hubungan seperti itu memuaskan pasien narsistik, karena ia membongkar segala sesuatu yang "tidak memuaskan" ke dalam analis, menganggap dirinya "benar-benar baik".

Pasien seperti itu memiliki citra diri yang sangat ideal dan dengan penuh kuasa menyangkal semua pengaruh yang mengganggu. Mereka dengan cepat mengasimilasi nilai-nilai dan ide-ide orang lain, menyatakannya sebagai milik mereka, atau mereka secara tidak sadar dapat mendevaluasi dan menghancurkan semua yang mereka terima dari orang lain (karena ini menyebabkan kecemburuan), sambil mengalami rasa ketidakpuasan kronis (Sokolova E.T.)

G. Rosenfeld (1971) mengeksplorasi sifat struktur kepribadian narsistik yang muncul dari kontaminasi idealisasi diri dengan idealisasi bagian-bagian diri yang merusak yang mahakuasa.Ia memperkenalkan konsep "narsisme destruktif" untuk menunjukkan perkembangan psikodinamik khusus dalam hal-hal tertentu. pasien. Ada idealisasi aspek destruktif diri, yang menundukkan dan menahan aspek positif dan ketergantungan diri, mencegah pembentukan aliansi kerja antara pasien dan analis. Dengan demikian, aspek destruktif dan mahakuasa dari diri mencegah atau mendevaluasi hubungan objek yang "baik".

Infiltrasi Diri Gila yang patologis dengan agresi primitif memberi pasien semacam itu kualitas penghancuran diri yang kejam. Dalam kondisi seperti itu, mereka secara tidak sadar membenci segala sesuatu yang baik dan berharga, tidak hanya dalam objek eksternal, tetapi juga dalam aspek potensi "baik" mereka sendiri dari ketergantungan diri normal.Dalam kasus ekstrim, pasien tersebut merasa aman dan menang hanya ketika mereka menghancurkan semua orang dan semua orang, dan, dalam fitur, menggagalkan upaya orang-orang yang mencintai mereka. Rasa kekuasaan muncul dalam kasus-kasus seperti turunan dari ketidaktertembusan kelemahan manusia biasa. Kepribadian yang sangat narsistik dicirikan oleh perpaduan ganas dari libido dan agresi dominan yang tertanam dalam Diri Gila. Sangat sulit untuk "menyelamatkan" bagian-bagian yang sehat dari Diri dari "perangkap" struktur narsistik. Pasien tampaknya acuh tak acuh terhadap dunia objek eksternal. Mereka merasa diri memberikan kehidupan bagi diri mereka sendiri dan mampu memenuhi semua kebutuhan mereka satu lawan satu. Mereka lebih suka mati dalam penyangkalan fakta kelahiran dan menghancurkan segala potensi bantuan agar tidak bergantung pada analis. Respons merusak diri sendiri mungkin diidealkan oleh mereka sebagai respons terhadap masalah yang muncul.

Rosenfeld membedakan antara narsisme yang sehat, yang memberikan peningkatan libidinal Diri, dan narsisme, yang dicirikan oleh idealisasi aspek-aspek destruktif dari Diri yang sabar terhadap kehidupan. Ditekankan bahwa kekuatan kematian menjadi lebih mengancam ketika pasien "dipalingkan" dari kehidupan dan objek "baik".

Rosenfeld menghubungkan teorinya dengan bentuk paling parah dari reaksi terapeutik negatif. Dia juga menyarankan bahwa kebesaran bawah sadar pasien tersebut mengambil bentuk fantasi bahwa mereka menggabungkan secara bersamaan aspek maskulin dan feminin dari objek internal dan eksternal, sehingga menjadi benar-benar bebas dari kebutuhan seksual, serta dari kebutuhan lain yang terkait dengan kecanduan.

"Kehancuran" struktur narsistik dapat menyebabkan pengalaman psikotik dari lingkaran paranoid, kemudian interpretasi menjadi penting agar pasien dapat bergerak menuju situasi kecanduan sejati: ke posisi depresi dan pengalaman konflik oedipal. Grandiose Self patologis dari pasien tersebut mencerminkan bentuk perlawanan yang paling primitif, parah, dan pantang menyerah, ketika rasa bersalah yang tidak disadari disebabkan oleh Superego yang sadis, yang menjadi ciri reaksi terapeutik negatif. Tema narsisme destruktif, yang dijelaskan oleh G. Rosenfeld, dikembangkan lebih lanjut dalam karya-karya O. Kernberg, yang mempelajari "narsisme ganas".

Psikoterapi: Rosenfeld berpendapat bahwa adalah mungkin untuk menganalisis sebagian besar pasien narsistik. Dia kemudian mengklarifikasi bahwa analisis tidak diindikasikan untuk pasien narsistik dengan sifat agresif yang kejam. Dia mengusulkan modifikasi teknik psikoanalitik dalam pengobatan pasien narsistik yang sangat mundur. Dia menganggap perlu untuk menafsirkan baik transferensi positif dan negatif menggunakan "klarifikasi operasional".

KLARIFIKASI - munculnya perasaan yang kuat, keyakinan batin bahwa semua ambiguitas atau inkonsistensi telah berakhir dan orang tersebut tahu persis apa yang harus dia lakukan selanjutnya. Pernyataan klarifikasi adalah pernyataan khusus oleh terapis yang mengulangi apa yang dikatakan pasien dengan istilah yang lebih jelas. Kadang-kadang terapis menceritakan kembali ucapan pasien dengan tepat; tetapi dia tidak pernah mencoba menghubungkan fakta atau pernyataan yang dia terima dari pasien pada waktu yang berbeda. Penting bahwa dalam pernyataan klarifikasi psikoterapis tidak pernah berusaha untuk memberikan penilaian. Dalam pernyataannya, ia sengaja menghindari manifestasi ekspresinya sendiri, yang mencerminkan sikapnya terhadap pasien, kata-katanya, atau beberapa keadaan hidupnya. Hanya aksen emosional yang diizinkan oleh pasien sendiri yang dipertahankan. Pernyataan klarifikasi termasuk dalam kategori prosedur non-direktif dan merupakan upaya psikoterapis untuk mengembalikan kepada pasien apa yang dia katakan, rasakan, ungkapkan (ensiklopedia psikoterapi) ..

Mereka menggunakan banyak gangguan yang dirancang untuk memberi informasi yang salah kepada orang-orang dan mengalihkan tanggung jawab atas apa yang terjadi pada mereka.

Teknik-teknik ini digunakan tidak hanya oleh kepribadian narsistik, tetapi secara tepat ganas narsisis menggunakannya terutama sering untuk menghindari tanggung jawab atas tindakan mereka.

1. Pencahayaan gas.

Gaslighting (suatu bentuk kekerasan psikologis, tugas utamanya adalah membuat seseorang meragukan objektivitas persepsinya, serta realitas itu sendiri. Manipulasi psikologis yang dirancang untuk mengekspos seseorang sebagai "cacat", "abnormal" - wikipedia) adalah teknik manipulatif yang paling mudah diilustrasikan dengan frasa khas seperti: Tidak ada seperti itu», « Kamu kira" dan " Anda gila? Gaslighting mungkin adalah salah satu teknik manipulasi yang paling berbahaya, karena ditujukan untuk mendistorsi dan merusak rasa realitas Anda; itu menggerogoti kemampuan Anda untuk memercayai diri sendiri, dan sebagai akibatnya, Anda mulai mempertanyakan keabsahan keluhan Anda tentang penghinaan dan perlakuan buruk.

Ketika seorang narsisis, sosiopat, atau psikopat menggunakan taktik ini untuk melawan Anda, Anda secara otomatis memihak mereka untuk menyelesaikan disonansi kognitif yang muncul. Dua reaksi yang tidak dapat didamaikan sedang bertarung dalam jiwa Anda: apakah dia salah, atau perasaan saya sendiri. Manipulator akan mencoba meyakinkan Anda bahwa yang pertama benar-benar tidak mungkin, dan yang terakhir adalah kebenaran murni, yang menunjukkan ketidakmampuan Anda.

2. Proyeksi.

Salah satu tanda pasti kehancuran adalah ketika seseorang secara kronis tidak mau melihat kekurangan mereka sendiri dan menggunakan segala dayanya untuk menghindari tanggung jawab atas mereka. Ini disebut proyeksi. Proyeksi adalah mekanisme pertahanan yang digunakan untuk menggantikan tanggung jawab atas sifat dan perilaku negatif seseorang dengan menghubungkannya dengan yang lain. Dengan demikian, manipulator menghindari mengakui kesalahan dan tanggung jawabnya atas konsekuensinya.

Sementara kita semua menggunakan proyeksi sampai tingkat tertentu, narsisis klinis Dr. Martinez-Levi mencatat bahwa pada narsisis, proyeksi sering menjadi bentuk pelecehan psikologis.

Alih-alih mengakui kesalahan, kekurangan, dan pelanggaran mereka sendiri, narsisis dan sosiopat lebih suka menyalahkan kejahatan mereka sendiri pada korban mereka yang tidak menaruh curiga, dengan cara yang paling menjijikkan dan kejam. Alih-alih mengakui bahwa mereka dapat melakukannya dengan merawat diri mereka sendiri, mereka lebih suka mempermalukan korbannya dengan membuat mereka bertanggung jawab atas perilaku mereka. Dengan cara ini, narsisis menyebabkan orang lain mengalami rasa malu yang pahit yang dia rasakan terhadap dirinya sendiri.

Misalnya, pembohong patologis mungkin menuduh pasangannya berbohong; seorang istri yang membutuhkan mungkin menyebut suaminya "lengket" dalam upaya untuk membuatnya bergantung; karyawan yang buruk mungkin menyebut bos tidak efektif untuk menghindari percakapan yang jujur ​​tentang kinerja mereka sendiri.

Sadis narsis suka bermain menyalahkan. Tujuan permainan: mereka menang, Anda kalah, hasilnya - Anda atau seluruh dunia secara keseluruhan harus disalahkan atas semua yang terjadi pada mereka. Jadi, Anda harus merawat ego mereka yang rapuh, dan sebagai imbalannya Anda didorong ke dalam lautan ketidakamanan dan kritik-diri. Ide yang keren, bukan?

Keputusan? Jangan "memproyeksikan" perasaan belas kasih atau empati Anda sendiri kepada orang yang merusak dan jangan mengambil proyeksi beracun mereka pada diri Anda sendiri. Seperti yang ditulis oleh pakar manipulasi Dr. George Simon dalam bukunya In Sheep's Clothing (2010), memproyeksikan kesadaran dan sistem nilai seseorang kepada orang lain dapat mendorong eksploitasi lebih lanjut.

Narsisis di ujung spektrum yang ekstrem cenderung sama sekali tidak tertarik pada introspeksi dan perubahan. Penting untuk memutuskan semua hubungan dan ikatan dengan orang-orang yang merusak sesegera mungkin untuk mengandalkan realitas Anda sendiri dan mulai menghargai diri sendiri. Anda tidak harus hidup dalam limbah disfungsi orang lain.

3. Percakapan yang sia-sia.

Jika Anda mengharapkan komunikasi yang bijaksana dengan kepribadian yang destruktif, Anda akan kecewa: alih-alih lawan bicara yang penuh perhatian, Anda akan mendapatkan otak-otak yang epik.

Narsisis dan sosiopat menggunakan aliran kesadaran, berputar-putar, personalisasi, proyeksi, dan gaslighting untuk membingungkan dan membingungkan Anda setiap kali Anda tidak setuju atau menantang mereka. Ini dilakukan untuk mendiskreditkan, mengalihkan perhatian, dan membuat Anda kesal, menjauhkan Anda dari topik utama dan membuat Anda merasa bersalah tentang kenyataan bahwa Anda adalah orang yang hidup dengan pikiran dan perasaan nyata yang berani berbeda dari diri mereka sendiri. Di mata mereka, masalahnya adalah keberadaan Anda.

Sepuluh menit berdebat dengan seorang narsisis sudah cukup dan Anda sudah bertanya-tanya bagaimana Anda bisa terlibat dalam hal ini. Anda baru saja tidak setuju dengan pernyataan konyolnya bahwa langit berwarna merah, dan sekarang seluruh masa kecil, keluarga, teman, karier, dan gaya hidup Anda bercampur dengan kotoran. Ini karena ketidaksetujuan Anda bertentangan dengan keyakinan salahnya bahwa ia mahakuasa dan mahatahu, yang mengarah pada apa yang disebut cedera narsistik.

Ingat: orang-orang yang merusak tidak berdebat dengan Anda, mereka sebenarnya berdebat dengan diri mereka sendiri, Anda hanya kaki tangan dalam monolog yang panjang dan melelahkan. Mereka menyukai drama dan hidup untuk itu. Mencoba menemukan argumen yang menyangkal klaim konyol mereka, Anda hanya melemparkan kayu ke dalam api. Jangan memberi makan narsisis - lebih baik beri makan diri Anda pemahaman bahwa masalahnya bukan pada Anda, tetapi dengan perilaku kasar mereka. Berhentilah berkomunikasi segera setelah Anda merasakan tanda-tanda pertama narsisme, dan habiskan waktu ini untuk melakukan sesuatu yang menyenangkan.

4. Generalisasi dan tuduhan.

Orang narsisis tidak selalu membanggakan kecerdasan yang luar biasa - banyak dari mereka yang tidak terbiasa berpikir sama sekali. Alih-alih membuang waktu dan memahami sudut pandang yang berbeda, mereka membuat generalisasi berdasarkan apa pun yang Anda katakan, mengabaikan nuansa argumen Anda dan upaya Anda untuk mempertimbangkan pendapat yang berbeda. Dan bahkan lebih mudah untuk memberi label pada Anda - ini secara otomatis mencoret nilai dari setiap pernyataan Anda.

Pada skala yang lebih besar, generalisasi dan tuduhan sering digunakan untuk mengabaikan fenomena yang tidak sesuai dengan prasangka, skema, dan stereotip sosial yang tidak berdasar; mereka juga digunakan untuk mempertahankan status quo. Dengan demikian, salah satu aspek dari masalah dibesar-besarkan sehingga percakapan yang serius menjadi tidak mungkin. Misalnya, ketika tokoh populer dituduh melakukan pemerkosaan, banyak yang langsung mulai berteriak bahwa tuduhan semacam itu terkadang ternyata salah. Dan, meskipun tuduhan palsu terjadi, itu masih sangat jarang, dan dalam hal ini, tindakan satu orang dianggap sebagai mayoritas, sementara tuduhan khusus diabaikan.

Manifestasi mikroagresi sehari-hari seperti itu adalah tipikal hubungan destruktif. Misalnya, Anda memberi tahu seorang narsisis bahwa perilakunya tidak dapat diterima, dan sebagai tanggapan, ia segera menuduh hipersensitivitas Anda atau generalisasi seperti: “ Anda selalu tidak puas dengan segalanya atau "Kamu sama sekali tidak menyukai apapun" alih-alih berfokus pada masalah yang sebenarnya. Ya, terkadang Anda mungkin terlalu sensitif - tetapi kemungkinan besar pelaku kekerasan Anda juga tidak peka dan tidak berperasaan.

Tetap berpegang pada kebenaran dan cobalah untuk menolak generalisasi yang tidak berdasar, karena ini hanyalah bentuk pemikiran hitam putih yang sama sekali tidak logis. Di balik orang-orang destruktif yang menyebarkan generalisasi yang tidak berdasar bukanlah kekayaan penuh pengalaman manusia - hanya pengalaman mereka sendiri yang terbatas, ditambah dengan rasa harga diri yang meningkat.

5. Penyimpangan yang disengaja dari pikiran dan perasaan Anda sampai pada titik absurditas total.

Di tangan seorang narsisis atau sosiopat, perbedaan pendapat Anda, emosi yang dibenarkan, dan pengalaman nyata berubah menjadi kekurangan karakter dan bukti irasionalitas Anda.

Orang narsisis mengarang segala macam dongeng, memparafrasekan apa yang Anda katakan sedemikian rupa sehingga posisi Anda terlihat tidak masuk akal atau tidak dapat diterima. Katakanlah Anda menunjukkan kepada seorang teman yang merusak bahwa Anda tidak menyukai cara dia berbicara kepada Anda. Sebagai tanggapan, dia memelintir kata-kata Anda: " Oh, dan Anda bersama kami, jadi kesempurnaan itu sendiri? atau "Jadi menurutmu aku jahat?- meskipun Anda baru saja mengungkapkan perasaan Anda. Ini memberi mereka kesempatan untuk meniadakan hak Anda untuk berpikir dan merasakan tentang perilaku mereka yang tidak pantas dan menanamkan rasa bersalah dalam diri Anda ketika Anda mencoba menetapkan batasan.

Gangguan umum ini adalah distorsi kognitif yang disebut "membaca pikiran." Orang yang merusak berpikir mereka tahu pikiran dan perasaan Anda. Mereka secara teratur mengambil kesimpulan berdasarkan reaksi mereka sendiri alih-alih mendengarkan Anda dengan cermat. Mereka bertindak sesuai dengan ilusi dan delusi mereka sendiri dan tidak pernah meminta maaf atas kerugian yang mereka timbulkan sebagai akibatnya. Ahli hebat dalam memasukkan kata-kata ke mulut orang lain, mereka mengekspos Anda sebagai pembawa niat dan pendapat yang benar-benar paling liar. Mereka menuduh Anda tidak memadai bahkan sebelum Anda mengomentari perilaku mereka, dan ini juga merupakan bentuk pertahanan pencegahan.

Cara terbaik untuk menarik garis yang jelas dalam berurusan dengan orang seperti itu adalah dengan mengatakan: Saya tidak mengatakan itu)”, mengakhiri percakapan jika dia terus menuduh Anda melakukan sesuatu yang tidak Anda lakukan atau katakan. Selama orang yang merusak memiliki kemampuan untuk mengalihkan kesalahan dan mengalihkan pembicaraan dari perilaku mereka sendiri, mereka akan terus membuat Anda merasa malu karena Anda berani menentangnya dengan cara tertentu.

6. Mengomel dan mengubah aturan main.

Perbedaan antara kritik konstruktif dan destruktif adalah tidak adanya serangan pribadi dan standar yang tidak dapat dicapai. Yang disebut "kritikus" ini tidak memiliki keinginan untuk membantu Anda berkembang - mereka hanya suka memilih, mempermalukan, dan mengkambinghitamkan Anda. Sadis narsis dan sosiopat menggunakan sofisme yang disebut "pengubah permainan" untuk memastikan bahwa mereka memiliki setiap alasan untuk terus-menerus tidak bahagia dengan Anda. Inilah saatnya, bahkan setelah Anda memberikan segala macam bukti untuk mendukung argumen Anda atau mengambil semua langkah yang mungkin untuk memenuhi permintaan mereka, mereka membuat klaim baru atau menginginkan lebih banyak bukti.

Apakah Anda memiliki karir yang sukses? Si narsisis akan mencari tahu mengapa Anda masih belum menjadi multijutawan. Apakah Anda memenuhi kebutuhannya akan pengasuhan anak 24/7? Sekarang buktikan bahwa Anda bisa tetap "mandiri". Aturan mainnya akan terus berubah dan bahkan bisa dengan mudah saling bertentangan; satu-satunya tujuan dari game ini adalah untuk membuat Anda mencari perhatian dan persetujuan dari seorang narsisis.

Dengan terus-menerus meningkatkan atau mengganti harapan, manipulator destruktif dapat menanamkan dalam diri Anda perasaan tidak berharga yang meresap dan ketakutan akan ketidakmampuan yang terus-menerus. Dengan mengisolasi satu episode kecil atau salah satu kegagalan Anda dan meledakkannya ke proporsi raksasa, narsisis memaksa Anda untuk melupakan kekuatan Anda sendiri dan bukannya khawatir tentang kelemahan atau kekurangan Anda sepanjang waktu. Ini memaksa Anda untuk memikirkan harapan baru yang sekarang harus Anda penuhi, dan sebagai hasilnya Anda berusaha keras untuk memenuhi setiap permintaannya - dan pada akhirnya ternyata dia masih memperlakukan Anda dengan buruk.

Jangan tertipu dengan mengutak-atik dan mengubah aturan permainan - jika seseorang lebih suka mengisap beberapa episode yang tidak penting berulang-ulang, sementara tidak memperhatikan semua upaya Anda untuk mengkonfirmasi kasusnya atau memenuhi persyaratannya, maka dia tidak didorong sama sekali oleh keinginan untuk memahami Anda. Dia didorong oleh keinginan untuk membuat Anda merasa bahwa Anda harus terus-menerus berusaha untuk mendapatkan persetujuannya. Menghargai dan menyetujui diri sendiri. Ketahuilah bahwa Anda adalah pribadi yang utuh dan tidak boleh terus-menerus merasa tidak bersyukur atau tidak layak.

7. Ganti topik untuk menghindari tanggung jawab.

Saya menyebut manuver ini A-apa-aku-sindrom?". Ini adalah penyimpangan literal dari topik yang sedang dibahas untuk mengalihkan perhatian ke topik yang sama sekali berbeda. Narsisis tidak ingin membahas masalah tanggung jawab pribadi mereka, sehingga mereka mengalihkan pembicaraan ke arah yang mereka inginkan. Apakah Anda mengeluh bahwa dia tidak menyediakan waktu untuk anak-anak? Ini akan mengingatkan Anda tentang kesalahan yang Anda buat tujuh tahun lalu. Manuver ini tidak mengenal kerangka temporal atau tematik dan sering dimulai dengan kata-kata: “ ketika kamu...»

Di tingkat publik, teknik ini digunakan untuk menggagalkan diskusi yang menantang status quo. Percakapan tentang hak-hak gay, misalnya, dapat dibatalkan segera setelah salah satu peserta mengangkat isu isu mendesak lainnya, mengalihkan perhatian semua orang dari perselisihan awal.

Seperti yang ditunjukkan oleh Tara Moss, penulis Talk Out: A 21st Century Handbook for Women and Girls, kekhususan diperlukan untuk pertimbangan dan penyelesaian masalah yang tepat - ini tidak berarti bahwa topik yang diangkat di sepanjang jalan tidak penting, itu hanya berarti bahwa untuk setiap topik ada waktu dan konteksnya.

