Yasa Hebat. E

Ketika Jenghis Khan menetapkan aturan dasar dan hukuman bagi mereka dan menyampaikan semuanya secara tertulis dalam sebuah buku, al-Makrizi meriwayatkan, dia memberi nama Yasa atau Yasaka. Makrizi lebih lanjut melaporkan: "Ketika edisi buku itu selesai, dia (Genghis Khan) memerintahkan hukum-hukum ini untuk diukir di papan baja dan menjadikannya kode untuk bangsanya ..."

Fragmen-fragmen Yasa yang turun kepada kita berbunyi sebagai berikut:

1. Seorang pezina dihukum mati tanpa membedakan apakah dia sudah menikah atau belum.

2. Siapapun yang melakukan sodomi juga dihukum mati.

3. Siapa pun yang berbohong dengan niat atau sihir, atau yang memata-matai perilaku orang lain, atau menjadi perantara antara dua pihak yang berselisih dan membantu yang satu melawan yang lain, juga dihukum mati.

4. Dia yang buang air kecil di air atau di abu juga dihukum mati.

5. Barang siapa mengambil barang dan pailit, kemudian mengambil barang itu lagi dan pailit lagi, kemudian mengambil barang itu lagi dan pailit lagi, harus dihukum mati setelah ketiga kalinya.

6. Barangsiapa memberikan makanan atau pakaian kepada seorang tawanan tanpa izin dari para penangkapnya, ia dihukum mati.

7. Siapa pun yang menemukan budak yang melarikan diri atau tawanan yang melarikan diri dan tidak mengembalikannya kepada orang yang memegangnya, akan dihukum mati.

8. Ketika hendak memakan seekor hewan, mereka harus mengikat kakinya, membuka perutnya dan meremas jantungnya dengan tanganmu sampai hewan itu mati, lalu kamu boleh memakan dagingnya; tetapi barang siapa menyembelih hewan sebagaimana orang Islam menyembelih, maka dia sendiri yang harus disembelih.

10. Dia (Chinggis Khan) menetapkan bahwa pajak dan pajak tidak boleh dikenakan pada keturunan Ali-bek Abu-taleb, setiap orang, serta tidak ada fakir, pembaca al-Qur'an, pembuat undang-undang, dokter, ilmuwan, yang mengabdikan diri untuk doa dan pertapaan, muadzin dan memandikan mayat, pajak dan pajak tidak dikenakan.

11. Dia memutuskan bahwa semua pengakuan harus dihormati, tanpa ada preferensi yang diberikan kepada siapa pun. Semua ini ia tetapkan sebagai sarana untuk menyenangkan Tuhan.

12. Dia melarang umatnya untuk makan dari tangan orang lain, sampai penyajinya terlebih dahulu mencicipi apa yang dipersembahkan, meskipun dia seorang pangeran (emir), dan penerimanya adalah seorang tawanan; dia melarang mereka makan apa pun di hadapan orang lain, tanpa mengundangnya untuk ikut makan; dia melarang seseorang untuk makan lebih banyak dari rekan-rekannya dan berjalan melalui api ruang makan dan melalui piring yang mereka makan.

13. Jika seseorang menunggang kuda di dekat orang ketika mereka makan, dia harus turun dari kudanya, makan bersama mereka tanpa izin mereka, dan tidak ada dari mereka yang melarangnya melakukannya.

14. Dia melarang mereka untuk mencelupkan tangan mereka ke dalam air dan memerintahkan mereka untuk menggunakan sesuatu dari bejana untuk mengambil air.

15. Dia melarang mencuci pakaian mereka saat memakainya sampai benar-benar usang.

16. Dia melarang siapa pun untuk mengatakan tentang benda apa pun bahwa itu najis; Dia menyatakan bahwa segala sesuatu adalah murni dan tidak membedakan antara murni dan tidak murni.

17. Dia melarang mereka untuk mengutamakan sekte mana pun, mengucapkan kata-kata dengan nama kehormatan, dan ketika memanggil Sultan atau siapa pun, mereka hanya menggunakan namanya.

19. Dia menetapkan bahwa wanita yang menyertai pasukan harus melakukan pekerjaan dan tugas pria sementara yang terakhir pergi untuk berperang.

21. Dia memerintahkan mereka untuk mempersembahkan pada awal setiap tahun semua putri mereka kepada Sultan (Khan), sehingga dia akan memilih untuk dirinya sendiri dan untuk anak-anaknya.

23. Dia melegitimasi bahwa yang tertua dari amir, ketika dia tersandung dan penguasa mengirim pelayan terakhir kepadanya untuk menghukumnya, menyerahkan dirinya ke tangan yang terakhir dan bersujud di hadapannya sampai dia memenuhi hukuman yang ditentukan oleh penguasa , bahkan jika itu adalah kekurangan perut.

25. Ia memerintahkan Sultan untuk mendirikan pos-pos permanen agar segera mengetahui semua peristiwa di negara bagian.

26. Dia memerintahkan putranya Chagatai bey Jenghis Khan untuk menonton eksekusi Yasa.

Menurut Mirkhovend (atau Mirkhond)
<...>

28. Pembunuhan (eksekusi karena kejahatan) dapat dilunasi dengan denda dengan membayar empat puluh koin emas (keuntungan) untuk seorang Muslim, dan satu keledai untuk seorang Cina.

Oleh Ibnu Batutah

29. Barangsiapa memiliki kuda curian, wajib mengembalikannya kepada pemiliknya dengan tambahan sepuluh ekor kuda; jika dia tidak mampu membayar denda ini, maka alih-alih kuda, ambillah anak-anak darinya, dan ketika tidak ada anak, maka sembelihlah dirinya seperti seekor domba jantan.

Menurut Vardapet

30. Jenghis Yasa melarang kebohongan, pencurian, perzinahan, mengatur untuk mencintai sesamamu seperti dirimu sendiri, tidak menyebabkan pelanggaran dan melupakan mereka sepenuhnya, untuk menyelamatkan negara dan kota yang tunduk secara sukarela, untuk dibebaskan dari pajak dan menghormati kuil yang didedikasikan untuk Tuhan, serta menteri-menterinya.

Menurut MACAGIA

31. (Yasa mengatur): saling mencintai, tidak berzina, tidak mencuri, tidak bersaksi dusta, tidak berkhianat, menghormati orang yang lebih tua dan pengemis, untuk pelanggaran - hukuman mati.

DARI SUMBER BERBEDA

32. Jenghis Yasa mengatur: orang yang tersedak makanan harus diseret di bawah markas dan segera dibunuh, dan dihukum mati dengan cara yang sama, yang menginjakkan kaki di ambang markas gubernur .

33. Jika tidak ada lagi obat untuk minum, maka minumlah tiga kali sebulan; jika melewati tiga kali - itu yang harus disalahkan; jika Anda mabuk dua kali sebulan - lebih baik; jika sekali - bahkan lebih terpuji, dan jika dia tidak minum sama sekali, lalu apa yang bisa lebih baik dari ini? Tetapi di mana seseorang dapat menemukan obat seperti itu, dan jika ditemukan, maka itu layak untuk dihormati.

34. Anak-anak yang diadopsi oleh selir dianggap sah dan menerima, atas perintah ayah, bagian yang layak dari warisan. Pembagian properti didasarkan pada ketentuan sedemikian rupa sehingga yang lebih tua menerima lebih banyak daripada yang lebih muda; anak bungsu mewarisi rumah tangga ayahnya. Senioritas anak-anak dianggap menurut derajat ibu mereka, dari antara istri selalu yang tertua, terutama pada saat pernikahan.

35. Setelah kematian ayah, anak laki-laki mengendalikan nasib istri-istrinya, kecuali ibunya, ia dapat menikahi mereka atau mengawinkan mereka dengan orang lain.

36. Dilarang keras menggunakan barang-barang milik orang yang sudah meninggal, kecuali untuk ahli waris yang sah.

Oleh LEMU

38. (Tentang pembebasan klerus dari semua pengakuan dari tugas.)

39. Dilarang, di bawah rasa sakit kematian, untuk menyatakan seseorang kaisar, kecuali dia telah dipilih sebelumnya oleh pangeran, khan, bangsawan dan bangsawan Mongolia lainnya di dewan umum.

41. Dilarang berdamai dengan raja, pangeran atau orang-orang sampai mereka menyatakan kepatuhan sepenuhnya.

46. (Dengan mematuhi aturan tertentu saat menyembelih hewan untuk makanan.)

47. (Atas izin memakan darah dan isi perut binatang.)

48. (Daftar manfaat dalam dinas dan manfaat bagi kepala dan perwira Kekaisaran.)

50. (Berbagai hukuman dijatuhkan untuk pencurian: dari hukuman mati hingga hukuman fisik - dari 7 hingga 700 pukulan.)

51. Tak satu pun dari rakyat Kekaisaran memiliki hak untuk memiliki seorang Mongol sebagai pelayan atau budak. Setiap orang, dengan pengecualian yang jarang, wajib bertugas di ketentaraan.

52. (Tentang larangan rasa sakit kematian untuk menyembunyikan budak yang melarikan diri, memberi mereka makan, dll.)

53. Undang-undang Perkawinan mengatur bahwa seorang laki-laki harus menebus istrinya dan bahwa perkawinan dalam tingkat kekerabatan pertama dan kedua tidak diperbolehkan. Seorang pria diperbolehkan menikahi dua saudara perempuan atau memiliki beberapa selir. (Diikuti dengan kewajiban istri dalam rumah dan rumah tangga.) Laki-laki hanya diperbolehkan berperang dan berburu. (Selanjutnya - tentang hak keturunan dari istri yang berbeda.)

54. Perzinahan diancam dengan hukuman mati. Pelakunya bisa dibunuh di TKP.

55. (Atas izin orang tua untuk menyimpulkan persyaratan pernikahan antara anak-anak di bawah umur, dll.)

56. Dilarang mandi atau mencuci pakaian di air mengalir saat terjadi badai petir.

57. Mata-mata, saksi palsu, semua orang yang tunduk pada kejahatan yang memalukan, dan tukang sihir dihukum mati.

Kirim karya bagus Anda di basis pengetahuan sederhana. Gunakan formulir di bawah ini

Mahasiswa, mahasiswa pascasarjana, ilmuwan muda yang menggunakan basis pengetahuan dalam studi dan pekerjaan mereka akan sangat berterima kasih kepada Anda.

Di-host di http://www.allbest.ru/

pengantar

2.1 Hukum internasional

2.3 Hukum Pidana

2.4 Hukum perdata

2.5 Hukum Dagang

Kesimpulan

Bibliografi

pengantar

Mongol-Tatar, atau, seperti yang mereka katakan di dunia Kristen, "Tatar", selama berabad-abad dianggap sebagai "setan neraka" dan musuh peradaban, dan pemimpin serta tuan mereka Jenghis Khan selama beberapa generasi baik orang Eropa maupun Asia adalah personifikasi kekuatan penghancur buta, Momok Tuhan, Attila kedua.

Pada abad XII. tidak ada satu negara pun di wilayah Mongolia, hubungan kesukuan adalah dasar dari masyarakat Mongolia. Keluarga adalah unit sosial, beberapa keluarga membentuk aiman (klan), beberapa klan bersatu menjadi khoton (desa), beberapa aul membentuk gerombolan (suku), dan kebangsaan - ulus - terbentuk dari suku. Mereka menjalani gaya hidup semi-sedentary.

Pada 1206 sebuah kurultai terjadi, di mana Temujin memproklamirkan dirinya sebagai penguasa dan mengambil gelar Dengiz Khan (Genghis Khan), yang berarti "penguasa lautan." Di kurultai, kode hukum "Yasa" diadopsi, yang menentukan berbagai jenis hubungan hukum di negara bagian Mongolia.

Seperti yang dikatakan sejarawan Mikhail Geller dengan tepat: "Negara nomaden adalah pasukan yang sedang berbaris."

"Yasa" mencakup semua aspek kehidupan kekaisaran. Menulis berdasarkan abjad Uighur, yang dipinjam oleh bangsa Mongol atas perintah Jenghis Khan dari Naiman yang kalah, memungkinkan untuk menuliskan seperangkat aturan lisan ini. Ahli waris Khan percaya pada kekuatan magis Yasa dan menyembunyikan "buku suci" dari orang asing mana pun, yang ditaklukkan atau dibebaskan untuk sementara waktu. Diyakini bahwa dia membawa kemenangan dalam pertempuran. Sayangnya, teks lengkapnya belum sampai kepada kita, tetapi penyebutan banyak ketentuan Yasa dalam karya-karya sejarawan kuno memungkinkan kita untuk memahami esensinya.

1. Sejarah Munculnya "Yasa"

Yasa (bentuk yang lebih lengkap "yasak"; bahasa Mongolia - zasak, yosun) berarti "keputusan", "hukum". "Yasa" dari Jenghis Khan adalah kode hukum dan peraturan Mongolia yang disetujui oleh Jenghis Khan. Undang-undang baru dibentuk selama beberapa dekade, di satu sisi, untuk waktu yang lama, dan di sisi lain, seketika. Untuk semua suku Mongol Jenghis Ulus, "Yasa" diterbitkan, seperti yang diyakini, di Kurultai Besar pada tahun 1206, bersamaan dengan proklamasi Temujin oleh Jenghis Khan dari seluruh Stepa Besar. Tetapi bahkan setelah itu, Yasa ditambah dan diperluas. Ini terjadi pada tahun 1218, sebelum perang dengan Kesultanan Khwarezmian, dan pada tahun 1225, sebelum penaklukan kerajaan Tangut.

Kronik Mongolia "Chindamanin Erihe" mengatakan: "Setelah pengusiran Altan Khan dari Cina dan penaklukan sebagian besar orang Cina, Tibet, dan Mongol ke kekuasaannya, Jenghis Khan, yang memiliki pencerahan besar, berpikir demikian: hukum dan peraturan kerajaan Orang Cina tegas, halus dan tidak berubah-ubah. Dan dengan pemikiran ini, dengan mengundang seorang guru besar dan 18 muridnya yang cerdas dari negeri rakyat, Jenghis Khan menginstruksikan mereka untuk membuat hukum (yoson), yang darinya kedamaian dan kemakmuran akan datang untuk semua mata pelajarannya, dan terutama bukunya. hukum (khuli-yosoni bilik) untuk melindungi pemerintahannya. Ketika, setelah menyusun, undang-undang ini ditinjau oleh Jenghis Khan, dia menemukan mereka konsisten dengan pemikirannya dan menghadiahi para penyusunnya dengan gelar dan pujian. Gurun Tartar. Isu. 2. M., 1995. S. 89-90. .

Kami menemukan informasi paling rinci tentang keputusan Yasa dari sejarawan Persia abad ke-13. Juvaini dan penulis Mesir abad ke-15. Macrisi. Menurut Juvaini, "Yasa" dari Jenghis Khan ditulis dalam aksara Uighur pada gulungan (tumar) dan disebut "The Great Book of Yasa" (yasa-name-yi-buzurg). Gulungan ini disimpan oleh pangeran paling berwibawa - ahli "Yasy"; pada aksesi khan baru ke takhta, keberangkatan pasukan besar, diadakannya pertemuan para pangeran untuk membahas urusan negara dan keputusan mereka, gulungan-gulungan ini dibawa, dan urusan diputuskan berdasarkan mereka. "Yasa" tidak disimpan dalam aslinya dan hanya dikenal dalam fragmen dan presentasi singkat oleh Juvaini, Rashid ad-Din, Wassaf, Ibn Battuta, G. Abu-l-Faraj, Makrizi, dll.

Dari fragmen-fragmen yang masih ada, kita dapat menyimpulkan bahwa tugas utama dekrit Jenghis Khan adalah menciptakan sistem hukum baru yang akan memenuhi kebutuhan dan kebutuhan masyarakat Mongolia yang modern.

Ada perbedaan pendapat dalam literatur sejarah tentang nama hukum Yasa Agung. Secara khusus, V.A. Ryazanovsky, yang mempelajari Yasa Agung Jenghis Khan, menulis: "Kata Yasa berarti larangan, piagam, hukum ... Yasa Agung adalah monumen legislatif tertulis yang diterbitkan oleh Jenghis Khan Ryazanovsky V.A. Yasa Agung Jenghis Khan. Harbin, 1933. P .4 Akademisi B Y. Vladimirtsov dalam buku Genghis Khan (1922) menulis: "Genghis Khan ... menyerahkan kepada penerusnya sebuah kerajaan yang luas dan prinsip-prinsip panduan strukturnya, yang digariskan olehnya dalam peraturannya, Jasak dan Ucapannya - Bilik". Menurut sejarawan Kalmyk Erenzhin Khara-Davan, Jasak Besar Jenghis Khan tampaknya terdiri dari dua bagian besar.

Jadi, dalam "Yas" dimungkinkan untuk mengkonsolidasikan dan mengkodifikasikan Mongolia, hukum adat dan adat istiadat dan kepercayaan rakyat. Semua ini menghasilkan bentuk "Yasa Agung", yang mencakup dua bagian utama:

1) "Bilik" - kumpulan ucapan Jenghis Khan sendiri, yang berisi pemikiran, instruksi, dan keputusan pembuat undang-undang. Mereka bisa bersifat umum, teoretis, dan sebagai penilaian yang dibuat olehnya tentang kasus-kasus tertentu;

2) "Yasa" itu sendiri adalah seperangkat hukum yang ditentukan, militer dan sipil, dengan pembentukan tanggung jawab atas kegagalan mereka untuk mematuhi.

