Edisi: A Glukhov. "Dari Kedalaman Zaman"

Dalam jarak berkabut berabad-abad, peradaban ini berasal, yang keberadaannya bahkan 60-70 tahun yang lalu, bahkan para ahli terbesar pun memiliki gagasan yang sangat kabur.

Mempelajari tabel runcing perpustakaan Ashurbanipal, para ilmuwan menemukan di salah satunya penyebutan "dokumen rahasia Sumeria". Dan satu hal lagi: raja sendiri, pemilik perpustakaan, menulis: "Sangat menyenangkan bagi saya untuk mengulangi prasasti Sumeria yang indah, tetapi tidak dapat dipahami."

Negara macam apa, orang macam apa? Sudah Ashurbanipal menganggap bahasa Sumeria "tidak dapat dipahami", dan Herodotus - bapak sejarah - tidak tahu apa-apa tentang orang ini sama sekali. Ketika penggalian dimulai di Mesopotamia, "orang-orang yang memulai sejarah" (sebagaimana orang Sumeria kadang-kadang disebut sekarang) mulai bercerita.

Di tengah-tengah antara Babel dan Teluk Persia, di gurun yang gersang, Bukit Varka telah berdiri sejak lama. Penggaliannya, yang dimulai sebelum Perang Dunia Pertama, dilanjutkan pada tahun 1927. Mereka dipimpin oleh ilmuwan Jerman Y. Jordan.

Tersembunyi di bawah bukit adalah kota kuno Uruk, yang telah ada selama tiga milenium. Hal-hal yang cukup luar biasa tersembunyi di Bukit Varka. Dan yang terpenting - salah satu yang paling kuno tablet tanah liat dengan huruf. Dokumen-dokumen yang ditemukan berasal dari pertengahan milenium keempat SM. Oleh karena itu, mereka berusia lima puluh lima abad!

Kemudian kota-kota lain yang sama kunonya ditemukan. Reruntuhan kuil dan istana, barang-barang rumah tangga, dan peralatan muncul di hadapan para arkeolog. Dan - pegunungan tablet tanah liat, dengan berbagai bentuk dan ukuran, ditutupi dengan tulisan paku. Dari mereka kita belajar tentang kehidupan politik dan sosial Sumeria kuno, ekonominya dan struktur negara, tentang pertanian, peternakan, perkapalan, pembuatan kapal (sebagian besar kota Sumeria berdiri di tepi sungai Efrat), pertukangan kayu, tembikar, pandai besi dan menenun.

Tablet tanah liat memberi tahu kami banyak hal tentang kehidupan peradaban paling kuno di Bumi. Pada awal milenium ke-4 SM, bangsa Sumeria menciptakan jaringan saluran irigasi. Karena kekurangan batu, mereka belajar membuat arit, periuk, piring, kendi dari tanah liat. Tidak ada pohon di tanah mereka - mereka mulai membangun gubuk dan kandang ternak dari alang-alang yang disatukan dengan tanah liat.

Berabad-abad berlalu. Bangsa Sumeria menemukan roda pembuat tembikar, roda, bajak, seeder, perahu layar - tonggak luar biasa di jalan manusia. Mereka belajar cara membuat lengkungan, cara membuat coran dari tembaga dan perunggu. Akhirnya, mereka menciptakan tulisan, cuneiform yang terkenal, yang menyebar ke seluruh Mesopotamia. Tanah liat yang sama berfungsi sebagai bahan untuk menulis!

Sumeria terkenal dengan kota-kota terpadatnya. Di Ur, yang pernah menjadi ibu kota Sumeria, ada hingga 200 ribu jiwa. Puluhan kapal - dari Suriah, Mesir, India - ditambatkan di sini. Tablet tanah liat yang ditemukan selama penggalian kota-kota Sumeria kuno memberi tahu kami tentang bagaimana mereka hidup, bekerja, apa yang dimakan orang di masa yang jauh itu. Di pusat keagamaan Sumeria - Nippur, beberapa ribu tablet ditemukan. Mereka ditempatkan di enam puluh dua kamar!

Pusat kultus lainnya adalah Ur, yang dipelajari selama bertahun-tahun oleh arkeolog L. Woolley. Meja runcing dan ada banyak sekali. Selama hampir empat milenium, lebih dari 20 ribu tablet telah tergeletak di tanah kota L. Agash. Mereka disistematisasikan dan dibagi menjadi beberapa bagian berdasarkan konten; itu sudah menjadi perpustakaan nyata.

"Barang rampasan" di Shuruppak kuno ternyata sangat mengesankan.

Di sana, di dekat desa modern Fara, yang di sekitarnya terbentang rawa-rawa yang luas, teks-teks kuno ditemukan. cuneiform Sumeria. Harta karun yang nyata, yang dianggap sebagai perpustakaan. Harta karun ini memungkinkan untuk menerbitkan Daftar Tanda Kuneiform Kuno.

Bagaimana dokumen tersebut disimpan dapat dinilai dari temuan di Uruk. Di sini tablet ditumpuk dalam keranjang willow. Setiap keranjang diikat, sebuah formulir dilampirkan padanya, label dengan tulisan. Berikut adalah beberapa di antaranya: "Dokumen yang berkaitan dengan kebun", "Pengiriman pekerja", "Keranjang buluh dengan dokumen yang berkaitan dengan bengkel penenun". Untuk mengkarakterisasi dokumen, kami menyajikan dua teks. Salah satunya berbunyi: "Kapal perunggu yang diterima dari Dadagi, Ur-Shara menimbangnya." Lain: "Empat puluh lima gadis budak dikirim untuk satu hari untuk membawa buluh untuk memperbaiki kapal dan mengirimkan balok untuk istana."

Ini adalah dokumen rumah tangga kuil kerajaan. Tetapi orang Sumeria juga meninggalkan karya matematika, sejarah, karya sastra, karya pertanian (kalender petani dan klasifikasi tanaman ditemukan). Peta kuno juga telah sampai kepada kita. Salah satunya adalah rencana kota Nippur: dimensi kota yang tepat diberikan, lokasi tembok, gerbang, dan bangunan terpenting dicatat.

Matematikawan pandai membuktikan teorema. Di salah satu pelat, misalnya, bukti kesamaan segitiga dinyatakan, di sisi lain - teorema yang dikenal dalam sains sebagai teorema Euclid. Sudah di milenium II SM, para ilmuwan Mesopotamia membuktikan teorema Pythagoras.

Dan kode Hammurabi yang terkenal, yang kemudian mempengaruhi kode Romawi Justinian, dimulai di Sumeria.

Di Nippur, di antara banyak lainnya, sebuah tablet dengan daftar resep ditemukan. Itu cukup besar: 9,5 kali 16 sentimeter, 145 baris teks muat di atasnya. Untuk persiapan obat-obatan, dokter Sumeria menggunakan produk yang berasal dari tumbuhan, hewan, dan mineral. Sebagian besar obat-obatan asal tumbuhan: mereka terbuat dari mustard, willow, cemara, pinus. Obat-obatan diencerkan dengan bir, anggur, minyak sayur. Detail yang aneh - dokumen itu sama sekali tidak memiliki mantra sihir.

Banyak tablet Sumeria kuno kini telah diuraikan, berisi catatan mitos, peribahasa dan ucapan. Ternyata, misalnya, kumpulan peribahasa dan ucapan Sumeria beberapa abad lebih tua dari koleksi Mesir yang kita kenal - mereka ditulis lebih dari tiga setengah milenium yang lalu. Berikut adalah beberapa contoh kearifan rakyat:

Orang yang berpakaian bagus diterima di mana-mana;

Menghindari banteng liar

Datang di sapi liar;

Jika negara ini tidak dipersenjatai dengan baik,

Musuh akan selalu berdiri di pintu gerbang.

Fabel Sumeria tentang hewan juga memiliki usia yang terhormat. Bagaimanapun, mereka disusun dan ditulis lebih dari seribu tahun lebih awal dari Aesops. Tetapi Aesop-lah yang dianggap orang Yunani dan Romawi sebagai pendiri genre ini.

Menurut tablet paku yang telah disimpan di perpustakaan kuno, kita dapat menilai bahwa pada waktu yang jauh itu orang-orang memuliakan tanah mereka, ladang mereka: “O Sumeria, tanah besar di antara semua tanah di alam semesta, dibanjiri dengan cahaya yang tidak pudar . Hatimu dalam dan tidak diketahui. Semoga lumbung Anda banyak, semoga sapi Anda bertambah banyak, semoga kandang domba Anda banyak, semoga domba Anda tidak terhitung banyaknya.

Bangsa Sumeria menyusun himne pertama untuk bekerja, dan yang pertama dalam sejarah umat manusia cinta elegi: “Suamiku, sayang di hatiku, kecantikanmu luar biasa, manis seperti madu. Leo sayang di hatiku. Kecantikanmu luar biasa, manis seperti madu.

Mereka juga memiliki lagu pemakaman tertua: “Biarkan Anda jalan hidup tidak akan hilang dari ingatan, ayo namamu dipanggil di hari-hari yang akan datang."

Tapi hal terbesar yang diciptakan budaya Sumeria adalah puisi tentang Gilgames.

Gilgamesh, raja Uruk, menindas rakyatnya, tetapi kemudian, setelah berteman dengan orang liar Enkidu, melakukan prestasi yang belum pernah terjadi sebelumnya. Setelah kematian Enkidu, Gilgamesh dengan sia-sia mencari keabadian. Puisi itu adalah himne sejati bagi manusia, aspirasi dan keberaniannya. Ini jelas mengungkapkan minat pada kepribadian heroik, dan pahlawan itu sendiri dengan berani memasuki pertarungan melawan tatanan yang tidak adil yang ditetapkan oleh Tuhan. Lagu-lagu pertama puisi itu berasal dan direkam di Sumeria. Berikut adalah baris pertamanya (diterjemahkan oleh Assyrologist Soviet V.K. Shileiko):

Tentang orang yang melihat segalanya sampai akhir dunia,

Tentang dia yang menembus segalanya, memahami segalanya.

Dia membaca semua kitab suci bersama-sama,

Kedalaman kebijaksanaan semua pembaca buku.

Saya melihat yang tersembunyi, saya tahu rahasianya,

Dan dia membawa berita tentang hari-hari sebelum air bah.

Dia berjalan jauh, tetapi lelah dan kembali.

Dan menulis di atas batu semua karyanya.

Artinya kalaupun ada banyak buku, itupun "pembaca buku" memiliki kebijaksanaan, - ada juga orang yang bisa membaca "semua tulisan".

Penemuan mengikuti satu demi satu. Dan masing-masing adalah hasil kerja yang luar biasa, hasil dari kecerdikan dan keterampilan. Fakta bahwa beberapa teks telah sampai kepada kita dalam salinan (Babel) kemudian, fakta bahwa mereka tidak terpelihara dengan baik, bukanlah hal yang terburuk. Banyak pekerjaan yang dipisahkan. Seni besar, misalnya, diperlukan untuk memulihkan monumen sastra "Rumah Ikan" dari banyak fragmen tablet runcing. Bagian dari puisi itu berakhir di tiga museum di seluruh dunia: awal - di Istanbul, tengah - di London, akhir - di Philadelphia. Namun demikian, teks puisi ini dipulihkan, diterjemahkan dan dikomentari. Ini memberikan deskripsi - dan yang sangat puitis - dari banyak ikan.

Inilah yang dikatakan tentang lereng. Ikan ini memiliki:

Kepala adalah cangkul, gigi adalah sisir,

Tulangnya adalah cabang cemara,

Ekornya yang kurus menjadi momok para nelayan.

Segala macam ajaran, perselisihan dan perselisihan tersebar luas di Sumeria.Para ilmuwan zaman kita telah berhasil memulihkan dari tablet dan fragmen yang tersedia dari ajaran, yang secara kondisional disebut "Kalender Petani." Baris pertama "Kalender" berbunyi: "Selama itu, petani mengajari anaknya.” Selanjutnya ada tips bagaimana mendapatkan panen yang baik. Itu mencakup semua jenis kerja lapangan: dari pengairan tanah sampai pemanenan. Seluruh pengajaran terdiri dari 107 baris.