Jangan diganggu; jika seseorang mencoba mengubah konsep, gunakan metode "broken record", seperti yang saya sebut: terus mengulangi fakta dengan keras kepala tanpa menyimpang dari topik. Pindahkan panah ke belakang, katakan: " Saya tidak berbicara tentang itu sekarang. Mari kita tidak terganggu". Jika itu tidak membantu, hentikan percakapan dan arahkan energi Anda ke saluran yang lebih bermanfaat - misalnya, temukan lawan bicara yang tidak terjebak dalam perkembangan mental pada tingkat bayi berusia tiga tahun.

8. Ancaman tersembunyi dan terbuka.

Narsisis dan kepribadian destruktif lainnya merasa sangat tidak nyaman ketika keyakinan mereka bahwa seluruh dunia berhutang budi kepada mereka, rasa superioritas yang salah atau harga diri yang besar dipertanyakan oleh seseorang. Mereka cenderung membuat tuntutan yang tidak masuk akal pada orang lain - dan dengan melakukan itu, menghukum Anda karena tidak memenuhi harapan mereka yang tidak dapat dicapai.

Alih-alih menyelesaikan perselisihan secara matang dan mencari kompromi, mereka mencoba merampas hak Anda atas pendapat Anda sendiri, berusaha mengajari Anda untuk takut akan konsekuensi dari ketidaksepakatan apa pun dengan mereka atau ketidakpatuhan terhadap persyaratan mereka. Mereka menanggapi setiap ketidaksepakatan dengan ultimatum, reaksi standar mereka adalah " lakukan ini, kalau tidak aku akan melakukan itu».

Jika, sebagai tanggapan atas upaya Anda untuk menandai garis atau mengungkapkan pendapat yang sangat baik, Anda mendengar nada dan ancaman yang teratur, apakah itu petunjuk terselubung atau janji hukuman yang terperinci, ini adalah tanda pasti: Anda menghadapi seseorang yang yakin bahwa setiap orang berutang padanya, dan dia tidak akan pernah berkompromi. Tanggapi ancaman dengan serius dan tunjukkan kepada narsisis bahwa Anda tidak bercanda dengan mendokumentasikannya jika memungkinkan dan melaporkannya ke pihak yang berwenang.

9. Penghinaan.

Orang-orang narsisis terlebih dahulu membuat omong kosong besar setiap kali mereka merasakan ancaman sekecil apa pun terhadap rasa superioritas mereka. Dalam pemahaman mereka, hanya mereka yang selalu benar, dan siapa pun yang berani mengatakan sebaliknya akan melukai mereka, menyebabkan kemarahan narsistik. Menurut Dr. Mark Goulston, kemarahan narsistik bukanlah hasil dari harga diri yang rendah, melainkan keyakinan pada infalibilitas diri sendiri dan rasa superioritas yang salah.

Dalam tipe terendah ini, kemarahan narsistik berbentuk penghinaan ketika mereka gagal memengaruhi pendapat atau emosi Anda. Penghinaan adalah cara cepat dan mudah untuk menyinggung, mempermalukan, dan menertawakan kemampuan mental, penampilan, atau perilaku Anda, sambil merampas hak Anda untuk menjadi orang dengan pendapat Anda sendiri.

Penghinaan juga dapat digunakan untuk mengkritik keyakinan, pendapat, dan ide Anda. Sudut pandang yang beralasan atau sanggahan yang meyakinkan tiba-tiba menjadi "konyol" atau "idiot" di tangan seorang narsisis atau sosiopat yang merasa sakit hati tetapi tidak dapat mengajukan keberatan yang substantif. Tidak dapat menemukan kekuatan untuk menyerang argumen Anda, narsisis menyerang Anda, mencari segala cara untuk melemahkan otoritas Anda dan mempertanyakan kemampuan mental Anda. Segera setelah penghinaan digunakan, perlu untuk menghentikan komunikasi lebih lanjut dan dengan tegas menyatakan bahwa Anda tidak bermaksud untuk mentolerirnya. Jangan tersinggung: pahami bahwa mereka menggunakan penghinaan hanya karena mereka tidak tahu cara lain untuk menyampaikan maksud mereka.

10. "Pelatihan".

Orang yang merusak mengajarkan Anda untuk mengasosiasikan kekuatan, bakat, dan kenangan indah Anda dengan pelecehan, kekecewaan, dan rasa tidak hormat. Untuk tujuan ini, mereka, seolah-olah secara kebetulan, membuat komentar menghina tentang kualitas dan properti Anda yang pernah mereka kagumi, dan juga menyabotase tujuan Anda, merusak liburan, liburan, dan akhir pekan Anda. Mereka bahkan dapat mengisolasi Anda dari teman dan orang yang Anda cintai dan membuat Anda bergantung secara finansial pada mereka. Anda, seperti anjing Pavlov, pada dasarnya "terlatih", membuat Anda takut untuk melakukan semua hal yang pernah membuat hidup Anda kaya.

Narsisis, sosiopat, psikopat, dan kepribadian destruktif lainnya melakukan ini untuk mengalihkan semua perhatian pada diri mereka sendiri dan bagaimana Anda dapat memenuhi kebutuhan mereka. Jika beberapa faktor eksternal dapat mencegah mereka dari sepenuhnya dan sepenuhnya mengendalikan hidup Anda, mereka berusaha untuk menghancurkannya. Mereka harus selalu menjadi pusat perhatian. Pada tahap idealisasi Anda adalah pusat dunia narsisis - dan sekarang narsisis harus menjadi pusat dunia Anda.

Selain itu, narsisis secara alami sangat cemburu dan tidak tahan dengan pemikiran bahwa apa pun dapat melindungi Anda bahkan sedikit pun dari pengaruh mereka. Bagi mereka, kebahagiaan Anda adalah segala sesuatu yang tidak tersedia bagi mereka dalam keberadaan mereka yang langka secara emosional. Lagi pula, jika Anda menemukan bahwa Anda bisa mendapatkan rasa hormat, cinta, dan dukungan dari seseorang yang tidak merusak, apa yang akan membuat Anda tidak berpisah dengan mereka? Di tangan orang yang merusak, "pelatihan" adalah cara yang efektif untuk membuat Anda berjinjit dan selalu berhenti di tengah jalan menuju impian Anda.

11. Fitnah dan penganiayaan.

Ketika kepribadian destruktif tidak dapat mengontrol bagaimana Anda memandang diri sendiri, mereka mulai mengontrol bagaimana orang lain memandang Anda; mereka mengambil peran sebagai martir, membuat Anda terlihat destruktif. Fitnah dan gosip adalah serangan pencegahan yang dirancang untuk menghancurkan reputasi Anda dan menodai nama Anda. sehingga Anda tidak memiliki dukungan yang tersisa jika Anda masih memutuskan untuk memutuskan hubungan dan meninggalkan pasangan yang merusak. Mereka bahkan mungkin melecehkan dan melecehkan Anda atau seseorang yang Anda kenal, seolah-olah untuk "mengekspos" Anda; "paparan" seperti itu hanyalah cara untuk menutupi perilaku destruktif Anda sendiri dengan memproyeksikannya kepada Anda.

Kadang-kadang gosip mengeras terhadap satu sama lain dua atau bahkan seluruh kelompok orang. Korban dalam hubungan yang merusak dengan seorang narsisis sering tidak tahu apa yang dikatakan tentang dia selama hubungan itu berlangsung, tetapi biasanya seluruh kebenaran terungkap ketika hubungan itu rusak.

Orang-orang yang merusak akan bergosip di belakang Anda (dan di depan wajah Anda juga), menceritakan hal-hal buruk tentang Anda kepada Anda atau orang yang Anda cintai, menyebarkan desas-desus yang menjadikan Anda agresor dan mereka korban, dan menghubungkan Anda dengan tindakan seperti itu, tuduhan yang di pihak Anda mereka paling takut. Selain itu, mereka akan secara metodis, diam-diam dan sengaja menyakiti Anda, sehingga nantinya mereka akan mengutip reaksi Anda sebagai bukti bahwa mereka adalah “korban” dalam hubungan Anda.

Cara terbaik untuk melawan fitnah adalah dengan selalu mengendalikan diri dan berpegang teguh pada fakta. Hal ini terutama berlaku untuk perceraian konflik dengan narsisis, yang mungkin dengan sengaja memprovokasi Anda untuk menggunakan reaksi Anda terhadap Anda nanti. Jika memungkinkan, dokumentasikan segala bentuk pelecehan, intimidasi, dan pelecehan (termasuk online), cobalah berkomunikasi dengan narsisis hanya melalui pengacara Anda. Dalam hal pelecehan dan intimidasi, Anda harus menghubungi penegak hukum; disarankan untuk mencari pengacara yang berpengalaman dalam gangguan kepribadian narsistik. Kejujuran dan ketulusan Anda akan berbicara sendiri saat topeng narsisis mulai terkelupas.

12. Pemboman cinta dan devaluasi.

Orang yang merusak membawa Anda melalui tahap idealisasi sampai Anda mengambil umpan dan memulai persahabatan atau hubungan romantis dengan mereka. Kemudian mereka mulai merendahkan Anda, mengekspresikan penghinaan untuk segala sesuatu yang menarik mereka kepada Anda sejak awal. Kasus tipikal lainnya adalah ketika orang yang merusak menempatkan Anda di atas alas dan mulai secara agresif merendahkan dan mempermalukan orang lain yang mengancam rasa superioritasnya.

Narsisis melakukan ini sepanjang waktu: mereka memarahi mantan mereka di sekitar pasangan baru, dan seiring waktu mulai memperlakukan yang baru dengan penghinaan yang sama. Pada akhirnya, pasangan narsisis mana pun akan mengalami hal yang sama seperti pasangan sebelumnya. Dalam hubungan seperti itu, Anda pasti akan menjadi mantan lain, yang akan dia fitnah dengan cara yang sama dengan pacar berikutnya. Anda hanya belum mengetahuinya. Jadi, jangan lupakan metode bombardir cinta jika perilaku pasangan Anda terhadap orang lain sangat kontras dengan manisnya manis yang ia tunjukkan dalam menjalin hubungan dengan Anda.

Seperti yang disarankan oleh instruktur pengembangan pribadi Wendy Powell, cara yang baik untuk menolak bombardir cinta dari seseorang yang Anda anggap berpotensi merusak adalah dengan meluangkan waktu Anda. Ingatlah bahwa cara seseorang berbicara tentang orang lain dapat menunjukkan bagaimana perasaan mereka suatu hari nanti tentang Anda.

13. Pertahanan preventif.

Ketika seseorang terlalu menekankan bahwa dia adalah "pria baik" atau "gadis baik", mereka segera mulai mengatakan bahwa Anda harus "mempercayainya (dia)", atau meyakinkan Anda tentang kejujuran mereka secara tiba-tiba - berhati-hatilah.

Individu yang destruktif dan kejam melebih-lebihkan kemampuan mereka untuk bersikap baik dan penuh kasih. Mereka sering memberi tahu Anda bahwa Anda harus "mempercayai" mereka tanpa terlebih dahulu membangun fondasi yang kuat untuk kepercayaan semacam itu. Mereka dapat dengan terampil "menyamarkan" diri mereka sendiri, menggambarkan empati dan empati tingkat tinggi di awal hubungan Anda, hanya untuk kemudian mengungkapkan identitas mereka yang sebenarnya. Ketika siklus kekerasan mencapai tahap devaluasi, topeng itu mulai terlepas, dan Anda melihat sifat aslinya: sangat dingin, tidak berperasaan, dan meremehkan.

Orang yang benar-benar baik jarang harus terus-menerus membual tentang kualitas positif mereka - mereka memancarkan kehangatan daripada membicarakannya, dan mereka tahu bahwa tindakan jauh lebih penting daripada kata-kata. Mereka tahu bahwa kepercayaan dan rasa hormat adalah jalan dua arah yang membutuhkan timbal balik, bukan saran terus-menerus.

Untuk melawan pertahanan preemptive, pertimbangkan mengapa orang tersebut menekankan kualitas baiknya. Karena dia pikir kamu tidak percaya padanya, atau karena dia tahu dia tidak bisa dipercaya? Menilai bukan dengan kata-kata kosong, tetapi dengan perbuatan; itu adalah tindakan yang akan memberi tahu Anda apakah orang di depan Anda cocok dengan yang dia klaim.

14. Triangulasi.

Mengacu pada pendapat, sudut pandang, atau ancaman menarik orang luar ke dalam dinamika komunikasi disebut "triangulasi." Alat umum untuk menegaskan kebenaran individu yang merusak dan mengabaikan reaksi korban, triangulasi sering kali menghasilkan cinta segitiga di mana Anda merasa tidak berdaya dan tidak seimbang.

Narsisis suka melakukan triangulasi dengan orang asing, rekan kerja, mantan pasangan, teman, dan bahkan anggota keluarga untuk membuat mereka cemburu dan tidak aman. Mereka juga menggunakan pendapat orang lain untuk mendukung sudut pandang mereka.

Manuver ini dimaksudkan untuk mengalihkan perhatian Anda dari pelecehan psikologis dan menampilkan narsisis dengan cara yang positif sebagai orang yang populer dan diinginkan. Plus, Anda mulai meragukan diri sendiri: karena Mary setuju dengan Tom, ternyata saya masih salah? Faktanya, narsisis dengan senang hati “memberi tahu” Anda hal-hal buruk yang orang lain katakan tentang Anda, sementara mereka sendiri mengatakan hal-hal buruk di belakang Anda.

Untuk melawan triangulasi, ingatlah bahwa dengan siapa narsisis melakukan triangulasi dengan Anda, orang itu juga ditriangulasi oleh hubungan Anda dengan si narsisis. Pada dasarnya, narsisis bertanggung jawab atas semua peran. Jawab dia dengan "triangulasi" Anda sendiri - temukan dukungan dari pihak ketiga di luar kendalinya, dan jangan lupa bahwa posisi Anda juga memiliki nilai.

15. Memikat dan berpura-pura tidak bersalah.

Kepribadian destruktif menciptakan rasa aman palsu untuk memudahkan mereka menunjukkan kekejaman mereka. Orang seperti itu layak untuk menyeret Anda ke dalam pertengkaran acak yang tidak masuk akal - dan itu akan dengan cepat berkembang menjadi pertikaian, karena dia tidak tahu perasaan hormat. Ketidaksepakatan kecil bisa menjadi umpan, dan bahkan jika Anda awalnya menahan diri untuk bersikap sopan, Anda akan segera menyadari bahwa itu didorong oleh keinginan jahat untuk mempermalukan Anda.

Setelah "memikat" Anda dengan komentar yang tampaknya tidak bersalah yang disamarkan sebagai argumen rasional, mereka mulai bermain dengan Anda. Ingat: narsisis tahu kelemahan Anda, frasa buruk yang merusak kepercayaan diri Anda, dan topik menyakitkan yang membuka luka lama - dan mereka menggunakan pengetahuan ini dalam intrik mereka untuk memprovokasi Anda. Setelah Anda menelan seluruh umpan, si narsisis akan tenang dan dengan polos bertanya apakah Anda “baik-baik saja”, meyakinkan bahwa dia “tidak bermaksud” untuk mengaduk-aduk jiwa Anda. Kepolosan pura-pura ini mengejutkan Anda dan membuat Anda percaya bahwa dia tidak benar-benar bermaksud menyakiti Anda, sampai hal itu mulai sering terjadi sehingga Anda tidak dapat lagi menyangkal niat jahatnya yang jelas.

Disarankan untuk segera memahami ketika mereka mencoba untuk memancing Anda untuk menghentikan komunikasi sesegera mungkin. Teknik umpan yang umum adalah pernyataan provokatif, penghinaan, tuduhan yang menyakitkan, atau generalisasi yang tidak berdasar. Percayalah pada intuisi Anda: jika beberapa frasa bagi Anda entah bagaimana "tidak seperti itu", dan perasaan ini tidak hilang bahkan setelah lawan bicara menjelaskannya, mungkin ini adalah sinyal bahwa Anda harus memahami situasi secara perlahan sebelum bereaksi.

16. Pemeriksaan batas dan taktik penyedot debu.

Narsisis, sosiopat, dan kepribadian destruktif lainnya terus-menerus menguji batasan Anda untuk melihat mana yang bisa dilanggar. Semakin banyak pelanggaran yang dapat mereka lakukan dengan impunitas, semakin jauh mereka akan melangkah.

Inilah sebabnya mengapa orang-orang yang selamat dari kekerasan emosional dan fisik sering menghadapi lebih banyak pelecehan setiap kali mereka memutuskan untuk kembali ke pelaku kekerasan mereka.

Pelaku sering menggunakan "taktik penyedot debu", seolah-olah "menghisap" korbannya kembali dengan janji manis, penyesalan palsu, dan kata-kata kosong tentang bagaimana mereka berubah, hanya untuk membuat mereka diintimidasi baru. Dalam pikiran sakit pelaku, pengujian batas ini berfungsi sebagai hukuman untuk mencoba melawan kekerasan, serta untuk kembali ke sana. Ketika seorang narsisis mencoba untuk memulai kembali dari awal, perkuat batasannya bahkan lebih, daripada mundur darinya.

Ingat: manipulator tidak menanggapi empati dan simpati. Mereka hanya bereaksi terhadap konsekuensinya.

17. Suntikan agresif dengan kedok lelucon.

Narsisis terselubung suka memberi tahu Anda hal-hal buruk. Mereka melewatkannya sebagai hanya lelucon”, seolah-olah berhak untuk membuat komentar menjijikkan sambil mempertahankan ketenangan yang tidak bersalah. Tetapi begitu Anda marah pada komentar kasar dan menjengkelkan, mereka menuduh Anda tidak memiliki selera humor. Ini adalah teknik umum untuk pelecehan verbal.

Sang manipulator memperlihatkan seringai menghina dan kilatan sadis di matanya: seperti pemangsa yang bermain-main dengan mangsa, dia menikmati kenyataan bahwa dia bisa menyinggung Anda tanpa hukuman. Ini hanya lelucon, kan? Tidak dengan cara ini. Ini adalah cara untuk meyakinkan Anda bahwa penghinaannya hanyalah lelucon, cara untuk mengubah percakapan dari kekejamannya menjadi dugaan hipersensitivitas Anda. Dalam kasus seperti itu, penting untuk mempertahankan pendirian Anda dan menjelaskan bahwa Anda tidak akan mentolerir perlakuan seperti itu.

Ketika Anda membawa penghinaan halus ini ke perhatian manipulator, ia dapat dengan mudah menggunakan gaslighting, tetapi terus mempertahankan posisi Anda bahwa perilakunya tidak dapat diterima, dan jika itu tidak membantu, berhenti berkomunikasi dengannya.

18. Sarkasme merendahkan dan nada merendahkan.

Meremehkan dan mempermalukan orang lain adalah keahlian orang yang merusak, dan nada suara hanyalah salah satu dari banyak alat di gudang senjatanya. Saling memberikan komentar sarkastik bisa menyenangkan jika saling menguntungkan, tetapi narsisis menggunakan sarkasme murni sebagai bentuk manipulasi dan penghinaan. Dan jika itu mengganggumu, maka kamu terlalu sensitif».

Tidak ada yang dia sendiri yang membuat ulah setiap kali seseorang berani mengkritik egonya yang meningkat - tidak, korbanlah yang hipersensitif. Ketika Anda terus-menerus diperlakukan seperti anak kecil dan ditantang untuk setiap pernyataan Anda, Anda mengembangkan ketakutan alami untuk mengungkapkan perasaan Anda tanpa takut ditegur. Penyensoran diri semacam ini menyelamatkan pelaku dari keharusan menutup mulut karena Anda melakukannya sendiri.

Ketika dihadapkan dengan sikap merendahkan atau nada merendahkan, nyatakan dengan jelas dan singkat. Anda tidak pantas dibujuk seperti anak kecil, terlebih lagi Anda tidak harus berdiam diri demi megalomania seseorang.

19. Malu.

"Apakah kamu tidak malu!"- pepatah favorit orang-orang yang merusak. Meskipun dapat didengar dari orang yang cukup normal, di mulut seorang narsisis dan psikopat, rasa malu adalah metode yang efektif untuk menghadapi segala macam pandangan dan tindakan yang mengancam kekuatan mereka yang tak terbagi. Hal ini juga digunakan untuk menghancurkan dan meniadakan harga diri korban: jika korban berani membanggakan sesuatu, maka menanamkan rasa malu dalam dirinya untuk sifat, kualitas atau prestasi tertentu dapat menurunkan harga dirinya dan melumpuhkan kebanggaan apapun sejak awal. .

Narsisis, sosiopat, dan psikopat suka menggunakan luka Anda untuk melawan Anda; mereka bahkan mungkin membuat Anda merasa malu atas kesalahan atau pelecehan yang Anda derita, menyebabkan Anda trauma psikologis baru. Apakah Anda mengalami pelecehan sebagai seorang anak? Seorang narsisis atau sosiopat akan memberi tahu Anda bahwa Anda pantas mendapatkannya, atau membual tentang masa kecil mereka yang bahagia untuk membuat Anda merasa tidak mampu dan tidak berharga. Apa cara yang lebih baik untuk menyinggung Anda daripada mengambil luka lama? Seperti dokter secara terbalik, orang yang merusak berusaha memperdalam luka Anda, bukan menyembuhkannya.

Jika Anda curiga bahwa Anda berurusan dengan orang yang merusak, cobalah untuk menyembunyikan sisi rentan Anda atau trauma psikologis jangka panjang darinya. Sampai dia membuktikan bahwa dia dapat dipercaya, Anda tidak boleh memberinya informasi yang kemudian dapat digunakan untuk melawan Anda.

20. Kontrol.

Hal yang paling penting: orang-orang yang merusak berusaha mengendalikan Anda dengan cara apa pun yang mereka bisa. Mereka mengisolasi Anda, mengelola keuangan dan lingkaran sosial Anda, dan menguasai setiap aspek kehidupan Anda. Tetapi alat yang paling kuat di gudang senjata mereka adalah mempermainkan perasaan Anda.