Sejumlah peneliti abad ke-19, seperti profesor I. Berezin dan V. Vasiliev, misalnya, mencampur biliki Jenghis Khan dengan "Yasa". Orientalis terkenal P. Melioransky pada tahun 1901 melakukan penelitian khusus pada bilik Jenghis Khan dan menemukan bahwa perbedaan antara isi "Yasa" dan "Bilik" Jenghis Khan adalah bahwa di "Yasa" berbagai pelanggaran dan kejahatan dicatat dan dijelaskan, hukuman ditunjukkan, yang seharusnya dikenakan kepada para pelaku, dan di "Biliki" urutan penyelidikan dan proses hukum di pengadilan Mongolia ditentukan.

Dengan kata lain, "Yasa" adalah resep hukum yang harus diikuti secara ketat oleh Chinggisid, dan oleh karena itu rakyatnya, dan "Bilik" adalah semacam kode prosedur, yang dengannya pengadilan diadakan terhadap pelanggar "Yasa" - hukum saat ini.

Sejak zaman Jenghis Khan, ada kebiasaan, kata "Koleksi Tawarikh" karya Rashid ad-Din, bahwa kata-kata khan dicatat hari demi hari, dan untuk tujuan ini khan sering berbicara dalam prosa berirama, "secara koheren dan dengan maksud tersembunyi."

"Yasa" Mongolia - kode hukum yang diperkenalkan di wilayah semua ulus, tidak mencatat penyerahan tanpa syarat kepada kekuasaan berdasarkan kekerasan, tetapi kebutuhan mendesak untuk mendapatkan kekuatan untuk membela diri, bahkan mengorbankan kemerdekaan dan pribadi yang biasa. kebebasan. Oleh karena itu, bangsa Mongol adalah orang-orang dengan sikap perilaku khusus, yang diabadikan dalam Yasa. "Orang Mongol benar-benar memandang Yasu sebagai Injil atau Alquran" Ryazanovsky V.A. Yasa Agung Jenghis Khan. Harbin, 1933. Hal.18.

"Yasa" menjadi dominan politik utama dari superetnos stepa dalam perjuangan melawan dunia Katolik dan Muslim sebelum adopsi Islam di wilayah Ulug Ulus.

Pada saat yang sama, ketaatan terhadap dekrit Jenghis Khan adalah wajib tidak hanya untuk semua penduduk kekaisaran, tetapi juga untuk para khan itu sendiri. Tapi "Yasa", tentu saja, dilanggar baik oleh penduduk kekaisaran maupun oleh Jenghisid sendiri. Ini dijelaskan oleh fakta bahwa "Yasa" Jenghis Khan hanya mengatur norma-norma kehidupan nomaden. Di sebagian besar negara yang ditaklukkan oleh bangsa Mongol, khususnya, di Asia Tengah dan Iran, di mana tradisi hukum mereka sendiri ada sejak zaman kuno, sangat sulit untuk menundukkan penduduk pada hukum baru.

Sistem hukum Mongol, yang dikembangkan berdasarkan hukum adat pengembara dan terutama untuk pengembara, dalam kondisi lain ternyata sangat merepotkan. Banyak aspek kehidupan sosial dan publik sama sekali tidak diatur oleh Yasa, dan beberapa ketentuannya bertentangan dengan hukum agama Islam dan kebiasaan penduduk setempat. Atas dasar ini, bentrokan muncul antara penjaga Yasa dan penduduk setempat, yang, sebagai suatu peraturan, berubah menjadi tragedi bagi yang terakhir.

Beginilah cara Juvaini menggambarkan tindakan Chagatai, wali utama "Yasa" Jenghis Khan: "Dia begitu menahan rombongan dan bawahannya dengan ketakutan akan" Yasa "dan pembalasan atas pelanggarannya, sehingga selama pemerintahannya, siapa pun yang tidak lewat di dekat pasukannya, tidak perlu ada di barisan depan, tidak di konvoi, dan, seperti yang mereka katakan secara hiperbolis, jika seorang wanita meletakkan nampan emas di kepalanya dan pergi sendirian, dia tidak akan takut pada apa pun. . Dia mengeluarkan ketetapan-ketetapan kecil yang tidak tertahankan bagi umat Islam, seperti tidak menyembelih ternak untuk diambil dagingnya, tidak masuk air mengalir di siang hari, dan sebagainya. Sebuah dekrit dikirim ke semua daerah untuk tidak menyembelih domba, dan di Khorasan untuk waktu yang lama tidak ada yang secara terbuka menyembelih domba: dia memaksa Muslim untuk makan bangkai” Juvaini. Tarikh - I - Jahan gusha dari Alaud - Din Ata Malik - I - Juwaini… diedit oleh Mirza Muhammad idn Abdul - Wahhab - I - Qazwini. H. 1-2. Leyden - London, 1912-1916. H.227. .

Namun, tidak untuk semua orang, "Yasa" menjadi hukum yang harus ditaati dengan ketat. Ini menyangkut, pertama-tama, Chinggisid. Jenghis Khan memerintahkan: “Jika seseorang dari urug kami pernah melanggar Yasa, yang disetujui, biarkan mereka mengajarinya dengan sebuah kata. Jika dia melanggarnya dua kali, biarlah dia dihukum sesuai dengan bilik, dan pada ketiga kalinya, biarkan dia dikirim ke wilayah Baldzhin-Kuldzhur yang jauh. Setelah dia pergi ke sana dan kembali, dia akan sadar. Jika dia belum direformasi, maka biarkan dia diberi belenggu dan penjara. Jika dia keluar dari sana, setelah mempelajari adab (norma perilaku), dan menjadi masuk akal, itu jauh lebih baik, jika tidak, biarkan semua kerabat dekat dan jauhnya berkumpul, mengambil nasihat dan memutuskan bagaimana menghadapinya ”Rashid ad-Din. Koleksi sejarah: Dalam 3 jilid M.; L., 1946-1960. T.1, buku. 2. S.263-264. .

Tanpa salinan lengkap Great Yasa, tidak mungkin untuk mengatakan dengan pasti dalam urutan apa artikel-artikel itu ditempatkan. Agaknya mereka mulai dengan pembukaan. Kemudian, mungkin dalam urutan yang digariskan oleh Juvaini dan Ab-ul-Faraj, prinsip-prinsip umum dan pasal-pasal tentang hukum internasional dan organisasi tentara dan negara ditetapkan.

"Seseorang harus meninggikan dan menghormati yang murni, yang tidak bercacat, yang adil, yang terpelajar dan yang bijaksana, tidak peduli orang macam apa mereka; dan mengutuk orang yang jahat dan tidak adil." (Ab-ul-Faraj, bagian 2)

"Yang pertama adalah: saling mengasihi; kedua, jangan berzinah; jangan mencuri; jangan bersaksi dusta; jangan mengkhianati siapa pun. Hormati yang tua dan yang miskin." (Grigor dari Alkanet).

"Dia (Genghis Khan) melarang mereka (orang Mongol) untuk makan apa pun di hadapan orang lain tanpa mengundangnya untuk berbagi makanan; dia melarang siapa pun untuk makan lebih banyak daripada rekan-rekannya." (Makrizi, bagian 2)

"Karena Jenghis Khan tidak menganut agama apa pun dan tidak menganut kepercayaan apa pun, dia menghindari fanatisme dan tidak lebih memilih satu agama daripada yang lain atau meninggikan yang satu di atas yang lain. Sebaliknya, dia mendukung prestise orang bijak yang dicintai dan dihormati dan pertapa dari suku mana pun, memandang ini sebagai tindakan cinta kepada Tuhan. (Juvaini, bagian 2).

"Dia memerintahkan agar semua agama dihormati dan tidak ada preferensi yang diberikan kepada salah satu dari mereka." (Makrizi, bagian II).

Bagian Yasa ini menjadi dasar kebijakan toleransi beragama Mongol.

2.1 Hukum internasional

Ketika perlu untuk menulis surat kepada pemberontak dan mengirim mereka perwakilan, jangan mengintimidasi mereka dengan kekuatan dan jumlah besar pasukan Anda, tetapi katakan saja: "Jika Anda menyerah secara sukarela, maka Anda akan menemukan perlakuan yang baik dan kedamaian, tetapi jika kamu menolak, apa yang bisa kami ketahui dari pihak kami? Tuhan Yang Kekal mengetahui apa yang akan terjadi padamu" (Ab-ul-Faraj, sec. 1).

Perlu dicatat bahwa, dari sudut pandang Yasa, setiap negara yang menolak mengakui otoritas tertinggi khan agung dianggap memberontak.

Sebuah prinsip penting dari hukum internasional Mongolia adalah prinsip tidak dapat diganggu gugatnya para duta besar. Dan dalam setiap kasus ketika musuh melanggar prinsip ini, pembalasan berat akan menyusul. Namun, tidak ada ekspresi langsung tentang ini dalam fragmen Yasa yang ada.

2.2 Hukum negara dan administrasi

Dalam fragmen-fragmen Yasa yang masih ada, hanya satu artikel yang berhubungan dengan gelar kekaisaran yang membahas topik ini. “(Orang Mongol) seharusnya tidak memberikan banyak nama atau gelar yang diagungkan kepada khan dan orang-orang mulia mereka, seperti yang dilakukan bangsa-bangsa lain, terutama para pengikut Islam. Dan untuk nama orang yang duduk di atas takhta kerajaan, mereka harus menambahkan satu nama. , yaitu Khan atau Kagan. Dan saudara laki-laki, saudara perempuan, dan kerabatnya harus memanggilnya dengan nama depan yang diberikan saat kelahirannya "(A6-ul-Faraj, bagian 3).

Kita dapat mengatakan bahwa gelar "kagan" itu sendiri mengungkapkan kepenuhan kekuasaan kekaisaran. Pada saat yang sama, untuk anggota keluarganya, kaisar tetap yang tertua dalam keluarga, kerabat dekat; karenanya bentuk alamat pribadi direkomendasikan kepada kerabat.

“Ketika bangsa Mongol tidak berperang, mereka harus mengabdikan diri untuk berburu. Dan mereka harus mengajari putra-putra mereka cara berburu binatang liar, sehingga mereka mendapatkan pengalaman dalam memerangi mereka dan mendapatkan kekuatan, energi untuk menahan kelelahan dan dapat bertemu dengan mereka. musuh, karena mereka bertemu dalam perjuangan hewan liar dan tidak biasa, tidak menyayangkan (diri mereka sendiri)" (Ab-ul-Faraj, bagian 4).

Jelas, berburu bukan hanya olahraga paling populer di bangsa Mongol, tetapi juga dianggap oleh Jenghis Khan sebagai lembaga negara dan dasar pelatihan militer.

"Laki-laki berusia dua puluh tahun ke atas direkrut sebagai pejuang. Seorang perwira harus ditunjuk untuk setiap sepuluh, dan untuk setiap seratus, dan seorang perwira untuk setiap seribu, dan seorang perwira untuk setiap sepuluh ribu ... ribu, ratusan atau sepuluh, di mana dia terdaftar, tidak boleh pergi ke tempat lain; jika dia melakukan ini, dia akan dibunuh, dan juga akan bersama petugas yang menerimanya "(Ab-ul-Faraj, sec. 5 dan 7).

"Dia (Genghis Khan) memerintahkan para prajurit, setelah kembali dari kampanye militer, untuk melakukan tugas-tugas tertentu dalam pelayanan penguasa" (Makrizi, bagian 20).

Penciptaan penjaga kekaisaran adalah salah satu reformasi paling penting dari organisasi militer Jenghis Khan. Sangat mungkin bahwa posisi tinggi penjaga dicatat oleh Yasa, meskipun ini tidak disebutkan dalam fragmen yang ada.

Prinsip kesukuan di negara baru dilanggar dengan segera dan dengan sengaja. Para komandan menerima penghargaan berdasarkan prestasi, dan bukan karena hak kesulungan. Prajurit bertugas dari usia empat belas hingga tujuh puluh tahun. Untuk menjaga ketertiban, selain pasukan keseratus ribu, penjaga kesepuluh ribu telah dibuat, yang berfungsi untuk melindungi yurt Khan18. Dasar undang-undang itu adalah peraturan militer tentara Chinggis. Kekaisaran yang baru lahir muncul dari perang dan harus melawan mereka sampai tidak ada lagi alasan bagi mereka. Dalam kerumunan orang yang suka berperang dan beragam, perlu untuk menjaga ketertiban yang ketat, yang membutuhkan kekuatan nyata. Jenghis Khan meramalkan ini dan dari pengawalnya sendiri menciptakan aparatus pemaksaan Mongol, yang hanya di bawahnya dan ditempatkan di atas staf komando tentara: seorang pengawal biasa dianggap lebih tinggi pangkatnya daripada seribu orang19. Ribuan diangkat 95 noyon.

Tidak seperti monarki Eropa Barat dan despotisme Timur, di sini kekuasaan tidak ditransfer oleh bangsawan dan warisan, tetapi Mongol Khan dipilih, dan kemudian dengan otoritasnya ia menjadi jaminan hukum dan stabilitas dalam masyarakat Mongolia. Jenghis Khan membuat bawahannya menjadi sebuah organisasi dengan perintah publik: "Jadilah seperti yang seharusnya", di mana setiap orang harus mengikuti hukum, termasuk sang khan. Dan khan adalah contoh bagi semua prajuritnya dalam pertunjukan "Yasa", jika tidak, orang-orang Mongol akan menolak untuk mempercayainya.

Tentara, terutama selama periode penaklukan pertama, adalah tulang punggung pemerintahan Mongol secara keseluruhan. Oleh karena itu, prinsip layanan universal, yang mengasumsikan bahwa setiap orang memiliki tempat khusus sendiri yang terhubung dengannya dan yang tidak dapat dia tinggalkan, menjadi dasar tidak hanya pasukan Mongol, tetapi juga Kekaisaran Mongol. Kita dapat menyebutnya Statuta Dinas Terkait, dan seperti yang dijelaskan oleh pernyataan Macrisi, dinas ini tidak terbatas pada pelaksanaan tugas militer. Sebuah aspek penting dari kewajiban untuk melayani negara adalah bahwa tugas ini didistribusikan secara merata di antara semua rakyat khan.

"Ada kesetaraan. Setiap orang bekerja sama seperti yang lain; tidak ada perbedaan. Tidak ada pertimbangan yang diberikan pada kekayaan atau kepentingan" (Juvaini, bagian 5).

Tidak hanya laki-laki, perempuan juga harus melayani. "Dia (Genghis Khan) memerintahkan para wanita yang menyertai pasukan untuk melakukan pekerjaan dan melakukan tugas-tugas laki-laki ketika yang terakhir tidak ada dalam pertempuran" (Makrizi, bagian 19).

Status layanan terhubung menjadi dasar kemahakuasaan khan agung. Namun, ada pengecualian untuk aturan yang tampaknya ketat. Imam dari semua agama, serta dokter dan ilmuwan, tidak harus melakukan layanan reguler atau membayar pajak (Makrizi, bagian 10). Pengembalian lain diharapkan dari mereka - spiritual atau profesional. Selain pembebasan dari tugas seluruh kategori sosial, individu yang termasuk dalam jumlah warga negara biasa juga dapat menerima hak istimewa. Penerima kekebalan semacam itu dikenal dalam bahasa Mongolia sebagai darkhan (dalam bahasa Turki - tarkhan). Lembaga ini memperoleh makna penuh hanya pada periode akhir (abad XIV-XV); dia tidak disebutkan dalam fragmen Yasa yang ada.

Di antara pasal-pasal Yasa Agung lainnya, dengan mempertimbangkan hukum administrasi, hal-hal berikut dapat disebutkan: pendirian pos-pos dan stasiun-stasiun kuda; biaya dan pajak; tugas bangsa Mongol untuk mewakili putri mereka (mungkin juga gadis tawanan yang mereka miliki) untuk kontes kecantikan, di mana yang paling cantik ("gadis berwajah bulan", menurut Juvaini) dipilih sebagai istri dan gundik khan dan pangeran darah khan.

2.3 Hukum Pidana

hukum kode yassa genghis khan

Perundang-undangan pidana Yasa memiliki tujuan utama memelihara perdamaian dan ketertiban dalam negara dan masyarakat. Aturan moral umumnya, menurut Grigor Alkants, diakhiri dengan sanksi berikut: "Jika pelanggar ini ditemukan di antara mereka, maka para penjahat harus dihukum mati." Jadi, meskipun tujuan akhirnya tampak sangat manusiawi, hukum itu diberlakukan dengan kebrutalan tanpa henti.

Secara umum, Yasa mengakui kelompok pelanggaran berikut sebagai kejahatan yang dapat dihukum: melawan agama, moralitas, dan adat istiadat yang mapan; melawan khan dan negara; dan bertentangan dengan kehidupan dan kepentingan individu.

Tujuan utama pemidanaan, dalam pemahaman Yasa, adalah pemusnahan fisik pelaku. Oleh karena itu, hukuman mati memainkan peran penting dalam kode ini. Yasa mengakui pengasingan sementara pelaku melalui pemenjaraan, deportasi, pemecatan, serta intimidasi melalui rasa sakit atau denda. Dalam beberapa kasus, tidak hanya pelakunya sendiri, tetapi juga istri dan anak-anaknya yang dikenai hukuman.

