Model apa pun sebagai cara kognisi adalah upaya untuk mencerminkan fenomena dunia nyata dalam hal teori abstrak. Karena model harus mencerminkan aspek-aspek tertentu dari aslinya, maka, tentu saja, konstruksi model tunduk pada tugas menampilkan propertinya seakurat mungkin. Desain dan studi model fenomena kehidupan nyata dilakukan atas dasar tujuan, simbolis, struktural, perilaku.

Pemodelan sistem sosial melibatkan abstraksi tertentu, idealisasi dan penerapannya dalam kombinasi dengan metode ilmiah dan khusus umum lainnya. Pemodelan sistem komunikasi juga tunduk pada definisi atau peningkatan karakteristik objek yang menarik bagi peneliti. Ada pendapat bahwa model komunikasi pertama dikembangkan oleh Aristoteles. Dia menganggap rantai linier "speaker - speech - audience" sebagai elemen utama dari tindakan komunikasi.

subjek model melibatkan reproduksi tertentu karakteristik fungsional obyek. Khususnya di analog model, aslinya dijelaskan dengan rasio tertentu.

PADA ikonik model yang dibangun atas dasar alam atau bahasa buatan, yang utama adalah transformasi struktur ikonik dan pemahamannya. Antara struktur objek, atau perilaku.

Perkembangan sistem informasi dan komunikasi yang longsor level yang berbeda(dari lokal ke global) membutuhkan penggunaan metode pemodelan dan studi sistem komunikasi dan proses komunikasi. Berbagai pendekatan dengan pertimbangan komunikasi membentuk dasar model yang sangat berbeda.

PADA studi teoritis komunikasi dipandang sebagai tindakan (proses pensinyalan satu arah tanpa umpan balik), atau keduanya interaksi (proses komunikasi dua arah) atau keduanya proses komunikasi , dimana komunikan secara bergantian dan terus menerus bertindak sebagai sumber dan penerima informasi. Keadaan ini adalah salah satu kriteria utama untuk mengklasifikasikan model komunikasi. Dasar lain untuk klasifikasi, atas dasar model paling sederhana yang dibangun, adalah empat komponen utama komunikasi (sumber, pesan, saluran, penerima).

Peneliti menyusun model komunikasi menurut berbagai alasan(sosiologis, psikologis, semiotik). G. G. Pocheptsov membedakan Marxis, sastra, teater, hermeneutik, cerita rakyat, budaya, pragmatis, naratif, tekstual, filosofis, permainan, antropologis, material, dekonstruktivis, pascastrukturalis, matematika, sibernetik, kecerdasan, konflikologis, dan komunikasi lainnya. Jelas bahwa semua model komunikasi yang ditandai, kecuali untuk alasan yang ditandai, dapat disusun menurut fungsi, isi, bentuk, tujuan dan sasaran.

Seperti yang telah kita catat, komunikasi, di satu sisi, adalah sistem, dan di sisi lain, itu adalah tindakan, interaksi, dan proses. Untuk masing-masing komunikasi yang ditandai, model mereka sendiri dibangun. PADA model komunikasi paling sederhana dalam bentuk tindakan, sumber komunikasi mengirimkan sinyal yang diterima oleh penerima. Tidak ada umpan balik dalam jenis komunikasi ini. Di masa sekarang model klasik komunikasi ilmuwan politik Amerika G. Lasswell, unsur-unsur komunikasi dimasukkan dalam model untuk menjawab pertanyaan: “ WHO - menginformasikan APA- tentang apa SALURAN - KEPADA SIAPA- dengan yang MEMENGARUHI?».

Mendapatkan ketenaran besar model linier Shannon-Weaver (Claude Shannon dan Warren Weaver - insinyur di Bell Telephone), dibangun dengan prinsip yang sama. Ini dimodelkan atas dasar mempelajari efisiensi propagasi gelombang radio dan sinyal dalam kabel telepon. Model tersebut mencakup sumber informasi, pemancar, sinyal, saluran, penerima, target pesan, dan sumber gangguan. Dalam bukunya" teori matematika komunikasi" model bertanda dipindahkan ke komunikasi sosial. Penulis mengidentifikasi tiga tingkat analisis proses komunikasi: teknis, semantik pesan, efisiensi pemahaman pesan oleh penerima. Penulis di tingkat teknis mempertimbangkan dampak dari proses pengkodean, penghapusan kebisingan, dll pada peningkatan proses komunikasi. Masalah semantik terkait dengan interpretasi pesan oleh penerima (receiver). Keberhasilan dampak pesan yang diterima pada perilaku mencirikan efektivitas komunikasi.

Dalam model komunikasi Profesor Wilbur Schramm, sebuah sinyal berinteraksi dengan lingkungan sosial, berubah menjadi pesan. W. Schramm mendefinisikan komunikasi sebagai tindakan menjalin kontak antara pengirim dan penerima dengan menggunakan pesan. Ini diasumsikan. Bahwa pengirim dan penerima memiliki akal sehat, memungkinkan untuk menyandikan dan mengirim pesan yang dapat diterima dan didekripsi oleh penerima. Dalam salah satu modelnya, W. Schramm memperkenalkan seorang juru bahasa dan umpan balik, membuat model itu mengatur diri sendiri. Dimasukkannya saluran umpan balik antara sakelar dan penerima memungkinkan yang terakhir untuk mengirim pesan balasan tentang sinyal yang diterima. Jika perlu, penerima informasi dapat, atas inisiatifnya sendiri, mengirim pesan. Pada saat yang sama, beralih dari subjek menjadi objek komunikasi yang aktif pada saat ini. Dalam situasi seperti itu, tindakan berubah menjadi interaksi, dan komunikasi linier semacam itu dianggap sebagai interaksi.

Dalam model sibernetik terkenal dari Norbert Wiener, informasi kontrol, yang kembali ke sumbernya, cenderung melawan penyimpangan variabel terkontrol dari variabel kontrol. Wiener mempertimbangkan untuk menstabilkan sistem tidak hanya pada teknis, tetapi juga pada tingkat publik. Sistem sosial juga berfungsi secara optimal jika informasi yang andal dikembalikan ke inputnya melalui saluran umpan balik, yang dapat menyebabkan penangkalan terhadap penyimpangan yang tidak diinginkan. Seperti yang ditunjukkan oleh studi yang dilakukan oleh ilmuwan Amerika M. Janowitz dan W. Delaney, pesan yang melalui saluran umpan balik sebagian besar tunduk pada distorsi yang disengaja oleh komunikan tingkat rendah karena berbagai alasan. Akibatnya, manajer berpangkat lebih tinggi memiliki gagasan yang sangat kabur tentang dampak informasi manajemen terhadap struktur bawahan. Selain itu, beberapa informasi yang diterima melalui saluran umpan balik sengaja ditekan atau diinterpretasikan secara tidak akurat. Untuk mendapatkan informasi yang paling lengkap melalui saluran umpan balik, banyak organisasi menggunakan kotak penawaran, saluran bantuan, dll.

John Riley dan Matilda White membedakan tiga komponen proses komunikasi dalam model mereka: komunikator, penerima, dan pesan. Mereka menempatkan komponen-komponen ini dalam struktur sosial tiga tingkat - kelompok sosial, institusi sosial, masyarakat secara keseluruhan.

David Berlo menempatkan sumber dan penerima pesan dalam sebuah sosial lingkungan budaya yang mempengaruhi isi pesan melalui umpan balik. Dia mengidentifikasi lima kemungkinan saluran komunikasi (visual, auditory, tactile, gustatory, olfactory). Menurutnya, keberhasilan komunikasi ditentukan oleh kebetulan sikap dan pengetahuan sumber dan penerima. Model ini nyaman untuk menganalisis isi pesan.