Itulah mengapa narsisis dan sosiopat menciptakan situasi konflik secara tiba-tiba, selama Anda merasa tidak aman dan tidak stabil. Itulah sebabnya mereka terus-menerus berdebat tentang hal-hal sepele dan marah pada provokasi sekecil apa pun. Itulah sebabnya mereka menjadi terisolasi secara emosional, dan sekali lagi bergegas untuk mengidealkan Anda, segera setelah mereka merasa kehilangan kendali. Itulah mengapa mereka terombang-ambing antara diri mereka yang sebenarnya dan yang salah, dan Anda tidak pernah merasa aman secara psikologis karena Anda tidak dapat memahami apa sebenarnya pasangan Anda.

dalam kontak dengan

Ellis, yang menggambarkan salah satu bentuk perilaku cacat, berkorelasi dengan legenda Yunani kuno yang terkenal tentang Narcissus, yang dikutuk dan mati karena cinta tak berbalas untuk bayangannya sendiri. Kemudian, fenomena ini dipertimbangkan oleh Sigmund Freud dalam kerangka teori psikoanalisis, yang mengklaim bahwa sindrom narsistik memanifestasikan dirinya dalam satu atau lain cara pada siapa pun, khususnya, dalam perilaku seksual. Menurutnya, pada masa kanak-kanak, narsisme merupakan ciri karakter integral yang tidak merugikan, asalkan anak berkembang dengan benar dan harmonis.

Peneliti Prancis Marie-France Yrigoyen menggambarkan dalam karyanya esensi dari apa yang disebut narsisme sesat, yang terdiri dari sikap menyimpang tertentu dari seseorang terhadap dirinya sendiri dan orang lain, yang dianggap olehnya secara eksklusif sebagai objek untuk digunakan. Dengan kata lain, narsisis yang menyimpang adalah orang yang sangat narsis yang terombang-ambing di antara ekstrem dari pemujaan diri ke penghinaan. Faktanya, ketika narsisme jahat disebutkan, kita berbicara tentang bentuk gangguan yang ganas.

Psikologi modern menganggap narsisme sebagai penyakit mental yang mengarah pada pelanggaran identifikasi diri seseorang. Harga diri seseorang dengan gangguan seperti itu sepenuhnya tergantung pada pendapat orang lain, yang mengarah pada perilaku demonstratif yang jelas. Takut menghadapi kritik, narsisis mencoba menunjukkan kemampuan mereka sendiri dengan cara terbaik. Ini adalah aspek positif dari temperamen narsis - perjuangan terus-menerus untuk cita-cita memungkinkan Anda untuk menerapkan rencana yang benar-benar muluk, perasaan iri memotivasi Anda untuk melakukan aktivitas lebih lanjut, dan ketergantungan pada pendapat orang lain membuat pendengar yang baik keluar dari narsisis. Namun, narsisme patologis dapat secara signifikan memperumit kehidupan, baik untuk orang itu sendiri maupun untuk lingkungannya, karena mereka membedakan bentuk destruktif khusus dari gangguan yang mengarah pada konsekuensi yang tidak menyenangkan. Hanya perawatan yang memenuhi syarat yang akan membantu menghindarinya.

Dan meskipun dalam kerangka psikoanalisis modern konsep "narsisme" tetap menjadi salah satu yang paling kabur, para ahli membedakan beberapa jenisnya. Dengan demikian, bentuk narsisme konstruktif adalah semacam cinta diri dan sikap positif terhadap berbagai bidang kehidupan dengan harga diri yang cukup tinggi. Dalam perilaku, ini dimanifestasikan oleh kepercayaan diri, pengendalian diri, kemampuan untuk dengan cepat menemukan solusi dalam situasi sulit dan menolak tekanan dari orang lain.

Suatu bentuk narsisme konstruktif yang kurang berkembang adalah apa yang disebut narsisme defisit, yang dicirikan oleh ketidakmampuan individu untuk merasa mandiri dan membentuk pandangan yang memadai dan holistik tentang kepribadiannya sendiri. Orang-orang seperti itu biasanya memiliki ketergantungan yang kuat pada pendapat orang lain, dibedakan oleh kelenturan dan kepasifan.

Narsisme destruktif adalah pelanggaran terhadap kemampuan seseorang untuk mengevaluasi dirinya sendiri secara memadai dan realistis. Orang-orang seperti itu secara patologis membutuhkan perhatian dan konfirmasi terus-menerus tentang kepentingan mereka sendiri, sementara mereka dibedakan oleh ketidakmampuan mereka untuk mempercayai, hubungan dekat. Berbicara tentang narsisme sesat yang disebutkan di atas, perlu dicatat bahwa itu juga merusak. Untuk sebagian besar, gangguan ini dapat memanifestasikan dirinya dalam autisme, delusi, reaksi paranoid, serta gangguan psikosomatik. Dalam kasus seperti itu, para ahli berbicara tentang narsisme ganas.

Faktor predisposisi

Seringkali cukup sulit untuk menentukan penyebab narsisme, namun para ahli masih membedakan beberapa kelompok faktor predisposisi gangguan ini. Sebagian besar ilmuwan sepakat bahwa pembentukan narsisme sesat, serta bentuk penyakit lainnya, terletak pada karakteristik pendidikan pada anak usia dini. Psikolog memandang narsisme sebagai perilaku egosentris yang sering disebabkan oleh rasa rendah diri. Harga diri yang rendah di masa kanak-kanak dapat menjadi hasil dari pengasuhan yang tidak memadai, misalnya, dengan permisif atau, sebaliknya, tingkat keparahan yang berlebihan. Selain itu, gangguan narsistik dapat terbentuk pada anak-anak yang tidak mendapatkan persetujuan orang tua, dukungan mereka, atau sebaliknya, menerima pujian terlalu sering dan tanpa alasan, menjadi semacam objek pemujaan dalam keluarga.

Psikolog juga mempertimbangkan faktor-faktor lain yang berkontribusi pada perkembangan narsisme. Jadi, faktor keturunan memainkan peran tertentu di sini, terutama temperamen, tingkat ketahanan terhadap stres. Cukup sering, narsisme terjadi pada remaja, meskipun pada masa pubertas tidak selalu berbahaya dan menghilang seiring bertambahnya usia.

Narsisme yang menyimpang bisa menjadi gejala dari beberapa jenis penyakit mental. Jadi, manifestasi gangguan ini diamati pada pasien dengan skizofrenia. Pada saat yang sama, pasien benar-benar kehilangan kontak dengan kenyataan dan menganggap diri mereka makhluk seperti dewa.

Keunikan

Tanda-tanda narsisme sangat beragam. Anda dapat berbicara tentang adanya gangguan mental ketika gejala berikut terjadi (setidaknya lima di antaranya):

• kecenderungan untuk berfantasi tentang kesuksesan besar, ketenaran, uang, perhatian lawan jenis. Terlebih lagi, fantasi semacam itu seringkali tidak ada hubungannya dengan kenyataan;
• kebutuhan akan perhatian dan persetujuan terus-menerus dari orang lain;
• melebih-lebihkan kelebihan, pengetahuan, keterampilan, dan signifikansi diri sendiri secara umum;
• kepercayaan yang tak tergoyahkan dalam keunikan, bakat unik, kejeniusan mereka, yang, sebagai suatu peraturan, tetap tidak dikenali;
• iri;
• kecenderungan untuk menggunakan orang lain untuk tujuan egois;
• perilaku demonstratif untuk menunjukkan keunggulan diri sendiri;
• kecenderungan untuk meningkatkan haknya sendiri, mengabaikan kewajiban;
• keengganan untuk memahami perasaan orang lain, bahkan orang terdekat, kurangnya kemampuan untuk berempati;
• kecenderungan untuk menyembunyikan kekurangan mereka sendiri dan fokus pada orang lain;
• setiap kritik menyebabkan reaksi marah atau diabaikan begitu saja.

Manifestasi pada pria dan wanita

Narsisme pria memanifestasikan dirinya terutama dalam upaya untuk mencapai signifikansi tertentu di mata mereka sendiri dan di mata orang-orang di sekitar mereka. Mencoba untuk memuaskan ambisinya, seorang narsisis pria dapat mencapai kesuksesan yang menakjubkan dalam karirnya, tetapi kesuksesan ini dengan cepat digantikan oleh kekosongan spiritual. Hingga sekitar tiga puluh lima - empat puluh tahun, aspirasi yang terus meningkat tidak menimbulkan kekhawatiran, karena tujuan dan tugas baru terus muncul yang membutuhkan implementasi. Namun, seiring bertambahnya usia, pria dengan gudang karakter yang sama mulai merasa semakin tidak bahagia. Selain itu, dengan gangguan jiwa ini, timbul kesulitan dalam menjalin hubungan dengan orang lain, termasuk anggota keluarga sendiri. Dengan narsisme sesat, manifestasi agresi terhadap orang lain dimungkinkan - pria seperti itu sering disebut tiran domestik.

Narsisme wanita juga sering memanifestasikan dirinya dalam ambisi. Seringkali ada kesulitan dalam berkomunikasi dengan anak sendiri, terkait dengan tuntutan yang berlebihan dan kekecewaan ketika anak tidak memenuhi harapan. Menariknya, wanita narsisis sering memilih pria yang tenang dan peduli sebagai pasangan hidup, tetapi pada saat yang sama mereka tidak menghargai mereka. Situasi yang lebih sulit muncul ketika kedua pasangan memiliki temperamen narsistik. Dalam hal ini, ada perjuangan terus-menerus di antara mereka, termasuk dalam kekejaman dan kritik terhadap satu sama lain. Secara alami, hubungan seperti itu hampir tidak pernah bertahan lama.

Diagnostik

Diagnosis narsisme sesat dan bentuk-bentuk lainnya dimulai dengan pemeriksaan fisik pasien, yang memungkinkan untuk mengidentifikasi kemungkinan patologi yang menyebabkan gangguan kepribadian. Jika penyakit tidak terdeteksi, wawancara terstruktur adalah kunci penting dalam mendiagnosis, di mana seorang psikiater atau psikolog menganalisis tanggapan dan perilaku pasien, menarik kesimpulan yang tepat dan mengidentifikasi tanda-tanda karakteristik gangguan mental. Sebagai aturan, narsisme yang jujur ​​​​cukup mudah diidentifikasi, karena pasien telah menyatakan ketidakharmonisan di hampir semua bidang kehidupan, dan penolakannya oleh pasien itu sendiri menjadi tanda khas lainnya. Juga, ketika membuat diagnosis, reaksi yang tidak memadai dan tajam terhadap kritik diperhitungkan. Tanda-tanda patologi juga ditentukan melalui tes psikologis dan kuesioner yang dirancang khusus.

Saat memeriksa pasien dengan narsisme sesat, perlu untuk membedakan penyakit dari gangguan asosial, ambang, dan histeris. Karena pasien sendiri tidak menyadari morbiditas kondisinya, kerabat dekatnya biasanya meminta bantuan dokter, yang darinya spesialis juga dapat memperoleh banyak informasi nilai diagnostik.

Metode pertarungan

Saat memilih taktik perawatan, setiap kasus klinis dipertimbangkan oleh dokter secara individual. Karena jenis gangguan mental ini kronis, terapi bisa jadi sulit. Sebagai aturan, bantuan psikologis yang kompeten adalah kunci penting dalam bekerja dengan pasien tersebut. Karena pasien sendiri jarang secara sukarela menyetujui pengobatan, sangat penting bagi seorang spesialis untuk menemukan pendekatan yang tepat untuk pasien. Cukup sering, dokter menggunakan taktik di mana mereka awalnya menunjukkan sikap yang baik dan hormat terhadap pasien.

Hasil yang baik dalam memerangi narsisme sesat ditunjukkan dengan pengobatan dengan bantuan psikoterapi. Kelas diadakan dalam bentuk individu dan kelompok. Percakapan penjelasan dilakukan dengan pasien, membantu untuk menyadari rasa sakit dari kondisi mereka sendiri, menerimanya dan menemukan solusi konstruktif untuk belajar bagaimana mengatur harga diri mereka sendiri. Sangat penting bahwa psikoterapis dapat mengungkapkan esensi penyakit dengan benar, jika tidak, pasien dapat dengan mudah menolak pengobatan, takut kehilangan harga diri karena "paparan mental".

Penggunaan terapi obat dimungkinkan dengan adanya gangguan depresi, serangan panik, fobia, dan gangguan mental lainnya. Dalam situasi seperti itu, dokter biasanya meresepkan obat penenang, antidepresan, dan sejumlah obat herbal. Perlu dipertimbangkan bahwa obat-obatan tidak mengobati sindrom narsisme itu sendiri, tetapi hanya menghilangkan manifestasi klinisnya.

Tindakan pencegahan

Karena narsisme terbentuk di bawah pengaruh faktor-faktor tertentu, narsisme dapat dihindari jika Anda berkontribusi pada pengembangan tipe kepribadian normal di masa kanak-kanak:

• perlu untuk memelihara dalam diri anak rasa harga diri dan kemandirian dari pendapat orang asing;
• anak-anak tidak boleh dilarang menangis untuk mengungkapkan kekesalan atau kesedihan;
• jika perlu, orang tua harus dapat dengan tegas mengatakan “tidak” kepada anak, tanpa menuruti keinginan;
• tidak perlu berhemat pada pujian ketika anak benar-benar layak mendapatkannya, pada saat yang sama, psikolog tidak merekomendasikan untuk memamerkan prestasi anak di hadapannya sendiri;
• anak tidak boleh menjadi saksi tanpa disadari pertengkaran keluarga;
• pendidikan harus disusun sedemikian rupa sehingga anak memahami bahwa ia hidup dalam masyarakat, dan bahwa masyarakat tidak berfungsi secara eksklusif untuknya.

Seperti yang telah disebutkan, beberapa manifestasi narsisme sering menjadi ciri anak-anak dan remaja. Penting untuk berkonsultasi dengan dokter jika, seiring bertambahnya usia, mereka tidak lancar, tetapi hanya meningkat, sehingga sulit untuk berinteraksi secara normal di masyarakat.

Sindrom narsisme

Sindrom narsisme adalah gangguan mental yang memanifestasikan dirinya sebagai perasaan "kekhususan" dan kebesaran diri sendiri dengan perasaan tertekan tidak penting dan kekosongan batin. Perkembangan sindrom narsisme dikaitkan dengan pembentukan "Aku" palsu di masa kanak-kanak, karena penilaian awal perasaan, tindakan dan karakter anak, dikombinasikan dengan kekaguman yang berlebihan atau, sebaliknya, kedinginan dan pengabaian. . Tingkat keparahan dan manifestasi eksternal dari gangguan ini dapat bervariasi. Diagnosis dibuat berdasarkan percakapan dengan pasien dan hasil survei khusus. Pengobatannya adalah psikoterapi.

Sindrom narsisme

Sindrom narsisme adalah narsisme patologis, rasa kebesaran diri sendiri, dikombinasikan dengan kekosongan batin, menekan perasaan iri, rasa bersalah dan malu. Sindrom narsisme adalah salah satu masalah paling mendesak dari psikoterapi modern dan psikologi klinis. Pakar kesehatan mental mengatakan jumlah narsisis telah berlipat ganda dalam beberapa dekade terakhir. Beberapa psikolog Barat bahkan mengusulkan untuk merevisi kriteria diagnostik untuk sindrom narsistik, karena tanda-tanda yang sebelumnya dianggap patologis sekarang terdeteksi pada banyak orang muda dan paruh baya.

Diasumsikan bahwa peningkatan jumlah pasien dengan sindrom narsisme mungkin disebabkan oleh perubahan sikap masyarakat: prioritas keberhasilan eksternal, peningkatan persaingan di semua bidang kehidupan, dll. Terlepas dari keadaan objektif, keadaan ini perselingkuhan tidak dapat dianggap sebagai norma, karena sindrom narsisme memerlukan ketidakpuasan yang konstan dalam hubungan pribadi dan sosial, peningkatan jumlah orang lajang dan pasangan menikah yang tidak bahagia, dan juga meningkatkan risiko depresi, alkoholisme, dan kecanduan narkoba. Perawatan sindrom narsisme dilakukan oleh spesialis di bidang psikoterapi dan psikologi klinis.

Penyebab Sindrom Narsistik

Para ahli percaya bahwa kelainan ini diturunkan, namun, penularan tersebut bukan karena karakteristik genetik, tetapi deformasi psikologis sebagai akibat dari komunikasi yang erat dengan orang tua atau orang dewasa signifikan lainnya yang menderita sindrom narsistik. Alasan perkembangan patologi ini adalah penilaian awal anak, persyaratan eksplisit atau implisit untuk memenuhi standar tertentu. Evaluasi semacam itu dapat memanifestasikan dirinya dalam dua cara utama - dalam kekaguman yang berlebihan dan dalam penolakan dan pengabaian.

Dalam kedua kasus, dorongan untuk pengembangan sindrom narsisme adalah tidak diakuinya bayi sebagai pribadi, penolakan terhadap karakter, temperamen, kemampuan, perasaan, dan kebutuhannya. Persyaratan cinta orang tua yang diungkapkan menjadi alasan pembentukan "aku" yang salah. Anak merasakan ancaman penolakan secara implisit (dalam hal kekaguman yang berlebihan) atau eksplisit (dalam hal tuntutan yang berlebihan). Orang tua merendahkan kepribadian aslinya, dan pasien yang menderita sindrom narsisme, berusaha mempertahankan cinta dan keintiman, terbiasa, mengikuti orang tuanya, untuk menolak dan meremehkan bagiannya yang "buruk", "salah".

Bagian yang “salah” ditekan; jauh di lubuk hati, penderita narsis merasa sengsara. Sukses tidak membawa sukacita dan kedamaian, karena pasien tidak mengenali dan tidak memuaskan kebutuhannya yang sebenarnya. Di tempat perasaan tertekan, kekosongan batin muncul. Kehidupan seorang pasien dengan sindrom narsisme berubah menjadi pengejaran konfirmasi eksternal atas kesuksesan, eksklusivitas, dan keunikannya. Locus of control eksternal yang menonjol menyebabkan ketidakstabilan harga diri yang ekstrim. Pasien terus-menerus "berayun" antara ketidakberartian dan kebesaran.

Gejala Sindrom Narsisme

Tanda-tanda utama sindrom narsistik adalah keraguan yang diekspresikan secara negatif, menunjukkan narsisme, kesombongan, keegoisan, dan ketidakpedulian terhadap orang lain. Narsisis memiliki kebutuhan akan perhatian dan pemujaan yang konstan. Mereka melebih-lebihkan pencapaian mereka, menganggap diri mereka istimewa, unik, dan tak ada bandingannya. "Biasa", "biasa", "sama seperti orang lain" di mata pasien dengan sindrom narsisme tampak seperti penghinaan yang tak tertahankan.

Pasien berfantasi dan menetapkan tujuan yang tidak realistis. Subjek fantasi biasanya menjadi kesuksesan luar biasa dalam hidup, kekaguman, kekayaan, kekuatan, keindahan, atau cinta yang luar biasa. Untuk mencapai tujuan mereka (baik besar maupun kecil, setiap hari), mereka menggunakan orang lain. Pasien dengan sindrom narsistik bersifat arogan dan tidak mampu berempati. Mereka tidak memahami atau tidak mengenali perasaan, kebutuhan, dan minat orang lain, mereka menganggap bahwa orang lain pasti setuju dengan keinginan dan sudut pandang mereka.

Pasien dengan sindrom narsisme yakin bahwa orang-orang di sekitar mereka iri. Mereka mudah terluka, sangat sensitif terhadap kritik, kebencian dan kegagalan, dan sering menunjukkan agresi pada kesempatan kecil. Malu dalam sindrom narsisme tak tertahankan. Ketidakmampuan untuk mengenali dan menerima perasaan sendiri, dikombinasikan dengan tuntutan berlebihan pada diri sendiri dan orang lain, mengaktifkan berbagai mekanisme pertahanan. Penderita sindrom narsistik cenderung menilai diri sendiri dan orang lain. Mereka mengkritik, mengungkapkan penghinaan dan penyesalan, merendahkan atau mengabaikan. Inti dari perilaku ini adalah rasa iri yang ditekan, kebutuhan untuk menghancurkan apa yang dimiliki orang lain dan apa yang tidak dimiliki oleh orang sakit.

Ciri-ciri lain yang merupakan karakteristik dari sindrom narsistik adalah perfeksionisme dan frustrasi. Ini adalah metode perlindungan yang terkait erat. Di satu sisi, pengidap sindrom narsistik berusaha untuk tidak terikat pada siapa pun untuk menghindari kekecewaan, karena mereka menganggap hubungan dekat apa pun berpotensi traumatis. Di sisi lain, mereka menciptakan gambaran ideal masa depan dalam imajinasi mereka, dan kemudian menjadi kecewa dengan ketidaksesuaian antara realitas dan ideal (mereka bergantian antara idealisasi dan depresiasi).

Pengalaman batin seorang pasien dengan sindrom narsisme sangat kontradiktif, sangat ambivalen. Dia merasakan kecukupan diri dan superioritas atas orang lain, atau rasa malu, iri hati, kepalsuan, dan kekosongan. Fenomena ini dikaitkan dengan kurangnya gambaran holistik penuh tentang "Aku" dalam sindrom narsisme. Kepribadian pasien tidak bisa begitu saja, itu dilihat dari posisi yang berlawanan dan dievaluasi secara emosional dalam kategori "plus mutlak" (keagungan) atau "minus mutlak" (tidak penting).

Pada kesempatan langka bahwa seorang pasien dengan sindrom narsistik berhasil mencapai tujuannya, hasil besar terjadi. Hasil ini memicu rasa keunikan dan memberi Anda kesempatan untuk dihormati atas pencapaian Anda. Dalam kasus kegagalan, pasien dengan sindrom narsisme kelelahan, "jatuh" ke dalam ketidakberartian, rasa cacatnya sendiri. Sepanjang hidup, pasien terus-menerus mencoba untuk melindungi diri dari perasaan tidak berarti dengan menghindari perasaan dan tindakan yang dapat berkontribusi pada realisasi ketidakmampuan dan ketergantungan mereka pada orang lain.