Untuk bertani, Anda perlu tahu persis kapan harus mulai menabur. Dan para pendeta Sumeria mengembangkan salah satu dari kalender kuno- bulan. Bertahap kalender bulan mulai berubah menjadi lunisolar: bulan dihitung oleh bulan, dan tahun - oleh matahari.

Dari teks-teks yang bertahan dari banyak perselisihan, kami menyebutkan “Perselisihan antara Cangkul dan Bajak”, yang menjelaskan secara rinci apa yang sedang dilakukan oleh Bajak dan Cangkul. Teks berakhir dengan kata-kata ini: "Dalam perselisihan antara Cangkul dan Bajak, Cangkul menang."

Tentu saja, literatur kultus dan liturgi disimpan di perpustakaan: himne kepada para dewa dan legenda tentang mereka, doa, mantra, mazmur pertobatan, ramalan, prediksi. Yang paling menarik dalam arti sastra adalah mazmur pertobatan, yang mencerminkan kesedihan dan penderitaan manusia dengan lirik yang tulus.

Ahli musik Jerman K. Sachs menjadi tertarik pada tablet tanah liat, yang berasal dari milenium ke-3 SM. Selain teks legenda Sumeria "On the Creation of Man", tanda-tanda runcing ditemukan di atasnya, yang dianggap sebagai rekaman musik. Menurut ilmuwan, melodi untuk harpa direkam di sini, permainan yang mengiringi pembacaan legenda.

Tanpa perpustakaan Sumeria, kita tidak akan tahu banyak tentang kehidupan, produksi, kepercayaan orang-orang kuno yang mendiami

Mesopotamia. ”Semua buku pada masa itu,” kata ilmuwan S. Kramer, ”harus disimpan, dikelompokkan, dan disimpan dalam urutan yang benar. Jelas, guru dan juru tulis menganut semacam sistem dalam bisnis "perpustakaan" ini. Dapat diasumsikan sebelumnya bahwa untuk memudahkan karya ini telah disusun daftar karya sastra yang dikelompokkan menurut kriteria tertentu. Ini mungkin tampak mengejutkan, tetapi direktori juga ditemukan dan diuraikan.

Peneliti memegang tablet tanah liat di tangannya. Pada suatu waktu, itu ditemukan selama penggalian salah satu kota Sumeria dan dikirim ke museum universitas Pennsylvania. Ukurannya kecil (panjang enam setengah sentimeter dan lebar sekitar tiga setengah) dan pas di telapak tangan Anda. Karakter runcing mengisi kedua sisi tablet. Masing-masing dibagi menjadi dua kolom. Selain itu, setiap sepuluh baris teks dipisahkan oleh bilah horizontal.

"Beberapa puisi yang tidak diketahui," pikir ilmuwan, meskipun garis pendek dan garis horizontal ini sangat memalukan. Dia membaca baris-baris itu berulang-ulang, tetapi tidak ada teks yang koheren keluar. Membaca dan membaca ulang frasa, dia semakin kagum pada kesamaan mereka dengan baris pertama karya yang dikenalnya. Kemudian sebuah tebakan muncul, yang, setelah diperiksa dengan cermat, dikonfirmasi: itu adalah katalog! Seorang juru tulis kuno di tangan terkecil meletakkan di tablet nama-nama (dan mereka, seperti yang Anda tahu, diberikan oleh baris pertama teks) dari enam puluh dua karya sastra. Dua puluh empat dari mereka telah datang kepada kita. Segera katalog kedua diuraikan di Louvre.

Kedua daftar tersebut telah menyimpan bagi kita nama-nama 87 karya sastra. Diantaranya: mitos "Penciptaan Cangkul", ajaran "Pada waktunya itu adalah seorang penggarap", lagu-lagu individu dari puisi tentang Gilgames, puisi "Manusia, kesempurnaan para dewa".

Tujuan pasti dari kedua direktori ini masih belum diketahui. Mungkin juru tulis membuat daftar sebelum menyembunyikan tablet dengan teks di lemari besi, atau mungkin, sebaliknya, menempatkannya di rak di "Rumah Tablet". Tidak jelas apa yang menyebabkan urutan karya dalam daftar, dll.

Sejauh ini, kita hanya tahu sedikit tentang perpustakaan Sumeria, tetapi jauh dari semua tablet yang telah dibaca. Peneliti baru dari budaya peradaban kuno ini mungkin akan menemukan katalog baru dan informasi baru tentang penyimpanan buku pada waktu itu.

Cuneiform, ditemukan oleh bangsa Sumeria, tersebar luas di seluruh negara Timur Tengah dan Asia Kecil. Koleksi tablet tanah liat telah ditemukan di banyak kota, yang memberikan gambaran tentang sifat buku, bagaimana mereka disimpan, dan tentang peningkatan dana perpustakaan tertua di dunia.

Tidak perlu menghitung semua tempat penyimpanan buku ini, mari kita membahas dua lagi, mungkin yang paling luar biasa.

Permata asli jaman dahulu pertimbangkan dengan benar perpustakaan raja Asyur - Ashurbanipal, yang menulis tentang dirinya sendiri: “Saya, Ashurbanipal, memahami kebijaksanaan Nabu, semua seni juru tulis, mempelajari pengetahuan semua tuan, berapa banyak yang ada, belajar menembak dari busur, menunggang kuda dan kereta, memegang kendali ... Dan saya mempelajari keahlian Adap yang bijaksana, memahami rahasia tersembunyi dari seni menulis, saya membaca tentang bangunan surgawi dan duniawi dan merenungkannya. Saya menghadiri pertemuan para ahli Taurat. aku memutuskan tugas yang menantang dengan perkalian dan pembagian, yang tidak segera jelas."

Kata-kata ini memang ditulis oleh tangan Ashurbanipal pada dua loh tanah liat. Raja ini, dua setengah ribu tahun yang lalu, berkumpul di ibu kotanya Niniwe perpustakaan besar. Dia mengumpulkannya dalam arti kata yang sebenarnya: dia mengirimkannya ke kota yang berbeda Mesopotamia dari perwakilannya, juru tulis berpengalaman yang mencari buku-buku kuno dan membuat salinannya. Banyak dari mereka memiliki catatan tambahan yang mengkonfirmasi keakuratan salinan: "Menurut aslinya kuno, dihapus dan direkonsiliasi." Beberapa loh itu sangat kuno, dengan tanda-tanda terhapus, kemudian juru tulis meninggalkan catatan: "dihapus", "Saya tidak tahu".

Nasib Niniwe - ibu kota Asyur - sudah diketahui. Di bawah serangan pasukan gabungan Babilonia dan Media, dia jatuh. Kota itu hancur total: “Kavaleri bergegas, pedang berkilau, tombak bersinar; banyak yang terbunuh. Niniwe dijarah, dihancurkan dan dihancurkan, ”tulis sejarawan kuno. Api yang berkobar selama beberapa hari setelah itu menyelesaikan kehancuran, dan pasir gurun menutupi reruntuhan yang tersisa.

Pada pertengahan abad terakhir, Niniwe digali oleh arkeolog Inggris O. Layard. Istana megah, kuil besar, perencanaan yang matang - semuanya berbicara tentang budaya tinggi masyarakat. Para arkeolog menyelidiki reruntuhan istana yang terbakar. Di sini ada dua kamar kecil. Lantai mereka ditutupi dengan lapisan tebal (setengah meter!) dari batu bata yang pecah. Ilmuwan mengangkat ubin persegi panjang - di atasnya orang dapat melihat huruf berbentuk baji. Yang kedua, ketiga, keempat - semua ubin diisi dengan garis-garis kecil.

Namun, Layard hanya membuka sebagian perpustakaan; sebagian besar buku disimpan di tempat lain. Penggalian Niniwe dilanjutkan oleh mantan asisten Layard, O. Rassam, yang menemukan istana megah lainnya dengan Balai Singa. Disebut demikian karena dindingnya dihiasi dengan pemandangan pahatan. berburu kerajaan ke singa. Di sini, di Aula Singa, sebagian besar perpustakaan berada. Api sebagian merusak koleksi buku - tablet runtuh ke ruang bawah tanah dan tergeletak di sana selama 25 abad.

Meskipun peringatan keras tertulis di salah satu tablet: "Siapa pun yang berani membawa tablet ini ... biarkan dia menghukum Ashur dan Belit dengan kemarahannya, dan nama dia dan ahli warisnya akan selamanya dilupakan di negara ini", tablet tanah liat dengan hati-hati dikemas dalam kotak dan dikirim ke London.

Pemrosesan harta karun buku ini membutuhkan banyak pekerjaan. Lagi pula, semua tablet dicampur, banyak yang dipecah menjadi beberapa bagian; itu perlu untuk membaca semuanya, menguraikannya, menetapkan nama dan nama geografis. Pekerjaan raksasa! Dan itu dilakukan oleh para ilmuwan dari berbagai negara.

Ternyata literatur paling beragam dalam beberapa bahasa (termasuk Sumeria) disimpan di sini. Hasil pengamatan astronomi dan risalah medis, panduan tata bahasa dan kronik raja-raja Asyur, buku-buku agama dan mitos. Tingginya perkembangan sastra bangsa ini dibuktikan dengan "lagu merdu untuk menenangkan hati". Ini menyampaikan perasaan kesedihan yang mendalam dari seseorang yang telah mengalami kesedihan besar, sadar akan kesepiannya.

Arti penting dari perpustakaan Ashurbanipal adalah, pada dasarnya, perbendaharaan asli dari pencapaian budaya masyarakat. timur kuno. Cukuplah untuk mengatakan bahwa pustakawan Asyur menyalin dan melestarikan bagi kita karya sastra Mesopotamia yang paling menonjol, salah satu epos terbesar sastra dunia - legenda Gilgames.

Penemuan epik itu sendiri, atau lebih tepatnya, sebagian kecil darinya, hanya satu tablet, menimbulkan sensasi di dunia ilmiah. Kehormatan penemuan milik J. Smith, petugas British Museum, di masa lalu - seorang pengukir.

Dengan semangat ia mempelajari lempengan-lempengan paku yang dibawa dari Niniwe. Ini dia sedang membaca dokumen penting- sejarah pemerintahan Ashurbanipal. Dari situ diketahui bagaimana dia mengoleksi perpustakaannya.

Dan di sini ada piring lain, tidak padat, sebagiannya patah. Ilmuwan membaca kalimat tentang banjir global: “Dengar, tembok, dengarkan! Anda orang Shuruppak, buatlah kapal untuk diri Anda sendiri, tinggalkan harta benda Anda dan selamatkan hidup Anda! Bawalah sepasang semua makhluk hidup bersama Anda di kapal. Selanjutnya, ternyata ini adalah tablet kesebelas (dari dua belas) dari Epik Gilgames.

Perpustakaan di Niniwe terpelihara dengan baik, dan sistem penyimpanan buku tentu membantu memulihkan dan membaca karya-karya yang berserakan.

Setiap buku memiliki "stempel perpustakaan": "Istana Ashurbanipal, raja segala raja, raja negara Ashur, kepada siapa dewa Nabu dan dewi Gaslista memberikan telinga yang sensitif dan mata yang tajam untuk mencari kreasi para penulis kerajaanku."

Perpustakaan memiliki katalog. Ubin menunjukkan nama karya (dengan baris pertama), serta ruangan dan rak tempat karya itu disimpan. Dan sebuah label ditempelkan di rak - seukuran jari kelingking - dengan nama cabang ilmu pengetahuan.

Tablet dari satu buku disimpan dalam kotak kayu terpisah. Untuk mencegah agar halaman tidak tercampur, mereka menempatkan nomor seri, dan di bagian atas setiap piring diulang kata awal bekerja. Buku tentang penciptaan dunia dimulai dengan kata-kata: "Sebelum apa yang di atas belum disebut surga." Pada masing-masing loh buku ini tertulis: "Pertama apa yang di atas." Epik Gilgames dimulai dengan kalimat "Tentang orang yang melihat segalanya." Dan baris ini diulang di bagian atas masing-masing dari 12 tablet.