Spesialis dalam negeri tentang semiotika Yuri Vorontsov menjadi model linier proses komunikasi, yang mencakup lima belas komponen, juga memperkenalkan berbagai filter dan bidang:

1. 1. Sumber komunikasi.

2. 2. Penghubung.

3. 3. Pesan.

4. 4. Saluran komunikasi.

5. 5. komunikator.

6. 6. Parameter pesan ekstra-linguistik.

7. 7. Sumber gangguan mekanis.

8. 8. Sumber kebisingan semantik.

9. 9. Filter kelas dan sosial.

10. 10. Filter pribadi-individu.

11. 11. bidang semantik.

12. 12. Bidang lingkungan komunikasi.

13. 13. Kehilangan informasi.

14. 14. Umpan balik "komunikator-komunikator".

15. 15. Umpan balik "komunikator - sumber informasi".

Kepala sekolah komunikasi Annenberg, George Gerbner, mempertimbangkan empat komponen model: peristiwa, penerima, pesan, sinyal. Bentuk-bentuk seperti akses ke saluran komunikasi, pemilihan isi pesan, kontrol media bertindak sebagai tautan langsung dan umpan balik. Model ini berhasil mencerminkan Tahap pertama generasi pesan. Tahap tengah dari proses komunikasi dijelaskan oleh apa yang disebut model "penjaga gerbang informasi" Kurt Lewin. “Penjaga gerbang informasi” adalah orang-orang yang berperan sebagai penerima dan penafsir berita untuk kelompok kecil mereka. Penjaga gerbang informasi mengevaluasi aliran masuk pesan berdasarkan kriteria Anda sendiri tentang pentingnya berita.

Teori ini kemudian dikembangkan oleh Stuart Hood. Menurut Hood, pentingnya memiliki penjaga gerbang informasi di media komunikasi massa dan masyarakat terdiri dari kesempatan untuk mewujudkan melalui mereka kepentingan politik kelas menengah.

Model Linier, penyederhanaan membuatnya lebih mudah untuk memahami urutan peristiwa. Namun, pada kenyataannya, komunikasi adalah multi-level yang kompleks dan tidak selalu tindakan yang konsisten dari subjek yang bertukar informasi. Informasi tidak selalu dibuat di satu tempat, dan kemudian, setelah beberapa waktu, diterima di tempat lain oleh penerima, seperti, misalnya, ini terjadi ketika bertukar pesan menggunakan sarana teknis. Model linier dalam banyak kasus tidak mencerminkan keadaan nyata sistem. Dalam praktiknya, seringkali tidak hanya pertukaran informasi yang konsisten, tetapi lebih dari itu proses yang kompleks melibatkan dalam struktur mereka tidak hanya orang, tetapi pikiran, perasaan, sikap, pengalaman sosial, keadaan emosional dan mental dan banyak lagi. Sebaliknya, situasi sosial yang sebenarnya terletak di antara para komunikan.

Yang paling umum model nonlinier komunikasi yang dikembangkan oleh Theodore Newcomb. Modelnya mirip segitiga sama sisi, yang simpul-simpulnya adalah komunikator, komunikator dan situasi sosial. Interaksi seorang komunikator dengan seorang komunikator dilakukan dengan memperhatikan situasi sosial, dan mengabaikannya. Jika komunikan berorientasi positif satu sama lain, maka mereka akan berusaha untuk menyesuaikan sikap mereka dengan situasi yang sedang dipertimbangkan. Pada perilaku negatif satu sama lain, sikap komunikan terhadap situasi yang sedang dipertimbangkan tidak akan sesuai.

Dalam model Westley-McLean sebagai puncak keempat sosok geometris fungsi editorial komunikasi dipertimbangkan. Mereka memperkenalkan perbedaan peran individu ke dalam model. Menekankan pentingnya umpan balik dan pertukaran informasi dengan pihak eksternal lingkungan publik. Pengenalan fungsi umpan balik membuat model melingkar.

PADA komunikasi melingkar berbeda dengan orang linier secara simultan dan terus-menerus bertindak baik sebagai sumber maupun sebagai penerima informasi. Di sini model linier ditransformasikan menjadi model kontinu. proses komunikasi. Komunikatif Jerman G. Malecke adalah orang pertama yang memperkenalkan model komunikasi melingkar. Dalam komponen komunikasi tradisional (komunikator, pesan, penerima, media), di bawah media ia berarti saluran komunikasi dan pembawa informasi. G. Malecke memperkenalkan konsep "citra komunikator" dan "citra penerima". Di bidang umpan balik, mempertimbangkan tekanan pada komunikator dari isi pesan dan media, dan media - pada penerima. Dari sudut pandang penerima, ia membedakan empat tingkat analisis: struktural, lingkungan sosial, milik penonton dan citra diri. Untuk komunikator, ia juga mempertimbangkan sifat pengaruh konteks media dan analisis kegiatan tim komunikator.

Model sirkulasi lain, yaitu sistem dua tingkat lingkaran diusulkan oleh Elisabeth Anders, Lorin Staats dan Robert Bostrom. Pada tingkat pertama (lingkaran), insentif dibuat untuk pertukaran dalam mode "pesan-respons" antara pengirim dan penerima di tingkat kedua sistem.

Dalam praktiknya, penularan sering terjadi media massa dari komunikator ke penerima dilakukan tidak secara langsung kepada semua konsumen informasi. Pertama-tama, karena memiliki sejumlah kualitas, para pemimpin menerima dan memahami informasi lebih awal daripada massa. Pada tahap selanjutnya, para pemimpin sendiri mulai aktif menyebarluaskan informasi yang diterima di kalangan publiknya. Karena mayoritas lingkungan mempertimbangkan pendapat mereka, mediasi pemimpin dalam transfer informasi massa dari sumber (media massa) kepada penerimanya menjadi alat utama untuk membentuk opini publik.

Seperti model komunikasi dua tahap (multi-tahap) pertama kali dibuktikan pada tahun 1940 selama kampanye pemilihan di Ohio (AS), dan dikembangkan secara lebih rinci ketika mempelajari mekanisme pembentukan opini publik di Decatur (Illinois) pada tahun 1955. Sosiolog P. Lazarsfeld dan R. Merton menyarankan bahwa pesan yang dikirim ke audiens pertama-tama mencapai anggota kelompok yang paling otoritatif. Studi telah mengkonfirmasi asumsi bahwa ketika mengasimilasi isi informasi yang diterima, orang cenderung mendengarkan pertama-tama mereka yang paling berpengaruh dan kompeten untuk lingkungan mereka. Pemimpin seperti itu sering kali merupakan pemimpin informal. Sebuah penilaian tertentu yang ditawarkan kepada penonton oleh media diberikan dalam tindakan tertentu paling sering melalui mekanisme komunikasi interpersonal. Dan pengaruh terbesar pemimpin membuat keputusan. Mereka, pada gilirannya, juga memiliki "pemimpin opini" mereka sendiri dan berpaling kepada mereka untuk informasi yang tepat. Pemimpin opini menjadi tautan antara berbagai media dan massa. Mereka tidak hanya lebih aktif dalam penggunaan media massa, tetapi mereka menerima Partisipasi aktif dalam aktivitas Partai-partai politik dan organisasi.

Pesan dalam sistem komunikasi massa cenderung “pada kesempatan” khalayak, yaitu khalayak diberi informasi yang dibutuhkan dan dipahaminya. Jika tidak, itu tidak akan dimasukkan dalam sistem komunikasi. Beginilah cara penonton menunjukkan homogenitasnya (homogenitas), dan informasi awal berinteraksi dengan seluruh massa orang dan dengan masing-masing individu. Homogenitas masyarakat sebagai anggota massa diwujudkan melalui perilaku masyarakat. Pada saat yang sama, orang adalah bagian dari berbagai strata, strata, kelompok, lembaga masyarakat, yaitu mereka merupakan komunitas yang heterogen dalam struktur. Namun, "rakyat, yang menjadi anggota massa, mulai berperilaku secara independen dari peran yang ditentukan oleh" mereka posisi sosial". ... Audiens komunikasi massa dengan demikian sangat pendidikan tertentu yang tidak sesuai dengan kelompok sosial, dengan komunitas manusia yang direproduksi secara stabil dalam batas-batas satu atau lain struktur sosial.