Diagnosis dan pengobatan sindrom narsisme

Diagnosis dibuat berdasarkan percakapan dengan pasien dan hasil tes menggunakan kuesioner khusus. Banyak pasien dengan sindrom narsistik menganggap diagnosis sebagai tuduhan. Kebencian, agresi, dan penolakan pengobatan mungkin terjadi, jadi dokter melaporkan diagnosis dengan hati-hati, sangat hati-hati, dengan fokus pada penerimaan dan tidak menghakimi. Pengobatan sindrom narsisme dilakukan secara rawat jalan oleh psikolog atau psikoterapis. Kerja konsisten jangka panjang diperlukan untuk mengenali perasaan iri, malu, dan takut yang tertekan menjadi orang biasa, "seperti orang lain".

Di hadapan kerabat yang menderita sindrom narsisme, studi tentang hubungan dengan orang dewasa yang signifikan dilakukan, di mana pasien belajar untuk mengidentifikasi manifestasi gangguan pada kerabat. Dia menjadi sadar akan perasaannya tentang menghakimi, perilaku manipulatif, dan masalah lain yang dimiliki orang ketika mereka berhubungan dengan seorang narsisis, dan kemudian mengembangkan cara baru yang lebih sehat untuk merespons. Seiring waktu, pasien belajar untuk memantau manifestasi sindrom narsisme tidak hanya pada kerabat, tetapi juga pada dirinya sendiri. Ini, bersama dengan kesadaran akan rasa iri, malu, dan perasaan negatif lainnya, menyediakan sumber daya dan peluang untuk perubahan perilaku.

Analisis transaksional dan terapi gestalt dianggap sebagai metode psikoterapi paling efektif untuk sindrom narsistik. Dimungkinkan untuk menggunakan metode jangka panjang lainnya, misalnya psikoanalisis klasik atau psikoterapi mendalam Jung. Prognosis tergantung pada tingkat keparahan gangguan, usia pasien dengan sindrom narsistik, dan tingkat motivasinya. Dengan kerja sama aktif yang konstan dengan psikolog atau psikoterapis, pengurangan signifikan dalam manifestasi narsistik dan peningkatan kualitas hidup dimungkinkan.

Apakah Narsisme adalah Penyakit Mental atau Sifat?

Baru-baru ini, slogan itu populer - cintai diri sendiri, jika tidak, kesuksesan dalam hidup tidak akan tercapai. Ketika ada cinta diri yang meningkat dan tidak dapat dibenarkan, maka ini sudah menjadi narsisme, yang dapat menyebabkan masalah serius. Penting untuk menangani penyimpangan seperti itu, jika tidak situasinya dapat memburuk.

Apa itu Narsisme - Definisi

Psikolog percaya bahwa cinta diri sangat penting bagi setiap orang, tetapi ada kalanya segala sesuatu melampaui batas dan kemudian kita sudah dapat berbicara tentang narsisme. Ini dipahami sebagai sifat karakter, yang diekspresikan dalam harga diri yang meningkat dan cinta yang tak dapat dijelaskan untuk orang itu sendiri. Menjelaskan mengapa orang disebut bakung, perlu disebutkan mitos Yunani kuno yang menceritakan tentang putra dewa sungai, yang sangat mencintai dirinya sendiri sehingga dia tidak dapat melepaskan diri dari bayangannya di sungai dan akhirnya meninggal karena kelelahan.

Narsisme yang merusak

Narsisme semacam ini berarti distorsi atau penurunan kemampuan untuk benar-benar memahami dan mengevaluasi diri sendiri. Muncul karena adanya ketakutan, kekecewaan, larangan, prasangka, dan sebagainya. Sindrom narsisme memanifestasikan dirinya dalam keinginan besar untuk menjadi pusat perhatian dan menerima konfirmasi tentang pentingnya diri sendiri dari orang-orang di sekitar. Pandangan destruktif dicirikan oleh penilaian kontradiktif yang tidak memadai tentang diri sendiri. Selain itu, orang-orang seperti itu tertutup dan memandang orang lain secara menyimpang.

narsisme patologis

Istilah ini mengacu pada pelanggaran karakter dengan gangguan kepribadian yang serius. Orang dengan masalah seperti itu dapat menjalani kehidupan yang sukses dan menempati sel-sel penting dalam masyarakat. Narsisme patologis adalah penyakit psikologis yang dapat mulai terbentuk sejak masa bayi, dan penyebabnya mungkin terletak pada sikap dingin ibu dan cinta yang berlebihan.

Narsisme Primer

Kondisi ini mengacu pada karakteristik bayi yang baru lahir dan dijelaskan oleh fakta bahwa libido lebih terangsang daripada di dunia luar. Narsisme primer menggambarkan keadaan asli bayi, karena ia belum dapat membedakan antara dirinya dan objek eksternal. Anak merasa mahakuasa karena semua kebutuhannya terpenuhi dengan cepat dan tanpa syarat. Di masa depan, narsisis akan tergoda untuk kembali ke rasa aman dan narsisme aslinya, dan ini adalah narsisme sekunder.

narsisme sesat

Ini adalah bentuk paling parah dari aliran narsisme, di mana seseorang tidak dapat melihat orang lain sebagai individu. Dia dengan mudah mengambil keuntungan dari orang lain dan tidak memikirkan perasaan dan keinginan mereka. Karakteristik seorang narsisis menunjukkan bahwa dia terus-menerus ingin menegaskan dirinya sendiri dengan mengorbankan orang lain, tetapi pada saat yang sama dia tidak terlibat dalam konflik terbuka. Orang dengan gangguan ini menikmati kekerasan moral. Konsekuensi dari berurusan dengan narsisis seperti itu bisa sangat mengerikan, mulai dari depresi berat hingga bunuh diri.

Narsisme dan seks

Konsep yang dihadirkan dalam seksologi memiliki makna yang berbeda, dan dipahami sebagai menerima kepuasan seksual dari diri sendiri, misalnya, saat mengamati tubuh seseorang di cermin. Psikopati dan narsisme dihubungkan oleh fakta bahwa ketika situasinya memburuk, orang tersebut memiliki pikiran dan tindakan obsesif, misalnya, masturbasi yang sering dan berkepanjangan. Seringkali, keadaan ini menyebabkan gangguan serius dan seseorang tidak dapat melakukannya tanpa bantuan spesialis. Karena narsisis terus-menerus mencari pasangan yang sempurna, mereka sering terlibat dalam pergaulan bebas.

Tanda-tanda Narsisme

Anda dapat mengenali seseorang yang mengagumi dirinya sendiri dengan beberapa fitur:

1. Dia suka berbicara, jadi dalam masalah apa pun dia pasti akan memasukkan pendapatnya, tetapi apa yang dikatakan orang lain tidak menarik baginya sama sekali. Selain itu, ketika menyampaikan berita apa pun, narsisis tentu menerapkannya pada diri mereka sendiri.
2. Jaga kesehatan dan penampilan Anda.
3. Narsisme dan transformasi kepribadian dimanifestasikan dalam kenyataan bahwa seseorang terus-menerus berpikir untuk dirinya sendiri, sehingga dia merasa nyaman dan nyaman.
4. Dia tidak bisa dengan tenang menerima kritik yang membangun, dan si narsisis menganggap komentar kecil sebagai penghinaan.
5. Negatif mengacu pada orang yang membutuhkan perawatan, ini juga berlaku untuk hewan. Ini dijelaskan oleh fakta bahwa mereka menarik perhatian orang lain, dan narsisis tidak suka berbagi.
6. Narsisme memanifestasikan dirinya dalam keinginan untuk menyembunyikan kekurangan mereka dan melebih-lebihkan kebajikan mereka.

Narsisme pada pria

Dalam kebanyakan kasus, narsisme pria memanifestasikan dirinya dalam keinginan untuk menegaskan diri sendiri dan membuktikan diri sendiri dan orang lain. Narsisis secara harfiah delusi tentang kesuksesan, bermuka dua dan konsumen wanita. Psikologi menjelaskan bahwa narsisme pada pria adalah jalan menuju kesepian, karena masalah dalam keluarga dan masyarakat tidak dapat dihindari. Jika bentuk terburuk dari keadaan psikologis ini diamati, maka agresi dapat memanifestasikan dirinya, diekspresikan dalam tirani domestik.

Narsisme pada wanita - tanda

Wanita yang menderita narsisme menghabiskan banyak uang untuk merawat penampilan mereka sendiri. Sangat jarang, wanita seperti itu menghasilkan uang sendiri, dan mereka memiliki sponsor, misalnya, pria atau orang tua. Narsisme pada wanita dimanifestasikan dalam sikap konsumtif mereka terhadap lawan jenis. Yang paling menarik adalah bahwa pria sendiri mengagumi wanita seperti itu, karena mereka tampak sangat tidak dapat diakses oleh mereka. Wanita dengan narsisme sering memiliki masalah berkomunikasi dengan anak-anak karena mereka memiliki tuntutan yang berlebihan pada mereka.

Penyebab Narsisme

Faktor-faktor yang memprovokasi narsisme memiliki sifat yang berbeda:

1. Anatomis. Eksperimen telah menetapkan bahwa pada orang dengan penyimpangan seperti itu, ada penebalan korteks dan kulit terluar otak, serta perubahan pada beberapa sel saraf. Para ilmuwan telah menentukan bahwa kegagalan tersebut berhubungan dengan bagian otak yang bertanggung jawab untuk empati.
2. Psikologis. Narsisme pria dan wanita dapat dipicu oleh keadaan yang berbeda dan ini termasuk genetika, pendidikan, dan berbagai faktor psikologis. Alasan paling umum termasuk orang tua yang terlalu protektif, ketergantungan pada pendapat orang lain, trauma psikologis dan penyakit.
3. Sayang. Banyak orang tua bahkan tidak memikirkan fakta bahwa mereka membesarkan anak secara tidak benar. Permisif, cinta pemaaf yang berlebihan, kurangnya perhatian dari orang tua - semua ini dapat menyebabkan perkembangan narsisme, yang sebenarnya merupakan mekanisme pertahanan.

Narsisme - pengobatan

Sangat jarang untuk mengatasi masalah tanpa bantuan psikolog. Pada awalnya, seseorang akan mengambil posisi bertahan, sehingga spesialis menggunakan berbagai trik untuk memenangkan pasien, misalnya, menunjukkan pengakuan dan rasa hormatnya. Pada saat yang sama, psikolog menggunakan berbagai metode untuk mengatur harga diri. Penyakit narsisme mencakup dua jenis terapi:

1. Individu. Spesialis menggunakan berbagai praktik psikologis, yang tujuan utamanya adalah menjelaskan kepada pasien prinsip-prinsip pembentukan narsisme sehingga ia menerima masalahnya. Seringkali ini membutuhkan waktu lama.
2. Kelompok. Kerja kelompok sangat penting karena membantu mengembangkan individualitas yang sehat dan belajar memahami orang lain. Terapi kelompok mengajarkan Anda untuk menekan narsisme dan merasa normal di masyarakat.

Ujian narsisme

Untuk mendiagnosis gangguan tersebut, metode yang berbeda digunakan. Wajib dilakukan pemeriksaan umum dan survei lingkungan terdekat untuk mengetahui penyebab berkembangnya penyimpangan tersebut. Ada tes NPI yang diterima secara umum, yang dikembangkan pada tahun 1979, tetapi itu tidak bisa menjadi satu-satunya alat diagnostik. Disarankan untuk melakukan tes bersama dengan psikolog, yang juga dapat memberikan saran kepada kerabat dekat pasien tentang cara bertahan hidup di dunia narsisme.

Tes NPI (Anda bisa pergi di sini) terdiri dari 40 pasang pernyataan, dari mana seseorang hanya memilih satu opsi yang cocok untuknya. Tidak disarankan untuk memikirkan pertanyaan untuk waktu yang lama, karena ini mengurangi keefektifannya. Waktu optimal adalah 7-10 menit. Setelah itu, spesialis menganalisis hasilnya dan menarik kesimpulan tertentu, seperti jenis narsisme apa, seberapa parah masalahnya, dan sebagainya. Selain itu, hasilnya membantu psikolog untuk mengembangkan strategi pengobatan yang tepat.

Narsisme - gangguan mental atau tipe karakter?

Dia menawan, ironis, jenaka, mudah bertemu dengan orang-orang dari berbagai jenis kelamin dan usia. Di perusahaan, dia tahu bagaimana melanjutkan percakapan tentang topik apa pun, dengan senang hati dia berbicara tentang pencapaian dan pengetahuannya. Dia terlihat baik, selalu berpakaian tanpa cela, memiliki sopan santun. Sepintas, ini adalah kepribadian yang holistik dan luar biasa, percaya diri, berpendidikan, memiliki tujuan. Pria tanpa sadar mencoba menirunya, wanita menyerah pada pesonanya dan tidak keberatan memulai hubungan.

Deskripsi ini adalah perkiraan potret psikologis seorang narsisis - seseorang dengan gangguan kepribadian yang diklasifikasikan psikologi sebagai narsisme.

Definisi "narsisme" menyiratkan gangguan kepribadian narsistik atau tipe karakter seseorang. Dalam kedua kasus, ada garis perilaku khusus di mana pria atau wanita selalu berusaha menunjukkan dirinya dalam perspektif yang menguntungkan, tidak menerima kritik, tidak mampu (tidak mampu) menjalin hubungan jangka panjang yang tulus dengan teman dan pasangan.

Istilah "narsisme" dipinjam dari mitos Yunani kuno tentang seorang pemuda cantik bernama Narcissus, yang, setelah melihat bayangannya di permukaan air kolam, sangat jatuh cinta padanya sehingga dia mati karena perasaan yang tak terbalas.

Dunia modern menumbuhkan narsisme, menumbuhkan keinginan orang untuk menjadi sorotan, mandi dalam kemuliaan, pengakuan, penyembahan. Seringkali, bahkan individu tanpa gangguan mental, dengan harga diri yang memadai, mengembangkan sifat yang sama dalam diri mereka. Narsisme tidak selalu merupakan gangguan mental, sering kali merupakan tipe kepribadian yang dibentuk oleh pengaruh eksternal atau internal. Gejala yang dengannya Anda dapat menentukan adanya penyimpangan kepribadian:

• merasakan dan menekankan eksklusivitas, kepentingan diri sendiri;
• reaksi agresif terhadap kritik;
• berjuang untuk kehidupan yang indah, kesuksesan, kekayaan;
• penolakan pendapat orang lain atau sudut pandang yang berlawanan;
• keinginan untuk berkomunikasi dengan orang-orang berstatus tinggi;
• persyaratan sikap khusus terhadap diri sendiri, kekaguman, perhatian, pengakuan atas kelebihan dan penolakan kekurangan;
• ketidakmampuan untuk menunjukkan empati dan kasih sayang kepada orang lain;
• kecenderungan untuk naik di atas orang, mempermalukan mereka;
• fokus pada kekurangan orang lain;
• demonstrasi jasa, bakat, keterampilan, sering dibesar-besarkan dan tidak berdasar;

Orang narsisis selalu menempatkan kepentingannya di atas kepentingan dan kebutuhan orang lain, termasuk orang-orang terdekatnya; tidak merasa kasihan kepada orang yang dia sakiti, mengingat perilaku seperti itu normal; tidak tahu bagaimana menerima kekalahan secara memadai, jatuh histeris di setiap kegagalan.

Dalam kebanyakan kasus, narsisis tidak dilahirkan, mereka menjadi dalam proses tumbuh, menjadi pribadi, pendidikan mandiri, pengembangan. Apa yang mengisi otak seseorang menentukan ciri-ciri karakter apa yang akan ia kembangkan; Akankah dia bisa menjadi orang dewasa yang bertanggung jawab dan mandiri atau akankah dia tetap menjadi anak egois yang berubah-ubah yang membutuhkan perhatian dan perawatan terus-menerus.

Ciri-ciri kepribadian psikologis ditetapkan pada anak usia dini. Meskipun tidak sedikit karakternya tidak dipengaruhi oleh informasi yang tertanam secara genetik, orang tua dapat berbuat banyak untuk membesarkan dan mendidik orang yang mandiri yang menghargai martabat orang lain. Psikolog merekomendasikan mengikuti garis perilaku tertentu dalam membesarkan anak-anak:

1. 1. Adalah perlu untuk memuji bayi dan meyakinkannya tentang cinta, tetapi harus ada alasan yang baik untuk memuji, setiap menit kekaguman untuk setiap tindakan anak membentuk dalam dirinya rasa eksklusivitas yang berlebihan. Saat meyakinkan anak tentang cinta, Anda tidak boleh mengatakan: "Aku mencintaimu karena kamu yang paling cantik (pintar, berbakat, cakap)". Cukup bagi seorang anak bahwa dia tidak dicintai karena pencapaian tertentu atau data eksternal, tetapi hanya dicintai.
2. 2. Adalah salah untuk menuruti semua keinginan dan keinginan. Segera mendapatkan semua yang dia inginkan, anak memutuskan bahwa itu akan selalu begitu. Anda harus bisa mengatakan "tidak", menjelaskan mengapa ibu tidak akan membeli mobil atau boneka lagi.
3. 3. Ketika memberi tahu teman atau kerabat tentang prestasi anak dalam studi, olahraga, kreativitas, mereka tidak boleh dilebih-lebihkan, dibumbui dan ditekankan bahwa ia selalu berupaya lebih baik daripada yang lain. Jadi Anda bisa membentuk harga diri yang terlalu tinggi.
4. 4. Adalah baik ketika orang tua mengembangkan harga diri pada anak, tetapi harus ditekankan bahwa perasaan yang sama melekat pada orang lain dan harus dihormati.
5. 5. Adalah buruk ketika seorang anak diperlakukan sebagai "pusat alam semesta" oleh banyak kerabat dan teman keluarga: setiap menit mereka memuji, memberikan hadiah, terus-menerus menekankan eksklusivitas, orisinalitas, bakatnya. Anak itu akan mempercayainya, dan ketika dihadapkan dengan kehidupan dewasa, dia akan mengerti bahwa orang lain tidak berpikir begitu. Kesadaran ini akan menyerang harga dirinya, kompleks, gangguan kepribadian, termasuk narsisme, dapat berkembang.
6. 6. Ekstrim dalam pendidikan - sikap permisif atau keras yang berlebihan membentuk harga diri yang rendah pada anak-anak, yang selanjutnya dapat berkembang menjadi masalah psikologis yang lebih serius.

Anak-anak perlu diajarkan sejak usia dini keterampilan komunikasi, kemampuan untuk membangun hubungan dengan teman sebaya dan orang yang lebih tua, menghormati pendapat orang lain, dan dengan tenang menanggapi komentar yang dibuat oleh mereka. Secara konsisten dan dengan menghormati kepribadian orang kecil, dengan menanamkan sifat-sifat ini, orang tua melindungi anak dari kemungkinan menghadapi narsisme dan keegoisan yang berlebihan di masa depan.

Tidak selalu pendidikan yang tepat adalah kunci pembentukan kepribadian yang memadai. Narsisme terkadang memiliki sifat mental, merupakan penyakit yang tidak bergantung pada gaya hidup, kondisi dan lingkungan sekitar seseorang. Seringkali dalam kasus seperti itu, psikopati dimanifestasikan - sindrom patologis, yang ciri khasnya adalah tidak adanya belas kasihan dan simpati terhadap orang lain, ketidakmampuan untuk bertobat dan menyesal telah menyakiti seseorang. Psikopat tidak mengalami perasaan dan emosi yang dalam, tidak mampu mencintai, penipu, tidak berperasaan, seringkali sangat kejam. Narsisis terbuang jatuh ke dalam keadaan seperti itu, yang belum dipahami, tidak dihargai, tidak dimuliakan.

Dalam beberapa kasus, narsisme disebabkan oleh skizofrenia, penyakit mental yang serius. Pasien mengalami rasa superioritas yang berlebihan, dengan tulus percaya pada takdir khusus mereka. Terkadang penyakit ini memiliki manifestasi yang ekstrim, ketika penderita skizofrenia menganggap dirinya orang besar (nabi, mesias, utusan Tuhan, atau Tuhan sendiri).

Baik psikopat maupun penderita skizofrenia memerlukan pengobatan dengan obat khusus yang mengontrol aktivitas otak dan mental. Perawatan di klinik psikiatri hanya diperlukan dalam kasus di mana perilaku pasien berbahaya bagi kehidupan dan kesehatan orang lain.

Tergantung pada penyebab dan tingkat perubahan kepribadian, psikolog membedakan beberapa bentuk narsisme:

1. 1. Konstruktif. Seseorang mencintai dirinya sendiri, tetapi mengevaluasi secara memadai. Sikap positif untuk belajar, bekerja, hubungan. Percaya diri, selalu mengendalikan situasi, tidak membiarkan orang lain membentuk pemikirannya dan memberikan tekanan.
2. 2. Kurang narsisme. Gangguan kepribadian di mana seseorang tidak dapat menilai dirinya sendiri secara memadai, kemampuannya, tergantung pada pendapat orang lain, pasif, kekanak-kanakan, dan mudah dipengaruhi.
3. 3. Narsisme yang merusak (sesat). Pasien mengalami kebutuhan patologis akan perhatian dan kekaguman, tetapi mereka sendiri tidak mampu memuji orang lain, membuat pujian dan mengakui kelebihannya. Gangguan ini berbatasan dengan penyakit mental yang ditandai dengan autisme, paranoia, dan delusi.

Narsisme yang kurang dan sesat berarti bahwa orang seperti itu tidak akan pernah mendukung, bersimpati, atau datang untuk menyelamatkan. Dia sangat yakin bahwa dunia harus berputar di sekitar dirinya, masalah-masalah lainnya tidak penting dan tidak pantas mendapat perhatian.

Bagi banyak orang, citra seorang narsisis adalah seorang pria atau pria muda dengan ketampanan, kaya raya, sukses, sombong, percaya diri dengan kemampuannya sendiri. Faktanya, wanita juga terpengaruh, tetapi pada tingkat yang lebih rendah. Seorang narsisis perempuan sulit untuk diidentifikasi, karena perilaku laki-laki, yang ditandai dengan egoisme dan keinginan untuk menarik perhatian, lebih alami bagi perempuan.