Jadi, melalui upaya banyak ilmuwan, salah satu perpustakaan kuno yang paling terkenal telah diekstraksi dari kedalaman berabad-abad. Dan tidak hanya diekstraksi, tetapi juga dibaca, diterjemahkan, dan dikomentari. Katalog perpustakaan ini diterbitkan dalam lima volume pada abad terakhir di London.

Kebetulan sejarah tidak menyimpan informasi tentang kekuatan besar, yang pada suatu waktu merupakan saingan berat Mesir sendiri. Sejarawan Yunani dan Romawi telah melupakannya. Dan ketika, pada akhir abad terakhir, profesor Oxford A. Says memberikan kuliah tentang kekuatan ini, dia hanya disebut seorang pemimpi dan penemu. Dan dia, berdasarkan beberapa prasasti dan catatan para musafir, berpendapat bahwa di wilayah Turki saat ini dan Suriah utara hiduplah orang-orang yang hebat dan perkasa - orang Het. Pada tahun 1903, bukunya, The Hittites, or the History of orang yang terlupakan". Dan segera penemuan ilmuwan itu terbukti tak terbantahkan.

Sejarah negara Het dibantu untuk mengungkapkan tablet runcing dari perpustakaan yang ditemukan oleh ilmuwan Jerman G. Winkler. Dialah yang, pada tahun 1907, menemukan lebih dari 10 ribu tablet tanah liat selama penggalian di Bogazkoy (145 kilometer dari Ankara). Sebuah studi yang cermat terhadap tablet-tablet ini, yang disusun dalam bahasa Babilonia, memunculkan kepercayaan - ekspedisi tersebut terletak di tanah ibu kota kuno "penguasa Hetty". Kegembiraan khusus disebabkan oleh tablet dengan surat dari Firaun Ramses II kepada raja Het. Itu berurusan dengan perjanjian antara orang Mesir dan orang Het.

Keranjang penuh tablet dibawa ke Winkler. Tanpa ragu-ragu, dari pagi hingga sore, dia membaca dokumen tentang kehidupan orang Het, sejarah mereka, kehidupan mereka, dan raja-raja dan perang mereka, kota-kota.

Salah satu peserta penggalian pada waktu itu menulis bahwa dia melihat “di kompartemen kesebelas sebuah kuil besar, deretan lempengan tanah liat yang terpelihara dengan rapi dan terlipat rapi. Posisi mereka pada saat penemuan hanya dapat dijelaskan dengan asumsi bahwa mereka disimpan dalam arsip, yang awalnya terletak tepat di atas gudang bawah tanah ini, dan tergelincir saat kebakaran. Dan bahkan kemudian menjadi jelas bahwa ini adalah penemuan terbesar setelah perpustakaan Ashurbanipal. Tapi itu belum semuanya: seperempat abad kemudian, lebih dari 6.000 dokumen berhuruf paku ditemukan dari reruntuhan.

Dua setengah ribu tahun telah berlalu sejak orang Het tidak ada lagi. Namun, berkat monumen budaya, orang Het menjadi hidup untuk kemanusiaan modern. Dunia belajar tentang keberadaan dan budaya negara Het - negara yang kuat sama dengan Mesir dan Babel. Itu menduduki seluruh Asia Kecil ke Suriah dan ada selama tujuh abad. Pada suatu waktu, orang Het menaklukkan Babel dan meruntuhkannya (untuk mengintimidasi orang lain!) Ke tanah, menghancurkan kekuatan Mittani, menaklukkan Ugarit - sebuah Pusat perbelanjaan di Mediterania. Negara ini mengobarkan perang yang sukses dengan Mesir.

Tapi tidak semua tanda berbicara. Ilmuwan hanya bisa membaca yang ditulis dalam bahasa Babilonia.

Bahasa paku lain tidak dikenalnya. Awal decoding bahasa Het diletakkan oleh ilmuwan Ceko B. Grozny. Itu tidak mudah. Grozny sendiri berkata: "Saya membaca dan membaca ulang prasasti itu mungkin dua atau tiga ratus kali, mencoba menemukan bahwa tumit Achilles, titik Archimedes itu, yang, betapapun lemahnya, dapat membantu saya dengan baik."

Menguraikan skrip Hittite memungkinkan untuk membaca bagian kedua dari perpustakaan. Sebagian besar tablet runcing berisi teks-teks keagamaan - ritual, himne, doa, deskripsi para dewa, deskripsi hari libur keagamaan, teks nubuat. Monumen astrologi menyatukan mereka berdasarkan sifatnya.

Dari Babilonia, orang Het meminjam literatur yang kaya tentang matematika (dan "orang bijak Kasdim" sudah memiliki rumus untuk menghitung luas segitiga, persegi panjang, lingkaran, untuk menentukan volume kubus, kerucut, dll. Mereka tahu cara menghitungnya. naikkan pangkat dan tinggalkan tablet dengan akar kuadrat dan pangkat tiga).

Orang Het memiliki banyak pekerjaan di bidang hukum; kode yang mereka buat dilengkapi dengan banyak komentar, semacam manual untuk juri.

Dari literatur sejarah, Annals of Mursilis bersifat instruktif. Penulis sejarah - Raja Mursilis - membuktikan dirinya sebagai penulis yang luar biasa. Peristiwa dalam sejarah secara ketat dibagi berdasarkan tahun, dan presentasi dibangun sesuai dengan skema tertentu. Raja lain - Hattusilis - meninggalkan dokumen yang bisa disebut otobiografi. Ini adalah salah satu otobiografi pertama dalam sastra dunia.

Doa salah satu raja (Mursilis II), yang ditulis dalam bentuk surat kepada para dewa selama wabah, dibedakan oleh kecerahan presentasi. Yang menarik adalah kisah Mursilis tentang bagaimana dia kehilangan kekuatan berbicara. Ini adalah cerita pertama dalam sejarah budaya tentang gangguan bicara. Secara umum, orang Het mencapai tingkat puitis yang tinggi dalam doa-doa mereka.

Secara alami, muncul pertanyaan: “Jika raja-raja menulis seperti itu, lalu bagaimana para penyair menulis?” Hampir semua karya puisi, sebagai aturan, ditulis di papan kayu, yang, sayangnya, terbakar dalam api. Tapi yang tersisa adalah kesempurnaan. Misalnya, berikut adalah puisi kuno untuk menghormati dewa matahari:

Dewa matahari surga, gembala umat manusia.

Anda muncul dari laut, dari laut - putra surga, dan bergegas ke surga.

Dewa matahari surga, tuanku!

Dilahirkan oleh manusia dan binatang buas di pegunungan, seekor anjing, dan seekor babi, dan seekor serangga di ladang - Anda memberi semua orang apa yang diberikan kepada mereka dengan benar!

Dari hari ke hari...

Sebuah fragmen dari epik besar tentang perjuangan para dewa untuk kekuasaan telah sampai kepada kita. Kita juga tahu nama penulisnya - Killas, dia hidup setengah milenium sebelum Homer.

Orang Het memiliki genre yang aneh - cerita pendek, dijuluki "catatan kelalaian dan kebodohan." Ini adalah yang pertama karya kritis. Mereka berisi sketsa potret singkat pejabat yang tidak jujur, hakim-birokrat. Ada juga cerita tentang seorang komandan yang hanya peduli tentang menyusun laporan kemenangan kepada raja, dan bukan tentang kemenangan yang sebenarnya.

Koleksi tablet paku Bogazgey juga termasuk fragmen epik Gilgames.

Tulisan ini tidak bertujuan untuk menceritakan secara rinci tentang isi buku tanah liat perpustakaan, buku-buku yang mencerminkan: hukum dan hukum, agama dan obat-obatan, perbuatan raja dan adat istiadat masyarakat, teks-teks ritual dan mitos.

Di sini saya ingin menekankan satu detail yang aneh: banyak buku orang Het memiliki penulis. Selain nama-nama penyusun teks mitologi, ritual, magis, kita juga mengetahui nama pengarangnya buku teks besar tentang merawat kuda - Kikkuli dari negara Mittani. "Pedoman peternakan kuda" kuno ini berisi 1000 baris teks. Dia berusia lebih dari 3400 tahun.

Pustakawan dan arsiparis Het menciptakan ilmu pelestarian buku. Teks paku dari katalog perpustakaan, yang juga merupakan arsip, telah dilestarikan. Katalog juga berisi indikasi dokumen yang hilang. Label digunakan untuk karya individu. Semua ini berbicara tentang tatanan yang dipertahankan dalam penyimpanan buku-buku tanah liat.

Hattusas - yang disebut ibu kota orang Het - hancur total oleh api pada abad XIII SM. Tablet tanah liat tahan api telah diawetkan, tetapi sebagian besar arsip, yang terdiri dari tablet kayu, telah hilang selamanya...

Sumeria, Asyur, Het. Tablet tanah liat. Lencana runcing. Jaman dahulu. Berkat buku-buku tanah liat, kami menjadi sadar akan kebijaksanaan orang-orang kuno yang hidup pada awal peradaban.

Perpustakaan jarang ada di zaman kuno. Lagi pula, kebanyakan orang bahkan tidak bisa membaca. Jika kebetulan mereka diajari ini, maka temukan kata tertulis sulit karena mereka biasanya diukir stiker keras atau ditranskripsikan dengan susah payah pada papirus (ini harus dilakukan setiap beberapa tahun karena tinta memudar dan terjadi kesalahan dalam proses penulisan). Oleh karena itu, keberadaan perpustakaan (atau arsip) menjadi penting. Hal ini menunjukkan bahwa kota itu berbudaya dan berpendidikan. Namun, selain dari Perpustakaan Alexandria yang terkenal, kebanyakan dari kita tidak akan dapat menyebutkan nama lainnya perpustakaan kuno. Hari ini kita akan mengubah itu. Lihat 25 Perpustakaan Kuno Luar Biasa yang Harus Anda Ketahui.

Foto: Domain Publik
25. Perpustakaan Alexandria adalah salah satu keajaiban dunia kuno, dan dihancurkan secara brutal oleh kebakaran yang terjadi sekitar tahun 48 SM. e. (tidak ada yang tahu pasti) ketika Julius Caesar sendiri membakar pelabuhan dengan harapan bisa mengalahkan pasukan penyerang. Tidak ada dalam cerita ini yang tidak tragis dan menyedihkan.

Foto: commons.wikimedia.org
24. Perpustakaan Bodleian - perpustakaan ilmiah utama Universitas Oxford(Universitas Oxford) di Inggris. Didirikan pada tahun 1602 ketika Thomas Bodley menyumbangkan uang dan sebagian dari koleksinya sendiri untuk menggantikan buku dan dokumen yang hancur dalam banyak pergolakan lainnya. Perpustakaan Bodleian saat ini memiliki sekitar 11 juta volume, tidak termasuk publikasi dan jurnal online, dan secara teratur digunakan oleh mahasiswa dan cendekiawan.

Foto: commons.wikimedia.org
23. Perpustakaan di Timgad adalah hadiah untuk orang Romawi dari Julius Quintianus Flavius ​​Rogatianus. Tidak ada yang tahu persis kapan itu dibangun, dan arsitekturnya agak membosankan - ada bentuk persegi panjang. Diperkirakan ada sekitar 3.000 gulungan di perpustakaan, tetapi yang penting perpustakaan ini menunjukkan bahwa kota Romawi telah berkembang. sistem perpustakaan, yang menunjukkan tingginya tingkat pendidikan dan budaya.

Foto: Domain Publik
22. Di reruntuhan kuil di kota Nippur, Babilonia kuno, ditemukan beberapa ruangan dengan lempengan tanah liat di dalamnya, yang menunjukkan bahwa kuil Nippur memiliki perpustakaan yang lengkap sejak paruh pertama milenium ke-3 SM.