Hukuman mati ditetapkan untuk hampir semua jenis kejahatan. Dia mengikuti sebagian besar kejahatan terhadap agama, moralitas atau kebiasaan yang mapan; untuk sebagian besar kejahatan terhadap khan dan negara; untuk kejahatan tertentu terhadap properti; untuk kebangkrutan ketiga; untuk mencuri kuda - dalam kasus ketika pencuri tidak dapat membayar denda.

Hukuman melalui penjara dan deportasi diberikan untuk pelanggaran Yasa oleh anggota keluarga khan. Setiap perwira unit militer dapat diturunkan pangkatnya jika dia tidak dapat mengatasi tugas resminya. Prajurit dan pemburu dihukum dengan menimbulkan rasa sakit karena pelanggaran ringan terhadap disiplin militer. Pembunuhan diancam dengan denda. Untuk pencurian kuda, pelanggar dikenakan represi, denda, atau bahkan hukuman mati.

2.4 Hukum perdata

Bukti untuk hukum perdata Yasa sangat langka. Ini, mungkin, dijelaskan tidak hanya oleh ketidaklengkapan fragmen yang ada, tetapi juga oleh fakta bahwa hubungan semacam itu diatur oleh hukum umum yang diterima secara umum. Akan tetapi, salah satu pasal penting tentang warisan dicantumkan dalam Yasa: “Tidak ada sesuatu pun yang diambil dari orang yang meninggal yang tidak memiliki ahli waris untuk khan, tetapi hartanya harus diberikan kepada orang yang merawatnya” (Ab- ul-Faraj, bagian 9; Juvaini, bagian 10).

2.5 Hukum Dagang

Diketahui bahwa Jenghis Khan menaruh perhatian besar pada perdagangan. Menjaga rute komersial aman untuk perdagangan internasional adalah salah satu tujuan penting dari kebijakannya. Oleh karena itu, wajar untuk berasumsi bahwa Yasa berisi semacam undang-undang tentang perdagangan. Namun, di antara pecahan-pecahan itu hanya ada satu bagian dari undang-undang perdagangan yang bertahan: "Jika seseorang mengambil barang secara kredit dan bangkrut, kemudian mengambil barang itu lagi dan bangkrut lagi, dan kemudian mengambil barang itu lagi dan bangkrut, maka dia harus dihukum mati setelah kebangkrutannya yang ketiga" (Makrizi, bagian 5).

Sebagian besar sejarawan Mongolia memberikan penghormatan kepada pentingnya penyebaran Yasa Agung di kurultai tahun 1206, untuk membangun tatanan hukum yang kuat di negara bagian, serta efek menguntungkan pada adat istiadat suku nomaden dan pada pengembangan perundang-undangan di tahun-tahun berikutnya. Ringkasan berikut diberikan pada kumpulan hukum Jenghis Khan: “Jasak (Yasa) mengatur toleransi dalam hal agama, menghormati kuil, ulama dan orang tua, serta belas kasihan bagi orang miskin; dia menetapkan kontrol ketat atas keluarga dan kehidupan rumah orang Mongol ... "

Dampak undang-undang ini pada adat istiadat populer dikonfirmasi oleh kesaksian pengamat luar, seperti Plano Carpini dan Guillaume de Rubruck. Yang pertama menulis: “Kata-kata di antara mereka (orang Mongol) jarang atau tidak pernah sama sekali; perang, pertengkaran, luka, pembunuhan di antara mereka tidak pernah terjadi. Perampok dan pencuri barang-barang penting juga tidak ditemukan di sana ... Yang satu cukup menghormati yang lain dan mereka semua cukup ramah satu sama lain ... Mereka tampaknya tidak saling iri ... Wanita mereka suci, dan tidak ada yang terdengar ketidaktahuan mereka di antara mereka ... "Perjalanan ke negara-negara Timur G. de Rubruk dan P. Carpini. Almaty, 1993. Hal.30

Periode "Yasa" di semua ulus Mongolia tidak diketahui secara pasti oleh kita. Namun, adalah mungkin untuk memenangkan kemenangan penuh, tetapi tidak final, atas tradisi Yase hanya sebelum peristiwa tragis akhir abad ke-14, ketika prinsip gerombolan ("tentara rakyat") menang atas prinsip "orang - penyatuan suku". Hanya setelah "peringatan besar" itu, disintegrasi politik Ulug Ulus dan pembagian etnis menjadi Tatar Kazan, Krimea, Astrakhan, Siberia, Nogai, dan Kazakh menyusul. Hampir semuanya di abad XIV. kembali ke adat nenek moyang mereka dan dalam beberapa kasus memulihkan sistem republik - serikat suku, atau zhuzes.

Pelestarian hukum Mongol dapat dicatat di beberapa daerah yang sebelumnya merupakan bagian dari Kekaisaran Mongol. Di negara bagian Timur, hukum yang terkait dengan nama Jenghis Khan lebih sering dilambangkan dengan kata Turki kuno "toru" (diubah menjadi "tura") daripada "yasa" Mongolia.

Kesimpulan

Sikap terhadap Yasa Jenghis Khan di negara bagian Timur di bawah Timuriyah terakhir dapat dilihat dengan jelas dari kata-kata Babur berikut. “Sebelumnya,” tulisnya, “ayah dan kerabat kami dengan cermat mengamati dekrit (tur) Jenghis Khan. Dalam pertemuan, di sofa, di pesta pernikahan, saat makan, duduk atau berdiri, mereka tidak melakukan apa pun selain tur. Keputusan Jenghis Khan bukanlah resep abadi (dari Tuhan) yang harus diikuti oleh seseorang. Betapapun baiknya suatu kebiasaan ditinggalkan, kebiasaan itu harus dipatuhi; jika ayah mengeluarkan hukum yang baik, itu harus dilestarikan; jika dia mengeluarkan hukum yang buruk, itu harus diganti dengan yang baik.

Di wilayah timur ulus Chagatai, di Moghulistan, ketentuan utama "Yasa" mempertahankan tindakan mereka pada abad ke-15 - awal abad ke-16. Dan Jochids dari Desht-i Kypchak Timur abad ke-16. - para pemimpin Uzbek dan Uzbek-Kazakh, menurut sumber, dalam menyelesaikan banyak kasus penting bertindak sesuai dengan "pembentukan Jenghis Khan". Beberapa artikel, terutama yang bersifat kriminal, dimasukkan ke dalam hukum adat yang dikodifikasikan pada abad-abad berikutnya, khususnya, ke dalam hukum Khan Tauke ("Zhety zhargy") - sebuah monumen hukum Kazakh di abad ke-17.

Dengan demikian, "Yasa" mendiktekan dalam segala hal keinginan bangsa Mongol untuk menang, karena pada masa itu hanya kemenangan atas musuh yang mampu menyelamatkan orang-orang dari ancaman terus-menerus dan "membangun di dalamnya (dunia) keadaan damai universal. " Dan perang untuk kemenangan dimulai. Masuknya bangsa Mongol ke dalam kancah sejarah politik-militer dunia merupakan titik balik dalam sejarah seluruh benua Eurasia. Sejak saat aksesi Jenghis Khan, klan dan suku individu Mongolia, setelah bersatu, menjadi orang-orang bersejarah, dan para pahlawan serta bagaturnya masih harus mengejutkan dunia.

Bibliografi

1. Vernadsky G.V. Tentang komposisi Yasa Agung Jenghis Khan. Brussel, 1939.-647s

2. Vladimirtsov B.Ya. Struktur sosial bangsa Mongol. Feodalisme nomaden Mongolia. L, 1934.-315s

3. Gumilyov LN Mencari kerajaan fiktif. SPb., 1994.

4. Gumilyov L.N. Turki Kuno. M., 1967.-649s

5. Ryazanovsky V.A. Yasa Agung Jenghis Khan. Harbin, 1933.-216s

6. Sultanov T.I. Dibesarkan di atas tikar kain putih. Keturunan Jenghis Khan. Almaty, 2001.-931s

7. Juvani. Tarikh - I - Jahan gusha dari Alaud - Din Ata Malik - I - Juwaini… diedit oleh Mirza Muhammad idn Abdul - Wahhab - I - Qazwini. H. 1-2. Leyden - London, 1912-1916. hal.227.

Diselenggarakan di Allbest.ru

Dokumen serupa

Studi tentang status hukum raja dan status hukum perkebunan menurut Kode Dewan 1649. Karakteristik umum "Koleksi Lengkap Hukum Kekaisaran Rusia" dan Kode Hukum Kekaisaran Rusia tahun 1832. Hubungan sosial di antara Slavia kuno.

tes, ditambahkan 29/10/2014

Persiapan dan isi Kode Hukum Kekaisaran Rusia. Pembentukan komisi kodifikasi di bawah pimpinan M.M. Speransky. Pembuatan rancangan peraturan perdata, pidana dan komersial. Pengembangan peraturan perundang-undangan di bidang hukum perdata.

makalah, ditambahkan 28/10/2014

Hukum Hammurabi sebagai seperangkat hukum negara budak. Fitur utama dari hukum pemilik budak menurut hukum Hammurabi. Sistem "pemisahan kekuasaan" dan sistem "checks and balances" di bawah Konstitusi AS tahun 1797 Fitur Bill of Rights tahun 1791

tes, ditambahkan 10/06/2011

Hukum dasar Kekaisaran Rusia 23 April 1906, deskripsi. Prasyarat sejarah untuk pembentukan Undang-Undang Dasar. Kekaisaran Rusia 23 April 1906 Ketentuan dasar hukum Kekaisaran Rusia. Peran Hukum Dasar dalam ilmu sejarah dan hukum.

makalah, ditambahkan 11/07/2008

Kode hukum negara budak, dinamai raja Babel pada 1792-1750. SM. Sejarah Penemuan Hukum Hammurabi. Prinsip-prinsip hukuman menurut dokumen ini. Penataan kehidupan keluarga. Ekstrak dari teks hukum Hammurabi.

presentasi, ditambahkan 27/11/2016

Karakteristik monumen hukum Rusia - Pravda Rusia, yang merupakan kode hukum feodal Rusia kuno. Fitur regulasi oleh set hukum ini status hukum penduduk, hak milik, kewajiban dan hukum waris.

abstrak, ditambahkan 25/05/2010

Kajian regulasi regulasi selama masa kerja penyusunan KUH Perdata. Identifikasi karakteristik utama dari tindakan legislatif yang dipertimbangkan. Fitur karakteristik dan penerapan Kode Hukum Perdata Kekaisaran Rusia.

tes, ditambahkan 23/09/2016

Upaya yang gagal untuk mensistematisasikan undang-undang di XVIII dan kuartal pertama abad XIX. Sejarah penciptaan koleksi lengkap hukum Kekaisaran Rusia (1826-1830), strukturnya. Alasan, prasyarat dan peserta utama dalam penciptaan kumpulan undang-undang yang lengkap.

abstrak, ditambahkan 22/10/2012

Proses pencarian dalam hukum Rusia: asal, tahap utama pembentukan, fitur. Penggabungan hukum dan pembuatan Kode Hukum Uni Soviet dan Kode Hukum RSFSR, karakteristik komparatif, identifikasi fitur serupa dan khas.

tes, ditambahkan 17/06/2015

Karakteristik hukum Romawi, yang menunjukkan hukum negara Romawi dari formasi pemilik budak. Sejarah asal usul kode tersebut, dikenal sebagai Laws of the XII tables. Kode hukum Romawi tertua, disusun oleh dewan suami - decemvirs.

Rencana.

· Sejarah munculnya "Yasa".

Pengaruh "Yasa" pada hukum negara bagian Jenghis Khan:

A.hukum internasional

B. Hukum negara dan administrasi.

1. Kekuatan tertinggi (Khan)

3. Piagam Benteng.

4. Hak istimewa Tarkhan (kekebalan)

5. Piagam Militer.

6. Hunting Charter (Piagam Memancing).

7. Tata laksana dan administrasi.

8. Piagam Pajak.

B.hukum pidana.

D. Hukum privat.

D.Hukum Dagang.

E. Hukum Peradilan.

G. Penguatan hukum.

· Analisis akhir.

· Daftar Pustaka.

Sejarah munculnya "Yasa"

Mongolotatars, atau, seperti yang mereka katakan di dunia Kristen, "Tatar", selama berabad-abad dianggap sebagai "setan neraka" dan musuh peradaban, dan pemimpin serta penguasa mereka Jenghis Khan selama beberapa generasi baik orang Eropa maupun Asia adalah personifikasi dari kekuatan penghancur buta, Momok Tuhan, Attila kedua.

Tetapi pada akhir abad ke-20, berbagai "kompetisi" yang modis untuk gelar "manusia milenium terakhir" dimulai. Dan tiba-tiba ternyata salah satu kandidat paling populer untuk peran ini adalah Scourge of God. The Washington Post menulis bahwa tidak ada yang berbuat lebih banyak untuk mengubah dunia menjadi "desa global" modern selain pengembara yang buta huruf ini. Jadi apa itu Kekaisaran Mongol dan siapa Jenghis Khan, yang menciptakannya tepat 800 tahun yang lalu?

Pada akhir abad XII. di antara suku-suku Mongol bangkit di bawah Yesuchai, yang putranya Temuchin mulai berjuang untuk penyatuan. Dalam proses perjuangan ini, sistem militer-feodal kerajaan nomaden Temujin terbentuk. Itu dibuat pada pembagian semua suku Mongolia menjadi distrik militer - "ribuan". Tentara lebih dari 200 ribu orang dan dikhususkan untuk Temuchin.

Seperti yang dikatakan sejarawan Mikhail Geller dengan tepat: "Negara nomaden adalah pasukan yang sedang berbaris."

Dalam dekrit yang dia kirim ke negara-negara distrik, menyerukan mereka untuk patuh, dia tidak menggunakan intimidasi dan tidak meningkatkan ancaman, meskipun itu adalah aturan bagi penguasa untuk mengancam dengan banyak tanah dan kekuatan pasukan dan persiapan. Sebaliknya, dalam bentuk peringatan ekstrem, ia hanya menulis bahwa jika (musuh) tidak merendahkan diri dan tidak patuh, maka "kita dapat mengetahui apa yang dapat kita ketahui. Dewa kuno mengetahui." Dalam hal ini, refleksi pada firman orang-orang yang mengandalkan Tuhan jatuh ke dalam pikiran: Tuhan Yang Mahatinggi berfirman: siapa pun yang mengandalkan Tuhan, maka dia puas, dan tanpa gagal, apa pun yang ada di hati mereka dan apa pun yang mereka minta, mereka semua ditemukan dan semuanya tercapai.

Karena Jenghis Khan tidak mematuhi keyakinan apa pun dan tidak mengikuti pengakuan apa pun, ia menghindari fanatisme dan dari memilih satu agama ke agama lain, dan dari meninggikan yang satu di atas yang lain. Sebaliknya, dia menghormati, mencintai dan menghormati para sarjana dan pertapa dari segala jenis, menganggap mereka sebagai perantara di hadapan Tuhan Allah, dan ketika dia memandang Muslim dengan hormat, maka dia menaruh belas kasihan kepada orang-orang Kristen dan penyembah berhala. Anak-anak dan cucu-cucunya, masing-masing beberapa orang, memilih salah satu agama sesuai dengan kecenderungan mereka: beberapa memaksakan Islam (di leher mereka), yang lain mengikuti komunitas Kristen, beberapa memilih pemujaan berhala, dan beberapa lagi mematuhi aturan kuno kakek dan ayah dan bukankah mereka tidak membungkuk ke samping, tetapi ada beberapa dari mereka yang tersisa. Meskipun mereka menerima keyakinan (berbeda), mereka menjauh dari fanatisme, dan tidak menyimpang dari Yasa Jenghis Khan, yang memerintahkan semua rumor dianggap satu dan perbedaan di antara mereka tidak boleh dibuat.

Dan mereka juga memiliki kebiasaan yang terpuji bahwa mereka menutup pintu pemujaan, menyombongkan gelar dan (terlarang) kebesaran diri dan tidak dapat diaksesnya, yang ada di pabrik nasib yang beruntung dan dalam kebiasaan raja. Siapapun yang duduk di singgasana Khan, satu nama ditambahkan padanya Khan atau Kaan, dan tidak lebih. Mereka tidak menulis lebih dari ini, tetapi putra dan saudara laki-lakinya dipanggil dengan nama yang diberikan kepada mereka saat lahir, baik secara langsung atau di belakang mata, apakah sederhana atau mulia. Ketika seruan ditulis dengan huruf, satu nama ditulis, dan tidak ada perbedaan antara sultan dan rakyat jelata. Mereka hanya menulis esensi dan tujuan kasus, dan menolak judul dan ekspresi yang tidak perlu.