Jika seorang pria narsisis adalah pekerja keras dan memiliki tujuan, ia sering mencapai kesuksesan karir, kekayaan materi, dan pengakuan. Sulit untuk tidak memperhatikan pria seperti itu, mereka cerdas, mudah bergaul, mudah bergaul. Di perusahaan mana pun, mereka dengan cepat mendapatkan bantuan, menarik perhatian dengan penampilan dan perilaku mereka. Tetapi bagi orang-orang yang berada di dekatnya, sisi lain dari kepribadian mereka terbuka. Tirani, despotisme, keinginan untuk berkuasa atas anggota keluarga, bawahan adalah ciri khas banyak narsisis.

Kehidupan seorang narsisis, pria atau wanita, berkisar pada menemukan orang-orang yang baginya dia akan menjadi idola, objek kekaguman, pemujaan, cita-cita yang tak terjangkau. Setelah menemukan orang seperti itu, narsisis menjadi teman baik atau pendamping pernikahan, tetapi hanya sampai pasangan itu mengaguminya, memuji kebajikannya dan tidak memperhatikan kesalahan dan kekurangannya. Dijatuhkan dari alas imajiner, orang seperti itu mengalami perubahan suasana hati, depresi, dan gangguan afektif.

Paradoksnya, narsisme sering didasarkan pada kompleks inferioritas yang sangat tersamar. Paradoks lain adalah bahwa meskipun narsisis meremehkan orang lain, dia tidak bisa hidup tanpa mereka. Dia membutuhkan audiens yang mengaguminya; tanpa itu, hidup kehilangan semua makna.

Anda dapat menyingkirkan gangguan tersebut sendiri jika narsisme adalah milik individu, dan bukan masalah mental. Kondisi utama adalah kesadaran tidak dapat diterimanya perilaku seseorang dan keinginan untuk koreksi psikologis. Dengan bantuan seorang psikoterapis, seseorang akan belajar menilai dirinya sendiri dan kemampuannya secara memadai, bergaul dengan orang lain, menghormati martabat mereka.

Narsisme penyakit mental: tanda, pengobatan

Narsisme adalah gangguan mental kepribadian, dimanifestasikan oleh harga diri yang tidak memadai dan peningkatan perhatian pada diri sendiri. Cinta diri patologis, disertai dengan keinginan untuk menunjukkan keunggulan seseorang. Pasien menunjukkan keinginan untuk daya tarik eksternal, kekayaan, kekuasaan, sementara tidak mengendalikan ambisinya. Dia menerima pujian dan pujian apa pun begitu saja, dan tidak selalu menganggap perlu untuk berterima kasih.

Mencoba melindungi dirinya dari perasaan iri terhadap orang lain, seseorang yang menderita narsisme tidak menunjukkan minat pada aktivitas atau pekerjaan mereka. Dengan demikian, ia mengembangkan penghinaan terhadap orang lain. Karena itu, orang seperti itu tidak mampu berempati dan manifestasi emosi dalam hubungan dengan orang lain.

Orang dengan narsisme tidak mampu menjalin hubungan yang mendalam. Bahkan jika mereka berbicara keras tentang perasaan dan empati terhadap orang lain, mereka tidak benar-benar merasakannya. Ketakutan terbesar dalam hidup mereka adalah "menjadi seperti orang lain".

Upaya yang gagal untuk mendapatkan pengakuan dari orang lain menyebabkan perubahan suasana hati yang hebat. Hasilnya adalah keadaan kesepian dan kekosongan. Untuk pasien seperti itu, praktis tidak ada nilai moral.

Gejala Narsisme

Gejala gangguan jiwa ini sangat beragam. Anda dapat berbicara tentang keberadaan narsisme pada seseorang ketika dia menunjukkan gejala-gejala berikut:

• Kecenderungan fantasi ketenaran besar, uang, kesuksesan, perhatian lawan jenis. Tetapi pada saat yang sama, semua ini jauh dari kenyataan;
• Melebih-lebihkan keterampilan, kemampuan, kelebihan, dan kepentingan diri seseorang;
• Perlunya perhatian terus-menerus dari orang-orang di sekitarnya, dalam persetujuan mereka;
• Keyakinan mutlak akan orisinalitas dan keunikan, kejeniusan, dan bakat khusus mereka. Keyakinan seperti itu biasanya tidak dikenali;
• Iri dengan kesuksesan orang lain. Orang narsisis tidak menerima kenyataan bahwa seseorang pantas sukses;
• Presentasi demonstratif diri sendiri, untuk menunjukkan kepada orang lain keunggulan diri sendiri atas mereka;
• Kecenderungan untuk menggunakan orang lain untuk mencapai tujuan egois mereka sendiri;
• Mengabaikan tugas dan meningkatkan hak sendiri juga merupakan tanda narsisme;
• Kurangnya keinginan untuk memahami perasaan orang lain, bahkan orang yang dekat, ketidakmampuan untuk berempati;
• Konsentrasi pada kekurangan orang lain dan penyangkalan diri sendiri. Kritik apa pun dapat menyebabkan kemarahan atau pengabaian total.

Jika seseorang memiliki setidaknya lima gejala di atas, maka kita dapat membicarakan penyakit narsismenya.

Manifestasi narsisme pada wanita dan pria

Narsisme pada pria dimanifestasikan, sebagai suatu peraturan, dalam keinginan untuk mencapai signifikansi di mata orang-orang di sekitar mereka. Dengan mencoba memenuhi kebutuhan ini, seorang pria dapat mencapai kesuksesan karir yang luar biasa. Tapi segera ini digantikan oleh perasaan kekosongan batin.

Sampai usia empat puluh, keinginan untuk tumbuh secara sosial tidak menimbulkan kekhawatiran, karena selalu ada tugas dan tujuan yang harus dilaksanakan. Tetapi seiring bertambahnya usia, pria seperti itu merasa tidak bahagia. Selain itu, mereka mengalami kesulitan dalam hubungan dengan orang lain, serta orang yang dicintai. Cukup sering, pria seperti itu disebut tiran.

Narsisme pada wanita juga diwujudkan dengan perilaku ambisius. Seringkali ada masalah dalam berkomunikasi dengan orang yang dicintai dan bahkan dengan anak-anak mereka sendiri. Seringkali, dengan menaruh harapan yang tinggi pada seorang anak, seorang wanita kecewa jika harapannya tidak terpenuhi. Hal ini menyebabkan perselisihan dalam hubungan. Anehnya, tetapi wanita yang menderita narsisme memilih pria yang tenang dan perhatian sebagai pasangan hidup. Tapi mereka sendiri tidak menunjukkan dan tidak merasa hormat padanya. Jika keduanya dalam keluarga menderita narsisme, hubungan itu tidak akan bertahan lama.

Mengapa Narsisme Terjadi

Penyebab narsisme bermacam-macam. Mereka bisa anatomis, psikologis, dan juga berakar pada masa kanak-kanak.

• Penyebab anatomis narsisme. Para ilmuwan memeriksa pencitraan resonansi magnetik pasien yang menderita gangguan ini dan mengungkapkan penebalan korteks dan kulit terluar otak, serta modifikasi beberapa sel saraf. Ternyata, penyimpangan semacam itu hadir di bagian otak yang bertanggung jawab atas perasaan empati. Oleh karena itu, inilah penyebab penyakit narsisme pada sebagian orang.

alasan psikologis. Disebabkan oleh berbagai keadaan, antara lain genetik, pola asuh, faktor psikologis. Misalnya: perwalian dan idealisasi anak yang berlebihan oleh orang tua; kerentanan terhadap opini sekitarnya; sistem nilai yang terbentuk secara tidak memadai pada masa remaja; trauma psikologis di masa kecil; penyakit mental dan gangguan seperti skizofrenia.

Penyebab di masa kecil. Alasan paling umum untuk manifestasi narsisme sejak anak usia dini adalah pengasuhan yang salah. Jika permisifitas hadir dalam keluarga, maka cukup bisa dimengerti dari mana gangguan ini muncul. Dan juga penyebab penyakit bisa jadi adalah kurangnya perhatian orang tua dan rendahnya harga diri. Dalam hal ini, narsisme seperti mekanisme pertahanan yang bertujuan untuk menutupi kurangnya persetujuan dan perhatian.

Mendiagnosis Narsisme

Diagnosis dimulai dengan pemeriksaan fisik, di mana dimungkinkan untuk mengidentifikasi patologi yang menyebabkan narsisme. Jika penyakit tidak terdeteksi selama pemeriksaan seperti itu, maka analisis psikologis dilakukan sebagai diagnosis lebih lanjut, menggunakan wawancara terstruktur, kuesioner, dan tes.

Dengan jenis diagnosis ini, kelayakan perilaku pasien, reaksinya terhadap kritik, dan sikap terhadap proses diagnosis diperhitungkan.

Karena pasien sendiri tidak menyadari keberadaan penyakitnya, maka, sebagai suatu peraturan, kerabat dekat meminta bantuan spesialis. Dari kata-kata mereka, dokter bisa mendapatkan informasi yang cukup untuk membuat diagnosis.

Pengobatan sindrom narsisme

Pasien narsistik mencoba untuk mengesankan orang lain dengan mempertahankan citra kesempurnaan. Kesadaran akan penyakit dapat menyebabkan mereka panik dan menghancurkan ilusi mereka. Oleh karena itu, di hadapan dokter, pasien seperti itu mengambil posisi bertahan dan terus menunjukkan keunggulan. Tetapi seorang dokter yang berpengalaman, dengan mempertimbangkan kekhasan gejala narsisme, memperlakukan pasien dengan baik.

Untuk memberikan bantuan psikologis, dokter menunjukkan rasa hormat dan bahkan pengakuan terhadap pasien, tetapi melakukan ini sedemikian rupa sehingga pasien tidak memperburuk rasa idealitas patologis. Pada saat yang sama, dokter tidak menunjukkan kelemahan, agar tidak mengganggu proses terapi psikologis. Ini membantu pasien mengatur harga diri melalui keterbatasan nyata. Selanjutnya, teknik psikologis dikerjakan dengan pasien, yang memperkuat perjuangan melawan penyakit.

Psikoterapi individu

Terapis menyadari pentingnya narsisme dalam jiwa pasien, menahan diri dari kritik, tetapi tidak menunjukkan simpati kepada pasien, karena ini tidak berguna dan tidak dirasakan oleh pasien.

Dalam terapi individu, berbagai praktik psikologis digunakan. Tugas utama seorang psikiater adalah menjelaskan kepada pasien prinsip-prinsip pembentukan narsisme dan mencapai penerimaan pasien terhadap penyakitnya. Dan karena sumber masalahnya berada jauh di alam bawah sadar, dibutuhkan waktu yang cukup bagi pasien untuk menyadari masalahnya.

kelompok terapi

Tugas utama dari jenis terapi ini adalah memampukan pasien untuk mengembangkan individualitas yang sehat, belajar mengenali orang-orang di sekitarnya sebagai individu, dan membentuk rasa empati terhadap anggota kelompok lainnya.

Berkat terapi kelompok, dimungkinkan untuk membangun kontrol atas perilaku pasien. Agresinya berkurang dan terkendali. Tetapi pada saat yang sama, penting untuk menjaga harga diri pasien. Lagi pula, ada kemungkinan bahwa pada "mengekspos" penyakit pertama, ia akan meninggalkan grup dan mulai mencari dukungan dari luar lagi. Oleh karena itu, terapi kelompok harus dikombinasikan dengan terapi individu.

Jika gejala gangguan narsistik bersifat kronis dan merusak kepribadian manusia, maka rawat inap dan rawat inap mungkin dilakukan. Jika tidak, sindrom narsisme dapat berubah menjadi konsekuensi serius (skizofrenia, bunuh diri).

Pencegahan Gangguan Narsistik

Karena narsisme, sebagai suatu peraturan, terbentuk sejak masa kanak-kanak di bawah pengaruh faktor-faktor tertentu, ini dapat dihindari jika Anda berkontribusi pada perkembangan individu yang normal dan penuh:

• Membangun dan memelihara rasa harga diri pada anak. Ajari dia untuk tidak bergantung pada pendapat asing;
• Jangan melarang anak untuk menunjukkan emosi berupa kesedihan, kesedihan, air mata;
• Mampu mengatakan "tidak" jika perlu dan tidak menuruti semua keinginan anak;
• Bermurah hati dengan pujian kepada anak ketika dia benar-benar layak mendapatkannya. Tetapi tidak perlu membual tentang keberhasilan anak di hadapan orang lain di hadapannya sendiri;
• Berikan perhatian yang cukup kepada anak;
• Membesarkan seorang anak sedemikian rupa sehingga dia mengerti bahwa dia adalah bagian dari masyarakat, dan bukan masyarakat yang diciptakan untuknya.

Manifestasi pertama narsisme mungkin terjadi pada masa kanak-kanak atau remaja. Jika, seiring bertambahnya usia, mereka tidak hilang, maka Anda harus mencari bantuan dari psikoterapis. Masalah yang diselesaikan tepat waktu tidak akan mengganggu kehidupan penuh dan interaksi normal dengan masyarakat.

Narsisme sebagai penyakit psikologis: gejala, pengobatan

Narsisme adalah gangguan mental yang diekspresikan dalam harga diri, kepuasan diri, dan narsisme seseorang yang meningkat. Cinta patologis seperti itu untuk kepribadiannya sendiri diekspresikan dalam perhatian yang dekat pada dirinya sendiri, sementara seseorang tidak dapat mengendalikan ambisinya, berjuang untuk kekayaan dan daya tarik eksternal, infantilisme dimanifestasikan dalam sopan santun dan tindakan.

Sedikit sejarah

Istilah "narsisme" berasal dari nama pahlawan mitologi Yunani kuno Narcissus. Pemuda itu sangat tampan: pahlawan narsis menolak cinta peri Echo, yang membuatnya dihukum. Para dewa Yunani kuno menghukum Narcissus untuk mengagumi wajahnya melalui pantulan di permukaan air.

Menurut Sigmund Freud, narsisme adalah manifestasi dari perilaku intim tertentu. Banyak anak pada tahap awal kehidupan menunjukkan perasaan narsis, mengagumi diri mereka sendiri. Pada saat yang sama, jika kepribadian anak berkembang secara harmonis dan benar, dan orang tua berpartisipasi dalam pengasuhan penuh anak, narsisme semacam itu tidak membahayakan dan menghilang dengan sendirinya seiring bertambahnya usia. Dalam proses penciptaan metodologi psikoanalisis, Freud akhirnya memperkenalkan konsep narsisme ke dalam praktik psikiatri.

Gangguan kepribadian narsistik dan penyebabnya

Gangguan jiwa ini bisa bermacam-macam penyebabnya. Saat memeriksa otak pasien, para ilmuwan menemukan penebalan korteks dan perubahan struktur beberapa sel saraf. Penyimpangan mempengaruhi bagian otak yang bertanggung jawab atas perasaan kasih sayang.

Menurut para ahli, perasaan empati tergantung pada konsentrasi materi abu-abu: pada narsisis, jumlahnya jauh lebih sedikit daripada pada orang sehat.

Narsisme adalah penyakit mental yang terjadi karena alasan berikut:

1. Harga diri rendah di masa kecil. Pada saat yang sama, ciri-ciri perilaku seperti itu dapat diletakkan oleh orang tua atau lingkungan seseorang, celaan dan celaan yang terus-menerus memprovokasi munculnya mekanisme perlindungan.
2. Tidak adanya pembatasan orang tua pada masa kanak-kanak, pujian yang berlebihan dan idealisasi kepribadian anak oleh orang tua.
3. Permissiveness, di mana anak tidak mengerti apa yang bisa dia lakukan dan apa yang dilarang untuknya.

Harap dicatat bahwa ciri-ciri tertentu dari narsisme sering muncul selama masa pubertas, tetapi ini tidak berarti bahwa fenomena seperti itu akan berkembang menjadi gangguan mental.

Beberapa ahli teori percaya bahwa narsisme adalah patologi yang juga turun temurun. Peran penting dimainkan oleh kehadiran seorang idola dalam diri seorang remaja. Dalam beberapa kasus, fenomena ini dikaitkan dengan penyakit mental yang lebih serius (misalnya, dengan skizofrenia), di mana pasien benar-benar kehilangan kontak dengan kenyataan, menganggap dirinya sebagai utusan dewa atau idola lain.

Tanda-tanda Narsisme

Di bawah ini adalah gejala penyakit ini, yang menjadi dasar diagnosis psikiater.

1. Rasa mementingkan diri sendiri yang berlebihan.
2. Fantasi yang terus-menerus muncul tentang kesuksesan dan ketenaran yang luar biasa, kekayaan yang luar biasa.
3. Keyakinan akan keunikan diri sendiri, keinginan untuk berkomunikasi hanya dengan orang-orang dengan posisi sosial yang tinggi.
4. Menuntut kekaguman dan penghormatan dari orang lain.
5. Sombong dan ambisius (beberapa narsisis membuat lelucon yang kejam dan sinis tentang orang lain).
6. Kurangnya empati dan kasih sayang.
7. Sikap negatif terhadap kritik.
8. Harga diri yang melambung hanyalah topeng bagi orang lain; jauh di lubuk hati, pasien seperti itu adalah kepribadian yang lemah dengan banyak kerumitan psikologis.
9. Hati-hati menyamarkan kekurangan mereka sendiri.
10. Menggunakan orang lain untuk keuntungan Anda sendiri.

Semua orang yang menderita penyakit ini berusaha melindungi diri dari perasaan iri terhadap orang lain, sehingga mereka sering tidak tertarik dengan kehidupan pribadi dan aktivitas profesional teman dan kenalan mereka. Orang sakit sering mengungkapkan ketidakpastian dalam pendapatnya: pada awalnya ia menganggap orang ini atau itu sebagai idola atau idola, dan kemudian mengungkapkan penghinaan untuknya dan menganggap orang ini atau itu tidak masuk akal.

Narsisis adalah orang yang kecanduan pujian, sangat sering mereka tidak bereaksi dengan cara apapun, tidak menanggapi dengan rasa syukur ketika mendengar pujian. Dalam kebanyakan kasus, pasien tidak menunjukkan minat pada nilai-nilai yang diterima secara umum (moral atau estetika).

Narsisme pada wanita dan pria: fitur dan perbedaan utama

Psikologi narsisme pada pria sangat dalam, dan alasannya terletak pada pengasuhan anak-anak. Apalagi penyakit ini paling sering ditemukan pada perwakilan dari jenis kelamin yang lebih kuat. Pasien laki-laki berusaha dengan sekuat tenaga untuk mencapai signifikansi mereka sendiri di mata masyarakat. Dengan segala cara mereka mencapai pertumbuhan karir dan posisi keuangan yang tinggi. Ketika tujuan yang diinginkan tercapai, kegembiraan pasien dari yang diterima hanya berlangsung beberapa menit, setelah itu kebutuhan mereka meningkat lagi, dan mereka mulai menginginkan lebih.

Sebelum mencapai usia dewasa, tujuan dan kebutuhan yang berkembang tidak mengganggu pasien, ia secara bertahap menyadari tugas-tugas tertentu dan tidak melihat alasan untuk khawatir. Namun, kemudian, si narsisis mulai menyadari bahwa dia tidak pernah mencapai kebahagiaan. Pria dengan diagnosis seperti itu tidak dapat membangun hubungan penuh dengan orang-orang, mereka menghancurkan keluarga, sementara anak-anak narsisis juga mulai menderita pengaruh negatif dari ayah mereka.

Adapun narsisme wanita, itu diekspresikan dalam ketidakmampuan untuk memahami anak Anda, ketidakmampuan untuk menikmati hal-hal sederhana dan, sebagai akibatnya, ketidakpuasan dengan hidup Anda sendiri. Pasien memaksa anak-anak mereka untuk belajar siang dan malam, untuk hanya menerima nilai yang sangat baik, konflik sering terjadi dengan latar belakang fakta bahwa anak itu tidak memenuhi harapan ibunya.

Hubungan antar-gender pribadi juga menderita narsisme wanita: pasien memilih pria yang penuh perhatian dan perhatian secara eksklusif sebagai pasangan, tetapi mereka sendiri tidak menghormati mereka, karena mereka menganggap mereka berkemauan lemah dan tidak mampu melakukan apa pun. Jika dalam pasangan kedua orang memiliki tanda-tanda narsisme, perjuangan karakter tanpa henti dimulai: orang-orang ini akan bersaing satu sama lain dalam segala hal, sementara hubungan yang tegang seperti itu tidak mungkin bertahan lama.

Fitur diagnostik

Dimungkinkan untuk menentukan patologi seperti itu selama percakapan pribadi dengan pasien. Format percakapan dalam bentuk wawancara paling cocok untuk tujuan ini. Berdasarkan hasil survei, poin diberikan, atas dasar yang psikiater menentukan apakah pasien memiliki gangguan kepribadian yang serius atau kondisi batas, yang diekspresikan dalam harga diri yang tinggi.

Di antara pertanyaannya adalah sebagai berikut:

1. Menurut Anda mengapa Anda pantas mendapat perhatian dan perlakuan khusus dari orang Anda?
2. Menurut Anda, siapa yang pantas mendapatkan perhatian Anda, dan mengapa tepatnya?
3. Untuk orang seperti apa Anda rela mengorbankan waktu luang Anda?
4. Apakah penting bagi Anda untuk menghabiskan waktu secara eksklusif dengan orang-orang berpengaruh dengan posisi sosial yang tinggi?

Pada saat yang sama, penting untuk membedakan narsisme dari harga diri yang meningkat, serta dari gejala penyakit lain (misalnya, dari skizofrenia).

Mengapa narsisme berbahaya? Jika koreksi perilaku individu tidak dimulai tepat waktu, gangguan mental dapat berkembang. Akibatnya, pasien tidak akan dapat mempertahankan ikatan sosial dan terlibat dalam kegiatan profesional, secara bertahap menjauh dari kehidupan sosial, yang mengarah pada perkembangan gangguan mental lainnya. Dalam beberapa kasus, agresi dan psikosis muncul, pasien berhenti mengendalikan perilakunya. Perawatan dalam situasi seperti itu hanya mungkin dilakukan di rumah sakit.