Foto: en.wikipedia.org
21. Dinasti Qing berlangsung dari 221 hingga 207 SM. e., tetapi pengaruhnya terhadap wilayah itu berlangsung lama. Lagi pula, dari situlah nama "China" berasal. Selama ini, pemerintah sangat berhati-hati dengan perpustakaan karena berusaha mengontrol akses informasi (orang-orang ini tidak akan bertahan di era internet). Semua buku yang tidak disukai pemerintah dibakar, begitu pula sebagian ulama. Terlepas dari pemerintahan yang angkuh dan kejam, yang membakar segala sesuatu yang mereka anggap tidak perlu, banyak orang memasang dinding buku di dinding rumah mereka untuk menyelamatkan mereka. Tujuan pemerintah bukanlah untuk menghancurkan informasi, tetapi untuk mengendalikannya, dan untuk tujuan ini sistem baru menulis, dan orang biasa membaca didorong. Ini saja telah menjadi fakta pemersatu di Cina selama berabad-abad.

Foto: Domain Publik
20. Perpustakaan di pulau Yunani Kos (Kos) - contoh yang baik perpustakaan provinsi awal. Selama dinasti Ptolemeus, Kos menjadi pusat pembelajaran dan ilmu pengetahuan. Hippocrates - tabib hebat - berasal dari Kos dan dia mungkin belajar di sini.

Foto: Shutterstock,
19. Kuil Edfu (Edfu) di Mesir Kuno, didedikasikan untuk Dewa Horus, tampak seperti elang, terletak di tepi barat Sungai Nil di Edfu, di Mesir bagian atas. Di sebelah halaman ada sebuah ruangan kecil yang dibangun antara tahun 237 dan 57 SM. SM, yang berisi gulungan papirus, dan prasasti di dinding berbicara tentang "banyak peti buku dan gulungan kulit besar" - ini berarti bahwa kuil itu memiliki perpustakaan buku-bukunya sendiri. Cukup langka untuk waktu itu.

Foto: Shutterstock,
18. Akademi Gondishapur di kota kuno Irak Gondishapur adalah pusat intelektual kerajaan Sassanid, dan diyakini bahwa tidak hanya teologi, ilmu alam, matematika dan filsafat, tetapi juga kedokteran diajarkan di sini. Gondishapur juga memiliki rumah sakit, yang pada abad ke-6 dan ke-7 mungkin merupakan pusat medis terpenting di dunia.

Foto: Domain Publik
17. Pada zaman kuno, Baghdad di Irak adalah pusat pengetahuan dan budaya, dan di sini mungkin perpustakaan paling terkenal - Rumah Kebijaksanaan, didirikan pada abad kesembilan. Beberapa ilmuwan dan matematikawan paling awal dan paling terkenal di Timur Tengah sering mengunjunginya. Rumah Kebijaksanaan dihancurkan pada tahun 1258, karena... bangsa Mongol.

Foto: commons.wikimedia.org
16. Kerajaan Ebla adalah salah satu Kerajaan Suriah pertama yang diketahui. Itu dimulai sebagai pemukiman kecil yang muncul di Zaman Perunggu, dan kemudian dibangun dan dihancurkan beberapa kali selama berabad-abad berikutnya, sebelum akhirnya dihancurkan pada 1600 SM. Perpustakaan di Ebla ditemukan berisi lebih dari 1.800 tablet tanah liat dan lebih banyak lagi pecahan tablet. Tidak jelas apakah ini Perpustakaan Umum atau perpustakaan pribadi kerajaan, tetapi tetap menjadi perpustakaan tertua - tabletnya berusia sekitar 4500 tahun.

Foto: Wikimedia Commons
15. Perpustakaan Teologi Kaisarea Maritima. Setelah di Kaisarea, terletak antara Haifa dan Tel Aviv di pantai Mediterania di Israel utara, ada Perpustakaan Teologi Kaisarea, yang merupakan bagian dari Akademi Kristen (Akademi Kristen) kota. Akademi dan perpustakaan merupakan pusat pendidikan Kristen dan Yahudi dan sumber teks, dan juga berisi sastra Yunani, baik sejarah maupun filosofis. Perpustakaan seharusnya memiliki lebih dari 30.000 manuskrip. Itu dihancurkan oleh orang-orang Arab pada abad ke-7.

Foto: Domain Publik
14. Konstantinopel adalah jantung yang mulia Kekaisaran Bizantium sebelum diambil alih secara brutal oleh Ottoman pada tahun 1423 (beberapa dari kita masih tidak bisa melupakannya). Tapi sebelum mereka bisa mencapainya, Perpustakaan Kekaisaran Konstantinopel, termasuk Scriptorium, di mana papirus kuno ditranskripsi dan disalin, dihancurkan oleh abad keempat. perang salib, di tahun 1200-an (kita juga tidak tahan dengan itu. Tinggalkan Konstantinopel saja!).

Foto: Domain Publik
13. Perpustakaan Pergamus didirikan sekitar tahun 170 SM. e., pada masa pemerintahan Raja Eumenes II (Eumenes II), di tempat yang sekarang dikenal sebagai Bergama (Bergama) di Turki. Beberapa sejarawan percaya bahwa perpustakaan mungkin telah dibangun untuk bersaing dengan Perpustakaan Alexandria. Dikatakan menampung lebih dari 200.000 volume, memiliki ruang baca utama yang besar dengan rak, dan seperti perpustakaan lain dalam daftar ini, ada ruang antara dinding luar dan dalam untuk melindungi tulisan berharga dari fluktuasi kelembaban dan suhu.

Foto: commons.wikimedia.org
12. Kuil Apollo Palatinus di Roma kuno memiliki perpustakaan sendiri. Sesuai dengan tradisi klasik, karya-karya Yunani dan Latin disimpan secara terpisah, dan perpustakaan itu sendiri cukup besar untuk mengadakan rapat Senat. Pustakawan itu terpelajar mantan budak- Guy Julius Gigin (C. Iulius Hyginus).

Foto: commons.wikimedia.org
11. Mungkin salah satu perpustakaan paling terkenal di dunia kuno, Perpustakaan Ulpia (Bibliothea Ulpia) adalah salah satu perpustakaan Romawi yang paling terkenal, itu bertahan sampai paruh kedua abad kelima Masehi. Kita tahu itu berlangsung selama ini dari tulisan Venantius Fortunatus tertanggal 576 M.

Foto: commons.wikimedia.org
10. Pada tahun 1303 (sudah di Abad Pertengahan), setelah kematian paus Bonifasius VIII(Paus Bonifasius VIII), Perpustakaan Kepausan dipindahkan ke Avignon, Prancis, di mana perpustakaan itu menjadi dasar untuk Perpustakaan Vatikan yang terkenal, yang saat ini terletak di Vatikan, dan menampung lebih dari 1 juta buku cetak dan sekitar 75.000 manuskrip (dan mungkin arsip rahasia).

Foto: Domain Publik
9. Perpustakaan Aristoteles adalah koleksi pribadi dan sangat sedikit yang diketahui tentangnya. Seorang ahli geografi abad pertama bernama Strabo menulis tentang dia: "Orang pertama, sejauh yang saya tahu, mengumpulkan buku dan mengajar raja-raja di Mesir bagaimana mengatur perpustakaan." Beberapa percaya bahwa koleksi Aristoteles menjadi dasar dari Perpustakaan Besar Alexandria.

Foto: commons.wikimedia.org
8. Pada 1200 SM, sebuah kota kuno yang terletak di wilayah itu Suriah modern, Ugarit, membual bukan hanya satu tapi lima perpustakaan. Dua di antaranya bersifat pribadi, yang bahkan lebih mengesankan. Sebagian besar koleksi adalah tablet tanah liat besar, dan isinya, ditulis dalam setidaknya tujuh karakter berbeda, mencakup banyak bidang (termasuk fiksi).

Foto: commons.wikimedia.org
7. Timbuktu terletak di Mali di Afrika Barat, dan selama dunia kuno dan Abad Pertengahan, itu adalah pusat intelektual terkenal yang penuh dengan perpustakaan, serta Universitas terkenal (ini sebelum Anda bisa online, oleh karena itu, kehadiran Universitas merupakan indikator serius). Lebih dari 700.000 manuskrip dari perpustakaan-perpustakaan ini telah ditemukan kembali, dan mereka terutama berhubungan dengan Islam dan mata pelajaran Islam.

Foto: commons.wikimedia.org
6. Universitas Taxila terletak di India kuno, di tempat yang dikenal sebagai negara Gandhar (sekarang Pakistan). Didirikan sekitar 600 SM SM, menawarkan pengajaran dalam 68 mata pelajaran dan pada satu titik memiliki lebih dari 10.000 siswa dari seluruh dunia kuno, dan perpustakaan universitas sangat dihargai. Situs Universitas Taxila sekarang menjadi kawasan lindung di mana pekerjaan arkeologi sedang dilakukan.

Foto: commons.wikimedia.org
5. Universitas Nalanda di Bahir, India, dari sekitar 400 M adalah salah satu pusat intelektual terpenting di dunia kuno, dan perpustakaannya disebut "Dharmaganja (Perbendaharaan Kebenaran)". Itu memiliki sembilan lantai, dan para biarawan menyalin manuskrip tanpa henti sehingga para pakar akan memiliki salinan mereka sendiri—kemewahan yang belum pernah terjadi sebelumnya di dunia kuno. Penjajah Turki membakar universitas tersebut pada tahun 1193.

Foto: en.wikipedia.org
4. Perpustakaan Celsus di Efesus adalah salah satu perpustakaan terbesar di dunia kuno, berisi sekitar 12.000 buku tulisan tangan. Ada banyak dinding luar yang dirancang untuk melindungi buku-buku berharga dari fluktuasi kelembaban dan suhu, tetapi sayangnya perpustakaan dihancurkan oleh api pada abad ketiga Masehi, meskipun bagian dari dinding depan yang masih hidup dibangun kembali pada abad keempat.

Foto: commons.wikimedia.org
3. Dinamakan setelah Raja Agung terakhir dari Kerajaan Asyur Baru dan pendirinya, Perpustakaan Kerajaan Ashurbanipal dibangun sekitar 650 SM. e. Raja Ashurbanipal sangat terpesona oleh tulisan, atau lebih tepatnya kata yang diukir, sehingga pada tahun 1849 lebih dari 30.000 tablet berhuruf paku dan fragmennya ditemukan dari reruntuhan perpustakaan. Sekarang mereka aman di British Museum (British Museum). Perpustakaan ini dan penemuannya (kembali) sangat penting untuk studi sejarah kuno Timur Dekat.

Foto: commons.wikimedia.org
2. Villa Papirus terletak di Herculaneum, Italia. Ini adalah salah satu dari sedikit perpustakaan klasik yang masih bertahan sampai sekarang. Ditemukan oleh para arkeolog pada tahun 1752 dan berisi lebih dari 700 gulungan yang hangus. Diasumsikan bahwa perkebunan, di mana perpustakaan menjadi bagiannya, adalah milik ayah mertua Julius Caesar, Lucius Calpurnius Piso Caaesoninus.

Foto: commons.wikimedia.org
1. Perpustakaan Al-Qarawiyyin di Fes, Maroko mungkin yang paling banyak perpustakaan lama Di dalam dunia. Pada 2016, itu dipulihkan dan dibuka untuk umum. Perpustakaan pertama kali dibuka pada 859 (tidak, kami tidak melewatkan nomornya, hanya ada 3 di antaranya), tetapi ditutup untuk umum untuk waktu yang sangat lama. Arsitek yang bertanggung jawab atas proyek restorasi, Aziza Chaouni, yang merupakan penduduk asli Maroko, memastikan bahwa perpustakaan yang baru dipugar itu membuka kembali pintunya untuk umum.

pengantar

Perpustakaan umum pertama di dunia

Perpustakaan Kuno Sumeria

Perpustakaan Raja Asyur Asyurbanipal

Perpustakaan umum pertama di Roma

Perpustakaan pertama Rus Kuno

Kesimpulan

Bibliografi

pengantar

Kata "perpustakaan" berasal dari bahasa Yunani. "Byblos" berarti "buku" (lih. kata "Alkitab", yaitu "buku [Kudus]"), "teke" - "gudang, penyimpanan" (lih. turunan dari akar ini: farmasi, cartogedia, perpustakaan rekaman, disko , dll.). Dalam pelajaran terakhir, perpustakaan umum kuno terbesar, Alexandria, telah disebutkan. Sama terkenalnya adalah Perpustakaan Pergamon. Ada banyak perpustakaan kecil lainnya - kota, sekolah, - ada juga koleksi buku pribadi di rumah. Apa perpustakaan ini? Jenis buku apa yang disimpan di sana, seperti apa bentuknya dan apa yang ditulisnya?