Chinggis Khan membuat jebakan yang ketat, dengan mengatakan bahwa berburu hewan layaknya pemimpin militer: mereka yang membawa senjata dan berperang harus mempelajari dan mempraktikkannya (untuk mengetahui) ketika para pemburu menyelesaikan permainan mereka, cara berburu, cara berbaris up, dan bagaimana mengelilingi permainan, melihat jumlah orang. Ketika mereka berkumpul untuk berburu, biarkan mereka mengirim orang untuk berpatroli dan menanyakan tentang jenis dan jumlah permainan. Ketika mereka tidak terlibat dalam urusan militer, biarkan mereka bersemangat berburu dan membiasakan tentara untuk ini. Tujuannya bukan hanya berburu itu sendiri, tetapi lebih agar para pendekar menjadi terbiasa dan tabah, serta menguasai lemparan panah dan latihan. Dan segera setelah khan beralih ke penangkapan ikan yang hebat, - waktunya habis: segera setelah musim dingin tiba, dia mengirim perintah agar pasukan yang berada di pusat markas dan di sekitar gerombolan harus bersiap untuk memancing, sehingga, seperti yang akan ditunjukkan, begitu banyak dari sepuluh orang yang menunggang kuda, dan agar, menurut setiap tempat di mana akan ada perburuan, mereka mengumpulkan peralatan, senjata, dan yang lainnya. Kemudian dia menentukan (khan) sayap kanan dan kiri dan tengah, membagikannya di antara para amir besar, dan (sendiri) bertindak dengan katun, selir, piring, dan minuman. Cincin untuk memancing ditutupi dalam sebulan, atau dalam dua atau tiga bulan, dan binatang itu didorong secara bertahap dan lembut dan berhati-hati agar tidak melampaui cincin. Dan jika suatu saat binatang itu melompat keluar dari lingkaran, mereka akan mendiskusikan dan menyelidiki penyebabnya sampai ke detail terakhir, dan dalam hal ini mereka akan memukuli ribuan, perwira dan mandor dengan tongkat, sering terjadi bahwa mereka membunuh mereka sampai mati. Dan jika, misalnya, seseorang tidak mematuhi perintah, yang mereka sebut perge, dan mereka keluar darinya, atau mundur darinya, hukumannya besar dan tidak ada keturunan. Dalam urutan ini, selama dua atau tiga bulan, siang dan malam, mereka mengemudikan hewan buruan, seolah-olah kawanan domba jantan, dan mengirim duta besar ke khan dan memberinya informasi tentang binatang itu dan jumlahnya, di mana mereka telah mencapai dan di mana mereka ketakutan, sampai, akhirnya, cincin itu tertutup. Kemudian, untuk dua atau tiga farsakh, tali akan diikat satu per satu dan dilempar (di atasnya). Tentara berdiri diam, bahu membahu, dan permainan di dalam lingkaran meratap dan mengkhawatirkan, dan berbagai hewan melolong dan melolong menyatakan bahwa waktu yang diumumkan telah tiba ketika hewan akan berkumpul bersama; harimau terbiasa dengan keledai liar, hyena bergaul dengan rubah, dan serigala berbicara dengan kelinci. Ketika cincin itu malu sampai ekstrim, sehingga tidak ada waktu bagi hewan liar untuk bergerak, pertama-tama khan dengan beberapa rekan dekat akan memasuki lingkaran dan menembakkan panah dan menghancurkan permainan selama satu jam, dan ketika dia bosan, dia akan turun ke tanah di tempat yang tinggi di antara nerga untuk mengagumi bahwa, ketika para pangeran masuk, dan setelah mereka, secara berurutan, para pejuang, kepala suku, dan orang-orang biasa. Dengan cara ini, beberapa hari akan berlalu sampai tidak ada yang tersisa dari permainan kecuali para lajang atau pasangan, terluka dan kalah. Kemudian yang tua dan yang sedih selama bertahun-tahun akan dengan rendah hati mendekati khan, memanjatkan doa dan bersyafaat untuk memperpanjang umur sisa-sisa binatang itu, sehingga mereka melepaskannya melalui tempat yang lebih dekat dengan air dan rumput. Semua permainan yang dikalahkan dikumpulkan, dan jika tidak mungkin untuk menghitung, menghitung, dan menghitung berbagai jenis hewan, mereka hanya menghitung hewan pemangsa dan keledai liar. Seorang teman berkata bahwa pada masa pemerintahan Kaan (Ogedei) ada perburuan dengan cara ini pada suatu musim dingin, dan Kaan, demi mengagumi dan menghibur, duduk di atas sebuah bukit. Semua jenis binatang bergegas ke singgasananya dan di bawah bukit itu muncul tangisan dan tangisan seolah-olah meminta keadilan. Kaan memerintahkan semua hewan untuk dilepaskan dan tangan kekerasan dijauhkan dari mereka. Dia juga memerintahkan bahwa di tengah-tengah negara Hatai, di tempat kuartal musim dingin, dinding kayu dan tanah harus dibangun, dan di atasnya pintu, sehingga banyak hewan akan berkumpul di sana dari tempat yang jauh dan mereka akan diburu dengan cara ini. Juga dalam batas-batas Chagataev Almalyk dan Kuyash, ia mengatur tempat yang sama untuk berburu. (Bukankah) ini esensi dan kebiasaan perang, membunuh, menghitung yang mati dan membiarkan yang tersisa; demikianlah mereka selangkah demi selangkah, karena yang masih hidup di negeri-negeri (takluk) itu terdiri dari segelintir orang miskin, sedikit jumlahnya dan lemah.

Adapun pengorganisasian tentara, dari zaman Adam hingga saat ini, ketika sebagian besar iklim berada di bawah kekuasaan dan kepatuhan keluarga Jenghis Khan, itu belum pernah dibaca dalam sejarah apa pun dan belum ditulis dalam sejarah. Buku apa pun yang pernah ada raja, mantan penguasa bangsa-bangsa, berhasil memiliki pasukan yang mirip dengan Tartar, yang sabar dalam kesulitan dan mulia dalam damai, yang dalam suka dan duka sama-sama tunduk kepada komandan, bukan karena aspirasi gaji dan makanan, dan bukan karena harapan keuntungan dan pendapatan - dan ini adalah urutan terbaik untuk pasukan. Singa, sampai mereka lapar, tidak pergi untuk menangkap dan tidak menyerang binatang apapun. Amsal Persia mengatakan bahwa "tidak ada perburuan dari anjing yang cukup makan," dan dikatakan: tanpa sadar, biarkan anjing Anda mengikuti Anda.

Tentara apa di dunia yang bisa seperti Tatar, yang (bahkan) di antara (militer) bisnis berburu untuk mengatasi dan membenci binatang liar; pada hari-hari istirahat dan liburan, ia berperilaku seperti kawanan domba, membawa susu, wol, dan banyak manfaat; tetapi di tengah kerja keras dan kemalangan, ia bebas dari perpecahan dan pertentangan jiwa. Tentara seperti petani yang melaksanakan berbagai (tugas) perbekalan, dan tidak menunjukkan dokuki ketika melakukan apa yang diperintahkan, baik itu kopchur, avariz, pengeluaran untuk musafir, memelihara lubang, menyediakan gerobak, menyiapkan makanan untuk hewan. Petani dalam bentuk tentara, yang dalam urusan militer dari kecil hingga besar, dari bangsawan ke rendah, mereka semua memotong dengan pedang, menembak dari busur dan menusuk dengan tombak dan pergi ke apa pun yang diperlukan saat itu. Jika ada ketakutan perang dari musuh atau intrik dari pemberontak, mereka mempersiapkan segala sesuatu yang berguna dalam hal itu: berbagai senjata dan peralatan lainnya, hingga spanduk, jarum, tali, hewan berkuda dan pak, keledai dan unta. Jadi, dalam lusinan dan ratusan, masing-masing melakukan tugasnya, dan pada hari peninjauan mereka menyajikan peralatan, dan jika setidaknya sedikit tidak cukup, maka orang seperti itu mendapat hukuman berat dan hukuman berat. Dan meskipun mereka berada di tengah pertempuran itu sendiri, segala sesuatu yang diperlukan untuk berbagai pengeluaran diperoleh melalui mereka. Adapun perempuan dan orang-orang yang ditinggalkan dengan muatan atau di rumah, penyerahan yang dilakukan selama orang itu sendiri di rumah tetap berlaku, sedemikian rupa sehingga jika kebetulan tugas orang itu adalah membantu pribadinya, dan laki-laki tidak menjadi, maka wanita (dari istana itu) akan keluar sendiri dan melakukan pekerjaan itu.

abstrak

Dengan topik: "YASA GENGHISKHAN"

Diselesaikan oleh: Shabanova Esmira

Almaty 2010

1. Syarat untuk menerima Yasa

Pembentukan Eke Mongol Ulus ("Negara Mongolia Besar" - beginilah jadinya

disebut negara yang diciptakan oleh Jenghis Khan sejak 1211) pada awal abad ke-13. menyebabkan

kebutuhan untuk mengembangkan norma-norma hukum tertulis yang umum dan

peraturan perundang-undangan untuk pengelolaan kekuasaan yang besar. Untuk pelaksanaan ini

hukum adat disesuaikan dengan tujuannya, dikodifikasikan dan diubah,

memenuhi kondisi baru. Kode hukum dan peraturan disebut "Hebat"

Yasa" atau hanya "Yasa" dari Jenghis Khan.

Yasa (bentuk yang lebih lengkap dari "yasak"; bahasa Mongolia - zasak, yosun) berarti

"ketetapan", "hukum". "Yasa" dari Jenghis Khan - disetujui oleh Jenghis Khan

Kode hukum dan peraturan Mongolia. Undang-undang baru dibentuk

dekade, di satu sisi, untuk waktu yang lama, dan di sisi lain, seketika. Untuk semua orang Mongolia

pada tahun 1206, bersamaan dengan proklamasi Temujin oleh Jenghis Khan dari seluruh Agung

stepa. Tetapi bahkan setelah itu, Yasa ditambah dan diperluas. Ini terjadi pada tahun 1218,

sebelum perang dengan Kesultanan Khorezmian, dan pada tahun 1225 sebelum penaklukan Tangut

kerajaan. Tetapi unsur-unsur stereotip perilaku baru mulai terbentuk, mungkin, sebelumnya

1206, yang menyebabkan perlawanan tajam dari semua fanatik kuno, untuk siapa pribadi

kebebasan dan tidak bertanggung jawab lebih berharga daripada ketertiban negara. Diambil bersama-sama,

semua reformasi ini dan implementasinya membentuk dasar dari kekaisaran Mongolia yang baru

hukum - Yasa Agung Jenghis Khan.

Kronik Mongolia “Chindamanin Erihe” mengatakan: “Setelah pengasingan Altan-

Khan dari Cina dan penaklukan sebagian besar orang Cina, Tibet dan

Mongol, Jenghis Khan, yang memiliki pencerahan besar, berpikir demikian: hukum dan

keputusan orang Cina tegas, halus dan tidak berubah-ubah. Dan dengan pemikiran ini, mengundang

untuk dirinya sendiri dari negara orang-orang guru besar dan 18 muridnya yang cerdas, Jenghis Khan menginstruksikan

mereka untuk menyusun hukum (joson) dari mana perdamaian dan kemakmuran akan datang untuk

semua rakyatnya, dan khususnya kitab hukum (khuli-yosoni bilik) untuk melindungi pemerintahannya. Ketika, setelah menyusun, undang-undang ini ditinjau oleh Jenghis Khan, maka

dia menemukan mereka sesuai dengan pemikirannya dan menghadiahkan para penyusunnya dengan gelar dan

memuji."

"Yasa" dari Jenghis Khan, yang mendirikan setiap pelanggaran, bahkan yang sederhana

kelalaian manusia atau kelalaian pada tingkat kejahatan dan diatur untuk

hukuman berat, hingga hukuman mati, diakui sebagai "sangat berat" bahkan

sejarawan resmi Kekaisaran Mongol Rashid al-Din. "Sebagai

Rusia berkenalan dengan hukum pidana Mongolia, mereka menjadi siap

menerima beberapa prinsip hukum Mongolia, - kata G.V. Vernadsky. -

Bahkan Vladimirsky-Budanov, yang umumnya meremehkan pengaruh Mongol pada

Rusia, mengakui bahwa kedua hukuman mati (tidak diketahui Russkaya Pravda dari Kievan Rus), dan

hukuman fisik (diterapkan hanya untuk budak di Kievan Rus') termasuk dalam

hukum Muscovy di bawah pengaruh Mongol. V.A. Ryazanovsky di ruang kerjanya

juga mencatat bahwa di bidang hukum pidana Rusia, hasil dari Mongolia

pengaruhnya adalah "pemberlakuan hukuman mati, cambuk, penyiksaan - yang tidak di

Hampir tidak ada Pravda Rusia dalam piagam peradilan Pskov.

Namun, seperti yang telah kami catat, "Yasa" belum menjadi hukum untuk semua orang, yang harus

diamati secara ketat. Ini menyangkut, pertama-tama, Jenghisides. Genghis Khan

memerintahkan: “Jika seseorang dari urug kami pernah melanggar Yasa, yang

disetujui, biarkan dia diinstruksikan dengan sepatah kata. Jika dia melanggarnya dua kali, biarkan dia dihukum

menurut bilik, dan untuk ketiga kalinya biarkan dia dikirim ke tempat yang jauh Baldzhin-

Kuljur. Setelah dia pergi ke sana dan kembali, dia akan sadar. Jika dia

belum mengoreksi dirinya sendiri, biarkan dia diberi belenggu dan penjara. Jika dia keluar dari sana, setelah belajar

adab (norma perilaku), dan menjadi masuk akal, jauh lebih baik, jika tidak biarkan semua orang

kerabat dekat dan jauhnya akan berkumpul, mengadakan dewan dan memutuskan bagaimana menghadapinya.

bertindak."

Selain itu, ada banyak orang dari aristokrasi militer di kekaisaran, yang dia sendiri

Jenghis Khan dan penerusnya menganugerahkan gelar, penghargaan, dan hak istimewa untuk spesial mereka

pelayanan kepada kedaulatan dan negara. Orang-orang istimewa seperti itu disebut

tarkhan. Menurut Juvaini, hak istimewa Tarkhan terdiri dari

sebagai berikut: 1) mereka dibebaskan dari semua pajak; 2) semua barang rampasan ditangkap

oleh mereka dalam perang atau berburu, adalah milik penuh mereka; 3) setiap saat mereka

bisa memasuki istana tanpa izin apa pun; 4) mereka tertarik pada

tanggung jawab hanya untuk kejahatan kesembilan yang dilakukan oleh mereka (pada saat yang sama, bagaimanapun,

hanya kejahatan-kejahatan yang memerlukan hukuman mati yang dimaksudkan); 5) selama

selama pesta, para tarkhan menempati tempat-tempat terhormat dan masing-masing menerima segelas anggur.

Di mana-mana di "Yas" kita melihat subordinasi yang ketat dalam administrasi

sikap politik. Itulah sebabnya, tampaknya, otokrasi Rusia tidak memiliki

analog di Barat dan sangat dekat dan dapat dimengerti untuk zona stepa Eurasia. bawahan

takdir, termasuk di Rusia, Mongol mempertahankan kekuasaan mereka sebelumnya. Pada saat yang sama

waktu, meninggalkan dinasti lama di kepala administrasi lokal, Mongol

secara bersamaan diperkenalkan untuk mengontrol kegiatan penguasa bawahan lokal

gubernur yang ditunjuk secara khusus - Baskaks, yang mengawasi

pelaksanaan hukum di lapangan, komunikasi dengan metropolis, mereka diberi tentara untuk

mengumpulkan upeti.

Itu juga perlu untuk menentukan nama orang-orang, yang intinya adalah umat beriman

pendukung Jenghis Khan beserta keluarga dan rumah tangganya. Kemudian mereka dipanggil

"Mongol", dan nama ini secara resmi diberikan kepada orang-orang yang baru terbentuk-

tentara. Keadaan yang paling luar biasa adalah bahwa tentara Mongol

tumbuh dari tiga belas ribu sukarelawan menjadi seratus sepuluh ribu tentara reguler.

Pengisian terjadi karena masuknya gerombolan orang-orang yang kalah - Kereites dan

Naimanov. Adalah penting bahwa, sekali di tentara pemenang, mereka tidak pernah menunjukkan__ ketidaksetiaan kepada khan baru, yang berarti bahwa kondisi yang dapat diterima diciptakan untuk mereka

adanya. Lagi pula, untuk setiap veteran Mongolia ada sepuluh

rekrut-tawanan perang, terbiasa memberontak bahkan melawan suku mereka

khan. Jenghis Khan "mengarahkan negara pan-lingual ke jalan kebenaran dan membawa orang-orang di bawah

kendali tunggal mereka." Di pasukan ini, kekuatan ada di pihak yang kalah, tetapi mereka dengan cepat

menjadi setia. Tampaknya tradisi stepa memainkan peran yang menentukan di sini.

kekuatan kuat terpusat yang mampu melawan tetangga yang menetap:

Jurchen, Tangut, dan Muslim. Setelah mengubah nama panggilan "tszubu" (nama panggilan yang berarti

"gembala nomaden") dengan nama bangga "Mongol", mereka tidak kehilangan apa pun, dan mereka yang tidak

ingin tinggal di negara kesatuan, pergi ke barat dan melanjutkan perang. Ini adalah

Merkit dan bagian dari Naiman. Sisanya mentransfer simpati mereka ke Jenghis Khan.