Antara model volumetrik mendapatkan beberapa popularitas model mosaik L. Baker, terdiri dari kubus-kubus kecil, empat wajah yang sesuai dengan sumber, penerima, pesan dan saluran komunikasi. Semua kubus dari sistem volumetrik bersentuhan dengan empat wajah.

Model lain dari komunikasi volumetrik diwakili oleh model spiral Frank Denis. Di dalamnya, siklus komunikasi tidak tertutup, komunikasi bergerak maju, mengulangi tahap perkembangan masa lalu di tingkat yang baru.

Salah satu varietas model volumetrik adalah model menyebar E.Rogers. Menurut penulis model tersebut, dalam sistem komunikasi massa tidak perlu mempengaruhi semua orang sekaligus. Penting pertama-tama untuk meyakinkan lima persen kritis. Ketika gagasan yang dipropagandakan menguasai pikiran seperlima populasi, maka ia "menyebar" dirinya sendiri ke semua tingkat struktur sosial yang banyak dan tidak mungkin lagi menghentikannya. Setiap ide baru melewati enam tahap: perhatian, minat, evaluasi, penerimaan, konfirmasi. E. Rogers membagi penerima menurut tingkat kerentanan terhadap inovasi menjadi lima jenis: inovator; penerima awal; mayoritas awal; mayoritas terlambat; penerima terlambat. Inovator, bisa langsung "mengambil" ide baru, make up 2,5%. Kebanyakan pemimpin opini terbentuk dari antara tuan rumah awal , merupakan 13,5% dari populasi. Kategori orang ini dikonsultasikan ketika membuat keputusan apa pun. Mayoritas awal , yang mencakup 34% populasi, menerima ide-ide baru sedikit lebih awal daripada rata-rata warga negara menerimanya. Hanya setelah rata-rata warga negara mengakui ide baru, 34% dari skeptis merupakan mayoritas terlambat, akan menerima dia. Akhirnya, 16% dari populasi (penerima terlambat) curiga terhadap ide-ide baru.

Homogenitas khalayak menjadi dasar terbentuknya komunikasi massa dan model komunikasi homogen . Model homogen dibangun sesuai dengan individualisme klasik. Media massa memberikan informasi tertentu kepada khalayak, yang dibentuk dalam bentuk paket-paket tertentu. Selanjutnya, dalam sistem komunikasi intrapersonal dan interpersonal, premis ini diterima atau ditolak. Diskresi dalam model homogen berarti adanya struktur atom, dalam bentuk komponen (individu), yang, bagaimanapun, tidak melanggar homogenitas massa dalam hal mengekspresikan pendapat seseorang tentang sesuatu.

Model atomisme sosial dalam sistem komunikasi massa yang dikembangkan oleh penulis didasarkan pada prinsip-prinsip integritas dan kelengkapan konstruktif dari unsur-unsur yang termasuk dalam sistem komunikatif. Setiap interaksi yang stabil antara kelompok sosial atau struktur formal dapat direpresentasikan sebagai model atomisme sosial, jika komunikator di dalamnya adalah bentuk yang cukup terstruktur dan independen.

K. Barnlund menganggap model komunikasi transaksional pada tingkat kepribadian. Menurutnya, proses komunikasi menempatkan baik evolusi makna pesan maupun penurunan derajat ketidakpastian. Sebagai bagian penyusun model menonjol kepribadian, pesan, proses encoding-decoding dan empat jenis sinyal: tingkat publik, tingkat pribadi, verbal dan non verbal. Sinyal-sinyal tingkat sosial adalah pengaruh kepribadian terhadap faktor-faktor lingkungan sosial sekitarnya, sinyal-sinyal pribadi mencirikan interaksi individu dengan orang lain. Sinyal perilaku mencerminkan reaksi verbal dan non-verbal berhasil mengungkapkan tahap akhir komunikasi - transisi komunikasi ke tahap intrapersonal.

Semiotik model komunikasi menerapkan fungsi komunikasi informasional, ekspresif dan pragmatis. Fungsi informasi mencerminkan kemampuan untuk mengkomunikasikan informasi tentang objek, fenomena, tindakan dan proses. Fungsi ekspresif mengungkapkan informasi semantik dan evaluatif tentang realitas realitas di sekitarnya. Fungsi pragmatis bertujuan untuk mentransfer sikap komunikatif, mengandalkan respon yang memadai penerima sesuai dengan norma tutur sosial.

PADA model oleh Gustav Spett konsep makna ditanamkan dalam subjek-objektif, atau psikologis-subyektif. Makna subjek-objektif tertanam dalam kata sebagai tanda untuk ditafsirkan, dan komponen psikologis-subjektif hanya menunjukkan maksud, keinginan, gagasan komunikator. Spat demarkasi berarti dan berarti , menempatkan ke dalam makna set multi-nilai tetap dalam kamus, dan ke dalam makna sebagai satu-satunya pemahaman yang muncul dalam konteks pidato tertentu. Shpett percaya bahwa pesan adalah elemen kesadaran di mana pemahaman hidup dan bergerak. Dari sudut pandang semiotik, kata dianggap sebagai jenis tanda tertentu. Perbuatan dan perbuatan dalam model ini dianggap bukan sebagai akibat dari sebab, tetapi sebagai tanda yang tersembunyi di baliknya pengertian yang diketahui., yaitu, ketika mereka dibangun ke dalam konteks situasi yang menentukan tempat dan posisi tindakan tertentu. Kata dalam model Shpett dianggap ambigu hanya selama tidak digunakan untuk menyampaikan makna. “Teori burung hantu sebagai tanda adalah tugas ontologi formal, atau doktrin subjek, di departemen semiotika. Sebuah kata dapat berfungsi sebagai tanda lain, dan tanda apa pun dapat berfungsi sebagai kata. Persepsi sensorik apa pun dari bentuk spasial dan temporal apa pun, volume apa pun, dan durasi apa pun mungkin dianggap sebagai tanda dan, akibatnya, sebagai tanda yang bermakna, sebagai kata.

Tidak seperti tanda-tanda sosial, apa yang disebut "tanda-tanda kategori kedua" dianggap sebagai komponen dari pengalaman itu sendiri, emosi itu sendiri. “Di balik setiap kata penulis, kita sekarang mulai mendengar suaranya, menebak pikirannya; mencurigai perilakunya. Kata-kata mempertahankan semua maknanya, tetapi kami tertarik pada semacam makna intim khusus, yang memiliki bentuk intimnya sendiri.

Roman Jacobson membangun model komunikasi ucapan berupa enam fungsi bahasa. Di antara penghubung dan penerima dia menempatkan konteks, pesan, hubungi, Kode . Keenam elemen model ini ada di berbagai jenis hubungan dan hubungan dengan fungsi bahasa.

Ekspresif fungsi tersebut dikaitkan dengan komunikator dan mengungkapkan hubungannya dengan tuturan keluar. Satu dan konten yang sama dapat memiliki banyak konotasi intonasi-emosional.