Sangat mengherankan bahwa arti pertama dan asli dari kata Latin liber adalah "bast", dan yang kedua adalah "buku". Ini berarti bahwa pada awalnya orang Romawi menulis, membuat catatan pada kulit pohon (paralel yang menarik adalah huruf kulit pohon birch di Novgorod Rusia kuno).

Diketahui bahwa berbagai macam bahan digunakan sebagai dasar untuk menulis kepada orang-orang dari zaman kuno: batu, lempengan batu, kulit pohon, daun palem, tablet tanah liat, tablet yang terbuat dari perunggu, timah, timah dan bahan lainnya, dan akhirnya, papirus dari Mesir dan perkamen (jangan dikelirukan dengan perkamen). - tampilan modern kertas pembungkus), dinamai kota Pergamon di Asia Kecil, di mana pada abad ke-2 SM. produksi bahan tulis dari kulit anak sapi didirikan. Sampai abad ke-10, ketika Eropa mulai mengenal pembuatan kertas, dan bahkan kemudian, perkamen tetap menjadi bahan tulis utama di sini.

Baik di Yunani dan Roma, mereka menulis terutama pada papirus dan perkamen, yang pertama kali dibuat dalam bentuk gulungan, dililitkan pada tongkat kayu, dimasukkan ke dalam kotak khusus dan disimpan di peti atau di rak di lemari. Di salah satu ujung tongkat tergantung label dengan judul buku dan isinya. Kemudian, mereka belajar melipat lembaran perkamen atau papirus menjadi empat, membentuk "buku catatan" yang kompak (dalam bahasa Yunani, "berempat"). Dengan menghubungkan beberapa buku catatan semacam itu, mereka menerima "volume" atau "kode".

Sudah dari abad ke-5 SM. ada penjual buku di Athena, yang menunjukkan peredaran buku yang luas sebagai komoditas dan fakta bahwa mereka berkorespondensi dalam banyak salinan (untuk ini, penerbit menyimpan negara besar juru tulis).

Di Roma, perpustakaan pribadi kaya pertama muncul pada abad II-I SM. Pada abad ke-1 SM. Gaius Julius Caesar memutuskan untuk membangun perpustakaan umum pertama di Roma. Diketahui bahwa pada masa pemerintahan Kaisar Konstantinus pada abad ke-4 Masehi. Roma memiliki 28 perpustakaan umum.

Perpustakaan umum pertama di dunia

Itu di abad III. SM e. Sebuah kapal besar dengan layar terangkat, memercikkan ratusan dayung, mendekati pantai Mesir.

Kapal berlayar dari Athena. Di palkanya, bersama barang-barang lainnya, ada peti mati berisi buku-buku. Mereka digulung lembaran papirus dan perkamen.

Alexandria, yang populasinya mencapai beberapa ratus ribu orang, adalah ibu kota negara kuat yang diciptakan oleh salah satu komandan Alexander Agung - Ptolemy, yang merebut Mesir, tetangga Cyrenaica, bagian dari Suriah, pulau Siprus dan sejumlah daerah. di Asia Kecil.

Orang-orang Yunani - Hellenes - membawa budaya yang kaya ke negara-negara yang ditaklukkan, pada saat yang sama mengasimilasi pencapaian budaya yang tinggi dari orang-orang di Timur Kuno. Sebuah budaya baru yang disebut Helenistik muncul di sini, pusat yang menonjol adalah Alexandria.

Raja Ptolemy dan penerusnya melindungi perkembangan ilmu pengetahuan, sastra, dan seni. Mereka menciptakan sebuah lembaga ilmiah di Alexandria, yang disebut "museyon", yang berarti "sebuah lembaga yang didedikasikan untuk para muse." (Menurut orang Yunani kuno, sembilan renungan melindungi berbagai seni dan ilmu pengetahuan.)

Pada saat yang sama, melalui upaya banyak ilmuwan dan dengan bantuan energik dari raja-raja Mesir di Alexandria, perpustakaan umum pertama dalam sejarah dibuat, yang dapat digunakan tidak hanya oleh warga Alexandria, tetapi juga oleh pengunjung.

Pada saat itu ditulis dalam bahasa Yunani jumlah yang banyak bekerja. Diantaranya adalah esai tentang berbagai cabang ilmu pengetahuan, teknologi, pertanian, dan terutama banyak fiksi. Semua karya hanya ada dalam bentuk manuskrip, sehingga salinannya sangat sedikit, biasanya disimpan oleh perorangan dan harganya sangat mahal. Mereka menulis pada lembaran panjang yang direkatkan dari potongan batang papirus, atau pada kulit yang diproses secara khusus - perkamen (dari nama kota Pergamon di Asia Kecil, tempat perkamen pertama kali dibuat). Karya-karya kecil masuk ke dalam satu gulungan, yang besar dibagi menjadi beberapa gulungan per bagian.

Ptolemy mengirim komisarisnya ke semua negara di dunia budaya untuk membeli tulisan dalam bahasa Yunani dan bahasa lainnya.

Semua kapten kapal yang datang ke Alexandria diperintahkan untuk melaporkan karya sastra di atas kapal, yang sering dibeli untuk perpustakaan.

Sebuah bangunan khusus dibangun untuk perpustakaan di salah satu daerah terbaik di Alexandria. Itu berbentuk persegi panjang dan di semua sisinya dihiasi dengan barisan kolom yang anggun, di antaranya berdiri patung-patung penulis dan ilmuwan terkemuka.

Pintu masuk mengarah ke aula besar yang dilapisi marmer putih. Ada meja untuk membaca dan menulis, dan kursi serta tempat tidur yang nyaman di sampingnya (bangsawan Yunani suka berbaring di meja di atas ranjang empuk). Di belakang aula ini ada gudang besar gulungan dan ruang kantor - ruang penjaga utama perpustakaan, asisten dan penerjemahnya. Banyak karya ilmiah dilakukan di perpustakaan. Ilmuwan terkemuka pada waktu itu bekerja di sini: fisikawan Gerond, astronom Eratosthenes dan Aristarchus dari Samos, ahli anatomi dan dokter Herophilus, matematikawan Euclid dan Archimedes, dan banyak lainnya.

Sejumlah besar karya sastra Yunani yang luar biasa dan sastra orang-orang kuno Mediterania lainnya berhasil dikumpulkan di Perpustakaan Alexandria. Pada awal abad ke-1 SM e. jumlah gulungan mencapai 700 ribu.Ini setidaknya 200-300 ribu volume buku kami. Ada koleksi lengkap karya penulis drama Yunani yang hebat - tragedi Aeschylus, Sophocles, Euripides, komedi Aristophanes, Menander.

Perpustakaan berisi ribuan karya tentang sejarah tidak hanya negara bagian besar, tetapi juga lokalitas individu dan kota-kota di dunia kuno. Karya-karya luar biasa dari sejarawan Yunani kuno yang bertahan hingga zaman kita - "bapak sejarah" Herodotus, Thucydides, Polybius, dan lainnya - hanyalah sebagian kecil dari koleksi terkaya ini (lihat artikel "Sejarawan Yunani Kuno dan Roma Kuno" ).

Dari karya-karya para filsuf kuno yang tersimpan di perpustakaan, hanya sedikit yang sampai kepada kita. Mereka dipelajari dengan cermat oleh para peneliti modern. Tulisan-tulisan filosofis orang Yunani kuno, khususnya Aristoteles, sangat diapresiasi oleh K. Marx, F. Engels, V. I. Lenin.

Karya arsitektur, urusan militer, eksakta dan ilmu alam: matematika, fisika, astronomi, teknologi, botani, geografi, dan kedokteran dikumpulkan dengan sangat hati-hati di perpustakaan. Di antara buku-buku kedokteran adalah tulisan-tulisan pendiri ilmu kedokteran Hippocrates dan murid-muridnya.

Pembuatan perpustakaan memiliki nilai bagus untuk pengembangan budaya. Ilmuwan, filsuf, guru, militer, penulis, seniman untuk pertama kalinya mendapat kesempatan untuk mempelajari sastra secara luas dalam spesialisasi mereka, berkenalan dengan kehidupan dan budaya masyarakat kontemporer dan orang-orang di masa lalu yang jauh.

Filsuf Yunani kuno (dari kiri ke kanan) Plato (427-347 SM) dan Aristoteles (384-322 SM), yang tulisannya ada di Perpustakaan Alexandria.

Di Perpustakaan Alexandria muncul sepenuhnya ilmu baru- klasifikasi - distribusi ratusan ribu karya yang berbeda ke dalam beberapa bagian dan penyusunan katalog dengan penunjukan penulis dan judul setiap buku. Cendekiawan terkemuka Callimachus menyusun deskripsi semua gulungan Perpustakaan Alexandria. Karyanya yang megah akan menghabiskan 122 buku besar kami (pekerjaan ini tidak sampai kepada kami).

Perpustakaan Alexandria ada dalam bentuk aslinya selama sekitar 200 tahun. Dalam 48-47 tahun. SM e., ketika pasukan komandan Romawi Julius Caesar (lihat artikel "Awal Kekaisaran") masuk ke Alexandria dan terlibat dalam perjuangan sengit dengan penduduk kota, kebakaran terjadi. Bagian dari perpustakaan hancur dalam kebakaran. Caesar mengirim banyak gulungan ke Roma, tetapi kapal dengan gulungan itu tenggelam.

Pada akhir abad IV. n. e., selama perjuangan sengit antara orang Kristen dan pendukung kepercayaan kuno, salah satu bangunan Perpustakaan Alexandria dihancurkan oleh kerumunan orang Kristen fanatik, dan hartanya hampir hancur total. Sisa koleksi yang luar biasa sastra kuno dihancurkan pada abad ketujuh. n. e. pasukan Khalifah Arab, yang merebut Aleksandria pada tahun 641.

Tetapi selama berabad-abad keberadaan Perpustakaan Alexandria, ratusan ilmuwan dan penulis bekerja di dalamnya, dan banyak karya yang tersimpan di dalamnya tersebar di seluruh negara di dunia kuno. Berkat ini, beberapa kekayaan budaya kuno yang ada di perpustakaan dilestarikan untuk generasi mendatang. Mereka membentuk dasar pengetahuan ilmiah dan sastra banyak orang di Abad Pertengahan dan di zaman modern.

Perpustakaan Kuno Sumeria

Pada awal milenium III SM. e. di tepi sungai Tigris dan Efrat adalah salah satu pusatnya peradaban kuno- Mesopotamia. Dia bagian selatan disebut Dua Sungai. Kondisi geografis dan iklim yang sangat baik menciptakan kondisi untuk kehidupan dan perkembangan orang-orang di daerah ini jauh sebelum periode yang kita pertimbangkan. Beberapa lusin negara kota kecil dibangun di atas bukit dan dikelilingi tembok. Itu adalah Lagosh kuno, Ur, Nippur, dan lainnya yang menjadi pembawa utama peradaban Sumeria. Yang termuda dari mereka, Babel, berkembang begitu pesat pada milenium pertama SM. e. orang Yunani mulai menyebut Mesopotamia dengan namanya Babylonia.

Untuk waktu yang lama ilmuwan memimpin penggalian arkeologi di situs kota-kota paling kuno di Mesopotamia. Reruntuhan istana dan kuil muncul sebelum para arkeolog, banyak barang rumah tangga, karya seni, dan peralatan ditemukan. Di antara semua temuan lainnya, mereka melihat sejumlah besar Berbagai ukuran dan bentuk tablet paku Sumeria, yang berisi informasi tentang struktur negara Sumeria, ekonomi dan kehidupan sosialnya. Catatan rumah tangga, daftar kata-kata untuk dihafal, teks sekolah dan tulisan-tulisan, dokumen pelaporan ahli-ahli Taurat dari milenium III SM. e. dan berbagai informasi lainnya ditinggalkan untuk anak cucu oleh penduduk zaman dahulu.