Kurultai menjadi otoritas tertinggi, dan hanya dia yang berhak mempercayakan fungsinya

kepengurusan orang tertentu, yang selanjutnya disebut khan. Secara khusus

menafsirkan misinya N.M. Karamzin: “Anak ini, dibesarkan dalam kesederhanaan

kehidupan pastoral, seharusnya mengejutkan dunia dengan kepahlawanan dan kebahagiaan, untuk ditaklukkan

jutaan orang dan menghancurkan negara yang terkenal dengan tentara yang kuat,

seni, ilmu pengetahuan, dan kebijaksanaan yang berkembang dari para pembuat undang-undang kuno mereka."

2. Ciri-ciri umum Yasa.

Yasa (bentuk yang lebih lengkap dari yasak, Mong. - zasak) berarti "keputusan", "hukum".

V.A. Ryazanovsky, yang mempelajari Yasa Agung Jenghis Khan, menulis: "Kata Yasa berarti larangan, piagam, hukum ... The Great Yasa adalah monumen legislatif tertulis yang diterbitkan oleh Jenghis Khan. Akademisi V.V. Bartold dalam karyanya "Turkestan di era dari invasi Mongol" memberikan penjelasan ilmiah berikut tentang kata ini: "Yasa - sebuah keputusan, hukum, bentuk yang lebih lengkap dari yasak adalah keluaran dari kata Arab (Mong. Dzasak).

Akademisi B.Ya. Vladimirtsov dalam bukunya Genghis Khan (1922) menulis: "Genghis Khan ... meninggalkan penerusnya sebuah kerajaan yang luas dan prinsip-prinsip panduan strukturnya, yang ditetapkan olehnya dalam pendiriannya - Jasak dan Ucapannya - Bilika. Menurut sejarawan Kalmyk Erenzhin Khara- Davana, Jasak Agung Jenghis Khan, seolah-olah, terdiri dari dua bagian besar.

Peneliti modern Jenghis Khan E.I. Kychanov percaya bahwa Yasa bukanlah kode hukum yang sistematis, itu termasuk label - perintah, yasak - hukum, bilik - ajaran. Tidak diragukan lagi, ada pernyataan dan penilaian lain tentang masalah ini, tetapi masing-masing layak mendapat perhatian dan, tidak diragukan lagi, dapat eksis sebagai sudut pandang ilmiah. Menurut Juvaini, hukum dan keputusan Jenghis Khan ditulis pada gulungan ("tumar") dan disimpan oleh pangeran paling otoritatif - ahli di Yasa. Yasa belum dilestarikan dalam aslinya dan hanya diketahui dalam fragmen dan presentasi singkat. Informasi paling rinci tentang aturan Yasa diberikan oleh Juvaini dan penulis Arab abad ke-15. Macrisi. Untuk waktu yang lama, Yasa tetap menjadi otoritas tertinggi bagi penguasa Mongol. Anggota keluarga khan yang menyimpang dari Yasa dihukum berat sesuai dengan ucapan Jenghis Khan, yang disebut kata Turki "bilik" (pengetahuan).
Sistem hukum yang diciptakan oleh Jenghis Khan memenuhi tuntutan dan kebutuhan masyarakat Mongolia yang feodal. Hanya norma-norma hukum adat sebelumnya yang sesuai dengan kepentingan bangsawan feodal nomaden, serta yang baru dibuat, yang diabadikan di dalamnya dengan cara legislatif.
Yasa dari Jenghis Khan hanya mengatur norma-norma kehidupan nomaden. Di sebagian besar negara yang ditaklukkan oleh bangsa Mongol, khususnya di Asia Tengah, di mana tradisi hukum mereka sendiri ada sejak zaman kuno, sangat sulit untuk menundukkan penduduk pada hukum baru. Sistem hukum Mongol, yang dikembangkan berdasarkan hukum adat pengembara dan terutama untuk perantau, dalam kondisi lain ternyata sangat tidak nyaman, bertentangan dengan hukum agama Muslim dan adat istiadat penduduk setempat. Atas dasar ini, bentrokan muncul antara penjaga Yasa dan penduduk setempat, yang, sebagai suatu peraturan, berubah menjadi tragedi bagi yang terakhir.
Namun, seiring waktu, Chingizid dan bangsawan militer nomaden semakin memahami tradisi budaya dan kenegaraan Muslim dan semakin sedikit mengikuti instruksi Yasa dalam kehidupan mereka. Menurut Hamdallah Qazvini, "orang Mongol tidak memiliki kebiasaan tinggal di kota, dan ini menjijikkan bagi Yasak Jenghis Khan." Sementara itu, justru persyaratan inilah yang paling sering dilanggar oleh Genghisides sendiri, baik di ulus Jochi maupun di ulus Chagatai. Khususnya di kalangan bangsawan Kipchak, sehubungan dengan menguatnya pengaruh negara-negara Muslim pertanian yang menetap, hukum Islam, Syariah, secara bertahap mulai menyebar.

Yasa (Mong. Ikh zasag huul - hukum kekuatan besar; Turki. Yasak) adalah nama kode Jenghis Khan, yang, menurut legenda, ia terbitkan di kurultai All-Mongol yang agung dan yang terus-menerus dikonfirmasi olehnya penerus. Baik dalam bahasa asli Mongolia, maupun dalam terjemahan lengkap Yasa tidak sampai kepada kita. Kami mengenalnya dari laporan dan kutipan dari sejarawan Persia dan Arab dari bangsa Mongol. Secara tradisional, dianggap bahwa informasi paling rinci tentang komposisi Yasa Jenghis Khan terkandung dalam risalah penulis Mesir abad ke-15. al-Maqrizi. Dari dialah semua penerjemah dari P. de da Croix hingga V. Ya. Ryazanovsky dan G. V. Vernadsky menarik informasi tentang komposisi Yasa.
D. Ayalon berpendapat bahwa informasi tentang Yasa ini adalah fiksi penulis. Dia percaya bahwa Al-Maqrizi berusaha untuk mencemarkan nama baik pemerintah Mamluk dan untuk tujuan ini mencoba untuk menunjukkan bahwa mereka telah memasukkan norma-norma hukum Mongol ke dalam undang-undang mereka. Peneliti lain menganut sudut pandang yang sama: D. Morgan dan D. Egle.
I. de Rahevilts percaya bahwa Yasa ada sebagai seperangkat larangan dan aturan lisan, di mana dilarang untuk membuat perubahan. Namun, Yasa bukanlah kode hukum yang dikembangkan dengan jelas, melainkan merupakan kompilasi dari berbagai peraturan, aturan, dan tabu yang ditetapkan oleh Jenghis Khan dengan beberapa tambahan pada masa pemerintahan Ogedei. Teks Yasa belum dilestarikan, namun, banyak cerita diketahui dalam menceritakan kembali sumber-sumber abad pertengahan lainnya. Seiring waktu, pentingnya Yasa jatuh karena pembagian Kekaisaran Mongol menjadi beberapa bagian independen, di mana tradisi hukum lokal memainkan peran yang menentukan.
Yasa juga dipelajari oleh P. Rachnevsky. Dia percaya bahwa di bawah Jenghis Khan, apa yang disebut Yasa adalah kumpulan catatan dari berbagai ucapan dan perintah Khan, diungkapkan pada berbagai kesempatan dan dalam jangka waktu yang lama. Ucapan-ucapan ini tidak dapat dianggap sebagai dokumen hukum yang bersifat sistematis.

JAS HEBAT
(diterjemahkan oleh G. V. Vernadsky)
Menurut publikasi: Vernadsky G.V. Mongol dan Rusia. Tver-Moskow, 1997, hlm. 108-130.

Kata Mongolia yasa (yasak, jasak) berarti "perilaku" atau "ketetapan". Sampai baru-baru ini, adalah umum untuk berbicara tentang Yasa Agung sebagai kumpulan peraturan hukum Mongolia yang diterima secara umum. Ini sebagian karena pasal-pasal Yasa yang berkaitan dengan hukum pidana dan hukuman telah mendapat perhatian lebih dari para sejarawan daripada bagian lain dari undang-undang tersebut.

Tidak ada salinan lengkap Great Yasa yang masih ada, meskipun penulis timur dari abad ke-13-15 bersaksi bahwa daftar seperti itu ada. Menurut sejarawan Juvaini (w. 1283), daftar serupa disimpan dalam perbendaharaan setiap keturunan Jenghis Khan. Rashid ad-Din (1247-1318) menyebutkan keberadaan daftar ini berkali-kali. Sebuah risalah Persia tentang keuangan dikaitkan dengan Nazir al-Din Tuzi (w. 1274) membuat banyak referensi ke Yasa. Makrizi (1364-1442) diberitahu oleh temannya Abu Nashim tentang daftar di perpustakaan Baghdad. Berdasarkan informasi dari Abu-Nashim, Makrizi berusaha untuk menyajikan laporan lengkap tentang isi Yasa. Bahkan, ia berhasil menguraikan hanya sebagian dari kode tersebut, terutama pasal-pasal yang dikhususkan untuk hukum pidana dan hukuman. Rashid ad-Din, pada bagiannya, mengutip banyak tata cara dan ucapan Jenghis Khan, beberapa di antaranya mungkin merupakan fragmen dari Yasa, dan yang lain dari apa yang disebut "maksim" (bilik). Untuk waktu yang lama, sejarawan modern yang berurusan dengan Yasa mendasarkan kesimpulan mereka terutama pada informasi yang diberikan oleh Makrizi dan Rashid al-Din. Sampai baru-baru ini, hanya sedikit perhatian yang diberikan pada ringkasan Yasa oleh Gregory Ab-ul-Faraj (Bar Habreus (1225/1226-86)), atau pada penceritaan kembali Yasa yang lebih luas oleh Juvaini.

Dari sudut pandang saya, Yasa secara keseluruhan sama sekali tidak dapat dicirikan sebagai undang-undang biasa. Dia adalah hukum kekaisaran Mongol yang dirumuskan oleh Jenghis Khan; dan bangsa Mongol sendiri melihatnya dari sudut pandang ini. Bagi mereka, itu adalah kebijaksanaan umum dari pendiri sebuah kerajaan; dan kita tahu bahwa mereka menganggap Jenghis Khan sebagai Putra Surgawi yang diilhami secara ilahi. Sejarawan Armenia Grigor dari Alkanets mencatat kisah kemunculan Yasa berdasarkan apa yang dia dengar dari orang-orang Mongol, meskipun tidak dapat dianggap akurat secara rinci, itu cukup menyampaikan semangat sikap Mongol terhadap Jenghis Khan dan kehidupannya. kerja. Menurut Grigor, ketika bangsa Mongol “menyadari situasi mereka, sangat tertekan oleh kehidupan mereka yang sengsara dan miskin, mereka meminta bantuan Tuhan, Pencipta langit dan bumi, dan membuat kesepakatan besar dengannya, mematuhi perintah-Nya. Atas perintah Tuhan, seorang malaikat menampakkan diri kepada mereka dalam bentuk elang dengan bulu emas dan berbicara dalam pidato dan bahasa mereka sendiri dengan pemimpin, yang bernama Chankez (Chingiz) ... Kemudian malaikat itu memberi tahu mereka semua perintah Tuhan... yang mereka sendiri sebut yasak.

Juvaini juga menganggap pikiran Jenghis Khan yang diilhami secara ilahi sebagai sumber Yasa: “Sementara Yang Mahakuasa (Tuhan) memilih Jenghis Khan dari antara orang-orang sezamannya dalam pikiran dan kecerdasan… dia (Genghis Khan), hanya mengandalkan kedalaman jiwanya. dan tanpa studi sejarah (historis) yang membosankan, tanpa menyelaraskan dengan (tradisi) zaman kuno, menemukan semua metode (pemerintahan)."

Menurut Juvaini dan Makrizi, Yasa adalah jimat yang memastikan kemenangan di medan perang. Sebagai A.N. Kutub, Mongol, dan Turki menghubungkan kekuatan semi-magis dengan Yasa Agung.

Tanpa salinan lengkap Great Yasa, tidak mungkin untuk mengatakan dengan pasti dalam urutan apa artikel-artikel yang kita miliki diposting. Agaknya, itu dimulai dengan pembukaan, yang menjadi dasar yang digunakan oleh penerus Jenghis Khan dalam korespondensi mereka dengan penguasa asing. Itu seharusnya berisi penyebutan Surga dan referensi ke Khan Tertinggi bangsa Mongol, Jenghis Khan. Kalimat ketiga dari rumusan "perintah" di muka jelas-jelas berarti perintah Jenghis Khan sendiri, karena dia adalah pendiri bangsa dan kaisar yang memerintah pada waktu itu. Kemudian, mungkin dalam urutan yang digariskan oleh Juvaini dan Ab-ul-Faraj, prinsip-prinsip umum dan pasal-pasal tentang hukum internasional dan organisasi tentara dan negara ditetapkan.

I. Resep umum.

“Seseorang harus meninggikan dan menghormati yang murni, yang tidak bercacat, yang adil, yang terpelajar dan yang bijaksana, tidak peduli dari orang mana mereka berasal; dan mengutuk orang jahat dan tidak adil ”(Ab-ul-Faraj, bagian 2)

“Yang pertama adalah ini: saling mengasihi; kedua, tidak melakukan zina; jangan mencuri; tidak memberikan kesaksian palsu; jangan mengkhianati siapa pun. Hormati yang tua dan yang miskin” (Grigor dari Alkanets).

“Dia (Genghis Khan) melarang mereka (orang Mongol) untuk makan apa pun di hadapan orang lain tanpa mengundangnya untuk berbagi makanan; dia melarang siapa pun untuk makan lebih banyak daripada rekan-rekannya” (Makrizi, bagian 2)

“Karena Jenghis tidak menganut agama apa pun dan tidak menganut kepercayaan apa pun, dia menghindari fanatisme dan tidak lebih memilih satu agama daripada yang lain atau mengagungkan satu sama lain. Sebaliknya, ia menjunjung tinggi martabat orang bijak dan pertapa yang dicintai dan dihormati dari suku mana pun, melihatnya sebagai tindakan cinta kepada Tuhan” (Juvaini, bagian 2).

“Dia (Genghis Khan) memerintahkan agar semua agama dihormati dan tidak ada preferensi yang diberikan kepada salah satu dari mereka” (Makrizi, bagian II).

Bagian Yasa ini menjadi dasar kebijakan toleransi beragama Mongol.

II. Hukum internasional.

Ketika perlu untuk menulis surat kepada para pemberontak dan mengirim mereka seorang perwakilan, jangan mengintimidasi mereka dengan kekuatan dan jumlah pasukan Anda yang besar, tetapi katakan saja; “Jika Anda secara sukarela menyerah, Anda akan menemukan perlakuan yang baik dan kedamaian, tetapi jika Anda menolak, apa yang bisa kami ketahui dari pihak kami? Tuhan Yang Kekal mengetahui apa yang akan terjadi padamu” (Ab-ul-Faraj, bagian 1).

Perlu dicatat bahwa, dari sudut pandang Yasa, setiap negara yang menolak mengakui otoritas tertinggi khan agung dianggap memberontak. Seperti yang ditunjukkan Eric Voegelin, ini bertentangan dengan pemahaman kita tentang hukum internasional, yang mengandaikan keberadaan negara berdaulat: "Kekaisaran Mongol bukanlah ... sebuah negara di antara negara-negara lain di dunia, sebuah imperium mundi in statu nascendi, tetapi adalah Kerajaan-Dunia-dalam-Yang-Menjadi ". Harus diingat bahwa surat-surat dari para khan besar Guyuk dan Mongke kepada para penguasa Barat dengan setia mengikuti usulan Yasa di atas.

Sebuah prinsip penting dari hukum internasional Mongolia adalah prinsip tidak dapat diganggu gugatnya para duta besar. Dan dalam setiap kasus ketika musuh melanggar prinsip ini, pembalasan yang berat akan mengikuti. Namun, tidak ada ekspresi langsung tentang ini dalam fragmen Yasa yang ada.

AKU AKU AKU. Pemerintah, tentara dan administrasi.

A. KARYAWAN DAN KELUARGA IMPERIAL.

Dalam fragmen-fragmen Yasa yang masih ada, hanya satu artikel yang berhubungan dengan gelar kekaisaran yang membahas topik ini.

“(Mongol) seharusnya tidak memberikan khan dan orang-orang mulia mereka banyak nama atau gelar yang ditinggikan, seperti yang dilakukan bangsa lain, terutama pemeluk Islam. Dan untuk nama orang yang duduk di atas takhta kerajaan, mereka harus menambahkan satu nama, yaitu. Khan atau Kaan. Dan saudara laki-laki, saudara perempuan, dan kerabatnya harus memanggilnya dengan nama depan yang diberikan saat kelahirannya ”(A6-ul-Faraj, bagian 3).

Kita dapat mengatakan bahwa gelar "kaan" (kagan) itu sendiri mengungkapkan kepenuhan kekuasaan kekaisaran. Pada saat yang sama, untuk anggota keluarganya, kaisar tetap yang tertua dalam keluarga, kerabat dekat; karenanya bentuk alamat pribadi direkomendasikan kepada kerabat.

Kita tahu dari The Secret History bahwa Jenghis Khan mengeluarkan peraturan khusus untuk memelihara rumah tangga kekaisaran dan jatah anggota keluarga kekaisaran. Agaknya, aturan dasar tentang hal-hal seperti itu termasuk dalam Yasu.