Tes penyakit

Dalam psikiatri modern, ada beberapa metode efektif yang ditujukan untuk mengidentifikasi narsisme. Salah satu metode ini termasuk kuesioner khusus, yang mencakup 163 pertanyaan yang sifatnya berbeda. Saat mempelajari jawaban atas mereka, spesialis mempelajari apa yang disebut skala Likert.

Pasien harus menyatakan tingkat persetujuannya atau tingkat ketidaksetujuannya dengan pernyataan tertentu. Akibatnya, psikiater menghitung koefisien narsisme. Perlu dicatat bahwa teknik ini juga memiliki kontraindikasi: misalnya, tidak dapat dan tidak disarankan untuk digunakan selama periode depresi berat atau psikosis akut.

Bagaimana cara mengobati narsisme?

Pengobatan gangguan mental ini tidak efektif di rumah. Jika tanda-tanda penyakit seperti itu muncul, perlu untuk menghubungi psikoterapis yang akan melakukan diagnosa yang diperlukan dan meresepkan terapi yang efektif yang memungkinkan Anda untuk menormalkan harga diri.

Pada saat yang sama, dokter tidak disarankan untuk menunjukkan kelemahan di hadapan pasien, karena ia dapat memanfaatkan ketidakpastian spesialis dan memberikan pengaruhnya pada jalannya terapi, serta tekanan pada staf medis. Pada saat yang sama, psikiater harus memperlakukan pasien dengan hormat, sehingga pasien tidak dapat terus-menerus menunjukkan rasa penting diri.

Perawatan narsisme pada pria dan wanita termasuk teknik psikoterapi individu. Selama psikoterapi, spesialis harus menahan diri dari kritik berlebihan terhadap pasien, jika tidak, harga dirinya akan dilanggar lebih lanjut. Anda seharusnya tidak menunjukkan perasaan kasihan dan simpati: orang seperti itu mungkin tidak memahami belas kasih seorang dokter.

Perlu dicatat bahwa tidak semua pasien menyadari masalah mereka, jadi spesialis perlu bertindak sangat hati-hati dan pertama-tama mengidentifikasi dengan tepat apa tanda penyakit ini (yang terbaik adalah melakukan ini dengan menggunakan contoh orang narsis lainnya).

Yang tidak kalah pentingnya adalah psikoterapi kelompok, di mana pasien mengembangkan kepribadian yang sehat dan memadai (bukan narsisme patologis): percakapan kelompok yang teratur dengan bias yang tepat akan memungkinkan pasien untuk menyingkirkan harga diri yang meningkat, mulai memahami orang lain dengan benar. orang dan menganggap mereka sebagai pribadi yang utuh.

Dalam beberapa kasus, terapi juga mencakup pengobatan. Pasien dapat diberi resep obat psikotropika untuk menghilangkan peningkatan rangsangan dan kecemasan (jika ada gejala seperti itu). Jika pasien memiliki kondisi depresi yang terkait dengan kompleks psikologis yang dalam, kursus antidepresan diresepkan. Semua obat ini hanya diresepkan oleh dokter yang hadir. Jika pengobatan dilakukan di rumah sakit, harus ada kontrol tenaga medis atas asupan obat. Obat-obatan diresepkan dalam dosis yang ditentukan secara ketat, karena mereka memiliki banyak efek samping.

Hanya dalam kasus yang parah, terapi dilakukan dalam kondisi stasioner. Ketika kesejahteraannya membaik, pasien dapat dirawat secara rawat jalan, yaitu di rumah dengan kunjungan rutin ke spesialis untuk sesi psikoterapi. Durasi yang tepat dari sesi tersebut dan jumlahnya ditentukan secara individual, tergantung pada spesifikasi gangguan mental. Seringkali, tidak mungkin untuk sepenuhnya menghilangkan manifestasi narsisme dan harga diri yang meningkat, namun, dengan bantuan terapi yang kompleks, dimungkinkan untuk memperbaiki penilaian dan karakteristik pribadi pasien, membantunya mulai berkomunikasi sepenuhnya dengan orang lain. orang, membuat keluarga dan persahabatan dengan situasi konflik minimal.

Tindakan pencegahan

Bagaimana bertindak agar anak tumbuh sebagai kepribadian yang lengkap dengan harga diri yang memadai? Langkah-langkah pencegahan berikut akan membantu mencegah perkembangan narsisme:

1. Selama masa pubertas, anak-anak sangat rentan, rentan terhadap rasa malu yang berlebihan dan kompleks psikologis. Agar kepribadian yang tumbuh berkembang sepenuhnya, penting untuk memelihara dalam diri anak rasa martabat dan kemandirian dari pendapat orang lain.
2. Anak-anak sering menangis, mengungkapkan ketidakpuasan mereka terhadap sesuatu. Biarkan anak melakukan hal ini, karena dengan begitu dia akan mengerti bahwa tidak semua kebutuhan bisa langsung terpenuhi. Penting untuk menolak anak dengan tegas jika dia membuat tuntutan tinggi dan berubah-ubah (tentu saja, ini tidak berlaku untuk kebutuhan alami).
3. Lebih baik untuk lebih sering mengakui cinta Anda kepada anak Anda, sementara tidak berfokus pada kecantikannya. Jika tidak, orang tersebut akan mengembangkan perasaan kesombongan yang tidak menyenangkan.
4. Adalah normal untuk memuji seorang anak untuk hal-hal yang benar-benar berharga. Namun, pujian yang terlalu sering dan berlebihan dijamin akan mengarah pada narsisme lebih lanjut.
5. Anda tidak boleh membual tentang kualitas dan tindakan positif seorang putra atau putri di hadapannya, lebih baik melakukan ini ketika dia tidak mendengar.
6. Anda tidak perlu mempraktikkan teknik mengasuh anak yang baik dan buruk. Ketidakseimbangan seperti itu akan mengganggu sistem nilai anak, menyebabkan dia tidak bisa membedakan antara tindakan positif dan negatif.
7. Anak harus mengerti bahwa ia harus hidup dalam masyarakat, sedangkan masyarakat tidak boleh hidup untuknya.

Dengan demikian, narsisme adalah gangguan kepribadian yang diekspresikan dalam ambisi yang berlebihan, kecenderungan narsisme, dan kurangnya kasih sayang. Dalam kebanyakan kasus, penyakit seperti itu berkembang di masa kanak-kanak dan remaja, akibatnya orang dewasa tetap kekanak-kanakan dan tidak dapat mempertahankan ikatan sosial yang normal. Perawatan gangguan mental semacam itu dilakukan di bawah pengawasan psikoterapis profesional, perawatan diberikan baik di rawat inap maupun rawat jalan.

Pelanggaran interaksi dengan proses bawah sadar ini berarti keterbelakangan mendasar dari fungsi manusia sentral dari pembatasan diri batin, yang bertanggung jawab untuk pembentukan diri yang benar-benar otonom.

Karena kemampuan yang lemah untuk membedakan antara imajiner dan nyata, pengaruh yang dialami sebelumnya dari indera waktu sesaat praktis tidak ada, dan kemungkinan persepsi realistis dan pengaturan proses tubuh sendiri berkurang secara nyata.

Tiga aspek yang berbeda pembatasan diri batin

Jaringan hubungan interpersonal, matriks di mana kehidupan dan perkembangan individu dilakukan. Setiap orang berada dalam berbagai kelompok (kelompok keluarga, rekan kerja, kelompok politik, kelompok yang mengejar kepentingan bersama), di bawah pengaruh yang dia ubah, dan atas perubahan yang dia pengaruhi sendiri.

Sesuai dengan pengertian psikiatri dinamis, kelompok dan, di atas segalanya, kelompok keluarga simbiosis primer, ini adalah tempat di mana, berdasarkan proses psikodinamik dan sosio-energi, program bawah sadar yang menentukan arah perkembangan kepribadian selanjutnya- "menuju diri sendiri" (berkontribusi pada pencapaian identitas diri) atau "menjauh dari diri sendiri" (mencegah pencapaian identitas diri) dan, dengan demikian, kesehatan atau penyakit.

Untuk psikoterapi orang dengan penyakit kuno "aku" kelompok adalah kendaraan di mana dinamika respons non-konstruktif mereka diwujudkan. Secara tidak sadar, sifat hubungan dalam keluarga pasien secara keseluruhan dan dengan anggota individunya, khususnya, dialihkan ke kelompok, yang, pada gilirannya, dengan transfer terbalik mencerminkan aspek-aspek keluarganya dengan cara yang kompleks. Dalam lingkungan psikodinamik kelompok psikoterapi, psikodinamik pasien sendiri menjadi jelas dan dapat dikoreksi di bawah bimbingan seorang psikoterapis dengan pelatihan khusus dalam dinamika kelompok. Jadi, di bawah pengaruh pengulangan psikoterapi dan koreksi emosional, pengembangan kejar-kejaran SAYA- identitas sabar, yang memungkinkan dia untuk keluar dari lingkaran setan kekambuhan paksa dari gejala penyakit.

Dinamika kelompok adalah proses hubungan yang terbentuk dan berubah secara spontan, dipahami bukan sebagai jaringan interaksi yang saling bersilangan, tetapi sebagai medan energi sosial dinamis kelompok yang terjadi di semua kelompok manusia. Diagnosis dinamika kelompok penting tidak hanya untuk psikoterapi dan kelompok pelatihan, tetapi juga untuk kumpul kebo, belajar bersama dan kelompok kerja bersama, kelompok politik, partai, dll.

FUNGSI MANUSIA (FUNGSI I)

Fungsi-fungsi yang terletak di area sadar atau tidak sadar dari kepribadian yang saling berhubungan. Mereka dapat berupa konstruktif atau destruktif atau kekurangan.

Ke pusat (tidak sadar) fungsi manusiawi mengaitkan agresi, ketakutan, disosiasi I, narsisme, integrasi I, daya kreatif, I tubuh, seksualitas, kemampuan kelompok, regulasi frustrasi. Dinamika dan rasio kualitas fungsi manusia sentral menentukan tingkat perkembangan I-identitas individu.

Ke sekunder (sadar) fungsi manusiawi(atau fungsi manusiawi perilaku) meliputi: berpikir, memori, intelek, mempengaruhi, bahasa, keterampilan motorik, kemampuan untuk bermimpi, represi, rasionalisasi, dan fungsi pelindung lainnya dari I.

Untuk terapi yang dihitung secara individual, Anda harus terlebih dahulu mengatur diagnosis individu, meliputi aspek kepribadian yang sakit (destruktif dan kurang) maupun sehat (membangun) dalam bentuk “profil struktur manusia” (konsep struktur manusia). Psikiatri dinamis berasal dari variabilitas fundamental struktur mental manusia. Pada saat yang sama, disampaikan pada satu saat diagnosis atau deskripsi diagnostik seseorang tidak bersifat statistik, tetapi dipahami secara prosedural, yaitu perubahan selama proses pengembangan terapeutik.

Psikiatri Dinamis sekolah berlin, strukturologi manusia psikiater dan psikoterapis Jerman yang terkenal G. Ammon, berbeda dengan "statis" tradisional yang diajarkan di universitas medis dan psikologi, berangkat dari fakta bahwa dalam diagnosis gangguan mental, dasar psikodinamika subjek memberikan inti dari memahami keadaan mentalnya dan kemungkinan terapi yang sesuai dalam:

Konsep Berlin School of Dynamic Psychiatry ditujukan untuk psikiater dan psikolog medis yang terlatih dalam teori dan praktik psikoanalisis (atau akrab dengan terminologi psikoanalitik).

Dalam semua pernyataannya tentang kesehatan dan penyakit, dia didasarkan pada gambar eksplisit (holistik) seseorang sebagai bebas secara internal, mampu menghubungi dan perkembanganhidup berkelompok dan secara etis dan politis tanggung jawab makhluk (karakteristik penulis *).

Konsep psikodinamik dan terapeutik terintegrasi Amon dalam kaitannya dengan penyakit mental adalah hasil dari sepuluh tahun kontak terapeutik dengan orang sakit dan tidak mewakili buah dari spekulasi teori dari belakang meja.

Psikiatri dinamis tidak terfokus secara eksklusif pada Eropa, karena pandangannya terutama terfokus pada inti batin seseorang, pada dinamika kelompok dan energi sosial yang ada di setiap kelompok, yaitu unsur-unsur yang, terlepas dari semua perbedaan lintas budaya, merupakan martabat bersama.

Sebuah konsep psikiatri eklektik awalnya dikembangkan di Amerika Serikat, mencoba untuk membawa konsep psikoanalisis ke penerapan psikiatri. Perwakilan utama: Karl Menninger, Franz Alexander, Herr Stack Sullivan, Frieda Fromm-Reichmann, Bruno Bettelheim, Martin Grotjan. Di sini konsep tersebut digunakan berdasarkan definisi Amon

Oleh karena itu, ketika mengubah paradigma dalam psikiatri, kita berbicara tentang mengubah pendekatan terhadap orang tersebut. " Kontras psikiatri dinamis dogma yang tidak dapat dipahami pesimisme terapeutik tentang penyakit mental paradigma dimengerti dan optimisme terapeutik .

Diskusi tentang hereditas konstitusionalitas dan kerentanan terhadap konsep kami dan ide-ide kami tentang psikoterapi tidak relevan. Hanya mereka yang percaya pada kemungkinan penyembuhan yang dapat menyembuhkan, bahkan jika konsep tentang bagaimana seseorang dapat menyembuhkan, semuanya berubah dalam perkembangan ilmu pengetahuan.” (Ini berlaku, tentu saja, tidak hanya untuk konsep dan terapi psikosis, tetapi juga untuk penyakit ego kuno lainnya (lihat juga Etika).

Pertama kali dijelaskan oleh Amon pada tahun 1971. defisit struktural-narsistik orang sakit kuno. lubang artinya cacat batas I, yang timbul di bawah pengaruh kelompok primer menyimpang yang tidak menanggapi kebutuhan anak, yang mengarah ke berpisah seluruh bidang pengalaman dalam perkembangan anak. Lubang struktural ini, tergantung pada konstelasi grup-dinamis kelompok preodipal yang rusak, sehingga untuk berbicara, adalah "diisi ulang" oleh gejala spesifik: penyakit psikosomatik, gejala psikotik (skizofrenia atau manik-depresif), gejala batas, mania atau seksualitas yang merusak.

Kesehatan dari sudut pandang psikiatri dinamis dipahami bukan sebagai kesejahteraan yang statis, tetapi sebagai "peristiwa yang dinamis dan proses yang berkembang". Menjadi sehat berarti mampu berkembang. Kesehatan mengacu pada proses holistik homeostasis dalam arti keseimbangan saat ini tubuh, roh, jiwa dan lingkungan. Dari sudut pandang konsep Struktur Diri dari kepribadian, ini berarti proses yang konstan untuk mengintegrasikan fungsi-fungsi primer, sentral dan sekunder manusia dengan kemampuan untuk menerima dan memberi (energi sosial) dalam kelompok-kelompok di mana seseorang tinggal. dan yang juga dia bentuk. Kesehatan adalah singkatan dari multidimensi dan identitas ditujukan pada tujuan hidup pribadi yang lebih tinggi. Transisi antara bagian I yang sehat dan sakit, antara sehat dan sakit, harus dipahami dalam arti spektrum bergerak(penyakit kuno I, teori spektral).

Di pusat pemahaman manusia tentang strukturologi manusia dan ilmu yang mengikutinya, praktik pengobatan dan pencegahan adalah konsep identitas.

Dari sudut pandang energik identitas dapat dipahami sebagai energi sosial yang dimanifestasikan jika energi ini, dalam proses pertukaran antara individu dan individu dan kelompok, menciptakan struktur. penyakit kuno selalu mewakili penyakit identitas dan terapi mereka harus, untuk mengubah struktur, terapi identitas.

KONSEP STRUKTUR KEMANUSIAAN

Self Structure Test (ISTA) yang dikembangkan oleh Ammon dan rekan-rekannya dan POLO (Psychodynamically Oriented Personality Inventory) yang dikembangkan atas dasar memungkinkan penciptaan tes gambar psikologis“profil individu dengan fungsi kemanusiaan yang konstruktif, destruktif, dan tidak memadai.

Dari sudut pandang ini penyakit dipahami sebagai kendala dalam pengembangannya yang awalnya diberikan multidimensi seseorang, kontak sosialnya, kreativitas, tujuan, kemampuan spiritual dan pengalamannya tentang waktu.

Pengakuan kemampuan dan kebutuhan sumber daya multidimensi seseorang memiliki efek terapeutik dan, bersama dengan: prinsip androgini, terutama agresi konstruktif dan energi sosial, membentuk dasar optimisme terapeutik berprinsip psikiatri dinamis.

Dalam konsep psikiatri dinamis narsisisme dianggap sebagai salah satu fungsi-I sentral, yang pada awalnya melakukan peran konstruktif, sebagai pengontrol proses pertukaran energi-informasi antara diri dan masyarakat yang memisahkan, serta mewakili yang asli potensi pengembangan individu, atas dasar pembentukan formasi intrapsikis lainnya. Jadi pembentukan narsisme dianggap sebagai tahap perkembangan pribadi yang diperlukan.

Namun, tergantung pada dinamika kelompok bawah sadar simbiosis primer (kuncinya adalah "program perilaku" yang tidak disadari dari ibu atau lingkungan terdekat utama, yang ditiru dan diinternalisasi oleh anak), narsisme dapat memperoleh ciri-ciri yang merusak atau kurang, menjadi maladaptif atau menghalangi perkembangan "aku" individu.

1. Narsisme konstruktif

Narsisme konstruktif artinya pengakuan atas nilai diri sendiri, "suatu bentuk cinta-diri", berdasarkan pengalaman positif dari hubungan interpersonal dan penilaian lingkungan yang signifikan; persetujuan dan sikap positif terhadap berbagai bidang keberadaan seseorang - baik tubuh sendiri, proses tubuh, pengalaman, perasaan, pikiran, tindakan, dan spiritualitas sendiri. Dengan kata lain, ini adalah penerimaan realistis holistik terhadap diri sendiri, gagasan positif tentang kepribadian seseorang dan kombinasi yang harmonis dari berbagai manifestasi "Aku untuk diriku sendiri" dan "Aku untuk orang lain".

Seseorang dengan narsisme konstruktif dicirikan oleh harga diri yang cukup tinggi, harga diri, kemandirian yang tinggi, ambisi yang sehat, keterbukaan, kemampuan untuk menikmati kepenuhan hidup dalam berbagai manifestasinya dan mendapatkan rasa sukacita dari kemungkinan yang berkembang. realisasi diri; kemampuan untuk dengan tulus memaafkan kesalahan dan kesalahan pada diri sendiri dan orang lain, mengambil pelajaran yang diperlukan dan meningkatkan pengalaman hidup Anda; kedewasaan emosional dan spiritual.

2. Narsisme yang merusak

Narsisme destruktif, sebagai distorsi patologis dari narsisme konstruktif, berarti distorsi atau penurunan kemampuan seseorang untuk secara realistis memahami, merasakan, dan mengevaluasi dirinya sendiri; ketidakstabilan sikap terhadap diri sendiri, dimanifestasikan oleh fluktuasi ide-ide yang terlalu tinggi dan terlalu rendah dengan ketidakmungkinan menstabilkan sikap terhadap diri sendiri karena ketidakmungkinan untuk mengobjektivasikannya dalam "cermin" interaksi interpersonal.

Kepribadian destruktif-narsistik dicirikan oleh penilaian kontradiktif yang tidak memadai tentang diri sendiri, tindakan, kemampuan dan kemampuan seseorang, toleransi yang rendah terhadap frustrasi (resistensi terhadap stres); persepsi yang menyimpang tentang orang lain, kebencian yang ekstrem, kehati-hatian yang berlebihan, kedekatan, kecenderungan untuk terus-menerus mengendalikan ekspresinya sendiri, dan kesulitan dalam komunikasi, perasaan tidak dapat dipisahkan dan tidak dapat dipahami oleh orang lain tentang pengalaman, perasaan, minat, dan pikiran yang penting secara subjektif, kebutuhan yang tinggi untuk pengakuan publik.

3. Defisit Narsisme

Kepribadian defisit-narsistik ditandai dengan harga diri rendah, rasa tidak berarti, kurangnya kepercayaan pada diri sendiri, kemampuan, kekuatan dan kompetensi seseorang, kurangnya kemandirian, pesimisme, identifikasi berlebihan dengan norma, nilai, kebutuhan dan tujuan orang lain. lingkungan terdekat (kesesuaian); tidak mementingkan diri sendiri, ketidakmampuan untuk membentuk dan mempertahankan tujuan dan preferensi sendiri, ketidakmampuan untuk memiliki kontak manusiawi yang asli, untuk berinteraksi secara konstruktif dengan kehidupan dengan ketidakmampuan untuk cukup merasakan kepenuhannya, kesempitan dan kekhususan lingkaran minat, perasaan sendiri memiliki rendah diri dan kesia-siaan, kebutuhan konstan untuk "nutrisi" narsis (dukungan, bantuan, kehadiran di sekitar, dll.) dengan kepuasan hanya dengan peran penerima pasif (penerima).

Tiga aspek yang berbeda narsisisme(konstruktif, destruktif, kekurangan) dapat ditetapkan secara kualitatif dan diukur secara kuantitatif dengan menggunakan skala yang sesuai dari tes struktur-I G. Ammon dan Kuesioner Kepribadian Berorientasi Psikodinamik (POLO).

narsisisme

Sampai saat ini, konsep ini mungkin yang paling kabur dalam psikologi psikoanalitik. Pendapat para peneliti berbeda baik mengenai kategori, batas-batas dan status fenomena yang dilambangkan dengan istilah ini, dan mengenai sifatnya, mekanisme terjadinya dan bentuk-bentuk manifestasi yang spesifik.

Dalam konsep psikiatri dinamis, narsisme dianggap sebagai salah satu fungsi diri sentral, awalnya memainkan peran konstruktif, sebagai pengatur proses pertukaran energi-informasi antara diri dan masyarakat yang terpisah, dan juga mewakili potensi pengembangan awal. individu, atas dasar pembentukan formasi intrapsikis lainnya. Oleh karena itu, pembentukan narsisme dipandang sebagai tahap yang diperlukan dalam pengembangan pribadi.