Selama penggalian di kota Ur, beberapa perpustakaan, koleksi kecil teks suci, dan perpustakaan pribadi ditemukan. Yang paling penting adalah penemuan-penemuan yang dibuat oleh para ilmuwan di kota Nippur (Irak modern) - pusat keagamaan tertua bangsa Sumeria. Sekitar 100 ribu loh tanah liat, ditempatkan di 62 ruangan, kadang-kadang terbelah menjadi puluhan bagian atau dengan prasasti yang terhapus, ditemukan di situs perpustakaan kuil Nippur.

Secara total, sekitar 150 monumen sastra Sumeria diketahui. Diantaranya adalah catatan puitis mitos, cerita epik, doa, himne kepada dewa dan raja, mazmur, lagu cinta pernikahan, ratapan pemakaman, ratapan tentang bencana nasional, yang merupakan bagian dari kebaktian gereja; didaktik diwakili secara luas: ajaran, pembangunan, dialog perselisihan, serta dongeng, anekdot, ucapan, dan peribahasa. Tentu saja, distribusi berdasarkan genre seperti itu sepenuhnya sewenang-wenang dan didasarkan pada ide-ide modern kita tentang genre.

Orang Sumeria sendiri memiliki klasifikasi sendiri - di hampir setiap karya sastra, "genre"-nya ditunjukkan di baris terakhir: lagu pujian, dialog, ratapan, dll. Sayangnya, prinsip klasifikasi ini tidak selalu jelas bagi kita: sama jenis, dari sudut pandang kami, karya termasuk dalam kategori yang berbeda dalam sebutan Sumeria, dan sebaliknya - monumen dari genre yang jelas berbeda ditugaskan ke satu kategori, katakanlah, himne dan epik. Dalam beberapa kasus, penunjukan klasifikasi menunjukkan sifat pertunjukan atau pengiring musik (menangis pada seruling, lagu ke gendang, dll.), karena semua karya dilakukan dengan keras - dinyanyikan, dan jika tidak dinyanyikan, mereka dibaca dengan suara nyanyian setelah menghafal dari tablet.

Tablet yang ditemukan di perpustakaan Sumeria disimpan dalam kotak atau keranjang tertutup. Masing-masing dari mereka memiliki label dengan tulisan tentang sifat bahan yang terkandung di dalamnya: "Dokumen yang berkaitan dengan kebun", "Pengiriman pekerja", dll. Ada tablet dengan tanda tentang hilangnya teks, daftar 87 karya - semacam prototipe katalog. Pekerjaan panjang dalam menguraikan catatan memungkinkan para ilmuwan untuk mendapatkan ide tidak hanya tentang "dana" dan kondisi untuk menyimpan tablet, tetapi juga untuk menambah pengetahuan tentang sejarah orang-orang yang pernah tinggal di wilayah ini.

Pada awal milenium II SM. e. Perpustakaan kuil Nippur dibakar oleh penakluk Elam, Kudur-Mabuk.

Perpustakaan Raja Asyur Asyurbanipal

Babilonia menjadi penerus budaya Sumeria, dan kemudian Asyur. Selama berabad-abad, para penguasa Asyur mengobarkan perang yang berhasil dengan negara-negara tetangga. Pada awal abad ke-7 SM. e. mereka menaklukkan Babilonia, bagian dari Asia Kecil dan bahkan Mesir. Peran besar tentara Asyur yang terlatih bermain dalam penaklukan tanah baru: kereta, kavaleri, dan infanteri Asyur yang terkenal.

Niniwe Kuno, didirikan pada milenium ke-5 SM, menjadi ibu kota negara yang kuat. e. Tempat tinggal para penguasa Asyur berbeda jumlah besar istana. Dibangun di atas bukit, dikelilingi oleh tembok tinggi, mereka terkesan dengan sentuhan akhir yang mewah. Banyak patung, emas, dan marmer mengelilingi pemiliknya. Di pintu masuk istana ada patung banteng bersayap dengan kepala manusia, yang seharusnya melindungi mereka dari dewa jahat.

Salah satu penguasa Asyur terakhir adalah Ashurbanipal (668 - 626 SM), seorang raja berpendidikan tinggi pada masanya - melek huruf, mampu membaca dan menulis. Ayahnya, raja Asyur, Esarhaddon (680 - 669 SM), menurut beberapa peneliti, awalnya ingin menjadikan putranya sebagai imam besar. Dan para imam adalah orang-orang yang berpendidikan tinggi pada zaman mereka - mereka harus dapat membaca tulisan paku dan mengetahui teks-teks suci.

Ashurbanipal tidak menjadi imam, tetapi kecintaannya membaca tetap bersamanya selama sisa hidupnya. Pada dua tablet yang kemudian ditemukan oleh para arkeolog, tertulis di tangannya bahwa dia tahu bahasa dan seni juru tulis dari semua ahli menulis, menghadiri pertemuan juru tulis, dan memecahkan masalah kompleks dengan perkalian dan pembagian. Tidaklah mengherankan bahwa penguasa inilah yang, dua setengah ribu tahun yang lalu, mengumpulkan di istananya di Niniwe perpustakaan terkaya dari puluhan ribu tablet paku.

Pada abad ke-7 SM e. Ashurbanipal menaklukkan wilayah yang luas untuk kekuasaannya. Atas perintah pribadinya, selama empat puluh tahun masa pemerintahannya, banyak juru tulis berpengalaman yang menguasai beberapa bahasa melakukan perjalanan ke seluruh negara Asyur. Mereka mencari buku-buku kuno di perpustakaan dan kuil Mesir, Asyur, Babilonia, Akkad, Lars dan, jika tidak mungkin untuk mengambil aslinya, membuat salinannya.

Pada sebagian besar salinan, tanda telah dipertahankan untuk mengkonfirmasi keakuratannya: "Menurut aslinya kuno, dihapus dan diverifikasi." Jika sumber asli dari mana salinan itu dibuat kadang-kadang dihapus atau ditulis dengan tidak jelas, maka juru tulis menandai: "Dihapus" atau "Saya tidak tahu". Juru tulis harus mengganti tanda-tanda usang pada teks-teks kuno dengan yang modern, diizinkan untuk mempersingkat teks yang sangat panjang. “... Carilah tablet-tablet langka yang disimpan di arsip lokal,” perintah raja berbunyi, “yang tidak kami miliki salinannya di Asyur, dan bawalah kepada saya… Tidak ada yang berani menolak untuk memberikan tablet-tablet itu kepada Anda. ..”

Dalam waktu yang cukup singkat, Ashurbanipal berhasil mengumpulkan salah satu perpustakaan pertama di dunia, yang dibedakan tidak hanya oleh ukurannya, tetapi juga oleh kelengkapan dananya, dan yang bahkan saat ini merupakan salah satu harta terbaik. diketahui manusia. Dalam dananya, dia memiliki puluhan ribu tablet paku tidak hanya tentang negara bagian kuno Asyur dan Babel, tetapi juga tentang semua cabang pengetahuan yang dikenal pada waktu itu. Ada literatur tentang geografi dan sejarah, tata bahasa dan hukum, matematika dan astronomi, kedokteran dan ilmu alam, literatur agama dan teologi terwakili dengan baik dalam dana: koleksi mantra sihir melawan roh jahat, penyakit, mata jahat dan kerusakan; mazmur pertobatan dan kuesioner pengakuan dosa.

Perpustakaan kerajaan, sebagaimana dibuktikan dengan entri di salah satu tablet, kemungkinan besar terbuka untuk digunakan secara luas, dan disimpan dalam urutan yang patut dicontoh. Ada catatan inventaris dan katalog, sistematisasi dana dilakukan. Nama karya, ruangan dan rak tempat disimpan ditunjukkan di ubin, jumlah baris di tablet dicatat.

Jika pekerjaan tidak muat di satu piring, maka baris terakhir dari entri sebelumnya diulang di piring berikutnya. Di bagian bawah adalah kata-kata pembuka dari karya itu sendiri. Tablet milik satu karya disimpan bersama, dalam kotak kayu atau peti tanah liat yang terpisah, dan ditempatkan di rak khusus secara sistematis. Label dengan nama cabang ilmu ditempelkan di rak.

Selama penggalian, para ilmuwan menemukan salinan buku teks runcing pertama, yang disusun pada abad ke-18 SM. e., berbagai kamus, termasuk Sumero-Akkadia. Dalam fragmen, "Buku Teks untuk Pangeran Ashurbanipal" disimpan - kamus pendidikan dwibahasa. Kitab Kejadian Babilonia, epik Gilgames dengan legenda banjir, berbagai legenda dan mitos ditemukan.

Jumlah total tablet yang ditemukan oleh para ilmuwan adalah sekitar 20 ribu. Sebagian besar buku tanah liat yang unik ini disimpan di British Museum (London).

Perpustakaan umum pertama di Roma

"Buah dari pikiran manusia adalah milik bersama." Ungkapan ini milik pendiri perpustakaan umum pertama di dunia, Asinius Pollio. Pembukaan perpustakaan ini berlangsung di Roma pada tahun 39 SM.

Sampai abad II SM. di Roma, hanya sedikit yang membaca dan mengumpulkan buku. Tapi sudah di abad II SM. dengan perluasan ekspansi Romawi ke Timur, perpustakaan pribadi pertama muncul di Roma. Koleksi buku pertama di antara orang Romawi hanyalah piala para pemimpin militer Romawi: Aemilius Paul pada tahun 168 SM. membawa perpustakaan raja Makedonia Perseus, dan Lucullus membawa buku-buku yang ditangkap di kerajaan Pontic ...

Pada paruh kedua abad II dan pada abad I SM. orang-orang Romawi terutama berperang dengan orang-orang Yunani yang tinggal di negara-negara Mediterania Timur dan Laut Hitam. Dunia Hellenic secara budaya jauh lebih tinggi daripada dunia Romawi. Dengan penaklukan wilayah timur oleh Roma, penetrasi massal budaya Yunani maju ke Roma dimulai. Untuk berbicara bahasa Yunani, untuk dapat membaca buku-buku dari penulis Yunani yang luar biasa, menjadi bergengsi. (Cara berbicara bahasa Prancis di Rusia pada abad ke-19!)

Sudah pada abad ke-1 SM. banyak sekali perpustakaan pribadi muncul di sana. Beberapa di antaranya cukup signifikan hingga 30.000 gulungan! Perpustakaan pribadi ini paling sering terletak di vila-vila mantan pemimpin militer, di kamar berventilasi baik dengan jendela menghadap ke timur untuk melestarikan buku dengan lebih baik. Gulungan-gulungan itu disimpan di lemari rendah di sepanjang dinding, kadang-kadang di relung dinding, juga di lemari di tengah ruangan. Lemari sebagian besar terbuat dari kayu cedar, karena tidak rentan terhadap kerusakan dan pembusukan. (Salah satu vila ini, "Villa de Papira" ditemukan dan digali di Herculaneum, kota yang dihancurkan oleh letusan dahsyat Vesuvius).

Pada paruh kedua abad ke-1 SM. berkat pengaruh yang kuat budaya Yunani sejumlah besar orang terpelajar, ingin tahu, dan berbakat muncul di Roma. Orang-orang ini perlu berkomunikasi satu sama lain, berbagi pengetahuan, bertanya kepada penulis buku bijak yang berwibawa, berdebat, bersaing dalam kefasihan ... Lembaga khusus diperlukan untuk ini. Dengan demikian, kebutuhan secara bertahap matang untuk penciptaan perpustakaan umum di Roma sebagai pusat komunikasi dan akses yang sama ke buku.

Guy Julius Caesar yang terkenal (10044 SM), pernah berkunjung pada 47 SM. di Mesir, di Alexandria, dia melihat dengan mata kepalanya sendiri perpustakaan yang terkenal itu. Dia berencana untuk mendirikan di Roma yang serupa, tetapi dapat diakses oleh lebih banyak orang. Karena itu, ia memiliki niat untuk membawa banyak buku dari Mesir ke Roma, menerjemahkan buku-buku ini ke dalam bahasa Latin, sambil melestarikan aslinya, dan mengundang para sarjana, penulis, dan penyair Aleksandria ke Roma.