B. BANGSA MONGOLIA.

Seperti yang telah kita lihat, dalam pembukaan surat Khan kepada penguasa asing, Jenghis disebut sebagai Khan Tertinggi bangsa Mongolia. Stereotip Pembukaan ini adalah mengikuti Pembukaan Yasa. Meskipun tidak ada pasal khusus mengenai kekuatan bangsa dalam fragmen Yasa yang ada, beberapa indikasi tentang hal ini mungkin telah dimasukkan dalam undang-undang Yasa. Dalam prasasti Cina tahun 1338, orang Mongol biasanya disebut sebagai klan negara (kuo-tsu), yaitu "negara penguasa". Melalui pemilihan khan besar baru setelah kematian pendahulunya, bangsa Mongol di bawah kekaisaran dapat mengekspresikan dirinya secara politik. Terlepas dari kenyataan bahwa kurultai terpilih tidak selalu berjalan dengan jelas, jelas bahwa ada seperangkat aturan tertentu untuk pertemuan mereka, meskipun urutan yang ditetapkan tidak selalu diikuti. Di setiap ulus kerajaan, kurultai lokal berfungsi untuk memilih khan mereka. Sebagian besar informasi kami tentang kumpulan ulus ini terkait dengan kepemilikan il-khan (Persia); aturan yang diadopsi di sini, kemungkinan besar, mengikuti norma-norma kurultai agung. Sangat mungkin bahwa stereotip ini termasuk dalam hukum Yasa Agung.

B. TENTARA DAN ADMINISTRASI.

1. Undang-undang tentang berburu. “Ketika orang-orang Mongol tidak terlibat dalam perang, mereka harus menyerahkan diri mereka untuk berburu. Dan mereka harus mengajari anak laki-laki mereka cara berburu binatang liar, sehingga mereka mendapatkan pengalaman dalam memerangi mereka dan mendapatkan kekuatan, energi untuk menahan kelelahan dan dapat bertemu musuh, karena mereka bertemu binatang liar dan tidak biasa dalam pertempuran, tidak menyayangkan. (sendiri)” (Ab-ul-Faraj, bagian 4).

Jelas, berburu bukan hanya olahraga paling populer di Mongol, tetapi juga dianggap oleh Jenghis Khan sebagai lembaga negara dan dasar pelatihan militer.

2. Undang-undang Angkatan Darat. “Para pejuang direkrut pria dari dua puluh tahun ke atas. Untuk setiap sepuluh, seorang perwira harus ditunjuk, dan untuk setiap seratus, dan seorang perwira untuk setiap seribu, dan seorang perwira untuk setiap sepuluh ribu ... Tidak seorang prajurit pun dari seribu, ratusan atau sepuluh di mana ia terdaftar harus pergi ke tempat lain; jika dia melakukan ini, dia akan dibunuh, dan itu juga dengan petugas yang menerimanya ”(Ab-ul-Faraj, sec. 5 dan 7).

“Dia (Genghis Khan) memerintahkan para prajurit, setelah kembali dari kampanye militer, untuk melakukan tugas-tugas tertentu dalam melayani penguasa” (Makrizi, bagian 20).

Prinsip organisasi desimal tentara Mongol, serta pentingnya penjaga kekaisaran sebagai sebuah institusi, telah dibahas. Dalam hal ini, prinsip lain untuk melekatkan setiap orang ke tempat pelayanannya patut mendapat perhatian. Tentara, terutama selama periode penaklukan pertama, adalah tulang punggung pemerintahan Mongol secara keseluruhan. Oleh karena itu, prinsip layanan universal, yang mengasumsikan bahwa setiap orang memiliki tempat khusus sendiri yang terhubung dengannya dan yang tidak dapat dia tinggalkan, menjadi dasar tidak hanya pasukan Mongol, tetapi juga Kekaisaran Mongol. Kita dapat menyebutnya Statuta Dinas Terkait, dan seperti yang dijelaskan oleh pernyataan Macrisi, dinas ini tidak terbatas pada pelaksanaan tugas militer. Sebuah aspek penting dari kewajiban untuk melayani negara adalah bahwa tugas ini didistribusikan secara merata di antara semua rakyat khan.

“Ada kesetaraan. Setiap orang bekerja sebanyak yang lain; tidak ada perbedaan. Tidak ada pertimbangan yang diberikan kepada kekayaan atau kepentingan” (Juvaini, bagian 5).

Tidak hanya laki-laki, perempuan juga harus melayani. “Dia (Genghis Khan) memerintahkan para wanita yang menemani pasukan untuk melakukan pekerjaan dan melakukan tugas-tugas pria ketika yang terakhir tidak ada dalam pertempuran” (Makrizi, bagian 19).

Status layanan terikat menjadi dasar kemahakuasaan khan agung, yang membuat kesan seperti itu pada biksu John de Plano Carpini. Namun, ada pengecualian untuk aturan yang tampaknya ketat. Imam dari semua agama, serta dokter dan ilmuwan, tidak harus melakukan layanan reguler atau membayar pajak (Makrizi, bagian 10). Pengembalian lain diharapkan dari mereka - spiritual atau profesional. Selain pembebasan dari tugas seluruh kategori sosial, individu yang termasuk dalam jumlah warga negara biasa juga dapat menerima hak istimewa. Penerima kekebalan semacam itu dikenal dalam bahasa Mongolia sebagai darkhan (dalam bahasa Turki - tarkhan; dalam bentuk ini, istilah itu dipinjam ke dalam bahasa Rusia). Lembaga ini memperoleh makna penuh hanya pada periode akhir (abad XIV-XV); dia tidak disebutkan dalam fragmen Yasa yang ada.

Di antara pasal-pasal lain dari Yasa Agung, yang berhubungan dengan hukum administrasi, hal-hal berikut dapat disebutkan: pendirian pos-pos dan stasiun-stasiun kuda (Ab-ul-Faraj, bagian 8; Juvaini, bagian 9; Makrizi, bagian 25); iuran dan pajak (Ab-ul-Faraj, sec. B; Juvaini, sec. 9); tugas bangsa Mongol untuk mewakili putri mereka (mungkin juga gadis tawanan yang mereka miliki) ke kontes kecantikan, di mana yang paling cantik ("gadis berwajah bulan," menurut Juvaini) dipilih sebagai istri dan gundik khan dan pangeran darah khan (Juvaini, sec. 7 ; Macrizi, bagian 21).

3. Hukum pidana. Versi Yasa al-Maqrizi memberikan bukti yang kuat tentang hukum pidana Mongolia. Untuk ini dapat ditambahkan beberapa fragmen yang tersebar dari sumber lain.

4. Hukum perdata. Bukti untuk hukum perdata Yasa sangat langka. Ini, mungkin, dijelaskan tidak hanya oleh ketidaklengkapan fragmen yang ada, tetapi juga oleh fakta bahwa hubungan semacam itu diatur oleh hukum umum yang diterima secara umum. Namun, salah satu pasal penting tentang warisan termasuk dalam Yasa: “Tidak ada yang diambil dari orang yang meninggal yang tidak memiliki ahli waris untuk khan, tetapi hartanya harus diberikan kepada orang yang merawatnya” (Ab- ul-Faraj, bagian 9; Juvaini, bagian 10).

5. Hukum Dagang. Diketahui bahwa Jenghis Khan menaruh perhatian besar pada perdagangan. Menjaga rute komersial aman untuk perdagangan internasional adalah salah satu tujuan penting dari kebijakannya. Oleh karena itu, wajar untuk berasumsi bahwa Yasa berisi semacam undang-undang tentang perdagangan. Namun, di antara pecahan-pecahan itu hanya ada satu bagian dari undang-undang perdagangan yang bertahan: “Barangsiapa mengambil barang secara kredit) dan bangkrut, kemudian mengambil barang itu lagi dan bangkrut lagi, kemudian mengambil barang itu lagi dan bangkrut. , maka dia harus dihukum mati setelah kebangkrutannya yang ketiga” (Makrizi, bagian 5).

Erenzhen Khara-Davan (1883-1942)
"GENGHIS KHAN SEBAGAI KOMANDAN DAN WISATANYA"
Lampiran Bab VI

JAS HEBAT
I. BILIK

1. Jenghis Khan memerintahkan: anak-anak mereka tidak mendengarkan pemikiran moral ayah mereka, adik laki-laki tidak memperhatikan kata-kata orang tua mereka; suami tidak percaya pada istrinya, dan istri tidak mengikuti perintah suaminya, ayah mertua memandang menantu perempuan dengan tidak baik, dan menantu perempuan tidak menghormati ayah -menantu, yang besar tidak mendidik yang kecil, dan yang kecil tidak mengikuti instruksi dari yang lebih tua; para bangsawan berdiri dekat di hati para pelayan, dan tidak membawa orang luar ke bawah kekuasaan, orang kaya melihat kebaikan, tetapi tidak membuat pejabat pemerintah yang kuat dan tidak memberikan benteng; yusun, bahasa dan jalan akal dan kepuasan tidak diketahui.

Untuk alasan ini, ada oposisi, pencuri, pembohong, pemberontak dan perampok. Matahari tidak tampak bagi orang-orang seperti itu di tempat tinggal mereka sendiri; mereka merampok; kuda dan ternak tidak beristirahat; kuda-kuda yang ditunggangi di dalam van tidak beristirahat sampai kuda-kuda itu mati, layu, membusuk, dan musnah. Begitulah suku ini tanpa aturan, tanpa makna [+196].

Ketika kebahagiaan Jenghis Khan muncul, mereka berada di bawah perintahnya dan dia memerintah mereka melalui hukum yang ditetapkan [+197]. Mereka yang pandai dan pandai, dia jadikan bek (panglima) pasukan; mereka yang gesit dan cekatan, setelah menyerahkan barang-barang mereka di tangannya, dia menjadikan penggembala; bodoh, memberi mereka cambuk kecil, dia mengirim ke para gembala. Untuk alasan ini, karyanya (Genghis Khan), seperti bulan muda, berkembang dari hari ke hari; dari Surga, dengan kuasa Tuhan Yang Mahatinggi, bantuan yang menang turun, dan kemakmuran datang dengan bantuannya di bumi; pengembaraan musim panasnya menjadi tempat kegembiraan dan pesta, dan pengembaraan musim dinginnya menyenangkan dan pantas. Ketika, dengan kebaikan Tuhan Yang Maha Esa, saya memperoleh makna-makna ini dan mencari pikiran-pikiran ini sendiri, maka karena alasan ini, ketenangan, kegembiraan dan pesta telah mencapai saat ini. Setelah itu, dan hingga lima ratus tahun, hingga seribu, sepuluh ribu tahun, jika keturunan yang akan lahir dan menggantikan saya melestarikan dan tidak mengubah yusun dan hukum Jenghis Khan seperti itu, yang cocok untuk semuanya. dari orang-orang, maka kemakmuran akan datang kepada mereka dari Surga, terus-menerus mereka akan berada dalam sukacita dan pesta; Tuhan dunia (alam semesta) akan mengirim mereka kemakmuran; orang akan berdoa untuk mereka, mereka akan panjang umur dan menikmati manfaatnya. Ini diikuti oleh ucapan berikut:

1. Dari faktor kualitas, ketelitian, kekuatan negara.

2. Jika anak-anak dari banyak penguasa yang muncul setelah ini (dia), para bangsawan, pahlawan dan bek yang bersama mereka tidak secara ketat mematuhi hukum, maka pekerjaan negara akan terguncang dan terganggu. Sekali lagi mereka akan dengan sukarela mencari Jenghis Khan dan mereka tidak akan menemukannya.

< …> [*1]

< …>

5. Siapa saja yang dapat mensucikan isi perutnya dapat mensucikan hartanya dari pencuri.

< …>

7. Setiap kata di mana tiga berpengetahuan (cerdas) setuju dapat dikatakan di mana-mana; jika tidak, Anda tidak dapat mengandalkannya.

Bandingkan perkataanmu dan perkataan orang lain dengan perkataan orang yang mengetahui: jika setuju maka boleh mengucapkannya, jika tidak maka tidak boleh berbicara sama sekali.

8. Siapa pun yang pergi ke penatua tidak boleh mengatakan sepatah kata pun sampai penatua itu bertanya; kemudian, sesuai dengan pertanyaannya, biarkan dia menjawab sesuai dengan itu. Jika dia mengucapkan sepatah kata sebelumnya, yah, jika dia mendengar; jika tidak, ia menempa besi dingin.

9. Setiap kuda yang berlari dengan baik dan berbadan gemuk, dan jika juga berlari dengan setengah badan, kuda seperti itu dapat disebut baik.

Tetapi Anda tidak dapat menyebut kuda yang baik yang berlari dengan baik hanya di salah satu posisi ini.

< …>

12. Setiap kata yang diucapkan, menurut saya kuat jika diucapkan dengan serius, dan jika bercanda, tidak dapat dipenuhi.

13. Bagaimana seseorang mengenal dirinya sendiri, biarkan dia mengenal orang lain.

14. Seorang pria bukanlah matahari untuk muncul di semua tempat kepada orang-orang; istri harus, ketika suaminya terlibat dalam berburu atau berperang, menjaga rumah dalam kemegahan dan ketertiban, sehingga jika seorang utusan atau tamu memasuki rumah, dia akan melihat semuanya beres, dan dia akan menyiapkan makanan yang baik, dan tamu tidak akan membutuhkan apa-apa, dia pasti akan memberikan suami reputasi yang baik dan akan meninggikan namanya di sidang, seperti gunung yang mengangkat puncak. Suami yang baik dikenal oleh istri yang baik. Jika istri buruk dan bodoh, tanpa alasan dan ketertiban, sifat buruk suaminya akan terlihat darinya. Setengah garis untuk ini: di rumah semuanya seperti pemiliknya.

< …>

16. Kami pergi berburu dan membunuh banyak banteng gunung; kita pergi berperang dan membunuh banyak musuh. Ketika Tuhan Yang Maha Tinggi memberikan jalan dan urusan dimudahkan, mereka lupa dan berubah.

< …>

19. Setelah kami, keluarga kami akan mengenakan pakaian bersulam emas, makan makanan berlemak dan manis, menunggang kuda yang baik hati, memeluk wanita yang baik, dan mereka tidak akan mengatakan: (semua ini) ayah dan kakak kami berkumpul, dan mereka akan lupakan kami dan hari besar itu, (saat itu).

20. Seseorang yang minum anggur dan vodka, ketika mabuk, tidak dapat melihat apapun dan menjadi buta. Ketika namanya dipanggil, dia tidak mendengar dan menjadi bisu; ketika diajak bicara, dia tidak bisa menjawab. Ketika mabuk, dia seperti orang yang berada di posisi orang mati: jika dia ingin duduk tegak, dia tidak bisa; dan itu akan menjadi seolah-olah seorang pria yang telah terluka di kepala tetap tidak sadar dan linglung. Dalam anggur dan vodka tidak ada gunanya untuk pikiran dan seni, juga tidak ada kualitas dan moral yang baik; mereka melakukan perbuatan buruk, pembunuhan dan perselisihan; mereka merampas seseorang dari hal-hal yang dia miliki dan seni yang dia ketahui, dan jalan dan perbuatannya menjadi memalukan, sehingga dia kehilangan jalan tertentu. Yang berdaulat, serakah akan anggur dan vodka, tidak dapat menghasilkan perbuatan, pemikiran, dan institusi yang hebat. Beck, yang rakus akan anggur dan vodka, tidak bisa mengatur ribuan, ratusan, dan lusinan. Seorang prajurit sederhana yang akan rakus dalam minum anggur, orang ini mengalami bentrokan yang sangat besar, yaitu. dia akan berada dalam masalah besar. Seorang pria sederhana, yaitu dari gerombolan, jika dia rakus untuk minum anggur, dia akan kehilangan kudanya, kawanan dan semua hartanya dan menjadi pengemis. Seorang hamba yang serakah untuk minum anggur akan menghabiskan hidupnya terus menerus dalam kebingungan dan penderitaan. Ini, anggur dan vodka, tidak melihat wajah dan hati orang yang mabuk, memabukkan yang baik dan yang buruk, dan tidak mengatakan: buruk atau baik. Tangan menjadi lemah, sehingga menolak untuk melakukan perdagangannya; kaki dibuat goyah, sehingga menolak untuk bergerak dan datang, jantung dan otak dibuat lemah, sehingga tidak dapat berpikir dengan akal: semua indera dan organ pemahaman menjadi tidak berguna. Jika tidak ada lagi obat untuk minum, maka seseorang harus mabuk tiga kali sebulan: jika melebihi tiga - pelanggaran ringan; jika Anda mabuk dua kali sebulan, itu lebih baik, dan jika sekali, itu bahkan lebih terpuji, dan jika Anda tidak minum, apa yang lebih baik dari itu? Tetapi di mana mereka akan menemukan orang seperti itu yang tidak akan mabuk? Jika ditemukan, dia layak dihormati.