Pada saat yang sama, tergantung pada dinamika kelompok bawah sadar dari simbiosis primer (kuncinya adalah "program perilaku" bawah sadar dari ibu atau lingkungan langsung utama, ditiru dan diinternalisasi oleh anak), narsisme dapat memperoleh fitur destruktif atau kekurangan, menjadi maladaptif atau menghalangi perkembangan "aku" individu.

narsisme konstruktif

Arti dari narsisme konstruktif adalah:

• pengakuan nilai diri sendiri, "suatu bentuk cinta-diri", berdasarkan pengalaman positif dari hubungan interpersonal dan penilaian lingkungan yang signifikan;
• persetujuan dan sikap positif terhadap berbagai bidang keberadaan seseorang - baik tubuh sendiri, proses tubuh, pengalaman, perasaan, pikiran, tindakan, dan spiritualitas sendiri.

Dengan kata lain, ini adalah penerimaan realistis holistik terhadap diri sendiri, gagasan positif tentang kepribadian seseorang dan kombinasi yang harmonis dari berbagai manifestasi "Aku untuk diriku sendiri" dan "Aku untuk orang lain".

Dalam perilaku, narsisme konstruktif memanifestasikan dirinya:

• kepercayaan diri, pengendalian diri emosional yang baik, kemampuan untuk menemukan solusi intuitif, bertindak spontan, mandiri, bertanggung jawab, melawan tekanan masyarakat, opini publik, penilaian yang tidak bersahabat dan perilaku manipulatif, fokus pada sistem nilai sendiri, rasa kekuatan dan kompetensi diri sendiri, persepsi diri yang realistis dan realisasi kemampuan mereka sendiri;
• toleransi terhadap kelemahan diri sendiri dan kekurangan orang lain;
• berbagai kepentingan dan motif, kehidupan tubuh yang berdarah-darah;
• kemampuan untuk membangun berbagai kontak interpersonal dan memelihara hubungan saling percaya yang hangat, sambil mempertahankan tujuan dan preferensi mereka sendiri; kemampuan untuk mencintai dan dicintai, dengan tetap menjaga integritas internal, kemandirian dan otonomi;
• pengalaman kesepian sementara yang tidak menyakitkan, tanpa mengalami perasaan rindu atau bosan;

Seseorang dengan narsisme konstruktif ditandai oleh:

• harga diri yang cukup tinggi, harga diri, kemandirian yang tinggi, ambisi yang sehat, keterbukaan, kemampuan untuk menikmati kepenuhan hidup dalam berbagai manifestasinya dan menerima rasa sukacita dari kemungkinan realisasi diri yang semakin besar;
• kemampuan untuk dengan tulus memaafkan kesalahan dan kesalahan pada diri sendiri dan orang lain, mengambil pelajaran yang diperlukan dan meningkatkan pengalaman hidup Anda; kedewasaan emosional dan spiritual.

Narsisme yang merusak

Narsisme destruktif, sebagai distorsi patologis narsisme konstruktif, berarti:

• distorsi atau penurunan kemampuan seseorang untuk secara realistis memahami, merasakan, dan mengevaluasi dirinya sendiri;
• ketidakstabilan sikap terhadap diri sendiri, dimanifestasikan oleh fluktuasi ide-ide tentang penilaian yang terlalu tinggi dan terlalu rendah dengan ketidakmungkinan menstabilkan sikap terhadap diri sendiri karena ketidakmungkinan untuk mengobjektifikasinya dalam "cermin" interaksi interpersonal.

Alasan patologi destruktif dari fungsi diri narsisme adalah pengalaman negatif dari pengalaman simbiosis awal yang "dijalin" dari penghinaan, ketakutan, penolakan, kekecewaan, larangan, prasangka, prasangka dan frustrasi dengan perasaan pengelakan dan ketidakadilan yang disebabkan oleh penolakan yang tidak disadari. (tidak konsisten, kontradiktif, tanpa kelembutan dan perhatian) sikap) anak oleh seorang ibu (kelompok primer) yang tidak mampu memberi bayi perlindungan yang memadai dan membangun batas-batas Diri-Nya yang benar untuknya.

Dalam hal ini, anak mengembangkan persepsi realitas yang terdistorsi atau kontradiktif, membuatnya ketergantungan terus-menerus pada dukungan narsistik ("nutrisi narsistik") dari luar dan mencegah (karena gangguan komunikasi atau autisme) dari memperoleh energi sosial yang diperlukan untuk pengembangan identitas-I.

Dalam perilaku, narsisme destruktif memanifestasikan dirinya:

• keinginan yang tak terpuaskan untuk menjadi pusat perhatian dan menerima konfirmasi tentang pentingnya seseorang dari orang lain, dikombinasikan dengan intoleransi terhadap kritik dan menghindari situasi penilaian eksternal yang nyata dari kepribadiannya sendiri;
• kecurigaan, kombinasi dari ketidaksempurnaan fasad (ditunjukkan) dengan ketelitian yang berlebihan dan intoleransi terhadap kekurangan dan kelemahan orang lain;
• kurangnya spontanitas, kewaspadaan berlebihan, pengekangan, inkonsistensi yang diucapkan, ketidakstabilan, ketidakmampuan untuk membuka komunikasi dan menutup, hubungan saling percaya;
• kecenderungan nyata untuk memanipulasi orang lain.

Kepribadian destruktif-narsistik ditandai dengan:

• penilaian kontradiktif yang tidak memadai tentang diri sendiri, tindakan, kemampuan dan kemampuan seseorang, toleransi yang rendah terhadap frustrasi (resistensi terhadap stres);
• persepsi yang menyimpang tentang orang lain, kebencian yang ekstrem, kehati-hatian yang berlebihan, kedekatan, kecenderungan untuk terus-menerus mengendalikan ekspresinya sendiri, dan kesulitan dalam komunikasi, perasaan tidak dapat dipisahkan dan tidak dapat dipahami oleh orang lain tentang pengalaman, perasaan, minat, dan pikiran yang penting secara subjektif, kebutuhan yang tinggi untuk pengakuan publik.

Dengan tingkat keparahan yang signifikan, narsisme destruktif dapat memanifestasikan dirinya sebagai autisme (ketidakmampuan untuk membuat kontak dan hubungan), reaksi paranoid; delusi, halusinasi atau gangguan psikosomatik.

narsisme yang langka

Narsisme defisiensi adalah keadaan narsisme konstruktif yang belum sempurna (terbelakang), sebagai ketidakmampuan untuk mengalami kemandirian dan otonomi, membentuk pandangan holistik tentang kepribadian seseorang, mengevaluasi diri sendiri secara realistis, serta mementingkan keinginan, tujuan, motif, dan tindakan seseorang. , membela kepentingan sendiri dan memiliki pandangan, pendapat, dan sudut pandang yang independen.

Penyebab narsisme defisit adalah suasana dingin, acuh tak acuh dan acuh tak acuh dari hubungan simbiosis awal dengan lahiriah formal sempurna, berorientasi pada norma-norma sosial, perawatan fisik ibu untuk anak, tetapi dengan manifestasi cinta ibu yang tidak memadai, kelembutan dan perawatan manusia yang tepat.

Situasi ini mencegah anak dari membentuk batas-batas Diri sendiri, memisahkan dirinya dari simbiosis dengan ibunya, menjadi identitas diri utama, dan di masa depan hampir secara fatal menentukan "kelaparan narsistik" yang mendalam (kebutuhan bawah sadar akan hubungan fusi simbiosis), kepuasan yang merupakan pusat kehidupan seseorang.

Narsisme kekurangan memanifestasikan dirinya dalam perilaku:

• ketergantungan yang nyata pada orang lain, kepasifan, kepatuhan, kesulitan dalam mengidentifikasi motif dan keinginan sendiri, pandangan dan prinsip;
• ketidakmungkinan membangun dan memelihara kontak dan hubungan interpersonal "penuh" tanpa mengurangi minat, kebutuhan, rencana hidup mereka;
• kemiskinan pengalaman emosional, dominasi latar belakang umum dari ketidakbahagiaan, kekosongan, kelupaan dan kebosanan;
• intoleransi kesepian, diekspresikan oleh keinginan bawah sadar untuk hubungan fusi simbiosis (menjadi hubungan yang hangat dan dekat di mana Anda dapat sepenuhnya "melarutkan" dan bersembunyi dari ketakutan dan masalah kehidupan nyata yang tak tertahankan, tanggung jawab pribadi, dan identitas Anda sendiri).

Kepribadian defisit-narsistik ditandai dengan:

• harga diri rendah, rasa tidak berarti, kurang percaya diri, kemampuan, kekuatan dan kompetensi seseorang, kurangnya kemandirian, pesimisme, identifikasi berlebihan dengan norma, nilai, kebutuhan dan tujuan dari lingkungan terdekat (konformitas);
• tidak mementingkan diri sendiri, ketidakmampuan untuk membentuk dan mempertahankan tujuan dan preferensi sendiri, ketidakmampuan untuk memiliki kontak manusiawi yang tulus, untuk berinteraksi secara konstruktif dengan kehidupan dengan ketidakmampuan untuk cukup merasakan kepenuhannya, sempit dan kekhususan dari berbagai minat, perasaan seseorang inferioritas dan ketidakbergunaan, kebutuhan konstan untuk "nutrisi" narsis (dukungan, bantuan, kehadiran di dekatnya, dll.) Dengan kepuasan hanya dengan peran penerima pasif (akseptor).

Tiga aspek narsisme yang berbeda (konstruktif, destruktif, kekurangan) dapat ditetapkan secara kualitatif dan diukur secara kuantitatif menggunakan skala yang sesuai dari tes Struktur Diri G. Ammon dan Kuesioner Kepribadian Berorientasi Psikodinamik (POLO).

Deskripsi kunci tes Amon: sifat konstruktif, sifat merusak, kekurangan

Di halaman ini, pengunjung yang terhormat dari kantor psikoanalitik Oleg Matveev, Anda dapat membaca deskripsi singkat tentang tes Amon: sifat konstruktif, sifat merusak, dan kekurangan. dan juga menggunakan kunci untuk ujian

Tes struktural-I Amon, Skala metodologi: konstruktif, destruktif, kekurangan

Skala berikut disajikan dalam uji struktural-I Ammon:

Agresi konstruktif, destruktif dan kekurangan, kecemasan (ketakutan), pembatasan diri eksternal dan internal, narsisme dan seksualitas.

Agresi konstruktif

Orang yang menunjukkan tingkat tinggi pada skala agresi konstruktif ditandai dengan aktivitas, inisiatif, keterbukaan, kemampuan bersosialisasi, dan kreativitas.

Mereka mampu secara konstruktif mengatasi kesulitan dan konflik interpersonal, cukup mengidentifikasi tujuan dan minat utama mereka sendiri dan tanpa rasa takut membela mereka dalam interaksi konstruktif dengan orang lain.

Aktivitas mereka, bahkan dalam situasi konfrontatif, memperhitungkan kepentingan mitra, oleh karena itu, mereka, sebagai suatu peraturan, dapat mencapai solusi kompromi tanpa mengurangi tujuan yang signifikan secara pribadi, mis. tanpa mengorbankan identitas mereka sendiri.

Agresi destruktif

Orang yang menunjukkan tingkat tinggi pada skala ini dicirikan oleh permusuhan, konflik, agresivitas.

Sebagai aturan, mereka tidak dapat mempertahankan hubungan persahabatan untuk waktu yang lama, mereka rentan terhadap konfrontasi demi konfrontasi itu sendiri, mereka mengungkapkan kekakuan yang berlebihan dalam diskusi, dalam situasi konflik mereka berjuang untuk penghancuran musuh yang "simbolis". , mereka menikmati merenungkan "musuh" yang dihina atau dipermalukan, mereka dibedakan oleh dendam dan dendam dan kekejaman.

Dalam perilaku, agresi destruktif dimanifestasikan oleh kecenderungan untuk menghancurkan kontak dan hubungan, dalam tindakan destruktif hingga terobosan kekerasan yang tidak terduga, kecenderungan untuk mengekspresikan kemarahan dan kemarahan secara verbal, tindakan atau fantasi yang merusak, keinginan untuk memecahkan masalah secara paksa, kepatuhan terhadap ideologi destruktif, kecenderungan untuk mendevaluasi (emosional dan mental) orang lain dan hubungan interpersonal, dendam, sinisme.

Agresi Kekurangan

Orang-orang yang menunjukkan tingkat tinggi pada skala agresi yang kurang dicirikan oleh posisi hidup yang pasif, keterasingan dari rencana, minat, dan kebutuhan mereka sendiri.

Mereka cenderung menunda pengambilan keputusan dan tidak mampu melakukan upaya yang berarti untuk mencapai tujuan mereka.

Dalam situasi interpersonal, sebagai suatu peraturan, kepatuhan, ketergantungan dan keinginan untuk menghindari kontradiksi, situasi bentrokan kepentingan dan kebutuhan diamati.

Kecemasan konstruktif (ketakutan)

Individu dengan skor tinggi pada skala kecemasan konstruktif dicirikan oleh kemampuan untuk dengan bijaksana menilai bahaya situasi kehidupan nyata, mengatasi ketakutan mereka untuk mewujudkan tugas-tugas vital, tujuan dan rencana, dan memperluas pengalaman hidup.

Sebagai aturan, mereka mampu membuat keputusan yang masuk akal dan seimbang dalam situasi ekstrem, mereka memiliki toleransi yang cukup untuk pengalaman yang mengganggu, yang memungkinkan mereka untuk mempertahankan integritas bahkan dalam situasi sulit yang memerlukan pilihan yang bertanggung jawab, mis. konfirmasi identitas.

Kecemasan pada orang-orang ini berkontribusi pada peningkatan produktivitas dan kinerja secara keseluruhan.

Kecemasan destruktif (ketakutan)

Individu dengan skor tinggi pada skala ketakutan destruktif dicirikan oleh peningkatan kecemasan, kecenderungan untuk khawatir dan gelisah bahkan untuk alasan yang paling tidak penting, kesulitan dalam mengatur aktivitas mereka sendiri, perasaan sering kehilangan kendali atas situasi, keragu-raguan, takut-takut. , rasa malu, spontanitas, dan keparahan stigma vegetatif kecemasan ( berkeringat, pusing, jantung berdebar, dll).

Sebagai aturan, mereka mengalami kesulitan serius dalam realisasi diri, memperluas pengalaman hidup mereka yang sering terbatas, merasa tidak berdaya dalam situasi yang memerlukan mobilisasi dan konfirmasi identitas, diliputi oleh segala macam ketakutan tentang masa depan mereka, dan tidak dapat benar-benar percaya juga. diri mereka sendiri atau orang-orang di sekitar mereka.

Ketakutan akan kelangkaan (kecemasan)

Individu dengan skor tinggi pada skala ketakutan yang kurang ditandai dengan tidak adanya reaksi kecemasan baik dalam situasi yang tidak biasa dan berpotensi berbahaya, kecenderungan untuk mengambil tindakan berisiko, mengabaikan penilaian kemungkinan konsekuensinya, kecenderungan untuk secara emosional mendevaluasi peristiwa penting, objek dan hubungan, misalnya, situasi perpisahan dengan orang lain yang signifikan, kehilangan orang yang dicintai, dll.

Pembatasan diri eksternal yang konstruktif

Skor tinggi pada skala batasan diri eksternal yang konstruktif mencerminkan keterbukaan, kemampuan bersosialisasi, kemampuan bersosialisasi, integrasi yang baik dari pengalaman internal yang terkait dengan aktivitas interpersonal, kemampuan yang cukup untuk menetapkan tujuan dan sasaran sendiri, biasanya konsisten dengan persyaratan orang lain, kontak emosional yang baik dengan realitas eksternal, kematangan pengalaman emosional, kemungkinan distribusi rasional waktu dan upaya seseorang, pilihan strategi perilaku yang memadai sesuai dengan perubahan situasi saat ini dan rencana hidup seseorang.

Pembatasan diri luar yang merusak

Orang dengan skor tinggi pada skala ini dicirikan oleh jarak emosional yang parah, ketidakmampuan untuk secara fleksibel mengatur hubungan interpersonal, kekakuan dan kedekatan afektif, introversi emosional, ketidakpedulian terhadap kesulitan, masalah dan kebutuhan orang lain, fokus pada kontrol ekspresif yang berlebihan, kurangnya inisiatif. , ketidakpastian dalam situasi yang membutuhkan keterampilan komunikasi interpersonal, ketidakmampuan untuk menerima bantuan, posisi hidup pasif.

Delimitasi diri luar yang kurang baik

Skor tinggi pada skala ini adalah karakteristik orang yang patuh, bergantung, menyesuaikan diri, bergantung, mencari dukungan dan persetujuan terus-menerus, perlindungan dan pengakuan, biasanya secara kaku berorientasi pada norma dan nilai kelompok, mengidentifikasi diri mereka dengan minat dan kebutuhan kelompok, dan karena itu tidak mampu untuk membentuk sudut pandang mereka sendiri yang berbeda.

Orang-orang ini rentan terhadap fusi simbiosis, daripada kemitraan matang yang setara, dan dalam hal ini, mereka, sebagai suatu peraturan, mengalami kesulitan yang signifikan dalam mempertahankan produksi yang berkelanjutan dan, terutama, dalam situasi di mana pemutusan kontak diperlukan.

Khas bagi mereka adalah perasaan kelemahan, keterbukaan, ketidakberdayaan, dan ketidakamanan mereka sendiri.

Pembatasan diri batin yang konstruktif

Orang dengan skor tinggi pada skala ini dicirikan oleh kemampuan yang baik untuk membedakan antara eksternal dan internal, diferensiasi persepsi pengalaman internal, sensasi tubuh dan aktivitas mereka sendiri, kemampuan untuk secara fleksibel menggunakan kemungkinan pemahaman sensorik dan emosional dari realitas, sebagai serta keputusan intuitif tanpa kehilangan kendali atas kenyataan, kemampuan mengendalikan kondisi tubuh yang baik, sifat pengalaman batin yang umumnya positif, kemampuan untuk konsentrasi mental yang cukup, keteraturan aktivitas mental yang tinggi secara keseluruhan.

Pembatasan diri batin yang merusak

Orang dengan skor tinggi pada skala ini memberikan kesan formal, kering, terlalu bisnis, rasional, bertele-tele, tidak sensitif.

Mereka sedikit bermimpi dan hampir tidak berfantasi, tidak berjuang untuk kemitraan yang hangat, tidak mampu berempati yang mendalam.

Ketidakmampuan untuk secara memadai memahami perasaan dan kebutuhannya sendiri membuat orang-orang ini tidak peka terhadap emosi dan kebutuhan orang lain; dalam batasnya, dunia nyata dari orang-orang yang hidup di sekitarnya dapat digantikan oleh serangkaian proyeksi mereka sendiri.

Dalam aktivitas intelektual, mereka cenderung mensistematisasikan dan mengklasifikasikan.

Secara umum, kesadaran yang terlalu dirasionalisasi dilengkapi dengan ketidaksadaran yang terlalu tidak rasional, yang sering memanifestasikan dirinya dalam tindakan dan perbuatan yang tidak pantas, kecelakaan, dan cedera yang tidak disengaja.

Batasan diri batin yang kurang

Orang dengan skor tinggi pada skala delimitasi internal yang kurang dicirikan oleh impulsif, kelemahan kontrol emosional, kecenderungan untuk keadaan yang ditinggikan, keseimbangan tindakan dan keputusan yang tidak memadai, "meluap" dengan perasaan, gambar atau pikiran yang berbeda dan beragam, inkonsistensi ekstrim dalam hubungan interpersonal, ketidakmampuan untuk konsentrasi upaya yang memadai, pengaturan proses tubuh yang buruk.

Skor yang sangat tinggi pada skala ini dapat menunjukkan keadaan pra-psikotik atau psikotik.

Dalam perilaku kemudian, ketidakcukupan, disorganisasi dan disintegrasi, sering dianggap sebagai kepura-puraan dan absurditas, muncul ke permukaan.

narsisme konstruktif

Individu dengan skor tinggi pada skala ini dicirikan oleh harga diri yang tinggi, harga diri, ambisi yang sehat, realisme dalam persepsi diri sendiri dan orang lain, keterbukaan dalam kontak interpersonal, berbagai minat dan motivasi, kemampuan untuk menikmati hidup di dalamnya. berbagai manifestasi, kematangan emosional dan spiritual, kemampuan untuk menolak perkembangan peristiwa yang tidak menguntungkan, penilaian dan tindakan orang lain yang tidak bersahabat tanpa merugikan diri sendiri dan kebutuhan untuk menggunakan bentuk perlindungan yang secara serius mengubah kenyataan.

Narsisme yang merusak

Skor tinggi pada skala ini mencerminkan inkonsistensi harga diri yang nyata, inkonsistensi komponen individualnya, ketidakstabilan sikap terhadap diri sendiri, kesulitan dalam kontak interpersonal, sentuhan yang ekstrem, kehati-hatian yang berlebihan, kedekatan dalam komunikasi, kecenderungan untuk terus-menerus mengontrol ekspresinya sendiri, pengekangan, spontanitas, "wawasan super" hingga kecurigaan.

Ketidaksempurnaan fasad sering disertai dengan tuntutan yang berlebihan dan keras kepala terhadap kekurangan dan kelemahan orang lain; kebutuhan yang tinggi untuk menjadi pusat perhatian, untuk menerima pengakuan dari orang lain, dikombinasikan dengan intoleransi terhadap kritik dan kecenderungan untuk menghindari situasi di mana penilaian eksternal yang nyata dari properti sendiri dapat terjadi, dan inferioritas komunikasi interpersonal dikompensasi oleh kecenderungan nyata untuk memanipulasi.

narsisme yang langka

Nilai tinggi pada skala ini mencirikan orang-orang yang tidak yakin pada diri mereka sendiri, kemampuan, kekuatan dan kompetensi mereka, bersembunyi dari kehidupan, pasif, pesimistis, tergantung, terlalu menyesuaikan diri, tidak mampu melakukan kontak manusia yang asli, berjuang untuk fusi simbiosis, merasa tidak berguna dan rendah diri, terus-menerus membutuhkan "nutrisi" narsistik dan tidak mampu berinteraksi secara konstruktif dengan kehidupan dan selalu puas hanya dengan peran penerima pasif.