Pembunuhan pada tahun 44 SM Caesar mencegah implementasi rencana ini. Tetapi benih yang ditaburkan oleh penguasa yang tercerahkan tumbuh. Lima tahun setelah kematiannya, perpustakaan umum pertama dibuka. Pemimpin militer Gaius Asinius Pollio (76 SM-5 M), setelah berhasil mengakhiri perang dengan Parthia dan kembali ke kampung halamannya, membangun Atrium of Liberty yang terkenal di vilanya menggunakan rampasan militer. Disinilah letak perpustakaan. Dia melayani "Academy of Eloquence" yang dibuka di sana.

Filsuf berkumpul di perpustakaan yang didirikan oleh Pollio untuk berbicara tentang kreasi pemikiran Yunani, penyair untuk membaca puisi favorit mereka dan mendiskusikan manfaat sastra dari karya tertentu, untuk bersinar dengan kefasihan. Dasar perpustakaan terdiri dari buku-buku yang ditangkap oleh orang Romawi di Illyria, dan dibagi menjadi dana buku-buku Latin dan Yunani. Buku-buku Yunani mendominasi, tentu saja.

Mengikuti Pollio, ia mendirikan dua perpustakaan umum, Latin dan Yunani, pada 28 M. Oktavianus Agustus. Mereka terletak di Roma di Bukit Palatine di Kuil Apollo (yang disebut Perpustakaan Palatine). Kemudian mereka ditemukan oleh Tiberius (memerintah 1437 M), Vespasianus (memerintah 7079 M), Trajan (memerintah 98117 M) dan kaisar lainnya. Di pihak mereka, ini adalah tindakan populis. Faktanya adalah bahwa pada masa kekaisaran, pembangunan dan pembukaan perpustakaan umum dianggap sebagai layanan besar bagi masyarakat.

Perpustakaan pertama Rus Kuno

Diyakini bahwa perpustakaan pertama Rus Kuno didirikan oleh Yaroslav the Wise di Katedral St. Sophia di Kyiv. Ini dilaporkan oleh "The Tale of Bygone Years", kronik pertama awal XII abad.

Semua penguasa negara-negara Eropa yang memiliki nasib baik untuk menikah dengan pangeran besar Kyiv (anak-anak Yaroslav menikah atau menikah dengan perwakilan dari dinasti yang memerintah Prancis, Norwegia, Polandia, Hongaria, Roma, dan Bizantium), tahu tentang kecanduan kerabat timur mereka dan pada setiap kesempatan memberinya buku. Apalagi buku-buku itu tidak sederhana, tetapi dalam gaji yang mewah, berhiaskan permata.

Akumulasi harta buku lebih lanjut memaksa Yaroslav untuk mengalokasikan ruangan khusus untuk perpustakaan. Lusinan biksu terpelajar mengerjakan korespondensi manuskrip kuno individu; mereka melakukan terjemahan kitab suci. Secara khusus, para biarawan menerjemahkan banyak buku dari bahasa Yunani ke bahasa Rusia. Contoh terjemahan semacam itu adalah karya sejarah "The Chronicle of George Amartol".

The Ipatiev Chronicle menulis tentang manfaat buku: “Besar manfaat seseorang dari pengajaran buku. Dan dengan buku, kita tunjukkan dan ajarkan jika kita menemukan jalan menuju taubat dan kebijaksanaan, dan menahan diri dari kata-kata buku. Tidak, bukan tanpa alasan Pangeran Yaroslav dijuluki Si Bijaksana! Para penulis sejarah dengan hormat menulis tentang dia: "Saya membaca buku-buku itu sendiri!"

Koleksi buku muncul di Kyiv bahkan sebelum Yaroslav. Misalnya, ayahnya Vladimir Svyatoslavich, menurut penulis sejarah, "menyukai kata-kata buku itu dan, tampaknya, memiliki perpustakaan ...".

Kata "perpustakaan" hampir tidak pernah digunakan di Rus Kuno. Di berbagai kota di Rus', kamar untuk buku memiliki berbagai nama: "penjaga buku", "penyimpanan buku", "penyimpanan buku", "penyimpanan buku", "penyimpanan perbendaharaan", "kandang buku", "ruang buku" . Untuk pertama kalinya kata "perpustakaan" ditemukan dalam Alkitab Gennadiev yang terkenal tahun 1499. Istilah "perpustakaan" masih tidak biasa bagi orang Rusia, jadi penerjemah membuat penjelasan di pinggirnya - "rumah buku".

Ke mana perginya perpustakaan pertama Rus Kuno? Dia tidak bisa hilang, hilang sepenuhnya dan tanpa jejak. Tampaknya itu tidak disimpan dengan cara yang sama seperti sekarang, yaitu, di depan semua orang, dengan akses gratis ke buku semua orang. Kemungkinan besar, perpustakaan itu terletak di ruang bawah tanah Hagia Sophia. Selain itu, untuk buku-buku yang paling berharga dan dihias dengan kaya, hanya perlu memiliki penyimpanan rahasia, seperti brankas tahan api modern.

Menurut peneliti dan speleolog Soviet terkenal I. Ya. Steletsky, "baik arkeolog maupun arsitek tidak tertarik dengan masalah ini dan tidak pernah menulis apa pun tentang topik ini." Tapi pemburu harta karun telah menjaga perpustakaan Yaroslav the Wise terlihat sejak zaman kuno. Banyak yang yakin bahwa ada ruang bawah tanah yang luas di bawah Katedral St. Sophia, yang belum benar-benar dijelajahi oleh siapa pun.

Kesimpulan

Perpustakaan pertama kali muncul di Timur kuno. Secara resmi, koleksi tablet tanah liat, sekitar 2500 SM, dianggap sebagai perpustakaan pertama. e., ditemukan di kuil kota Nippur di Babilonia. Salah satu koleksi buku tertua yang telah sampai kepada kita juga dapat dianggap sebagai kotak papirus yang ditemukan di salah satu makam dekat Thebes Mesir. Itu milik masa periode transisi II (abad XVIII - XVII SM). Kira-kira sekitar tahun 1250 SM. e. Ramses II mengumpulkan sekitar 20.000 papirus. Perpustakaan Timur kuno yang paling terkenal adalah koleksi tablet runcing dari istana raja Asyur abad ke-7 SM. e. Asyurbanipal di Niniwe. Bagian utama pelat berisi informasi hukum. Di Yunani kuno, perpustakaan umum pertama didirikan di Heraclea oleh tiran Clearchus (abad ke-4 SM).

Perpustakaan Alexandria menjadi pusat sastra kuno terbesar. Itu dibuat pada abad III SM. e. Ptolemy I dan merupakan pusat pendidikan seluruh dunia Helenistik. Perpustakaan Alexandria adalah bagian dari kompleks mouseĩon (museum). Kompleks ini termasuk ruang tamu, ruang makan, ruang baca, kebun raya dan kebun binatang, observatorium, dan perpustakaan. Kemudian, instrumen medis dan astronomi, boneka binatang, patung dan patung ditambahkan ke dalamnya, yang digunakan untuk mengajar. Mouseĩon termasuk 200.000 papirus di Kuil (hampir semua perpustakaan kuno dilampirkan ke kuil) dan 700.000 dokumen di Sekolah. Museum dan sebagian besar Perpustakaan Alexandria dihancurkan sekitar 270 Masehi.

Pada pertengahan abad terakhir, di dekat desa Kuyundzhik di tepi kiri Sungai Tigris, para arkeolog menggali sebuah bukit besar. Di sini, terkubur di bawah lapisan bumi yang tebal, ibu kota Asyur abad ke-7 SM ditemukan. SM e. Niniwe. Di reruntuhan istana raja Asyur Asyurbanipal (668-629 SM), ribuan lempengan tanah liat ditemukan, bertuliskan tanda-tanda kecil berbentuk baji. Paku seperti itu digunakan pada zaman kuno oleh orang-orang Mesopotamia. Setiap ikon surat ini terdiri dari irisan di kombinasi yang berbeda dan dilambangkan dengan suku kata atau kata.

Selama pemerintahan Ashurbanipal, "seluruh bumi adalah rumah yang damai", hampir tidak ada perang, dan terbebas dari kekhawatiran pertahanan dan serangan, Ashurbanipal mencurahkan waktu untuk perpustakaannya, yang ia kumpulkan dengan penuh cinta, sistematis dan dengan pengetahuan. dari "kepustakawanan".

Informasi umum tentang perpustakaan Ashurbanipal

Para ilmuwan telah menghitung sekitar 30.000 "buku tanah liat" di perpustakaan Ashurbanipal. Selama kebakaran, ketika kota itu kemudian binasa di bawah pukulan prajurit Median dan Babilonia, dalam api yang menghancurkan Niniwe, "buku tanah liat" ditembakkan, dikeraskan dan, dengan demikian, diawetkan. Tapi, sayangnya, banyak yang kalah.

Perpustakaan Raja Ashurbanipal menyimpan hampir semua hal yang kaya akan budaya Sumeria dan Akkad. Orang Asyur berhak mengklaim sebagai pencetak pertama, karena berapa banyak dekrit kerajaan, dokumen negara dan ekonomi harus ditulis dan ditulis ulang sebelum dikirim ke seluruh pelosok negara Asyur yang besar! Dan untuk melakukan ini dengan cepat, orang Asyur mengukir prasasti yang diperlukan di papan kayu, membuat kesan dari itu di tablet tanah liat. Mengapa papan seperti itu bukan mesin cetak?

Sama seperti di arsip kami

Ada juga katalog di perpustakaan, di mana mereka mencatat judul, jumlah baris, cabang pengetahuan - departemen tempat buku itu berada. Menemukan buku yang tepat Itu tidak sulit: setiap rak memiliki label tanah liat kecil dengan nama departemen yang melekat padanya - seperti di perpustakaan modern.

Ada teks sejarah, gulungan hukum, buku referensi medis, deskripsi perjalanan, kamus dengan daftar tanda suku kata Sumeria dan bentuk tata bahasa, dan bahkan kamus kata-kata asing, karena Asyur terhubung dengan hampir semua negara di Asia Kecil.

Beberapa buku di perpustakaan Niniwe dibawa dari negara-negara yang dikalahkan oleh Asyur, beberapa dibeli di kuil-kuil kota lain atau dari perorangan. Sejak buku muncul, sudah ada pecinta buku. Ashurbanipal sendiri adalah seorang kolektor yang bersemangat, dan ini bukan kebetulan.

Ashurbanipal - kasus langka di antara raja-raja Timur Kuno - adalah orang yang paling berpendidikan pada masanya. Ayahnya Asargaddon bermaksud menjadikan putranya seorang imam besar, sehingga Ashurbanipal muda mempelajari semua ilmu pada waktu itu. Ashurbanipal mempertahankan kecintaannya pada buku sampai akhir hayatnya, itulah sebabnya ia menugaskan beberapa kamar di lantai dua istananya ke perpustakaan.

Semua "buku tanah liat" dari perpustakaan Niniwe lebih tua dari dirinya sendiri, lagi pula, hampir semuanya adalah salinan dari teks Sumero-Babilonia, atau tablet kuno dari arsip negara dan kuil. Atas perintah raja, di seluruh pelosok negaranya yang luas, banyak juru tulis membuat salinan dari monumen sastra. Mereka bekerja dengan sangat tekun, dan pada banyak tablet mereka membuat prasasti yang menyatakan identitas salinan dan aslinya: "Ditulis dari aslinya kuno, dan kemudian diverifikasi." Ashurbanipal terus-menerus menuntut agar pejabat kerajaan mengurus pengisian kembali koleksinya. Beberapa loh tanah liat ditemukan dengan perintahnya: "Tablet-tablet berharga yang tidak ada di Assur, temukan dan kirimkan kepada saya."

Asyur merebut banyak negara tetangga, bahkan Mesir, di mana mereka mendominasi selama 20 tahun, dan berdagang dengan negara-negara yang lebih jauh. Karena itu, mereka sangat menyadari sifat dan populasi negara-negara Timur Kuno. Para ilmuwan telah menemukan peta geografis di perpustakaan Ashurbanipal. Masih sangat primitif, peta ini masih tertutup area yang luas- dari Urartu ke Mesir. Gazetter Asyur dengan nama negara, kota dan sungai juga telah dilestarikan. Namun, orang Babilonia dan Asyur memiliki gagasan paling fantastis tentang struktur Bumi.