21. Jenghis Khan pada saat dia melakukan kampanye di wilayah Cina dan berperang melawan Altan Khan, menurut metode, seperti yang ditentukan olehnya, dia sendiri berada di puncak bukit, melepaskan ikat pinggangnya, meletakkannya di lehernya, melepaskan ikatan jubahnya, berlutut dan berkata, “Ya Tuhan kuno! Anda tahu dan tahu bahwa sebelum Altan Khan menyebabkan kebingungan dan memulai permusuhan. Dia dengan polos membunuh Ukin-Barkhakh dan Ambagai Khan, yang ditangkap oleh suku Tatar dan dikirim kepadanya, dan ini adalah kakak laki-laki ayah dan kakek saya. Saya adalah pencari pembalasan dan pembalasan mereka. Jika Anda tahu bahwa ini adalah niat saya yang benar, kirimkan kekuatan dan kemenangan dari atas untuk membantu saya dan perintahkan saya untuk dibantu dari atas oleh malaikat, manusia, peri dan diva dan beri saya bantuan.

Begitulah proklamasi doanya dengan kerendahan hati yang paling sempurna. Setelah itu, dia pergi dan melanjutkan. Karena kemurnian dan niatnya yang benar, ia mengalahkan Altan Khan, yang merupakan penguasa yang begitu kuat dan agung, yang tidak memiliki akhir untuk banyak pasukannya, negara yang luas, dan bentengnya yang kokoh. Dia menguasai semua bidang itu dan anak-anaknya.

22. Suatu hari Jenghis Khan berhenti di sebuah bukit bernama Altai, dan, melirik ke samping dan sekitarnya dan melihat gerombolan dan pelayan, dia berkata: panah dan tentara saya menjadi hitam seperti banyak hutan; istri, menantu dan anak perempuan memerah seperti nyala api berwarna merah.

Perhatian dan niat saya adalah untuk menyenangkan mulut mereka dengan gula manis, untuk menghias bagian depan, belakang dan bahu mereka dengan pakaian brokat, untuk memakaikan mereka kebiri yang baik, untuk meminumnya dari sungai yang bersih dan enak, untuk mendukung hewan berkaki empat mereka di rumput yang baik dan berlimpah. tempat-tempat, memerintahkan untuk membuang dari jalan raya dan jalan-jalan yang berfungsi sebagai jalan bagi orang-orang, sampah, cabang dan segala sesuatu yang berbahaya; dan mencegah gumpalan dan sloes tumbuh di yurt.

23. Jika seseorang dari keluarga kami membiarkan satu kali, bertentangan dengan hukum yang disetujui, biarkan dia ditegur dengan kata; jika dia melakukannya dua kali terlepas dari dirinya sendiri, biarkan dia bertindak padanya dengan kefasihan; ketiga kalinya, biarkan mereka mengirimnya ke tempat terpencil (tautan) Baldzhiyun-Khuljur. Ketika dia pergi ke sana dan kembali, dia akan penuh perhatian. Jika dia tidak sadar, biarkan mereka memasukkannya ke dalam rantai dan penjara. Jika dia keluar dari sana dengan sifat baik dan bijaksana - sangat bagus; jika tidak, biarkan semua kerabat berkumpul, mengadakan rapat umum dan memutuskan apa yang harus dilakukan dengannya.

< …>

26. Ketika dia mengirim Mukhali Go-van dengan pasukan ke Nankiyasu (Cina) dan dia, setelah mengambil 72 benteng di negara itu, mengirim seorang duta besar untuk melayani Jenghis Khan dengan pemberitahuan penaklukannya dan bertanya apakah akan ada izin untuk kembali atau tidak, maka ikuti perintah dari label untuk tidak berhenti sampai ia mengambil benteng lain. Sekembalinya duta besar Mukhali Go-van bertanya: "Ketika Anda datang untuk melayani Jenghis Khan dan melaporkan pidatonya, apa yang dia lakukan?" Dia berkata, "Dia meremas ibu jarinya." Muhali Go-wan bertanya, "Apakah kamu juga menyentuhku?" Jawaban: "Saya meletakkannya." Muhali berkata: “Oleh karena itu, tidak sia-sia saya mengabdi sampai kematian saya dan menunjukkan ketekunan dan ketekunan yang sempurna.” Dia juga bertanya: "Siapa yang meletakkan jarinya?" Letakkan jari Anda sebagai tanda promosi. Duta Besar menjawab: “Dia meletakkan jarinya: Burji, Burgul, Khubilai, Jilogen, Harajar, Jadai, Badai dan Kishlyk, semuanya, dan (Genghis Khan) berkata: mereka semua di belakang dan di depan saya melayani dengan terampil sebagai bantuan dan manfaatnya, mereka menembakkan panah dengan baik, memelihara kuda jarum jam, burung pemangsa di lengan dan anjing pemburu di toroks.

27. Suatu ketika Bala-Khalaja, mantan bek terhormat, bertanya kepadanya (Genghis Khan): "Mereka menyebut Anda penguasa kekuasaan dan pahlawan: apa yang bisa dilihat di tangan Anda dari tanda-tanda penaklukan dan kemenangan?" Jenghis Khan berkenan menjawab: “Sebelum itu, dll.” [+198].

28. Suatu kali saya mengemudi dengan Boorchu. Dua belas orang di puncak pegunungan sedang duduk untuk menyergap. Boorchu berkuda di belakang. Saya tidak menunggunya dan, mengandalkan kekuatan dan kekuatan saya, bergegas untuk menyerang mereka. Semua dua belas dari mereka tiba-tiba menembakkan panah, dan panah terbang dari semua sisi di sekitar saya, dan saya melanjutkan serangan, ketika tiba-tiba satu anak panah mengenai mulut saya. Saya jatuh dan dari luka yang kuat jatuh pingsan. Pada saat itu, Boorchu datang dan melihat saya dari luka itu, seperti orang yang kesakitan, menendang kaki saya ke tanah dan berguling seperti bola. Segera dia memanaskan air dan membawanya. Aku berkumur dan meludahkan darah kental itu. Jiwa yang pergi kembali datang ke tubuh: perasaan dan gerakan terungkap. Aku bangkit dan bergegas untuk menyerang. Mereka takut pada benteng saya, bergegas turun dari gunung itu dan memberikan jiwa mereka. Alasan Tarkhanisme [+199] Boorchu-Noyon adalah bahwa pada saat seperti itu dia melakukan upaya yang terpuji.

29. Jenghis Khan, pada masa mudanya, suatu pagi bangun dari tidurnya. Beberapa helai rambut hitam di ikal telah memutih. Majelis dari rekan dekat bertanya: “O Yang Berdaulat! Berbahagialah masa mudamu, belum sampai awal usia tua. Bagaimana uban muncul di ikal Anda? Dia berkata sebagai tanggapan: “Karena Yang Maha Tinggi ingin menjadikan saya penatua dan pemimpin kegelapan dan ribuan dan mengibarkan panji kemakmuran melalui saya, dia menunjukkan kepada saya tanda usia tua, yang merupakan tanda senioritas.”

30. Suatu ketika Jenghis Khan bertanya kepada Boorchu Noyon, yang merupakan kepala beks: "Apa kesenangan dan kegembiraan seseorang?" Boorchu berkata: “Ini terdiri dari seorang pria yang mengambil elang berwarna biru di tangannya, yang memakan kerkes dan berganti bulu di musim dingin, dan duduk di atas kebiri yang cukup makan, berburu burung berkepala biru di awal musim semi dan berpakaian bagus. pakaian dan pakaian.” Jenghis Khan berkata kepada Burgul: "Kamu akan mengatakan hal yang sama."

Burgul berkata: "Kesenangannya adalah hewan seperti gyrfalcon terbang di atas bangau sampai mereka digulingkan dari udara dengan luka cakar mereka dan mengambilnya."

Setelah itu, dia bertanya kepada anak-anak Khubilai dengan cara yang sama, mereka menjawab: "Kebahagiaan seseorang terdiri dari berburu dan kemampuan untuk membuat (sekehendak) burung terbang." Kemudian Jenghis Khan menjawab: “Kalian (semua) berkata buruk. Kenikmatan dan kebahagiaan seseorang terdiri dari menghancurkan pemberontak dan mengalahkan musuh, mencabutnya dari akar, mengambil apa yang dia miliki (yang paling disayangi), membuat pelayan mereka menangis, membuat air mata mengalir di wajah dan hidung mereka, duduk di atas mereka. berjalan menyenangkan kebiri gemuk, mengagumi pipi kemerahan istri mereka dan mencium mereka, dan mengisap bibir merah manis mereka.

II. Yasa

Fragmen Yasa yang turun kepada kita berbunyi sebagai berikut [+201]:

1. Seorang pezina dihukum mati tanpa membedakan apakah dia sudah menikah atau belum.

2. Siapapun yang melakukan sodomi juga dihukum mati.

4. Dia yang buang air kecil di air atau di abu juga dihukum mati [+202].

5. Barang siapa mengambil barang dan pailit, kemudian mengambil barang itu lagi dan pailit lagi, kemudian mengambil barang itu lagi dan pailit lagi, dihukum mati setelah ketiga kalinya.

6. Barangsiapa memberikan makanan atau pakaian kepada seorang tawanan tanpa izin dari para penangkapnya, ia dihukum mati.

7. Siapa pun yang menemukan budak yang melarikan diri atau tawanan yang melarikan diri dan tidak mengembalikannya kepada orang yang memegangnya, akan dihukum mati.

< …>

11. Dia memutuskan bahwa semua pengakuan harus dihormati, tanpa ada preferensi yang diberikan kepada siapa pun. Semua ini ia tetapkan sebagai sarana untuk menyenangkan Tuhan.

13. Jika seseorang melewati orang ketika mereka sedang makan, ia harus turun dari kudanya, makan bersama mereka tanpa izin mereka, dan tidak seorang pun dari mereka yang melarangnya melakukan hal ini [+205].

14. Dia melarang mereka untuk mencelupkan tangan mereka ke dalam air dan memerintahkan mereka untuk menggunakan sesuatu dari bejana untuk mengambil air.

15. Dia melarang mencuci pakaian mereka saat memakainya sampai benar-benar usang [+206].

16. Dia melarang siapa pun untuk mengatakan tentang benda apa pun bahwa itu najis; Dia menyatakan bahwa segala sesuatu adalah murni dan tidak membedakan antara murni dan tidak murni.

17. Dia melarang mereka untuk mengutamakan sekte mana pun, mengucapkan kata-kata dengan nama kehormatan, dan ketika memanggil Sultan atau siapa pun, mereka hanya menggunakan namanya.

< …>

19. Dia memerintahkan agar para wanita yang menyertai pasukan harus melakukan pekerjaan dan tugas laki-laki sementara yang terakhir pergi untuk berperang.

< …>

21. Dia memerintahkan mereka untuk mempersembahkan pada awal setiap tahun semua putri mereka kepada Sultan (Khan), sehingga dia akan memilih untuk dirinya sendiri dan untuk anak-anaknya.

< …>

25. Ia memerintahkan Sultan untuk mendirikan pos-pos permanen agar segera mengetahui semua peristiwa di negara bagian.

26. Dia memerintahkan putranya Chagatai bey Jenghis Khan untuk menonton eksekusi Yasa.

Menurut Mirkhovend (atau Mirkhond)
< …>

28. Pembunuhan (eksekusi karena kejahatan) dapat dilunasi dengan denda dengan membayar empat puluh koin emas (keuntungan) untuk seorang Muslim, dan satu keledai untuk seorang Cina.

Menurut Ibnu Batutah

Menurut Vardapet

Menurut MACAGIA

31. (Yasa mengatur): saling mencintai, tidak berzina, tidak mencuri, tidak bersaksi dusta, tidak berkhianat, menghormati yang lebih tua dan orang miskin, untuk pelanggaran - hukuman mati.

DARI SUMBER BERBEDA

32. Jenghis Yasa menetapkan: orang yang tersedak makanan harus diseret di bawah markas dan segera dibunuh, dan dihukum mati, siapa pun yang menginjakkan kaki di ambang markas gubernur [+207].

33. Jika tidak ada lagi obat untuk minum, maka minumlah tiga kali sebulan; jika dia melewati tiga kali, dia yang harus disalahkan; jika Anda mabuk dua kali sebulan, lebih baik; jika sekali - bahkan lebih terpuji, dan jika dia tidak minum sama sekali, lalu apa yang bisa lebih baik dari ini? Tetapi di mana seseorang dapat menemukan obat seperti itu, dan jika ditemukan, maka itu layak untuk dihormati.

35. Setelah kematian ayah, anak laki-laki mengendalikan nasib istri-istrinya, kecuali ibunya, ia dapat menikahi mereka atau mengawinkan mereka dengan orang lain.

36. Dilarang keras menggunakan barang-barang milik orang yang sudah meninggal, kecuali untuk ahli waris yang sah [+208].

OLEH LAM [+209]

< …>

38. (Tentang pembebasan klerus dari semua pengakuan dari tugas.)

39. Dilarang, di bawah rasa sakit kematian, untuk menyatakan seseorang kaisar, kecuali dia telah dipilih sebelumnya oleh pangeran, khan, bangsawan dan bangsawan Mongolia lainnya di dewan umum.

40. Kepala bangsa dan suku yang berada di bawah bangsa Mongol dilarang memakai gelar kehormatan.

41. Dilarang berdamai dengan raja, pangeran atau orang-orang sampai mereka menyatakan kepatuhan sepenuhnya.

46. (Dengan mematuhi aturan tertentu saat menyembelih hewan untuk makanan.)

47. (Atas izin memakan darah dan isi perut binatang.)

48. (Daftar manfaat dalam dinas dan manfaat bagi kepala dan perwira Kekaisaran.)

< …>

50. (Berbagai hukuman untuk pencurian: dari hukuman mati hingga hukuman fisik - dari 7 hingga 700 pukulan.)

51. Tak satu pun dari rakyat Kekaisaran memiliki hak untuk memiliki seorang Mongol sebagai pelayan atau budak. Setiap orang, dengan pengecualian yang jarang, wajib bertugas di ketentaraan.

52. (Tentang larangan rasa sakit kematian untuk menyembunyikan budak yang melarikan diri, memberi mereka makan, dll.)

53. Undang-undang Perkawinan mengatur bahwa seorang laki-laki harus menebus istrinya dan bahwa perkawinan dalam tingkat kekerabatan pertama dan kedua tidak diperbolehkan. Seorang pria diperbolehkan menikahi dua saudara perempuan atau memiliki beberapa selir. (Diikuti dengan tugas istri dalam rumah dan rumah tangga.) Laki-laki hanya diperbolehkan berperang dan berburu. (Selanjutnya - tentang hak keturunan dari istri yang berbeda.)

54. Perzinahan diancam dengan hukuman mati. Pelakunya bisa dibunuh di TKP.

55. (Atas izin orang tua untuk menyimpulkan persyaratan pernikahan antara anak-anak di bawah umur, dll.)

56 [+210]. Jangan mandi atau mencuci pakaian di air mengalir selama badai petir.

57. Mata-mata, saksi palsu, semua orang yang tunduk pada kejahatan yang memalukan, dan tukang sihir dihukum mati.

< …>

Ketika Jenghis Khan menetapkan aturan dasar dan hukuman bagi mereka dan menyampaikan semuanya secara tertulis dalam sebuah buku, al-Makrizi meriwayatkan, dia memberi nama Yasa atau Yasaka. Makrizi lebih lanjut melaporkan: "Ketika edisi buku itu selesai, dia (Genghis Khan) memerintahkan undang-undang ini untuk diukir di papan baja dan menjadikannya kode untuk bangsanya ..."

F.F. Mukhametov
"Yasa" Mongolia dan perannya
dalam sistem hubungan sosial kekaisaran Jenghis Khan.

Pembentukan ulus1 Yeke Mongol pada awal abad ke-13. mengharuskan pengembangan norma hukum umum dan kode legislatif untuk pemerintah. Dasarnya, dengan beberapa perubahan dan kodifikasi, adalah norma-norma hukum yang sudah berlaku di masyarakat. Kode hukum dan peraturan disebut "Yasa2 Agung", atau hanya "Yasa" dari Jenghis Khan.

Untuk suku Mongol Genghis Ulus "Yasa" diterbitkan, seperti yang diyakini, di Kurultai Besar pada tahun 1206, bersamaan dengan proklamasi Temujin oleh Jenghis Khan dari seluruh Stepa Besar. Setelah itu, "Yasa" ditambahkan dan diperluas: pada tahun 1218 sebelum perang dengan Kesultanan Khorezm dan pada tahun 1225 sebelum penaklukan kerajaan Tangut urutan 4. Akibatnya, hukum baru kaisar Mongol muncul - "Yasa Agung" Jenghis Khan.

Kronik Mongolia "Chindamanin Erihe" mengatakan: "Setelah pengusiran Altankhan dari Cina dan penundukan sebagian besar orang Cina, Tibet dan Mongol ke kekuasaannya, Jenghis Khan, yang memiliki pencerahan besar, berpikir demikian: hukum dan peraturan Cina tegas, halus dan tidak berubah-ubah. Dan dengan pemikiran ini, dengan mengundang seorang guru besar dan 18 muridnya yang cerdas dari negeri rakyat, Jenghis Khan menginstruksikan mereka untuk membuat hukum (yoson), yang darinya kedamaian dan kemakmuran akan datang untuk semua mata pelajarannya, dan terutama bukunya. hukum (khuliyosoni bilik) untuk perlindungan pemerintahannya. Ketika, setelah menyusun, undang-undang ini ditinjau oleh Jenghis Khan, dia menemukan mereka konsisten dengan pemikirannya dan menghadiahi para penyusunnya dengan gelar dan pujian.