Metalinguistik fungsi memiliki hubungan langsung dengan kode. Dengan bantuannya, Anda dapat mengetahui arti sebuah kata melalui deskripsi isinya, tanpa mengetahui kata itu sendiri, misalnya, dengan menunjukkan subjeknya.

kognitif fungsi berorientasi konteks dan diimplementasikan dengan merujuk langsung ke objek yang dilaporkan.

konatif fungsi mengungkapkan dampak langsung pada pihak yang menerima pesan, misalnya, menggunakan mood imperatif.

fatis fungsi mengimplementasikan tujuan mempertahankan kontak tanpa membalikkan perhatian khusus untuk konten.

puitis(retoris) fungsi dalam lagi berfokus pada bentuk daripada konten.

ahli semiotika Italia Umberto Eco , bagaimanapun, percaya bahwa tidak semua fenomena komunikatif dapat dijelaskan hanya dengan menggunakan kategori semiotik. Jika menggunakan kategori linguistik menggambarkan apa yang sebenarnya tidak ada, kemudian, menurut U. Eco, kebohongan dihasilkan. W. Eco dan Y. Lotman mencatat bahwa dalam komunikasi visual tidak mungkin untuk memilih elemen semantik yang terpisah. Komponen mereka tidak berarti apa-apa dalam diri mereka sendiri, tetapi hanya muncul dalam konteks.

Model profesor Estonia Yuri Lotman, perwakilan terkemuka dari sekolah semiotik Tartu-Moskow, menyangkal kemungkinan adanya kode yang benar-benar identik dan jumlah memori yang sama untuk pembicara dan pendengar karena ketidaksetaraannya. Kode-kode peserta komunikasi hanya memiliki banyak persimpangan. teks artistik terutama dengan jelas mengungkapkan perbedaan kode seperti itu. Jadi, ketika mengacu pada hal yang sama teks sastra pengetahuan baru muncul. Yu Lotman mempertimbangkan dua kasus peningkatan informasi dalam individu atau tim. Dalam satu kasus, itu datang sepenuhnya dari luar, dan di sisi lain, hanya sebagian tertentu dari informasi yang datang dari luar, yang berperan sebagai katalis yang menyebabkan peningkatan informasi di dalam kesadaran penerima. Misalnya, dalam cerita rakyat, informasi tidak dapat dirasakan oleh penerima hanya dalam bentuk pasif- dia adalah pengamat dan pencipta, yang mampu meningkatkan informasi. Yu. Lotman mencatat bahwa dalam

Saat ini, ada sejumlah besar model yang harus diketahui dan dapat digunakan oleh seorang spesialis dalam proses komunikasi. Tidak mungkin untuk mempertimbangkan semua model yang ada dalam pekerjaan ini dan kita harus memikirkan model dasar secara rinci.

model Lasswell

Model dibuat dan digunakan terutama untuk memberikan struktur pada diskusi komunikasi. Setiap elemen formula adalah area analisis independen dari proses komunikasi: "Siapa yang mengatakan" - studi tentang komunikator; "Apa yang dikatakan" - analisis isi pesan; "Di saluran apa" - studi tentang SMM; "Untuk" - penelitian audiens; “Dengan hasil apa” merupakan ukuran efektifitas komunikasi. Skema ini, bahkan hari ini, adalah yang paling tepat, karena jelas menghubungkan unsur-unsur satu sama lain, dan juga karena sejumlah besar studi di tahun-tahun berikutnya telah dilakukan sejalan dengan itu.

Menemukan model Lasswell yang dapat diterapkan, meskipun sangat disederhanakan, beberapa peneliti mulai mengembangkannya lebih lanjut. R. Braddock menambahkan dua elemen lagi ke dalamnya tindakan komunikatif: kondisi di mana komunikasi berlangsung dan tujuan komunikator berbicara. "Formula Lasswell" mencerminkan fitur yang menonjol model awal komunikasi - mengasumsikan bahwa komunikator selalu berusaha mempengaruhi penerima, dan oleh karena itu komunikasi harus ditafsirkan sebagai proses persuasi.

Model Shannon-Weaver

Dalam model Shannon-Weaver, komunikasi juga digambarkan sebagai proses linier satu arah. Model tersebut menggambarkan lima faktor fungsional dan satu disfungsional (kebisingan) dari proses komunikasi. Shannon memperkenalkan konsep kebisingan sebagai distorsi apapun selama perjalanan pesan melalui saluran. Tugas utama adalah pengurangan dan fasilitasi maksimum pertukaran informasi.

Elemen fungsional meliputi: sumber informasi yang menghasilkan pesan; pengirim (atau pemancar yang mengkodekan pesan menjadi sinyal; saluran yang membawa pesan); penerima (atau penerima); tujuan atau tujuan. Keuntungan dari skema ini adalah jelas bahwa pesan yang dikirim oleh sumber dan pesan yang sampai ke penerima tidak memiliki arti yang sama.

Itu. proses komunikasi dalam model ini linier, searah, tidak ada umpan balik, banyak perhatian diberikan bukan pada kualitas, tetapi pada kuantitas informasi. Ini terutama mencerminkan metode komunikasi teknis, dan seseorang dimasukkan di dalamnya hanya sebagai "sumber" atau "penerima" informasi. Berdasarkan data ini, dimungkinkan untuk mengkorelasikan model ini dengan model "kantor berita" searah.

Model penghilang

Ketidakmampuan peserta komunikasi untuk menyadari bahwa pesan yang dikirim dan diterima tidak selalu sesuai, menjadi penyebab sulitnya pertukaran komunikasi. Ini pemikiran penting, tertanam dalam model Shannon-Weaver, menarik perhatian dan dikembangkan dalam penelitian Defluer. Dia memperluas model asli ke jaringan yang lebih luas.

Model DeFluer memperhitungkan kelemahan utama dari model linier Shannon-Weaver - tidak adanya faktor umpan balik. Dia menutup rantai aliran informasi dari sumber ke target dengan garis umpan balik yang berulang sampai arah sebaliknya, termasuk transformasi nilai di bawah pengaruh "kebisingan". Umpan balik memberikan komunikator kemampuan untuk lebih menyesuaikan pesannya ke saluran komunikasi untuk meningkatkan efisiensi transfer informasi dan meningkatkan kemungkinan kecocokan antara nilai yang dikirim dan diterima. Dimasukkannya umpan balik sebagai elemen penuh dalam model proses yang tampaknya sepihak seperti televisi, penyiaran radio, dan pers tampak bermasalah pada pandangan pertama. Tetapi orang harus membedakan antara umpan balik tingkat pertama, ketika komunikator dapat menerimanya selama dampak, dan umpan balik tingkat kedua tidak langsung, yang diperoleh berdasarkan penilaian hasil dampak. Selain itu, komunikator mulai menerima umpan balik tidak hanya dari penerima, tetapi juga dari pesan itu sendiri (misalnya, dari suara dan gambar di monitor).

Model Bekas Luka Osgood

W. Schramm mendefinisikan komunikasi sebagai tindakan menjalin kontak antara pengirim dan penerima dengan bantuan pesan. Ini mengasumsikan bahwa pengirim dan penerima memiliki akal sehat, memungkinkan untuk menyandikan dan mengirim pesan yang dapat diterima dan didekripsi oleh penerima. Utamanya fitur pembeda- mendalilkan sifat melingkar dari proses komunikasi. Fitur lainnya ditentukan oleh fakta bahwa Schramm dan Osgood mengalihkan perhatian mereka ke perilaku peserta utama dalam komunikasi - pengirim dan penerima, yang menyandikan, mendekode, dan menafsirkan informasi.

Dalam salah satu modelnya, W. Schramm memperkenalkan seorang juru bahasa dan umpan balik, membuat model itu mengatur diri sendiri. Menyalakan saluran umpan balik antara sakelar dan penerima memungkinkan yang terakhir untuk mengirim pesan balasan tentang sinyal yang diterima, sambil beralih dari subjek menjadi objek komunikasi aktif pada saat itu. Dalam situasi seperti itu, tindakan berubah menjadi interaksi, dan komunikasi linier semacam itu dianggap sebagai interaksi.