Kamus Sumeria-Babilonia, kumpulan teks dalam bahasa Sumeria dengan penjelasan tempat-tempat yang sulit dipahami, tabel tanda paku, koleksi contoh tata bahasa dan berolahraga.

Semua ini sangat membantu para ilmuwan Eropa di abad ke-19. menguraikan tulisan Sumeria dan belajar bahasa Sumeria.

Secara umum, bahasa Sumeria tetap menjadi misteri bagi umat manusia. Faktanya adalah bahwa itu tidak terkait dengan bahasa lain di dunia. Kadang-kadang tampaknya mereka baru saja jatuh dari langit enam ribu (atau bahkan lebih) tahun yang lalu ke wilayah Mesopotamia Bawah. Mereka sendiri terkadang mengatakan bahwa mereka berasal dari sebuah pulau besar, tetapi di mana Anda melihat pulau-pulau besar di sebelah Irak? Madagaskar, Sri Lanka? Mereka semua jauh, mereka sepertinya tidak memiliki kapal biasa.
Dan pada saat yang sama membawa tablet menakjubkan ini menunjukkan bagaimana tanda-tanda paku Sumeria berubah dari waktu ke waktu. Dan bagaimana hampir gambar itu berubah menjadi satu set garis putus-putus.

sumber:

• http://www.telenir.net/istorija/100_velikih_sokrovish/p19.php
• http://world.clow.ru/text/1150.htm

08.09.2014 0 7285

Perpustakaan dunia apa di masa lalu dan sekarang dapat dikaitkan dengan harta terbesar pemikiran manusia? Sepanjang waktu keberadaan peradaban kita, tidak banyak dari mereka - dan yang paling terkenal dari mereka telah dilupakan.

AWAL WAKTU

Perpustakaan paling kuno disebut penyimpanan tablet tanah liat dari peradaban Assyro-Babilonia. Mereka berusia lebih dari empat setengah ribu tahun. Gudang pertama buku papirus muncul hanya 12 abad kemudian. Mereka menjadi perpustakaan Mesir Kuno, didirikan pada masa pemerintahan Firaun Ramses II. "Penyimpanan buku kuno lainnya yang tidak kalah terkenal dikaitkan dengan nama Alexander Agung. Kaisar mendirikan sebuah kota di Delta Nil dan menamakannya menurut namanya sendiri.

Kemudian, sebuah perpustakaan dibangun di sana, yang disebut Alexandria. Itu dipimpin oleh ilmuwan terbesar: Eratosthenes, Zenodotus, Aristarchus dari Samos, Callimachus, dan lain-lain.Ngomong-ngomong, di bawah Callimachuslah untuk pertama kalinya dalam sejarah katalog manuskrip yang ada dibuat di dalamnya, kemudian diisi ulang secara teratur. Berkat ini, dia menjadi prototipe pertama dari familiar bagi kita, perpustakaan modern. Menurut berbagai perkiraan, itu berisi 100 hingga 700 ribu volume.

Selain karya-karya sastra dan sains Yunani kuno, yang menjadi dasarnya, ada buku-buku dalam bahasa-bahasa oriental. Banyak dari mereka telah diterjemahkan ke dalam bahasa Yunani. Dengan demikian, terjadi interpenetrasi dan saling memperkaya budaya. Perpustakaan dikunjungi oleh matematikawan dan filsuf Yunani kuno, khususnya Euclid dan Eratosthenes.

Pada masa itu, itu menaungi bahkan salah satu keajaiban dunia yang diakui - mercusuar Pharos, yang terletak di tempat yang sama, di Alexandria. Sayangnya, perpustakaan itu tidak bertahan. Beberapa meninggal dalam kebakaran pada awal 48 SM, selama penangkapan kota oleh Julius Caesar. Akhirnya dihancurkan pada 646 M, pada masa khalifah Arab Umar yang menang, yang merebut Mesir. Dialah yang dikreditkan dengan kata-kata: "Jika buku-buku ini mengulangi Alquran, maka mereka tidak diperlukan, jika tidak, maka itu berbahaya."

Namun, ada versi yang menggembirakan bahwa dana Perpustakaan Alexandria tidak dihancurkan, tetapi orang-orang Arab mengambilnya sebagai pemenang. Bukan kebetulan bahwa saat ini UNESCO telah mengembangkan rencana untuk pemulihan Perpustakaan Alexandria, pertama-tama, periode Purbakala dan Kekristenan awal. Untuk itu, pengumpulan dan penyalinan manuskrip yang masih hidup dari negara tetangga akan dilakukan.

SIAPA YANG MENCIPTAKAN PERPUSTAKAAN YANG MENGERIKAN IVAN?

Perpustakaan Ivan IV the Terrible yang hilang, juga dikenal sebagai "Liberia" (dari bahasa Latin liber - "buku"), masih menghantui sejarawan, peneliti zaman kuno, dan segala macam petualang. Selama beberapa abad, itu telah menjadi sumber berbagai rumor dan spekulasi. Menarik juga bahwa meskipun koleksi buku langka dinamai Ivan the Terrible, buku itu datang ke Moskow jauh sebelum kelahiran tsar. Sebaliknya, di bawah Grozny, harta yang tak ternilai itu hilang, dan mungkin selamanya.

Sebelum memasuki Rus, pemilik koleksi buku adalah Kaisar Bizantium Konstantinus XI. Setelah penangkapan Konstantinopel oleh Turki, kaisar melarikan diri ke Roma dengan keponakannya, Putri Sophia Paleologus. Pada saat yang sama, bagian utama perpustakaan, yang mencakup folio dalam bahasa Yunani kuno, Latin, dan Ibrani, dibawa ke sana dengan kapal. Perpustakaan, yang telah dikumpulkan sedikit demi sedikit selama ribuan tahun, tiba di Moskow sebagai mahar Sophia, yang menikah dengan Grand Duke of Moscow Ivan III (kakek Ivan the Terrible).

Selain buku-buku yang berkaitan dengan topik spiritual dan gereja, risalah ilmiah dan puisi klasik kuno menempati tempat yang signifikan di dalamnya. Liberia dikabarkan berisi buku-buku tentang praktik sihir dan sihir. Buku-buku tebal yang tak ternilai, yang menceritakan tentang sejarah peradaban manusia dan asal usul kehidupan di Bumi, berdiri terpisah.

Banyak peneliti percaya bahwa dasar koleksi buku utama Rus Kuno hanyalah sebagian dari Perpustakaan Aleksandria yang telah meninggal. Sumber melaporkan bahwa bahkan di bawah Grand Duke of Moscow Vasily III - putra Ivan III dan Sophia Paleolog dan calon ayah Ivan the Terrible - semua manuskrip diterjemahkan ke dalam bahasa Rusia.

Sumber yang sama menunjukkan bahwa ini dilakukan oleh biarawan Athonite terpelajar Maxim the Greek (1470-1556), seorang humas dan penerjemah terkenal pada waktu itu. Dia dibebaskan dari Konstantinopel dengan tujuan spesifik: untuk menerjemahkan buku-buku dari bahasa yang tidak dikenal di Rusia ke dalam Slavonik Gereja, yang dia lakukan selama bertahun-tahun. Dan agar dia tidak bisa memberi tahu siapa pun tentang apa yang dia lihat, dia tidak pernah dibebaskan dari Rus lagi.

Kemudian, perpustakaan kerajaan terus diisi ulang oleh Ivan the Terrible - ia secara pribadi membeli buku-buku yang dibawa dari seluruh dunia. Ada hipotesis bahwa tsar bisa mendapatkan koleksi buku legendaris Yaroslav the Wise, yang disimpan selama beberapa abad di ruang bawah tanah Katedral St. Sophia di Kyiv.

Namun, beberapa ahli meragukan nilai ilmiah dari perpustakaan Ivan the Terrible yang hilang. Dengan demikian, akademisi D.S. Likhachev, salah satu pakar terbesar di dunia tentang Rus kuno, percaya bahwa signifikansinya sangat dilebih-lebihkan, karena "bagian penting dari koleksi ini adalah buku-buku gereja yang dibawa Sophia Paleolog ke Rus' dari Byzantium untuk didoakan di rumahnya sendiri. bahasa pertama." Akademisi juga percaya bahwa akan lebih penting bagi kita untuk menyelamatkan harta buku yang musnah saat ini.

850 KILOMETER RAK

Salah satu perpustakaan paling terkenal di zaman kita adalah Library of Congress di Washington DC. Dimensinya sangat megah: panjang totalnya rak buku adalah 850 km! Mereka (pada 2003) berisi lebih dari 130 juta item penyimpanan (buku, manuskrip, surat kabar, peta, foto, rekaman suara dan mikrofilm). Pertumbuhan tahunan dana adalah dari 1 hingga 3 juta unit.

Perpustakaan ini adalah yang terbesar di dunia dalam sejarah umat manusia. Kelahiran tempat penyimpanan buku dikaitkan dengan 24 Januari 1800, ketika, atas inisiatif Presiden AS John Adams, Kongres mengalokasikan 5.000 dolar untuk menyelesaikannya. Patut dicatat bahwa dana perpustakaan Rusia berisi lebih dari 200 ribu buku dan lebih dari 10 ribu majalah berbeda. Ini menampung sejumlah besar publikasi cetak Rusia untuk periode 1708 hingga 1800, serta banyak karya seni Rusia. sastra XIX abad.

Perpustakaan terkenal pedagang Krasnoyarsk GV Yudin juga terletak di sana. Ini termasuk buku-buku tentang sejarah, etnografi, arkeologi, teks tulisan tangan tentang penjelajahan Siberia, semua edisi seumur hidup Pushkin, dan bahkan koleksi lengkap Majalah Rusia abad XVIII! Pedagang itu menjual buku dan koleksi majalah uniknya ke Perpustakaan Kongres pada tahun 1907.

KELIMA DI DUNIA

Hari ini, UNESCO menganggap perpustakaan besar dengan dana melebihi 14 juta item. Kondisi ini sesuai dengan 24 tempat penyimpanan buku di dunia. Dalam daftar kehormatan ini, Rusia diwakili oleh enam kuil buku - tiga perpustakaan semacam itu berlokasi di Moskow, dua di St. Petersburg dan satu di Novosibirsk.

Basis Perpustakaan Negara Rusia terbesar di negara itu diletakkan oleh koleksi pribadi Kanselir Negara yang terkenal, Count N. P. Rumyantsev. Dengan dekrit Nicholas I tertanggal 23 Maret 1828, dengan perpustakaan termasuk di dalamnya, perpustakaan itu berada di bawah yurisdiksi negara. Pada tahun 1831, dibuka sebagai lembaga publik di St. Petersburg. Dan setelah 30 tahun, museum dipindahkan dari St. Petersburg ke Moskow dan mulai bekerja sesuai dengan "Peraturan tentang Museum Umum Moskow dan Museum Rumyantsev" yang disetujui oleh Alexander II.

PENYIMPANAN PENGETAHUAN MISTERIUS

Yang sangat menarik adalah Perpustakaan Apostolik Vatikan tertua di dunia. Didirikan pada abad ke-15 oleh Paus Nicholas V. Saat ini, kepemilikannya meliputi sekitar 1.600.000 buku cetak, 150.000 manuskrip, 8.300 incunabula, lebih dari 100.000 ukiran dan peta geografis, 300.000 koin dan medali. Perpustakaan Vatikan juga menampung koleksi manuskrip Renaisans terkaya.

Bukan tanpa alasan dianggap sebagai repositori pengetahuan rahasia kemanusiaan. Perpustakaan memiliki ruangan di mana tidak ada jurnalis, sejarawan, atau spesialis dalam ilmu lain yang diizinkan, meskipun sejumlah besar manuskrip kuno dan abad pertengahan menjadikannya yang paling menarik bagi sejarawan sepanjang masa.

Alexander VOROBYEV