"Yasa" tidak dilestarikan dalam aslinya dan hanya diketahui dalam eksposisi singkat oleh Juvaini, Rashid ad-Din, Wassaf, Ibn Battuta, G. Abul-Faraj, Makrizi dan lain-lain.Ada banyak literatur tentang "Yasa" dari Jenghis Khan, ditulis dalam banyak bahasa di dunia. Menurut Juvaini, "Yasa" dari Jenghis Khan ditulis dalam aksara Uighur pada gulungan (tumar) dan disebut "The Great Book of Yasa" (yasa-name-yi-buzurg). Gulungan ini disimpan oleh pangeran paling berwibawa - ahli "Yasa"; pada aksesi khan baru ke takhta, kepergian tentara, majelis pangeran, gulungan-gulungan ini dibawa, dan keputusan dibuat atas dasar mereka.

Di Yasa Mongolia, tidak tercatat penyerahan tanpa syarat pada kekuasaan berdasarkan kekuatan, tetapi kebutuhan mendesak untuk memperoleh kekuatan untuk membela diri, bahkan mengorbankan kemerdekaan dan kebebasan pribadi yang biasa jika perlu7. Suasana perilaku khusus orang Mongol, semangat, usaha, kemampuan untuk berkorban mereka diabadikan dalam "Yasa". Oleh karena itu, “orang Mongol sangat memandangnya sebagai Injil atau Al-Qur’an”8. Selain itu, "Yasa" menjadi dominan politik utama dari superetnos stepa dalam perjuangan melawan dunia Katolik dan Muslim sebelum masuknya Islam di wilayah Ulug Ulus ("Golden Horde")9.

Kepatuhan terhadap dekrit Jenghis Khan adalah wajib tidak hanya untuk semua penduduk kekaisaran, tetapi juga untuk para khan itu sendiri. Seperti undang-undang lainnya, Yasa, tentu saja, dilanggar baik oleh penduduk kekaisaran maupun oleh Jenghisid sendiri. Ini sebagian karena fakta bahwa "Yasa" Jenghis Khan hanya mengatur norma-norma kehidupan nomaden. Oleh karena itu, di sebagian besar negara yang ditaklukkan oleh bangsa Mongol, khususnya di Asia Tengah dan Iran, di mana tradisi hukum mereka sendiri ada, sangat sulit untuk menundukkan penduduk pada undang-undang baru. Sistem hukum Mongol, yang dikembangkan berdasarkan hukum pengembara dan terutama untuk pengembara, dalam kondisi lain, ternyata sangat merepotkan: banyak aspek kehidupan sosial dan sosial tetap tidak diatur oleh Yasa, dan beberapa ketentuannya bertentangan dengan hukum agama Islam dan adat istiadat penduduk setempat. Atas dasar ini, bentrokan muncul antara penjaga Yasa dan penduduk setempat, yang, sebagai suatu peraturan, berubah menjadi tragedi bagi yang terakhir.

Beginilah cara Juvaini menggambarkan tindakan Chagatai, salah satu penjaga utama "Yasa" Jenghis Khan: di barisan depan mana pun, bukan dalam konvoi, dan, seperti yang mereka katakan secara hiperbolis, jika seorang wanita meletakkan nampan emas di kepalanya dan pergi sendirian, dia tidak akan takut pada apa pun. Dia mengeluarkan ketetapan-ketetapan kecil yang tidak tertahankan bagi umat Islam, seperti tidak menyembelih ternak untuk diambil dagingnya, tidak masuk air mengalir di siang hari, dan sebagainya. Sebuah dekrit dikirim ke semua daerah untuk tidak menyembelih domba, dan di Khorasan untuk waktu yang lama tidak ada yang secara terbuka menyembelih domba: dia memaksa Muslim untuk makan bangkai”10.

"Yasa" dari Jenghis Khan, yang mengangkat setiap kesalahan, bahkan kelalaian atau kelalaian manusia yang sederhana, ke tingkat kejahatan dan memberikan hukuman berat, hingga hukuman mati, diakui sebagai "sangat ketat" bahkan oleh sejarawan resmi Kerajaan Mongol Rashid al-Din. “Ketika orang Rusia mengenal hukum pidana Mongolia, mereka menjadi siap untuk menerima beberapa prinsip hukum Mongolia,” kata G.V. Vernadsky. Bahkan Vladimirsky-Budanov, yang umumnya meremehkan pengaruh Mongol di Rusia, mengakui bahwa baik hukuman mati (tidak diketahui oleh Russkaya Pravda dari Kievan Rus) dan hukuman fisik (hanya diterapkan pada budak di Kievan Rus) termasuk dalam hukum Muscovy di bawah pengaruh Mongol "" . V. A. Ryazanovsky juga mencatat bahwa di bidang hukum pidana Rusia, hasil dari pengaruh Mongolia adalah "diperkenalkannya hukuman mati, cambuk, penyiksaan - yang tidak ada dalam Pravda Rusia dan hampir tidak ada dalam Piagam Yudisial Pskov"12.

Ketaatan yang ketat terhadap "Yasa" juga dituntut dari lapisan atas masyarakat Mongolia, terutama dari Chinggisid. Jenghis Khan sendiri memberikan perhatian khusus pada hal ini: “Jika seseorang dari urug kami pernah melanggar Yasa, yang disetujui, biarkan mereka mengajarinya dengan sebuah kata. Jika dia merusaknya dua kali, biarkan dia dihukum sesuai dengan bilik, dan pada ketiga kalinya, biarkan dia dikirim ke wilayah Baldzhin-Kuldzhur yang jauh. Setelah dia pergi ke sana dan kembali, dia akan sadar. Jika dia belum direformasi, maka biarkan dia diberi belenggu dan penjara. Jika dia keluar dari sana, setelah mempelajari adab (norma perilaku. - F. M.), dan menjadi masuk akal, semuanya menjadi lebih baik, jika tidak biarkan semua kerabat dekat dan jauhnya berkumpul, mengatur nasihat dan memutuskan bagaimana menghadapinya.

Namun, ada juga pengecualian untuk aturan itu. Aristokrasi militer, yang diberikan gelar dan penghargaan oleh Jenghis Khan sendiri dan penerusnya, juga berhak atas hak istimewa atas jasa mereka kepada kedaulatan dan negara. Orang-orang seperti itu disebut Tarkhan. Menurut Juvaini, hak istimewa kaum Tarkhan adalah sebagai berikut: mereka dibebaskan dari pajak apa pun; semua barang rampasan yang mereka rampas dalam perang atau berburu adalah milik mereka sepenuhnya; setiap saat mereka dapat memasuki istana tanpa izin apa pun; mereka hanya dimintai pertanggungjawaban atas kejahatan kesembilan yang mereka lakukan (namun, hanya kejahatan-kejahatan yang mengandung hukuman mati yang dimaksudkan); selama pesta, para tarkhan menempati tempat-tempat terhormat dan masing-masing menerima secangkir anggur.

Dalam "Yas" ada subordinasi yang ketat dalam hal administrasi dan politik. Oleh karena itu, tampaknya, otokrasi Rusia tidak memiliki analog di Barat, dan sangat dekat dan dapat dipahami untuk zona stepa Eurasia. Dalam takdir bawahan, termasuk di Rusia, bangsa Mongol mempertahankan aturan mereka sebelumnya. Pada saat yang sama, meninggalkan dinasti lama sebagai kepala pemerintahan lokal, orang-orang Mongol secara bersamaan memperkenalkan gubernur, Baskak, untuk mengendalikan kegiatan penguasa bawahan lokal. Mereka mengawasi eksekusi lokal dan komunikasi dengan kota metropolitan, di mana mereka ditugaskan untuk menjadi tentara16.

Bersama dengan undang-undang baru, perlu untuk menentukan nama orang, yang intinya adalah pendukung setia Jenghis Khan - "Mongol". Itu secara resmi ditugaskan ke tentara rakyat yang baru dibentuk. Pada saat yang sama, tentara Mongolia yang baru tumbuh dari 13.000 sukarelawan menjadi 110.000 tentara reguler17. Itu diisi kembali karena dimasukkannya ke dalam gerombolan orang-orang yang dikalahkan - Kereites dan Naimans. Pada saat yang sama, berada di pasukan pemenang, mereka tidak pernah menunjukkan ketidaksetiaan kepada khan baru. Ini berarti bahwa kondisi kehidupan yang dapat diterima diciptakan untuk mereka, dan dalam lingkungan di mana untuk setiap veteran Mongol ada sepuluh rekrutan - mantan tawanan perang, yang terbiasa memberontak bahkan melawan khan suku mereka. Tetapi Jenghis Khan "mengarahkan negara pan-lingual ke jalan kebenaran dan membawa orang-orang di bawah kendali tunggalnya"18. Dalam pasukan ini, kekuatan berada di pihak yang kalah, tetapi mereka dengan cepat menjadi rakyat yang setia. Tampaknya tradisi stepa tentang kekuatan kuat yang terpusat, yang mampu melawan tetangga yang menetap: Jurchen, Tangut, dan Muslim, memainkan peran yang menentukan di sini. Setelah mengubah nama panggilan mereka "tszubu"19 menjadi nama bangga "Mongol", mereka tidak kehilangan apa pun, dan mereka yang tidak ingin hidup dalam negara bersatu pergi ke barat dan melanjutkan perang. Ini adalah Merkit dan bagian dari Naiman.

Kurultai menjadi pemegang kekuasaan tertinggi, dan hanya dia yang berhak mempercayakan fungsi kepengurusan kepada orang tertentu, yang selanjutnya disebut khan. N. M. Karamzin menafsirkan misi khan dengan cara yang aneh: “Pemuda ini, dibesarkan dalam kesederhanaan kehidupan pastoral, seharusnya mengejutkan dunia dengan kepahlawanan dan kebahagiaan, menaklukkan jutaan orang dan menghancurkan negara-negara yang terkenal dengan tentara yang kuat, berkembang seni, ilmu pengetahuan, dan kebijaksanaan pembuat undang-undang kuno mereka”20 .

Iman tidak memainkan peran yang menentukan dalam kehidupan politik masyarakat Mongolia. Ada persimpangan sejati dari pengakuan yang berbeda: Kereite adalah Nestorian, Naiman adalah Nestorian dan Buddhis, Tatar dan Jurchen adalah shamanist, Tangut menganut Buddhisme “merah”, Uighur menganut Buddhisme Hinayana dan Nestorianisme, “masyarakat hutan” dari Siberia memiliki kultus suku mereka sendiri, orang Mongol sendiri adalah orang Tengria. Prinsip kesukuan di negara baru sengaja dilanggar pada saat pembentukannya. Komandan menerima penghargaan berdasarkan prestasi, dan bukan karena hak kesulungan. Prajurit diminta untuk melayani dari usia 14 hingga 17 tahun. Untuk menjaga ketertiban, selain pasukan keseratus ribu, penjaga kesepuluh ribu telah dibuat, yang berfungsi untuk melindungi yurt 21 Khan.

Dalam masyarakat yang militan dan beragam seperti itu, perlu untuk menjaga ketertiban yang ketat, yang membutuhkan kekuatan nyata. Untuk tujuan ini, Jenghis Khan menciptakan aparatus pemaksaan Mongol dari pengawalnya sendiri, yang hanya menjadi bawahannya dan ditempatkan di atas staf komando tentara: seorang pengawal biasa dianggap lebih tinggi pangkatnya daripada seribu orang, yang diangkat hanya 95 noyon22 . Akibatnya, elit militer diciptakan dari pendukung partai Mongol baru, yang tidak dapat disebut aristokrasi, atau oligarki, atau demokrasi, karena itu adalah gerombolan "kaganate Turki kuno"23, tetapi itu meluas ke seluruh Stepa Besar dan menelan suku-suku. Tidak seperti monarki Eropa Barat dan despotisme Timur, di sini kekuasaan tidak ditransfer oleh bangsawan dan warisan, tetapi Mongol Khan dipilih, yang, dengan otoritasnya, merupakan jaminan hukum dan stabilitas dalam masyarakat Mongolia.

Catatan

1. Ini adalah nama negara bagian Great Mongolian yang dibuat oleh Jenghis Khan pada tahun 1211.
2. Bentuk "yasak" yang lebih lengkap, bahasa Mongolia - zasak, yosun. Berarti "ketetapan", "hukum". (Lihat: SULTANOV T.I. Dibesarkan di atas tikar kain putih. Descendants of Jenghis Khan. Almaty. 2001, hlm. 29).
3. VERNADSKY G. V. Tentang komposisi Yasa Agung Jenghis Khan. Brussel. 1939, hal. 6, 7; Gumilev L. N. Rusia Kuno dan Stepa Besar. M. 1992, hal. 302.
4. F. F. Mukhametov, Bintang di Langit Stepa. Troitsk. 1998, hal. 42.
5. VERNADSKY GV Sejarah Rusia. Mongol dan Rusia. Per. dari bahasa Inggris. E.P. Berenstein, B.L. Gubman, O.V. Stroganova. Tver. 1997, hal. 38.
6. KHARA-DAVAN E. Jenghis Khan sebagai panglima dan pusakanya. Dalam: Arabesques of History. Gurun Tartar. Isu. 2. M. 1995, hal. 89, 90.
7. F.F. Mukhametov, Inggris. op., hal. 94, 95.
8. GOLUBINSKY E. Perisai atau pedang? - Tanah Air. 1997. N 3 - 4, hal. 79.
9. F.F. Mukhametov, Inggris. op., hal. 95.
10. Tarikh - 1 - Jahan - gusha dari Alaud - Din Ata Malik - i Juwaini ... Diedit oleh Mirza Muhammad idn Abdul - Wahhab - I - Qazwini. P. 1-2 Leyden-London. 1912 - 1916, hal 227.

11. VERNADSKY G.V. Sejarah Rusia…, hal. 98.
12. RYAZANOVSKY V. A. Untuk pertanyaan tentang pengaruh budaya Mongolia dan hukum Mongolia pada budaya dan hukum Rusia. - Pertanyaan tentang sejarah. 1993. N7, hal. 158.
13. RASHID AD-DIN. Duduk. kronik. Dalam 3 t.M.; L., 1946 - 1960. T. 1. Buku. 2, hal. 263, 264.
14. Tarikh - I - Jahan - gusha dari Alaud - Din Ata Malik - i Juwaini ..., dari 27.
15. HARA-DAVAN E.Uk. op., hal. 224.
16. Mukhametov F. F. Rusia pada abad XIII-XIV: pembentukan tradisi kenegaraan. Pada Sabtu bahan All-Rusia ke-2. ilmiah konf. "Masalah Barat-Timur dan Nasib Sejarah Rusia". Chelyabinsk. 1997, hal. 65; MUHAMETOV F. F. Bintang-bintang di langit stepa, hal. 95.
17. KOZIN S.A. Legenda rahasia. M.; L.1941, hal. 202 - 233; Gumilev LN Mencari kerajaan fiktif. SPb. 1994, hal. 147.
18. S.A. Kozin, Inggris. op., hal. 224; Gumilev L.N. Mencari kerajaan fiksi, hal. 147.
19. Nama panggilan yang berarti gembala nomaden. (Lihat: GUMILEV L. N. Mencari kerajaan fiksi, hal. 55).
20. Karamzin N. M. Sejarah negara Rusia. Dalam 4 buku. M.2000. Buku. 1, hal. 455.
21. S.A. Kozin, Inggris. op., hal. 224.
22. Ibid., hal. 202, 228.
23. Gumilev LN Turki Kuno. M. 1967, hal. 60; VLADIMIRTSOV B. Ya Sistem sosial bangsa Mongol. L.1934, hal. 102.

(Dikunjungi: 16.028 kali total, 3 kali hari ini)

Portal untuk siswa. Latihan mandiri

Kirim karya bagus Anda di basis pengetahuan sederhana. Gunakan formulir di bawah ini

Dokumen serupa

JAS HEBAT (diterjemahkan oleh G. V. Vernadsky)Menurut publikasi: Vernadsky G.V. Mongol dan Rusia. Tver-Moskow, 1997, hlm. 108-130.

I. Resep umum.

II. Hukum internasional.

AKU AKU AKU. Pemerintah, tentara dan administrasi.

A. KARYAWAN DAN KELUARGA IMPERIAL.

Erenzhen Khara-Davan (1883-1942)"GENGHIS KHAN SEBAGAI KOMANDAN DAN WISATANYA"Lampiran Bab VI

JAS HEBAT I. BILIK

1. Dari faktor kualitas, ketelitian, kekuatan negara.

II. Yasa

F.F. Mukhametov "Yasa" Mongolia dan perannya dalam sistem hubungan sosial kekaisaran Jenghis Khan.

Catatan

ARTIKEL TERKAIT

JAS HEBAT
(diterjemahkan oleh G. V. Vernadsky)
Menurut publikasi: Vernadsky G.V. Mongol dan Rusia. Tver-Moskow, 1997, hlm. 108-130.

Erenzhen Khara-Davan (1883-1942)
"GENGHIS KHAN SEBAGAI KOMANDAN DAN WISATANYA"
Lampiran Bab VI

JAS HEBAT
I. BILIK

F.F. Mukhametov
"Yasa" Mongolia dan perannya
dalam sistem hubungan sosial kekaisaran Jenghis Khan.