Dengan demikian, model ini dapat dikorelasikan dengan "model simetris dua sisi", yang mengasumsikan interaksi aktif subjek dan objek untuk mencapai saling pengertian.

Model oleh Roman Jacobson

Roman Yakobson membangun model komunikasi wicara berupa enam fungsi bahasa. Antara komunikator dan penerima, ia menempatkan konteks, pesan, kontak, kode. Keenam elemen model tersebut dalam berbagai macam koneksi dan hubungan dengan fungsi bahasa. Fungsi ekspresif dikaitkan dengan komunikator dan mengungkapkan hubungannya dengan pidato keluar. Satu dan konten yang sama dapat memiliki banyak konotasi intonasi-emosional. Fungsi metalinguistik memiliki hubungan langsung dengan kode. Dengan bantuannya, Anda dapat mengetahui arti sebuah kata melalui deskripsi isinya, tanpa mengetahui kata itu sendiri, misalnya, dengan menunjukkan subjeknya. Fungsi kognitif berorientasi konteks dan diwujudkan dengan mengacu langsung pada objek yang dilaporkan. konatif

Setelah menganalisis fungsi yang diidentifikasi oleh Jacobson, kita dapat menyimpulkan bahwa model ini milik asimetris dua sisi, karena, misalnya, konatif fungsi mengungkapkan dampak langsung pada pihak yang menerima pesan, misalnya, menggunakan mood imperatif.

Model komunikasi Lazarsfeld

Ini adalah model "aliran komunikasi dua tahap". Sebagai hasil penelitian, ditemukan bahwa tidak ada dampak langsung pada penonton. Dampak pada audiens dimediasi oleh komunikasi interpersonal, yaitu. dari media massa, ide-ide menyebar ke "pemimpin opini", dan melalui mereka - ke seluruh audiens. Informasi yang masuk diubah sebagai hasilnya komunikasi interpersonal, isinya ditafsirkan oleh "pemimpin opini situasional" untuk mereka grup sosial. Dampak nyata dari informasi pada khalayak hanya terjadi sebagai hasil dari komunikasi dua tahap. Lazarsfeld menunjukkan bahwa media massa seperti itu tidak efektif pada tingkat orang perseorangan, mereka tidak mengubah pendapat atau sikapnya, tetapi, menembus ke dalam kelompok utama tetangga, keluarga, teman sebagai hasil dari diskusi pribadi dan kelompok, mereka mempengaruhi seseorang dan mengubah pendapatnya. Model ini terutama diucapkan dalam kaitannya dengan informasi yang berkaitan dengan "hal-hal tinggi" - seni, warisan budaya, memori sejarah dll.

Model Lazarsfeld dapat dievaluasi sebagai model simetris dua sisi, sehingga dalam hal ini pengirim membentuk informasi yang diberikan, berdasarkan kepentingan dan kebutuhan. kelompok masyarakat. Informasi yang diberikan kepada publik sesuai dengan "aturan penerima", yaitu dapat dimengerti oleh audiens.

Setiap model sebagai cara kognisi merupakan upaya untuk mencerminkan fenomena dunia nyata dalam hal teori abstrak. Pemodelan sistem komunikasi juga tunduk pada definisi atau peningkatan karakteristik objek yang menarik bagi peneliti.

Ada pendapat bahwa model komunikasi pertama dikembangkan oleh Aristoteles. Dia menganggap rantai linier "speaker - speech - audience" sebagai elemen utama dari tindakan komunikasi.

Semua model komunikasi dibagi menjadi dua kelompok - linier dan non-linier.

Tradisional untuk studi proses komunikasi adalah pertanyaan yang diajukan oleh G. Lasswell, seorang peneliti Amerika propaganda dan komunikasi massa, yang disebut model 5W paling sederhana:

1. Siapa? (sumber informasi)

2. Apa yang dia katakan? (isi komunikasi)

3. Bagaimana komunikasi berlangsung? (saluran, bahasa, kode)

4. Kepada siapa informasi tersebut dibagikan? (konsumen atau penerima)

5. Dengan efek apa? (efek yang direncanakan dan tidak direncanakan)

Model G. Lasswell, yang diterbitkan pada tahun 1948, saat ini disebut linier, "searah", behavioristik (komunikasi dipahami sebagai dampak langsung pada penerima, yang bertindak hanya sebagai objek yang bereaksi terhadap informasi yang dirasakan menurut prinsip: stimulus-respons / S-R).

Selain model Lasswell, model linier termasuk model komunikasi oleh J. Gerbner, K. Shannon, serta model oleh W. Schramm, R. O. Jacobson, M. McLuhan, N. Wiener, T. Newcomb.

Model matematika linier Claude Shannon, dibangun di atas prinsip yang sama, memperoleh ketenaran besar. Shannon mengidentifikasi tiga tingkat komunikasi: teknis, semantik, dan efisiensi. Masalah teknis berkaitan dengan ketepatan penyampaian informasi dari pengirim ke penerima. Masalah semantik - dengan interpretasi pesan oleh penerima dibandingkan dengan nilai yang ditetapkan oleh pengirim. Masalah efisiensi mencerminkan keberhasilan yang memungkinkan untuk mengubah perilaku sehubungan dengan pesan yang dikirimkan.

Model fungsional R.O. Jacobson. Dalam model komunikasi atau peristiwa tutur, menurut Jacobson, penyampai dan penerima ikut serta, dari yang pertama ke yang kedua pesan dikirim, yang ditulis dengan menggunakan kode, konteks dalam model Jacobson dikaitkan dengan isi pesan. pesan, dengan informasi yang ditransmisikan olehnya, konsep kontak dikaitkan dengan aspek regulasi komunikasi.

Sejumlah peneliti perhatian lebih menggambar pada saluran transmisi pesan, misalnya, ahli teori komunikasi Kanada yang terkenal, Marshall McLuhan, penulis karya di bidang komunikasi massa, untuk siapa komunikasi massa modern terutama komunikasi visual. Dia berpendapat bahwa saluran transmisi sangat menentukan pesan itu sendiri. Ide-idenya berada di depan waktu mereka dalam banyak hal, dan sekarang, di era televisi global dan jaringan komputer, temukan respons terluas.

Dalam model komunikasi Profesor Wilbur Schramm, sinyal berinteraksi dengan lingkungan sosial, berubah menjadi sebuah pesan.

Schramm mendefinisikan komunikasi sebagai tindakan membangun kontak antara pengirim dan penerima melalui pesan. Ini mengasumsikan bahwa pengirim dan penerima memiliki akal sehat, memungkinkan untuk menyandikan dan mengirim pesan yang dapat diterima dan didekripsi oleh penerima. Dalam salah satu modelnya, W. Schramm memperkenalkan seorang juru bahasa dan umpan balik, membuat model itu mengatur diri sendiri. Dimasukkannya saluran umpan balik antara sakelar dan penerima memungkinkan yang terakhir untuk mengirim pesan balasan tentang sinyal yang diterima. Jika perlu, penerima informasi dapat, atas inisiatifnya sendiri, mengirim pesan. Pada saat yang sama, beralih dari subjek menjadi objek komunikasi yang aktif pada saat ini. Dalam situasi seperti itu, tindakan berubah menjadi interaksi, dan komunikasi linier semacam itu dianggap sebagai interaksi.

Dalam model sibernetik terkenal dari Norbert Wiener, informasi kontrol, yang kembali ke sumbernya, cenderung melawan penyimpangan variabel terkontrol dari variabel kontrol. Wiener mempertimbangkan untuk menstabilkan sistem tidak hanya di tingkat teknis, tetapi juga di tingkat masyarakat. Sistem sosial juga berfungsi secara optimal jika informasi yang andal dikembalikan ke inputnya melalui saluran umpan balik yang dapat menyebabkan penangkalan terhadap penyimpangan yang tidak diinginkan. Studi telah menunjukkan bahwa pesan melalui saluran umpan balik sebagian besar tunduk pada distorsi yang disengaja oleh komunikan tingkat bawah karena berbagai alasan. Akibatnya, manajer berpangkat lebih tinggi memiliki gagasan yang sangat kabur tentang dampak informasi manajemen terhadap struktur bawahan. Selain itu, beberapa informasi yang diterima melalui saluran umpan balik sengaja ditekan atau diinterpretasikan secara tidak akurat.