Seksualitas konstruktif

Tingkat tinggi pada skala ini khas untuk sensitif, orang dewasa yang mampu membangun kemitraan yang erat, yang memahami kebutuhan mereka sendiri dan merasakan kebutuhan orang lain, yang mampu berkomunikasi dan mewujudkan hasrat seksual mereka sendiri tanpa eksploitasi dan manipulasi impersonal orang lain. , yang mampu saling memperkaya pengalaman indrawi dan pengalaman indrawi. , tidak terpaku pada cara perilaku seksual yang klise; sebagai aturan, mereka memiliki repertoar seksual yang cukup berkembang dengan variasi dan diferensiasi komponen erotis, yang, bagaimanapun, terintegrasi dengan baik dan mencerminkan aktivitas alami individu yang integral.

Seksualitas yang merusak

Tingkat tinggi pada skala seksualitas destruktif adalah karakteristik dari orang-orang yang tidak mampu memenuhi pengalaman seksual yang kaya secara spiritual dan emosional; menghindari keintiman emosional, kepercayaan dan kehangatan.

Tempat minat sejati pada pasangan seksual biasanya ditempati oleh beberapa elemen menarik tertentu, misalnya, kebaruan, keanehan, fitur karakteristik seksual sekunder, dll.

Seksualitas yang merusak dapat memanifestasikan dirinya dalam berbagai bentuk perilaku agresif: dari skandal hingga manifestasi terbuka kekerasan fisik dan/atau kecenderungan penghancuran diri.

Ekses seksual jarang dialami oleh mereka sebagai yang asli di sini dan sekarang.

Kurangnya seksualitas

Orang dengan skor tinggi pada skala kekurangan seksualitas ditandai dengan aktivitas seksual yang rendah, keinginan untuk menghindari kontak seksual hingga penolakan total mereka, dan kecenderungan untuk mengganti hubungan seksual yang nyata dengan fantasi.

Orang-orang seperti itu tidak dapat mengalami kegembiraan dari tubuh mereka sendiri, mengomunikasikan keinginan dan kebutuhan mereka kepada orang lain, dan mudah dikaburkan dalam situasi yang memerlukan identifikasi seksual.

Hasrat seksual dan klaim orang lain dianggap oleh mereka sebagai mengancam identitas mereka sendiri.

Mereka dicirikan oleh kepenuhan emosional yang tidak memadai bahkan dalam hubungan interpersonal yang signifikan.

Kurangnya pengalaman seksual biasanya mengarah pada sikap "terlalu serius" terhadap kehidupan, pemahaman yang buruk tentang orang-orang serta kehidupan secara umum.

Kunci untuk Tes Struktur Diri Amon

1; 8; 26; 30; 51; 74; 112; 126; 157; 173; 184; 195; 210.

2; 4; 6; 63; 92; 97; 104; 118; 132; 145; 168; 175; 180; 203.

25; 28; 39; 61; 66; 72; 100; 102; 150; 153; 161; 215.

11; 35; 50; 94; 127; 136; 143; 160; 171; 191; 213; 220.

32; 47; 54; 59; 91; 109; 128; 163; 178; 179; 188.

69; 75; 76; 108; 116; 131; 149; 155; 170; 177; 181; 196; 207; 219.

23; 36; 58; 89; 90; 95; 99; 137; 138; 140; 176.

3; 14; 37; 38; 46; 82; 88; 148; 154; 158; 209.

7; 17; 57; 71; 84; 86; 120; 123; 164; 166; 218.

5; 13; 21; 29; 42; 98; 107; 130; 147; 167; 192; 201.

10; 16; 55; 80; 117; 169; 185; 187; 193; 200; 202; 208.

12; 41; 45; 49; 52; 56; 77; 119; 122; 125; 172; 190; 211.

18; 34; 44; 73; 85; 96; 106; 115; 141; 183; 189; 198.

19; 31; 53; 68; 87; 113; 162; 174; 199; 204; 206; 214.

9; 24; 27; 64; 79; 101; 103; 111; 124; 134; !46; 156; 216.

15; 33; 40; 43; 48; 65; 78; 83; 105; 133; 139; 151; 217.

20; 22; 62; 67; 70; 93; 110; 129; 142; 159; 186; 194; 197.

60; 81; 114; 121; 135; 144; 152; 165; 182; 205; 212.

Untuk mengatasi gangguan kepribadian yang ditentukan oleh tes Ammon, Anda dapat menggunakan jasa psikoanalis melalui Skype, ICQ dan telepon

Di bagian psikodiagnostik dan pengujian Anda akan menemukan tes berguna lainnya untuk anak-anak dan orang dewasa.

Semua materi psikologi ada di ISI :

Narsisme: tipe

Dalam perilaku, narsisme yang kurang dimanifestasikan oleh ketergantungan yang nyata pada orang lain, kepasifan, kepatuhan, kesulitan dalam mengidentifikasi motif dan keinginan sendiri, pandangan dan prinsip; ketidakmungkinan membangun dan memelihara kontak dan hubungan interpersonal "penuh" tanpa mengurangi minat, kebutuhan, rencana hidup mereka; kemiskinan pengalaman emosional, dominasi latar belakang umum dari ketidakbahagiaan, kekosongan, kelupaan dan kebosanan; intoleransi kesepian, diekspresikan oleh keinginan bawah sadar untuk hubungan fusi simbiosis (menjadi hubungan yang hangat dan dekat di mana Anda dapat sepenuhnya "melarutkan" dan bersembunyi dari ketakutan dan masalah kehidupan nyata yang tak tertahankan, tanggung jawab pribadi, dan identitas Anda sendiri).

Kepribadian defisit-narsistik ditandai dengan harga diri rendah, rasa tidak berarti, kurangnya kepercayaan pada diri sendiri, kemampuan, kekuatan dan kompetensi seseorang, kurangnya kemandirian, pesimisme, identifikasi berlebihan dengan norma, nilai, kebutuhan dan tujuan orang lain. lingkungan terdekat (kesesuaian); tidak mementingkan diri sendiri, ketidakmampuan untuk membentuk dan mempertahankan tujuan dan preferensi sendiri, ketidakmampuan untuk memiliki kontak manusiawi yang asli, untuk berinteraksi secara konstruktif dengan kehidupan dengan ketidakmampuan untuk cukup merasakan kepenuhannya, kesempitan dan kekhususan lingkaran minat, perasaan sendiri inferioritas dan ketidakbergunaan, kebutuhan konstan untuk "nutrisi" narsis (dukungan, bantuan, kehadiran di dekat, dll.) dengan kepuasan hanya dengan peran penerima pasif.

Alasan patologi destruktif dari fungsi diri narsisme adalah pengalaman negatif dari pengalaman simbiosis awal yang "dijalin" dari penghinaan, ketakutan, penolakan, kekecewaan, larangan, prasangka, prasangka dan frustrasi dengan perasaan pengelakan dan ketidakadilan yang disebabkan oleh penolakan yang tidak disadari. (tidak konsisten, kontradiktif, tanpa kelembutan dan perhatian) sikap) anak oleh ibu (kelompok primer), tidak mampu memberi bayi perlindungan yang memadai dan membangun batas-batas Diri-Nya yang benar untuknya. Dalam hal ini, anak mengembangkan persepsi realitas yang terdistorsi atau kontradiktif, membuatnya ketergantungan terus-menerus pada dukungan narsistik ("nutrisi narsistik") dari luar dan menghalangi (karena gangguan komunikasi atau autisme) perolehan energi sosial yang diperlukan untuk pengembangan identitas diri .

Dalam perilaku, narsisme destruktif dimanifestasikan oleh keinginan yang tak terpuaskan untuk menjadi pusat perhatian dan menerima konfirmasi tentang pentingnya seseorang dari orang lain, dikombinasikan dengan intoleransi terhadap kritik dan menghindari situasi penilaian eksternal yang nyata dari kepribadiannya sendiri; kecurigaan, kombinasi dari ketidaksempurnaan fasad (ditunjukkan) dengan ketelitian yang berlebihan dan intoleransi terhadap kekurangan dan kelemahan orang lain; kurangnya spontanitas, kewaspadaan berlebihan, pengekangan, inkonsistensi yang diucapkan, ketidakstabilan, ketidakmampuan untuk membuka komunikasi dan menutup, hubungan saling percaya; kecenderungan nyata untuk memanipulasi orang lain.

Dengan tingkat keparahan yang signifikan, narsisme destruktif dapat memanifestasikan dirinya sebagai fungsi autistik yang diucapkan (ketidakmampuan untuk membuat kontak dan hubungan); reaksi paranoid; ide-ide yang dinilai terlalu tinggi, gangguan psikosomatis.

Apa itu narsisme dan bagaimana pengaruhnya terhadap karakter seseorang?

Narsisme adalah sifat karakter yang terdiri dari narsisme yang berlebihan, harga diri yang terlalu tinggi. Istilah ini pertama kali digunakan oleh ilmuwan Inggris H. Ellis, yang menggambarkan salah satu bentuk perilaku cacat, berkorelasi dengan legenda Yunani kuno yang terkenal tentang Narcissus, yang dikutuk dan mati karena cinta tak berbalas untuk bayangannya sendiri. Kemudian, fenomena ini dipertimbangkan oleh Sigmund Freud dalam kerangka teori psikoanalisis, yang mengklaim bahwa sindrom narsistik memanifestasikan dirinya dalam satu atau lain cara pada siapa pun, khususnya, dalam perilaku seksual. Menurutnya, pada masa kanak-kanak, narsisme merupakan ciri karakter integral yang tidak merugikan, asalkan anak berkembang dengan benar dan harmonis.

Peneliti Prancis Marie-France Yrigoyen menggambarkan dalam karyanya esensi dari apa yang disebut narsisme sesat, yang terdiri dari sikap menyimpang tertentu dari seseorang terhadap dirinya sendiri dan orang lain, yang dianggap olehnya secara eksklusif sebagai objek untuk digunakan. Dengan kata lain, narsisis yang menyimpang adalah orang yang sangat narsis yang terombang-ambing di antara ekstrem dari pemujaan diri ke penghinaan. Faktanya, ketika narsisme jahat disebutkan, kita berbicara tentang bentuk gangguan yang ganas.

Psikologi modern menganggap narsisme sebagai penyakit mental yang mengarah pada pelanggaran identifikasi diri seseorang. Harga diri seseorang dengan gangguan seperti itu sepenuhnya tergantung pada pendapat orang lain, yang mengarah pada perilaku demonstratif yang jelas. Takut menghadapi kritik, narsisis mencoba menunjukkan kemampuan mereka sendiri dengan cara terbaik. Ini adalah aspek positif dari temperamen narsis - perjuangan terus-menerus untuk cita-cita memungkinkan Anda untuk menerapkan rencana yang benar-benar muluk, perasaan iri memotivasi Anda untuk melakukan aktivitas lebih lanjut, dan ketergantungan pada pendapat orang lain membuat pendengar yang baik keluar dari narsisis. Namun, narsisme patologis dapat secara signifikan memperumit kehidupan, baik untuk orang itu sendiri maupun untuk lingkungannya, karena mereka membedakan bentuk destruktif khusus dari gangguan yang mengarah pada konsekuensi yang tidak menyenangkan. Hanya perawatan yang memenuhi syarat yang akan membantu menghindarinya.

Dan meskipun dalam kerangka psikoanalisis modern konsep "narsisme" tetap menjadi salah satu yang paling kabur, para ahli membedakan beberapa jenisnya. Dengan demikian, bentuk narsisme konstruktif adalah semacam cinta diri dan sikap positif terhadap berbagai bidang kehidupan dengan harga diri yang cukup tinggi. Dalam perilaku, ini dimanifestasikan oleh kepercayaan diri, pengendalian diri, kemampuan untuk dengan cepat menemukan solusi dalam situasi sulit dan menolak tekanan dari orang lain.

Suatu bentuk narsisme konstruktif yang kurang berkembang adalah apa yang disebut narsisme defisit, yang dicirikan oleh ketidakmampuan individu untuk merasa mandiri dan membentuk pandangan yang memadai dan holistik tentang kepribadiannya sendiri. Orang-orang seperti itu biasanya memiliki ketergantungan yang kuat pada pendapat orang lain, dibedakan oleh kelenturan dan kepasifan.

Narsisme destruktif adalah pelanggaran terhadap kemampuan seseorang untuk mengevaluasi dirinya sendiri secara memadai dan realistis. Orang-orang seperti itu secara patologis membutuhkan perhatian dan konfirmasi terus-menerus tentang kepentingan mereka sendiri, sementara mereka dibedakan oleh ketidakmampuan mereka untuk mempercayai, hubungan dekat. Berbicara tentang narsisme sesat yang disebutkan di atas, perlu dicatat bahwa itu juga merusak. Untuk sebagian besar, gangguan ini dapat memanifestasikan dirinya dalam autisme, delusi, reaksi paranoid, serta gangguan psikosomatik. Dalam kasus seperti itu, para ahli berbicara tentang narsisme ganas.

Faktor predisposisi

Seringkali cukup sulit untuk menentukan penyebab narsisme, namun para ahli masih membedakan beberapa kelompok faktor predisposisi gangguan ini. Sebagian besar ilmuwan sepakat bahwa pembentukan narsisme sesat, serta bentuk penyakit lainnya, terletak pada karakteristik pendidikan pada anak usia dini. Psikolog memandang narsisme sebagai perilaku egosentris yang sering disebabkan oleh rasa rendah diri. Harga diri yang rendah di masa kanak-kanak dapat menjadi hasil dari pengasuhan yang tidak memadai, misalnya, dengan permisif atau, sebaliknya, tingkat keparahan yang berlebihan. Selain itu, gangguan narsistik dapat terbentuk pada anak-anak yang tidak mendapatkan persetujuan orang tua, dukungan mereka, atau sebaliknya, menerima pujian terlalu sering dan tanpa alasan, menjadi semacam objek pemujaan dalam keluarga.

Psikolog juga mempertimbangkan faktor-faktor lain yang berkontribusi pada perkembangan narsisme. Jadi, faktor keturunan memainkan peran tertentu di sini, terutama temperamen, tingkat ketahanan terhadap stres. Cukup sering, narsisme terjadi pada remaja, meskipun pada masa pubertas tidak selalu berbahaya dan menghilang seiring bertambahnya usia.

Narsisme yang menyimpang bisa menjadi gejala dari beberapa jenis penyakit mental. Jadi, manifestasi gangguan ini diamati pada pasien dengan skizofrenia. Pada saat yang sama, pasien benar-benar kehilangan kontak dengan kenyataan dan menganggap diri mereka makhluk seperti dewa.

Keunikan

Tanda-tanda narsisme sangat beragam. Anda dapat berbicara tentang adanya gangguan mental ketika gejala berikut terjadi (setidaknya lima di antaranya):

• kecenderungan untuk berfantasi tentang kesuksesan besar, ketenaran, uang, perhatian lawan jenis. Terlebih lagi, fantasi semacam itu seringkali tidak ada hubungannya dengan kenyataan;
• kebutuhan akan perhatian dan persetujuan terus-menerus dari orang lain;
• melebih-lebihkan kelebihan, pengetahuan, keterampilan, dan signifikansi diri sendiri secara umum;
• kepercayaan yang tak tergoyahkan dalam keunikan, bakat unik, kejeniusan mereka, yang, sebagai suatu peraturan, tetap tidak dikenali;
• iri;
• kecenderungan untuk menggunakan orang lain untuk tujuan egois;
• perilaku demonstratif untuk menunjukkan keunggulan diri sendiri;
• kecenderungan untuk meningkatkan haknya sendiri, mengabaikan kewajiban;
• keengganan untuk memahami perasaan orang lain, bahkan orang terdekat, kurangnya kemampuan untuk berempati;
• kecenderungan untuk menyembunyikan kekurangan mereka sendiri dan fokus pada orang lain;
• setiap kritik menyebabkan reaksi marah atau diabaikan begitu saja.

Manifestasi pada pria dan wanita

Narsisme pria memanifestasikan dirinya terutama dalam upaya untuk mencapai signifikansi tertentu di mata mereka sendiri dan di mata orang-orang di sekitar mereka. Mencoba untuk memuaskan ambisinya, seorang narsisis pria dapat mencapai kesuksesan yang menakjubkan dalam karirnya, tetapi kesuksesan ini dengan cepat digantikan oleh kekosongan spiritual. Hingga sekitar tiga puluh lima - empat puluh tahun, aspirasi yang terus meningkat tidak menimbulkan kekhawatiran, karena tujuan dan tugas baru terus muncul yang membutuhkan implementasi. Namun, seiring bertambahnya usia, pria dengan gudang karakter yang sama mulai merasa semakin tidak bahagia. Selain itu, dengan gangguan jiwa ini, timbul kesulitan dalam menjalin hubungan dengan orang lain, termasuk anggota keluarga sendiri. Dengan narsisme sesat, manifestasi agresi terhadap orang lain dimungkinkan - pria seperti itu sering disebut tiran domestik.

Narsisme wanita juga sering memanifestasikan dirinya dalam ambisi. Seringkali ada kesulitan dalam berkomunikasi dengan anak sendiri, terkait dengan tuntutan yang berlebihan dan kekecewaan ketika anak tidak memenuhi harapan. Menariknya, wanita narsisis sering memilih pria yang tenang dan peduli sebagai pasangan hidup, tetapi pada saat yang sama mereka tidak menghargai mereka. Situasi yang lebih sulit muncul ketika kedua pasangan memiliki temperamen narsistik. Dalam hal ini, ada perjuangan terus-menerus di antara mereka, termasuk dalam kekejaman dan kritik terhadap satu sama lain. Secara alami, hubungan seperti itu hampir tidak pernah bertahan lama.

Diagnostik

Diagnosis narsisme sesat dan bentuk-bentuk lainnya dimulai dengan pemeriksaan fisik pasien, yang memungkinkan untuk mengidentifikasi kemungkinan patologi yang menyebabkan gangguan kepribadian. Jika penyakit tidak terdeteksi, wawancara terstruktur adalah kunci penting dalam mendiagnosis, di mana seorang psikiater atau psikolog menganalisis tanggapan dan perilaku pasien, menarik kesimpulan yang tepat dan mengidentifikasi tanda-tanda karakteristik gangguan mental. Sebagai aturan, narsisme yang jujur ​​​​cukup mudah diidentifikasi, karena pasien telah menyatakan ketidakharmonisan di hampir semua bidang kehidupan, dan penolakannya oleh pasien itu sendiri menjadi tanda khas lainnya. Juga, ketika membuat diagnosis, reaksi yang tidak memadai dan tajam terhadap kritik diperhitungkan. Tanda-tanda patologi juga ditentukan melalui tes psikologis dan kuesioner yang dirancang khusus.

Saat memeriksa pasien dengan narsisme sesat, perlu untuk membedakan penyakit dari gangguan asosial, ambang, dan histeris. Karena pasien sendiri tidak menyadari morbiditas kondisinya, kerabat dekatnya biasanya meminta bantuan dokter, yang darinya spesialis juga dapat memperoleh banyak informasi nilai diagnostik.

Metode pertarungan

Saat memilih taktik perawatan, setiap kasus klinis dipertimbangkan oleh dokter secara individual. Karena jenis gangguan mental ini kronis, terapi bisa jadi sulit. Sebagai aturan, bantuan psikologis yang kompeten adalah kunci penting dalam bekerja dengan pasien tersebut. Karena pasien sendiri jarang secara sukarela menyetujui pengobatan, sangat penting bagi seorang spesialis untuk menemukan pendekatan yang tepat untuk pasien. Cukup sering, dokter menggunakan taktik di mana mereka awalnya menunjukkan sikap yang baik dan hormat terhadap pasien.

Hasil yang baik dalam memerangi narsisme sesat ditunjukkan dengan pengobatan dengan bantuan psikoterapi. Kelas diadakan dalam bentuk individu dan kelompok. Percakapan penjelasan dilakukan dengan pasien, membantu untuk menyadari rasa sakit dari kondisi mereka sendiri, menerimanya dan menemukan solusi konstruktif untuk belajar bagaimana mengatur harga diri mereka sendiri. Sangat penting bahwa psikoterapis dapat mengungkapkan esensi penyakit dengan benar, jika tidak, pasien dapat dengan mudah menolak pengobatan, takut kehilangan harga diri karena "paparan mental".

Penggunaan terapi obat dimungkinkan dengan adanya gangguan depresi, serangan panik, fobia, dan gangguan mental lainnya. Dalam situasi seperti itu, dokter biasanya meresepkan obat penenang, antidepresan, dan sejumlah obat herbal. Perlu dipertimbangkan bahwa obat-obatan tidak mengobati sindrom narsisme itu sendiri, tetapi hanya menghilangkan manifestasi klinisnya.

Tindakan pencegahan

Karena narsisme terbentuk di bawah pengaruh faktor-faktor tertentu, narsisme dapat dihindari jika Anda berkontribusi pada pengembangan tipe kepribadian normal di masa kanak-kanak:

• perlu untuk memelihara dalam diri anak rasa harga diri dan kemandirian dari pendapat orang asing;
• anak-anak tidak boleh dilarang menangis untuk mengungkapkan kekesalan atau kesedihan;
• jika perlu, orang tua harus dapat dengan tegas mengatakan “tidak” kepada anak, tanpa menuruti keinginan;
• tidak perlu berhemat pada pujian ketika anak benar-benar layak mendapatkannya, pada saat yang sama, psikolog tidak merekomendasikan untuk memamerkan prestasi anak di hadapannya sendiri;
• anak tidak boleh menjadi saksi tanpa disadari pertengkaran keluarga;
• pendidikan harus disusun sedemikian rupa sehingga anak memahami bahwa ia hidup dalam masyarakat, dan bahwa masyarakat tidak berfungsi secara eksklusif untuknya.

Seperti yang telah disebutkan, beberapa manifestasi narsisme sering menjadi ciri anak-anak dan remaja. Penting untuk berkonsultasi dengan dokter jika, seiring bertambahnya usia, mereka tidak lancar, tetapi hanya meningkat, sehingga sulit untuk berinteraksi secara normal di masyarakat.