Kepala sekolah komunikasi Annenberg, George Gerbner, mempertimbangkan empat komponen model: peristiwa, penerima, pesan, sinyal. Bentuk-bentuk seperti akses ke saluran komunikasi, pemilihan isi pesan, kontrol media bertindak sebagai tautan langsung dan umpan balik. Model ini berhasil mencerminkan tahap awal pembuatan pesan.

Model sosio-psikologis Theodore Newcomb memperhitungkan hubungan yang dibangun antara agen komunikasi dan antara mereka dan objek pembicaraan.

Model linier memudahkan untuk memahami urutan kejadian. Namun, pada kenyataannya, komunikasi adalah multi-level yang kompleks dan tidak selalu tindakan yang konsisten dari subjek yang bertukar informasi. Informasi tidak selalu dibuat di satu tempat, dan kemudian, setelah beberapa waktu, diterima di tempat lain oleh penerima, seperti, misalnya, terjadi ketika bertukar pesan menggunakan cara teknis. Model linier dalam banyak kasus tidak mencerminkan keadaan sebenarnya dari sistem.

Komunikasi sebagai proses interaksi tentu didasarkan pada beberapa skema atau model tertentu. Kriteria untuk membagi model komunikasi menjadi linier dan nonlinier adalah caranya gambar grafis proses komunikasi - baik itu dapat dibangun menjadi urutan linier, atau tidak. Menyoroti model komunikasi, perlu, pertama-tama, menyebutkan model buku teks "5W" dari peneliti Amerika G. Lasswell.

Model komunikasi linier juga diusulkan J. Gerbner, W. Schramm, R. O. Jacobson, C. Shannon dan peneliti lainnya.

Ada juga kelompok model komunikasi kedua. Ini termasuk model komunikasi non-linier: dialog, lapangan, interaktif, dll. Filolog Rusia yang luar biasa M.M. Bakhtin mengusulkan gagasan model dialog komunikasi, yang didasarkan pada dua postulat yang diperlukan untuk memahami proses ini.

Pertama, Bakhtin menunjukkan bahwa komponen yang sangat penting dan signifikan dari setiap pernyataan adalah sapaannya, sapaan wajib kepada seseorang, yaitu. kehadiran pendengar, yang tanpanya tidak mungkin ada pembicara.

Kedua, setiap pernyataan diberkahi dengan makna hanya dalam konteks tertentu, pada waktu tertentu dan dalam tempat tertentu. Dengan kata lain, kata sebagai tanda kode itu sendiri tidak berarti apa-apa dan memperoleh makna hanya dalam teks yang dibaca oleh seseorang, dan setiap pembacaan baru menciptakan makna baru untuk kata tersebut. Setiap pembaca atau pendengar baru membuat teksnya sendiri.

Model Shannon-Weaver. Pada tahun 1949, Shannon dan Weaver melamar model matematika, menggambarkan transmisi linier pesan, di mana kami menganggap objek utama komunikasi.

Model mencakup lima elemen: sumber informasi, encoder, pesan -> saluran transmisi, decoder dan penerima, diatur dalam urutan linier (model linier).

Informasi yang ditransmisikan disebut pesan.

Pesan dari sumber ditransmisikan melalui pemancar ke saluran komunikasi, dari mana, pada gilirannya, dikirim ke penerima.

Selain istilah-istilah ini, Shannon memperkenalkan lebih banyak konsep kebisingan(kemudian ini dikaitkan dengan konsep entropi dan, sebaliknya, negentropi) dan redundansi.

Entropi (kebisingan) dalam teori komunikasi, ini terkait dengan faktor-faktor eksternal yang mendistorsi pesan, melanggar integritasnya dan kemungkinan persepsi oleh penerima.

Setiap saluran komunikasi yang bising dicirikan oleh kecepatan transfer informasi yang membatasi (disebut batas Shannon). Pada kecepatan transmisi di atas batas ini, kesalahan dalam informasi yang dikirimkan tidak dapat dihindari. Tetapi dari bawah, batas ini dapat didekati secara sewenang-wenang, memberikan probabilitas kesalahan kecil yang sewenang-wenang dengan pengkodean informasi yang sesuai untuk saluran bising apa pun.

Negentropi (entropi negatif) terkait dengan kasus-kasus di mana pesan yang tidak lengkap atau kacau tetap diterima oleh penerima karena kemampuannya untuk mengenali pesan, meskipun ada distorsi dan informasi yang hilang.

Konsep redundansi, pengulangan elemen pesan untuk mencegah kegagalan komunikasi, yaitu, pengobatan terhadap entropi, paling sering ditunjukkan dengan tepat pada contoh alami bahasa manusia. Diyakini bahwa semua bahasa sekitar setengah berlebihan: Anda dapat menghapus setengah kata dari teks atau menghapus setengah kata dalam pidato radio, dan masih dapat memahaminya. Contoh juga dapat dianggap sebagai telegram, ketika setengah dari kata dihilangkan, tetapi teksnya tetap dapat dimengerti.

Tentu saja, ada batas kebisingan yang dapat diterima, di luar itu kemungkinan pemahaman sangat berkurang. Secara khusus, sulit untuk memahami dalam kondisi bising pesan menggunakan kode yang tidak dikenal.

Model M. de Fleur. Seringkali, ketidakmampuan peserta komunikasi untuk menyadari bahwa pesan yang dikirim dan diterima tidak selalu cocok menjadi penyebab banyak kesulitan komunikasi. Ide ini, sudah tertanam dalam model Shannon-Weaver, menarik perhatian dan diterima pengembangan lebih lanjut dalam studi M. de Fleur, yang secara signifikan memodifikasi model komunikasi linier.

Secara khusus, ia mencatat bahwa dalam proses komunikatif, ide awal (“makna”) diubah menjadi “pesan”, yang kemudian diterjemahkan oleh pengirim menjadi “informasi” yang dikirim melalui saluran ke penerima. Penerima menerjemahkan "informasi" menjadi "pesan", yang pada gilirannya diubah di tempat tujuan menjadi ide ("makna"). Jika ada kecocokan antara "nilai" pertama dan kedua, mis. ide yang muncul di benak pengirim sesuai dengan ide yang muncul di benak penerima, maka komunikasi telah terjadi. Namun, menurut de Fleur, pertandingan yang lengkap sangat jarang terjadi.

Model de Fleur memperhitungkan kelemahan utama model linier Shannon-Weaver - tidak adanya umpan balik. Ini menutup rantai arus informasi dari sumber ke penerima dengan loop umpan balik yang berulang sepanjang jalan ke arah yang berlawanan, termasuk transformasi nilai di bawah pengaruh "kebisingan". Umpan balik memberi komunikator kesempatan untuk lebih menyesuaikan pesannya dengan saluran komunikasi untuk meningkatkan efisiensi komunikasi dan meningkatkan kredibilitas; korespondensi antara nilai yang dikirim dan diterima.

Dimasukkannya umpan balik sebagai elemen penuh dalam model proses yang tampaknya sepihak seperti penyebaran informasi melalui media - televisi, siaran radio, pers, pada pandangan pertama, tampaknya bermasalah. Namun, orang harus membedakan antara umpan balik tingkat pertama, ketika komunikator dapat menerimanya dalam perjalanan dampak langsung, dan hubungan tidak langsung tingkat kedua yang timbul atas dasar penilaian hasil dampak. Tidak adanya umpan balik yang mendasar hanya dapat dicatat dalam kasus luar biasa, misalnya, saat mengirim probe dengan informasi ke luar angkasa "menuju" peradaban luar angkasa.

Model komunikasi dua tahap dikembangkan oleh P. Lasersfeld, B. Berelson dan G. Godet dalam studi komunikasi massa. Mereka menarik perhatian pada satu pola yang sangat menarik: dampak informasi yang ditransmisikan kepada masyarakat melalui media tidak melemah setelah beberapa saat, tetapi, sebaliknya, meningkat. Studi telah menunjukkan bahwa informasi yang diberikan oleh pers, radio dan televisi diasimilasi oleh khalayak massa tidak secara langsung dan tidak segera, tetapi setelah beberapa waktu dan di bawah pengaruh "pemimpin opini". Fenomena yang ditemukan sangat memudahkan aktivitas media massa dan sekaligus meningkatkan efektivitasnya.

Jadi, alih-alih model "injeksi" informasi satu tahap, yang diakui secara metodologis tidak cukup untuk menjelaskan proses komunikasi massa, model aliran dua tahap dikembangkan. Menurut model ini, informasi yang disebarluaskan oleh media massa tidak sampai kepada khalayak sasaran secara langsung, melainkan melalui dua tahap. Pada tahap pertama, informasi yang ditransmisikan mencapai kategori khusus yang berpengaruh dan orang yang aktif- "pemimpin opini" - melalui saluran komunikasi formal - media massa. Pada langkah kedua, para pemimpin ini mengomunikasikan pesan lebih jauh melalui kontak langsung dengan anggota kelompok Anda, mis. dalam komunikasi antarpribadi.

Praktik menunjukkan bahwa bahkan dalam kasus ketika informasi datang langsung ke anggota biasa kelompok, mereka, sebagai suatu peraturan, meminta klarifikasi, pendapat, penilaian, dll. Anda juga dapat berbicara tentang peran pemimpin sebagai semacam "penyaring" dalam proses komunikasi.

model difus oleh E. Rogers. Menurut penulis model tersebut, dalam sistem komunikasi massa tidak perlu mempengaruhi semua orang sekaligus. Penting, pertama-tama, untuk meyakinkan lima persen kritis. Ketika gagasan yang dipropagandakan menguasai pikiran seperlima populasi, maka ia "menyebar" dirinya sendiri ke semua tingkat struktur sosial yang banyak dan tidak mungkin lagi menghentikannya. Setiap ide baru melewati enam tahap: perhatian, minat, evaluasi, penerimaan, konfirmasi. E. Rogers membagi penerima menurut tingkat kerentanan terhadap inovasi menjadi lima jenis: inovator; penerima awal; mayoritas awal; mayoritas terlambat; penerima terlambat. Inovator yang mampu "memahami" ide-ide baru segera mencapai 2,5%. Mayoritas influencer terbentuk dari kalangan pengadopsi awal, yang merupakan 13,5% dari populasi. Kategori orang ini dikonsultasikan ketika membuat keputusan apa pun. Mayoritas awal, yang mencakup 34% populasi, menerima ide-ide baru sedikit lebih awal daripada rata-rata warga negara. Hanya setelah rata-rata warga negara menerima ide baru, 34% dari mayoritas skeptis akhir akan menerimanya. Akhirnya, 16% dari populasi (pengadopsi terlambat) curiga terhadap ide-ide baru.

20 level komunikasi

komunikasi intrapersonal. Ini adalah komunikasi yang terjadi dalam diri individu itu sendiri. Begitulah cara individu berbicara kepada dirinya sendiri. Dia adalah pengirim dan penerima informasi, pikiran dan perasaannya terbungkus dalam pesan, dan otak bertindak sebagai saluran untuk memproses pikiran dan perasaan ini. Umpan balik adalah sesuatu yang menambah atau menolak informasi.

Komunikasi interpersonal. Komunikasi dengan orang lain disebut interpersonal. Ini adalah jenis komunikasi yang paling umum. PADA komunikasi interpersonal kita bertindak baik sebagai penerima maupun sebagai pengirim informasi. Pesan adalah informasi yang diberikan, saluran transmisinya biasanya berupa tampilan atau suara, dan umpan balik adalah tanggapan dari setiap peserta komunikasi. Wawancara sering dipandang sebagai jenis komunikasi interpersonal.

Komunikasi dalam kelompok kecil . Dalam kelompok kecil, setiap individu memiliki kesempatan yang sama berpartisipasi dalam diskusi, dapat dengan mudah didengar dan berinteraksi dengan orang lain. Interaksi menjadi lebih rumit jika kelompok melebihi ukuran 10-12 orang. Kelompok kecil terdiri dari beberapa individu yang mengirim dan menerima informasi. Dalam hal ini, ada kemungkinan besar kesalahpahaman dalam kelompok. Saluran komunikasi lebih terstruktur daripada dalam komunikasi interpersonal, tetapi saluran umpan balik dan peluang untuk itu sama. Seringkali dalam organisasi, kelompok kecil disebut sebagai "tim". Popularitas perintah dalam organisasi tidak berarti bahwa perintah itu berguna dalam setiap situasi. Tidak semua anggota selalu bekerja dengan baik dalam tim, beberapa mungkin berfungsi lebih baik sendiri.

Komunikasi publik. Dalam komunikasi publik, pembicara (sumber informasi) menyampaikan pesan kepada khalayak (penerima informasi). Komunikasi publik terjadi ketika sebuah kelompok terlalu besar bagi semua anggotanya untuk berpartisipasi secara efektif dalam pekerjaannya. Salurannya sama dengan komunikasi antarpribadi atau komunikasi dalam kelompok kecil (penglihatan dan suara), namun dimungkinkan untuk menggunakan sarana teknis, khususnya sarana dampak visual pada penonton (diagram, proyektor overhead, dll.). Namun, opsi umpan balik terbatas. Sebagian besar formasi di mana tautan komunikatif publik beroperasi adalah formal, sehingga audiens biasanya tidak menafsirkan pembicara. Namun, audiens dalam satu atau lain bentuk mengekspresikan sikap terhadap pembicara. Komunikasi publik biasanya tidak teratur. Jenis komunikasi ini dapat terjadi pada pertemuan, upacara, konferensi pers.

Komunikasi operasional internal. Ini adalah komunikasi terstruktur dalam suatu organisasi yang secara langsung diarahkan untuk mencapai tujuan organisasi. Struktur menyiratkan bahwa komunikasi adalah bagian dari kegiatan organisasi. Sasaran kinerja suatu organisasi diselaraskan dengan aktivitas langsung, misalnya, manufaktur atau terkait dengan sektor jasa. Contoh komunikasi tersebut adalah komunikasi antar departemen perusahaan, laporan departemen penjualan atau catatan persediaan yang menyampaikan informasi tentang kebutuhan departemen. perencanaan operasional produksi.

Komunikasi Operasional Eksternal. Komunikasi ini berkaitan dengan pencapaian tujuan organisasi atau kegiatan antar organisasi. Itu dilakukan antara organisasi dan entitas yang ada di luarnya. Ini juga berlaku untuk hubungan dengan pemerintah, negara bagian, badan-badan regional dan publik. Karena keberhasilan setiap organisasi tergantung pada lingkungan luar, jenis komunikasi ini penting untuk kelangsungan operasi organisasi.

komunikasi pribadi. Tidak semua komunikasi dalam suatu organisasi didasarkan pada penugasan. Komunikasi pribadi didefinisikan sebagai pertukaran informasi biasa antara orang-orang ketika mereka bertemu. Orang-orang merasakan kebutuhan yang konstan untuk komunikasi. Meskipun komunikasi pribadi tidak secara langsung menjadi bagian dari tujuan organisasi, namun tetap penting.

Perlu ditekankan pentingnya persepsi sebagai momen penentu dalam efektivitas komunikasi.

21. Teori komunikasi massa: esensi, fungsi.

Komunikasi massa adalah proses penyebaran informasi (pengetahuan, nilai-nilai spiritual, norma moral dan hukum, dll.) dengan menggunakan sarana teknis (pers, radio, televisi, dll.) kepada khalayak yang jumlahnya banyak dan tersebar.

Media massa (MSK) adalah saluran dan pemancar khusus, berkat pesan informasi yang disebarluaskan ke wilayah yang luas.

Sistem SMM modern dibagi menjadi tiga jenis: media massa (media); telekomunikasi; informatika. Media massa adalah kompleks organisasi dan teknis yang memungkinkan transmisi cepat, replikasi massal volume besar informasi verbal, figuratif dan musik. Struktur media adalah sebagai berikut: pers (surat kabar, majalah, intisari, mingguan, dll); media audiovisual (radio, televisi, film dokumenter, teleteks, dll.); layanan informasi(agen telegraf, biro periklanan, agensi PR, klub dan asosiasi jurnalistik profesional).

Kondisi umum Fungsi komunikasi massa adalah: khalayak massa yang membutuhkan pemikiran yang matang orientasi nilai; ketersediaan sarana teknis untuk menjamin keteraturan dan replikasi informasi; keserbagunaan dan pilihan alat komunikasi memberikan variabilitas dan, pada saat yang sama, normativitas komunikasi massa; signifikansi sosial informasi, yang memberikan kontribusi untuk meningkatkan motivasi komunikasi massa.

Komunikasi massa memiliki sifat khas tersendiri dan berbeda dengan komunikasi interpersonal.

Keunikan proses komunikasi dalam SMM adalah diakronisitasnya (pesan disimpan dalam waktu); diatopik ( pesan informasi menempuh jarak yang sangat jauh). perkalian (pesan diulang beberapa kali dengan konten yang relatif tidak berubah), dll.

Pendekatan yang berbeda untuk memahami struktur komunikasi massa dan fungsinya tercermin dalam model - skema umum yang mewakili dalam bentuk deskriptif komponen utama komunikasi massa dan hubungannya. Dengan segala keragamannya, masing-masing mengandung komponen wajib yang dihadirkan dalam model tindak komunikatif yang dikembangkan oleh G. Lasswell: komunikator (siapa yang melaporkan?), informasi massa (apa yang diberitakan), media transmisi (melalui saluran mana? dilaporkan), khalayak massa (kepada siapa dilaporkan), reaksi khalayak (dengan efek apa).

Ada beberapa pendekatan untuk menyoroti fungsi komunikasi massa. Jadi, G. Lasswell memilih: informasional (ulasan tentang dunia sekitar); korelasi dengan struktur sosial masyarakat (dampak pada masyarakat dan pengetahuannya melalui umpan balik); kognitif-kulturologis (transfer warisan budaya).

Pada tahun 1960 penjelajah Amerika K. Wright mengungkapkan satu lagi fungsi komunikasi massa - menghibur. Seorang spesialis komunikasi massa di Universitas Amsterdam McQuail mencakup fungsi lain - memobilisasi, mengacu pada tugas-tugas khusus yang dilakukan komunikasi massa selama berbagai kampanye (misalnya, kampanye politik).

Dalam psikolinguistik domestik, ada empat fungsi khas komunikasi radio dan televisi: informasional, regulasi, kontrol sosial, sosialisasi kepribadian.

L.Ya.Zemlyanova mengidentifikasi tiga fungsi komunikasi massa dalam masyarakat: 1) kontrol atas lingkungan dan peringatan masyarakat tentang bahaya kehancurannya; 2) hubungan unsur masyarakat dan lingkungan; 3) pelestarian dan transfer warisan sosial.

Model komunikasi

diagram yang mewakili proses komunikasi.

Perlu ditekankan bahwa analisis komunikasi interpersonal dapat memungkinkan keduanya objektif metode (posisi pengamat eksternal), dan subyektif metode (posisi subjek termasuk dalam komunikasi). Dalam kasus pertama, penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan potongan skema proses komunikasi (aspek statis), dalam kasus kedua, tujuannya adalah untuk mempelajari komunikasi langsung (aspek dinamis).

Komunikasi interpersonal - saling bertukar pengalaman subjektif dari orang-orang yang berada dalam kedekatan spasial, memiliki kesempatan untuk melihat, mendengar, menyentuh satu sama lain, dan dengan mudah memberikan umpan balik.

Model Terkemuka komunikasi interpersonal mencerminkan perbedaan ini dalam kepentingan penelitian.

model linier(Gbr. 1.1) menggambarkan komunikasi sebagai tindakan di mana pengirim mengkodekan ide dan perasaan ke dalam jenis pesan tertentu dan kemudian mengirimkannya ke penerima menggunakan beberapa saluran (ucapan, pesan tertulis, dll.). Jika pesan telah mencapai penerima, setelah mengatasi berbeda jenis“noise”, atau gangguan, maka komunikasi dianggap berhasil. Model ini menarik perhatian pada sejumlah poin penting dalam proses komunikasi - khususnya, bagaimana saluran yang berbeda dapat mempengaruhi cara penerima menanggapi pesan. Misalnya, apakah ungkapan "Aku mencintaimu" akan sama-sama dirasakan jika Anda mengucapkannya selama pertemuan pribadi? Melalui telepon? Di disko sambil menari? Kirim lewat telegraf? Model linier juga menunjukkan bagaimana "noise", interferensi dari berbagai jenis dapat mendistorsi pesan.

Beras. 1.1. Linier model komunikasi

Ada dua jenis komunikasi pemblokiran "kebisingan": fisik dan psikologis. Dalam kasus pertama kita sedang berbicara tentang gangguan fisik - misalnya, ruangan yang bising dan dipenuhi asap rokok di mana sulit untuk berkonsentrasi, kelelahan dengan cepat muncul. Contoh gangguan tipe kedua dapat berupa gairah emosional yang kuat atau harga diri yang sangat rendah, yang tidak memungkinkan seseorang untuk cukup akurat saat menerima pesan yang dikirimkan kepadanya.

Model linier memungkinkan kita untuk mempertimbangkan komunikasi sebagai proses searah - dari pengirim ke penerima. Namun jalan yang sama pesan lebih khas untuk komunikasi tertulis, media, atau untuk komunikasi di mana pasangan dianggap sebagai objek pengaruh. Dengan demikian, kita dapat menyimpulkan bahwa model linier hanya mencakup sebagian fitur dari proses komunikasi interpersonal.

model interaktif(Gbr. 1.2) sebagai elemen wajib dari proses komunikatif memperkenalkan umpan balik, dengan jelas menunjukkan sifat komunikasi melingkar: pengirim dan penerima pesan secara berurutan mengubah tempat.

Beras. 1.2. model interaktif

Jika dua model pertama menggambarkan komunikasi sebagai serangkaian tindakan diskrit yang memiliki awal dan akhir, di mana pengirim pada dasarnya menentukan tindakan penerima, maka model transaksi(Gambar 1.3) menggambarkan komunikasi sebagai proses pengiriman dan penerimaan pesan secara simultan oleh komunikator. Pada saat tertentu, kita dapat menerima dan memecahkan kode pesan orang lain, menanggapi perilakunya, dan pada saat yang sama, orang lain menerima pesan kita dan menanggapinya. Model ini memungkinkan untuk melihat bahwa sulit untuk memisahkan tindakan komunikasi yang terpisah dari peristiwa yang mendahului dan mengikutinya. Dengan demikian, komunikasi adalah suatu proses di mana orang-orang membentuk hubungan dengan berinteraksi satu sama lain.